7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Teoritis 1. Kompetensi Kepribadian Guru a. Kompetensi Kepribadian Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Menurut Jejen Musfah (2012: 27) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan, dalam hal ini guru juga harus memiliki kemampuan tersendiri, guna mencapai harapan yang kita cita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Agar guru memiliki kemampuan, ia perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara professional dalam proses belajar mengajar. Sementara kompetensi menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat (10) dijelaskan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
22
Embed
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Teoritisrepository.uir.ac.id/526/2/bab2.pdfmelakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses ... Bedasarkan uraian di atas, maka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Teoritis
1. Kompetensi Kepribadian Guru
a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari
bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan.
Menurut Jejen Musfah (2012: 27) kompetensi adalah kumpulan
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan, dalam hal
ini guru juga harus memiliki kemampuan tersendiri, guna mencapai
harapan yang kita cita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada
umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Agar guru
memiliki kemampuan, ia perlu membina diri secara baik karena
fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan
kemampuan siswa secara professional dalam proses belajar
mengajar.
Sementara kompetensi menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen pasal 1 ayat (10) dijelaskan bahwa kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
8
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas profesinya.
Menurut Lefrancios, kompetensi merupakan kapasitas untuk
melakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama
proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan
menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan
sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu
pekerjaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu
tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. Perubahan
kompetensi tidak akan nampak apabila selanjutnya tidak ada
kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya. Dengan
demikian bias diartikan bahwa kompetensi adalah berlangsung lama
yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu
(Ramayulis, 2012: 53).
Bedasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan suatu kesatuan yang utuh yang
menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan
bagian-bagian yang dapat menempatkan dirinya sesuai dengan
kemampuan yang ada dan diujudkan dalam bentuk tindakan atau
kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b
9
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.
Menurut Sumardi, kompetensi kepribadian ialah sifat-sifat
unggul seseorang, seperti sifat ulet, tangguh, atau tabah dalam
menghadapi tantangan atau kesulitan, dan cepat bangkit apabila
mengalami kegagalan, memiliki etos kerja yang tinggi, berfikir
positif terhadap orang lain, bersikap seimbang antara mengambil
dengan memberi dalam hubungan social, dan memiliki komitmen
atau tanggung jawab. Sifat-sifat unggul seperti ini merupakan modal
utama bagi setiap insan untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya,
baik kesuksesan yang bersifat bathiniah maupun lahiriah
(Ramayulis, 2012: 53).
Kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia ( Mulyasa, 2013 : 42).
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan
dengan perilaku peribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki
niali-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang
berhubungan dengan kemampuan peribadi dengan segala
10
karakteristik yang mendukung pelaksanaan tugas guru (Buchari
Alma, 2010: 136).
Sebagai seorang pendidik harus memiliki kecakapan dalam
menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan mempunyai kepribadian
yang baik. Guru yang mempunyai kepribadian yang baik tentu akan
dapat menanamkan kepribadian yang baik pula pada peserta didik
dan dapat membimbingnya kearah pertumbuhan nilai dan moral.
Dengan demikian bila seorang guru melakukan sikap dan
perbuatan yang baik, sering dikatakan bahwa guru memiliki
kepribadian yang baik, atau berakhlak mulia. Sebaliknya guru
tersebut melakukan sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut
pandangan masyarakat maupun siswanya maka dikatakan bahwa
guru tersebut tidak memiliki kepribadian yang baik. Dengan kata
lain, baik tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh
kepribadiannya.
b. Kompetensi Kepribadian Guru
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi menurut Mulyasa (2014: 30) dapat di
artikan sebagai berikut:
11
1) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
esensial:
a) Bertindak sesuai dengan norma hukum.
b) Bertindak sesuai dengan sosial.
c) Bangga sebagai guru.
d) Memiliki konsisten dalam bertindak sesuai dengan
norma.
2) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
a) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik.
b) Memiliki etos kerja sebagai guru.
3) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:
a) Menampilkan tindakan yang disarankan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat.
b) Menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan
bertindak.
4) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:
a) Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik.
b) Memiliki perilaku yang disegani.
5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial:
12
a) Bertindak sesuai dengan norma relegious (iman, takwa,
jujur, ikhlas, suka menolong).
b) Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.