BAB II LANDASAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan referensi yang terkait dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Karena penelitian ini merupakan penelitian mengenai analisis kesalahan, maka pengertian, batasan dan metode analisis kesalahan dibahas terlebih dahulu. Pembahasan selanjutnya mengenai keigo yang menjadi objek penelitian. A. Pengertian Analisis Kesalahan (Anakes) 1. Pengertian Tarigan (1995:141) menyatakan bahwa kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Lebih lanjut lagi Tarigan mengungkapkan bahwa kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Dengan kata lain, analisis kesalahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencari solusi dalam masalah pengajaran yang dianggap sulit dengan menelaah faktor–faktor penyebabnya melalui data-data kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar. Ellis (Tarigan : 1995 : 68 ) mengemukakan analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian/ penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Dalam analisis kesalahan terdapat dua kategori kesalahan, yaitu error dan mistake. Sebagaimana yang diungkapkan Tarigan (1995; 76) bahwa yang dimaksud kesalahan
28
Embed
BAB II LANDASAN TEORITIS yang menjadi objek penelitian. A. 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_jep_0706029_chapter2x.pdf · penerapan kaidah. (Tarigan dan Tarigan, 2005:85).Menurut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan referensi yang terkait dan relevan dengan
penelitian yang dilakukan. Karena penelitian ini merupakan penelitian mengenai analisis
kesalahan, maka pengertian, batasan dan metode analisis kesalahan dibahas terlebih dahulu.
Pembahasan selanjutnya mengenai keigo yang menjadi objek penelitian.
A. Pengertian Analisis Kesalahan (Anakes)
1. Pengertian
Tarigan (1995:141) menyatakan bahwa kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat
pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Lebih lanjut lagi Tarigan mengungkapkan bahwa
kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang
dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa.
Dengan kata lain, analisis kesalahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencari
solusi dalam masalah pengajaran yang dianggap sulit dengan menelaah faktor–faktor
penyebabnya melalui data-data kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar.
Ellis (Tarigan : 1995 : 68 ) mengemukakan analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja
yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel,
pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan itu
berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian/ penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.
Dalam analisis kesalahan terdapat dua kategori kesalahan, yaitu error dan mistake.
Sebagaimana yang diungkapkan Tarigan (1995; 76) bahwa yang dimaksud kesalahan
berbahasa dalam kategori error adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor
kompetensi dan terjadi karena pembelajar belum memahami kaidah bahasa, sedangkan
mistake adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor performasi atau terjadi karena
adanya pengaruh situasi dari dalam diri pembelajar bahasa. Untuk lebih jelasnya,
perbandingan antara error dan mistake dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel perbandingan antara mistakes dan error :
Tabel perbandingan error dan mistake
Kategori/sudut pandang Error mistake Sumber Sifat Durasi Sistem linguistik Hasil Perbaikan
Kompetensi Sistematis Agak lama Belum dikuasai Penyimpangan Dibantu oleh guru : latihan , remedial
Performasi Tidak sistematis Sementara Sudah dikuasai Penyimpangan Siswa sendiri: pemusatan perhatian
Tabel 2.1
2. Batasan Analisis Kesalahan
Batasan kesalahan yang harus dikoreksi menurut Hendrickson dalam Tarigan (1988:194)
adalah:
a. Kesalahan global, yaitu kesalahan-kesalahan yang mengganggu komunikasi atau yang
mengacaukan pemahaman sesuatu pesan. Kesalahan-kesalahan ini mendapat prioritas
pertama untuk dikoreksi.
b. Kesalahan yang mengakibatkan salah faham, yang mengakibatkan timbulnya reaksi-
reaksi yang tidak menguntungkan, merupakan kesalahan kesalahanyang paling umum,
paling utama dikoreksi.
c. Kesalahan yang sering terjadi, yang mempunyai frekuensi yang tinggi punharus diberi
prioritas utama untuk diperbaiki atau dikoreksi.
3. Jenis dan Kategori Kesalahan
Adapun secara garis besar, kesalahan dapat dibedakan menjadi dua seperti di bawah ini.
Tarigan (1988:171) mengungkapkan bahwa terdapat kategori-kategori kesalahan dengan
pembedaan utama antara lain:
a. Kesalahan antarbahasa (interlanguage errors), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh
interferensi bahasa ibu sang siswa terhadap bahasa asing yang dipelajari.
b. Kesalahan intrabahasa (intralingual errors), yaitu kesalahan yang merefleksikan ciri-
ciri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak
sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi
penerapan kaidah. (Tarigan dan Tarigan, 2005:85).Menurut Richards (1971) dan
Fisiak (1985:174) masih dalam sumber yang sama, secara singkat “kesalahan
intarabahasa” meliputi:
1. Over generalization atau generalisasi berlebihan, yaitu menganggap suatu
aturan bahasa berlaku untuk bagian-bagian bahasa lain yang diperkirakan
sama. Para pembelajar menciptakan struktur yang menyimpang.
2. Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu
bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu. Jenis kesalahan ini
hampir sama dengan jenis kesalahan sebelumnya yang menganggap terlalu
tahu, tetapi jenis kesalahan ini bertolak dari kondisi yang tidak tahu.
3. Incomplete application of rules atau penerapan aturan-aturan secara tidak
lengkap, yaitu setengah-setengah dalam menerapkan aturan yang cukup
kompleks, artinya hilangnya unsur-unsur yang seharusnya ada pada suatu
tatanan kalimat.
4. Semantic error atau kesalahan makna, yaitu kesalahan dalam penerapan
pengertian-pengertian yang secara umum bersinonim, tapi sebenarnya dipakai
untuk konteks-konteks yang berbeda.
5. False concept of hypothesized atau salah menghipotesiskan konsep, yaitu
sejenis kesalahan yang seringkali berkaitan dangan gradasi butir-butir
pengajaran yang tidak selaras.
4. Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan
Analisis kesalahan bertujuan untuk menjelaskan serta menggambarkan sistem linguistik
bahasa siswa dan membandingkan dengan B2 yang dipelajarinya. Selain itu analisis kesalahan
juga bertujuan mencari umpan balik yang dapat digunakan sebagai titik tolak perbaikan
pengajaran bahasa yang diharapkan dapat mengurangi atau mencegah kesalahan dalam
berbahasa (Tarigan, 1995:77).
Menurut Tarigan (1990:77), tujuan analisis kesalahan bersifat aplikatif dan teoretis.
Tujuan aplikatif artinya mengurangi dan memperbaiki kesalahan berbahasa siswa,
sedangkan dari segi tujuan teoritis adalah mengharapkan pemeroleh-an bahasa siswa yang
pada gilirannya dapat memberikan pemahaman ke arah proses pemerolehan bahasa secara
umum.
Adapun manfaat analisis kesalahan berbahasa bagi pengajar menurut Tarigan (1995:96)
adalah :
1) menentukan urutan sajian;
2) menentukan penekanan-penekanan dalam penjelasan dan latihan;
3) memperbaiki pengajaran remedial;
4) memilih butir pengujian kemahiran siswa.
Keuntungan dari adanya suatu analisis kesalahan adalah :
1) Untuk mengetahui sebab-musabab atau penyebab kesalahan itu untuk memahami latar
belakang tersebut;
2) Untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat pembelajar;
3) Untuk mencegah atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang
agar para pembelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari
analisis kesalahan adalah mencari dan mendapatkan umpan balik yang dapat
digunakan untuk perbaikan pengajaran bahasa guna mencegah dan mengurangi
kesalahan yang mungkin dibuat oleh siswa, sehingga pengajaran bahasa akan efektif
dan efisien.
5. Langkah - Langkah Analisis Kesalahan
Ada banyak pandangan mengenai metode analis kesalahan. Menurut Sridhar (Tarigan
dan Tarigan, 2005:70) metode anakes adalah seperti di bawah ini.
a. Mengumpulkan data
b. Mengidentifikasi kesalahan
c. Mengklasifikasi kesalahan
d. Menjelaskan frekuensi kesalahan
e. Mengidentifikasi daerah kesukaran/kesalahan
f. Mengoreksi kesalahan
Sedangkan menurut Ellis, masih dalam sumber yang sama, anakes memiliki prosedur
seperti di bawah ini.
a. Mengumpulkan sampel kesalahan
b. Mengidentifikasi kesalahan
c. Menjelaskan kesalahan
d. Mengklasifikasi kesalahan
e. Mengevaluasi kesalahan
Dari dua pendapat tersebut, Tarigan dan Tarigan (2005:71) mengambil kesimpulan
sebagai berikut.
a. Mengumpulkan data : berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa, misalnya hasil
ulangan, karangan, atau percakapan.
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan : mengenali dan memilah-milah kesalahan
berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan
kata, penggabunagn kata, penyusunan kalimat.
c. Memperingkat kesalahan: menggambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan
memberikan contoh yang benar.
d. Memprakirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan: meramalkan
tataran bahasa yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan.
e. Mengoreksi kesalahan: memperbaiki dan bila dapat menghilangkan kesalahan melalui
penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi.
Metode di atas disebut dengan metodologi anakes ideal. Metode ini merupakan metode
penggabungan dari pendapat beberapa pakar dan telah mencakup analisis kesalahan secara
menyeluruh.
Adapun dalam koreksi kesalahan bahasa tulis, Tarigan dan Tarigan (1995:188)
mengemukakan seperti berikut.
a. Teknik koreksi langsung (direct correction techniques)
b. Teknik koreksi tidak langsung (indirect correction techniques)
Teknik koreksi langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. penggarisbawahan kata serta memberikan suatu petunjuk, seperti “pakai kala lalu” atau
“konjugasikan”;
b. mengurung kata atau frasa yang salah tempat, yang dibubuhi pula tanda panah di tempat
yang dimaksud;
c. memberi tanda silang pada kata yang terasa berlebihan atau mubazir.
d. memberikan bentuk yang tepat atau struktur yang benar dalam keseluruhannnya. (Tarigan
dan Tarigan, 1995:189)
Sedangkan teknik koreksi tidak langsung adalah:
a. yang salah-eja digarisbawahi;
b. kosakata yang tidak tepat pemakaiannya, dikurung dengan lingkaran;
c. kata-kata yang terasa kurang atau hilang, diberi tanda panah;
d. frasa atau struktur yang membingungkan, diberi tanda tanya. (Tarigan dan Tarigan,
1995:190)
Dalam mempelajari bahasa, kerap terjadi kesalahan. Begitupun dalam mempelajari bahasa
Jepang. Kesalahan dalam proses mempelajari bahasa Jepang terjadi pada setiap tataran linguistik.
Adapun objek kesalahan pun bervariasi dan terjadi pada setiap empat keterampilan bahasa, yaitu
membaca, menulis, mendengar, dan berbicara.
Dalam tataran linguistik bahasa Jepang, salah satu yang menjadi sasaran kesalahan adalah
tata bahasa atau bunpou. Bahasa Jepang memiliki tata bahasa yang banyak dan beraneka ragam.
Salah satu materi yang rawan akan kesalahan adalah mengenai keigo. Pemakaian keigo ( ragam
bahasa hormat) menjadi salah satu karakteristik bahasa Jepang. Ungkapan kebahasaan serupa
keigo tidak tampak di dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu tidak sedikit pembelajar bahasa
Jepang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia merasa sulit manakala mempelajari atau memakai
keigo. Sebelum melakukan analisis kesalahan mengenai materi ini, pemahaman terkait keigo
sangat diperlukan. Oleh karena itu, materi mengenai keigo akan dipaparkan selanjutnya.
B. Keigo
1. Pengertian
Keigo adalah ragam bahasa yang memiliki fungsi untuk menghormati lawan
bicara atau orang yang menjadi topik pembicaraan dengan mengungkapkan pembicaraan
menggunakan tuturan sopan. Secara singkat Terada Takano menyebut keigo sebagai
bahasa yang mengungkapkan rasa hormta terhadap lawan bicara atau orang ketiga
(Terada,1984:238). Seluruh bahasa dilengkapi dengan ungkapan ragam hormat termasuk
bahasa Jepang yang dipakai untuk mengungkapkan rasa hormat terhadap pendengar atau
orang yang dibicarakan (Iori, 2000).
Nomura (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004: 189) berpendapat bahwa keigo
adalah istilah ungkapan kebahasaan yang menaikkan derajat pendengar atau orang yang
menjadi pokok pembicaraan. Lalu menurut Ogawa, keigo adalah ungkapan sopan yang
dipakai pembicara atau penulis dengan mempertimbangkan pihak pendengar, pembaca,
atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Pada buku 分かって使える日本語 ( The Nagoya Ywca School Of Japanese
Language , 2004: 164) pengertian keigo sebagai berikut :
敬語はほかの人(目上の人、親しくない人など)に対して敬語を表す表現です。
“Keigo wa hoka no hito (me ue no hito, shitakunai hito nado) ni taishite keigo wo
arawasu hyougen desu”.
“Keigo adalah ungkapan hormat terhadap orang yang posisinya lebih tinggi atau orang