7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Communication yang berarti sama, maksudnya adalah suatu komunikasi dapat terjadi apabila dalam prosesnya terdapat kesamaan makna terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam komunikasi terjadi pertukaran arti dan makna tertentu. Maka komunikasi dapat disimpulkan sebagai sebuah proses pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu. a. Pengirim Pesan/Komunikator Pengirim pesan atau seorang komunikatoradalah mereka yang ingin menyampaikan ide gagasan kepada orang lain atau mencari sebuah informasi, atau dalam mengungkapkan pikiran atau emosi. Hadiono Afdjani dalam Ilmu Komunikasi Proses dan Strategi menjelaskan tentang elemen-elemen yang terjadi pada proses komunikasi, dan memaparkan bahwa dalam unsur komunikator sendiri dibagi dalam dua tipe utama, yaitu: 1. Komunikator dengan Citra Diri Sendiri Dalam hal ini komuikator lebih mengutamakan kepantingan dirinya semdiri. Kesuksesan dalam komunikasi ini dilihat dari kesuksesan komunikator dalam mencapai target sasaran secara kuantitatif. 2. Komunikator dengan Citra Khalayak Dalam komunikator dengan khalayak seorang komunikator yang mencoba memahami kebutuhan dari audience. Komunikator tipe ini terbagi dalam: 1) Paternalisme (Paternalism), dimana dalam tipe ini hubungan antara komunikator dengan audience seperti hubungan antara ayah dengan anak dimana komunikator menganggap bahwa fungsi mereka adalah untuk mendidik dan memberikan informasi kepada audience.
19
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - UKSW · 2018. 4. 30. · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Communication
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Communication yang
berarti sama, maksudnya adalah suatu komunikasi dapat terjadi apabila dalam
prosesnya terdapat kesamaan makna terhadap pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan. Dalam komunikasi terjadi pertukaran arti dan
makna tertentu. Maka komunikasi dapat disimpulkan sebagai sebuah proses
pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu.
a. Pengirim Pesan/Komunikator
Pengirim pesan atau seorang komunikatoradalah mereka yang ingin
menyampaikan ide gagasan kepada orang lain atau mencari sebuah informasi, atau
dalam mengungkapkan pikiran atau emosi.
Hadiono Afdjani dalam Ilmu Komunikasi Proses dan Strategi menjelaskan
tentang elemen-elemen yang terjadi pada proses komunikasi, dan memaparkan
bahwa dalam unsur komunikator sendiri dibagi dalam dua tipe utama, yaitu:
1. Komunikator dengan Citra Diri Sendiri
Dalam hal ini komuikator lebih mengutamakan kepantingan dirinya
semdiri. Kesuksesan dalam komunikasi ini dilihat dari kesuksesan komunikator
dalam mencapai target sasaran secara kuantitatif.
2. Komunikator dengan Citra Khalayak
Dalam komunikator dengan khalayak seorang komunikator yang mencoba
memahami kebutuhan dari audience.
Komunikator tipe ini terbagi dalam:
1) Paternalisme (Paternalism), dimana dalam tipe ini hubungan antara
komunikator dengan audience seperti hubungan antara ayah dengan anak
dimana komunikator menganggap bahwa fungsi mereka adalah untuk
mendidik dan memberikan informasi kepada audience.
8
2) Spesialisasi (Specialization), dimana kebutuhan dan kepentingan diri
komunikator di ketahui oleh khalayak, karena pada tipe ini komunikator
juga sebagai bagian dari khalayak.
3) Profesialisasi (Profesionalization), komunikator beranggapan bahwa
dirinya sangat berkompeten dalam memutuskan isi dari suatu media dan
mengetahui tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh khalayak.
Seperti: seorang editor, dosen, dan lain sebagainya.
4) Ritualisme (Ritualism), mereka menjadikan komunikasi sebagai alat
untuk membangun atau memperkuat kebersamaan antara khalayak.
Seperti: informasi pelaksanaan kerja bakti lingkungan, ceramah
keagamaan.
2.1.2 Pesan
Komunikasi yang efektif adalah apabila pesan diberikan oleh komunikator
dapat dipahami serta mampu untuk mendorong tindakan baru atau pemikiran
baru dari penerima pesan. Pesan dapat berupa verbal (pesan yang berupa kata-
kata) atau Non Verbal (pesan yang dapat berupa isyarat, gerakan tubuh, ekspresi
Saluran komunikasi dapat berupa tatap muka atau melalui media tertentu.
2.1.4 Penerima Pesan/Komunikan/Receiver
Tugas dari seorang penerima pesan adalah menerima, menafsirkan,
menggunakan, memahami, dan memberi tanggapan terhadap pesan yang
diberikan oleh pengirim/komunikator.
1 Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasisuatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya p.353
9
2.1.5 Umpan Balik (Feedback)
Melalui umpan balik ini sang pengirim pesan drrapat mengetahui apakah
tujuan dari pesan kita tersampaikan atau tidak.
Afdjani juga memberikan beberapa jenis-jenis Feedback:
1) Feedback Positif – Feedback Negatif
Feedback positif adalah isyarat yang ditunjukan oleh komunikan yang
menandakan bahwa dirinya mengerti tentang pesan apa yang
diberikan oleh seorang komunikator. Sedangkan Feedback Negatif
adalah keadaan tidak setuju atau tidak menyukai pesan yang diberikan
oleh komunikator kepada komunikan.
2) Feedback Netral – Feedback Zero
Kedua Feedback ini sangat sulit untuk dinilai atau bahkan dimengerti
apakah komunikan paham dengan pesan yang diberikan oleh
komunikator atau tidak. Karena pada Feedback Netral sikap yang
ditunjukkan komunikan tidak jelas, seperti diam. Diam tidak
menunjukkan bahwa seorang komunikan mengerti atau bahkan tidak
mengerti tentang pesan yang disampaikan komunikator. Tidak
berbeda jauh dengan Feedback Netral, Feedback Zero juga sulit untuk
diartikan oleh seorang komunikator. Semisal, seorang komunikan
tiba-tiba saja tertawa padahal pesan yang disampaikan komunikator
tidak ada unsur lelucon.
3) Feedback Internal – Feedback Eksternal
Feedback ini dilihat menunjukkan sumber dari isyarat yang menjadi
Feedback. Apabila isyarat tersebut berasal dari diri komunikator
seperti ketika sedang menyampaikan pesan kemudian teringat akan
sesuatu dan meralat pesan tersebut maka Feedback yang dimunculkan
berasal dari internal sedangkan jika Feedback tersebut berasal dari diri
komunikan seperti memberikan ekspresi wajah atau gerak-gerik
tertentu maka Feedback tersebut adalah Feedback eksternal.
10
4) Feedback Verbal – Feedback Non Verbal
Feedback ini menunjukan pada bentuk reaksi yang ditunjukan oleh
komunikan. Apabila ketika komunikator sedang menyampaikan pesan
kemudian seorang komunikan memotong pembicaraan tersebut
(interupsi), atau juga melalui tulisan di kertas yang ditujukan kepada
komunikator untuk mengatakan sesuatu, maka Feedback tersebut
termaksud kedalam Feedback verbal. Sedangkan Feedback Non
Verbal adalah segala sesuatu yang ditunjukan bukan melalui tulisan
atau perkataan akan tetapi lebih menunjuk kepada gerak-gerik,
ekspresi wajah, cara duduk, cara menatap, senyum, isyarat tangan dan
sebagainya.
5) Feedback Langsung – Feedback Tidak Langsung
Beberapa ahli merasa tidak setuju pada feeback ini. Yang
membedakan Feedback ini adalah ketika sedang melakukan
komunikasi interpersonal maka Feedback yang akan didapat adalah
secara langsung, sedangkan ketika sedang melakukan komunikasi di
media massa maka Feedback yang akan diterima adalah tidak
langsung.
2.1.6 Gangguan
Sesuatu yang dikatakan gangguan pada komunikasi adalah ketika pesan
yang disampaikan oleh komunikator tidak sama atau berbeda dengan apa yang
diterima oleh komunikan. Beberapa macam gangguan yang ada pada komunikasi:
1) Gangguan Lingkungan
Gangguan yang berasal dari luar baik dari komunikator atau
komunikan yang dapat mengganggu proses pengiriman dan
penerimaan pesan.
11
2) Gangguan Fisik
Gangguan ini juga dapat disebut sebagai gangguan fisiologis.
Gangguan ini merupakan gangguan atau hambatan yang terdapat pada
diri komunikator atau komunikan sehingga dapat menyebabkan
gangguan pada proses pengiriman atau penerimaan pesan.
3) Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis merupakan gangguan mental pada diri
komunikator ataupun pada diri komunikan, sehingga dapat
mempengaruhi terjadinya proses komunikasi yang efektif.
Sebelum melakukan proses komunikasi sebaiknya seorang komunikator
mengetahui bagaimana pribadi yang ingin diajak berkomunikasi agar komunikan
mempunyai persepsi, pola pikir dan perasaan yang sama dengan komunikator.
Pandangan komunikasi sebagai interaksi biasanya menyertakan komunikasi
dengan proses sebab – akibat atau secara aksi – reaksi. Salah satu unsur yang
sangat melekat pada proses komunikasi adalah ketika komunikan memberikan
Feedback (umpan balik) kepada komunikator. Maka, seseorang yang
menyampaikan pesan baik secara verbal maupun non verbal, sedangkan seorang
penerima bereaksi dengan memberikan jawaban kepada pengirim pesan dan yang
nantinya juga dapat di respon kembali oleh komunikator dan begitu seterusnya.
Komunikasi terjadi tidak dengan sendiri tanpa aspek-aspek didalamnya
yang mempengaruhi. Dalam berkomunikasi melibatkan beberapa faktor, antara
lain: Aspek bersifar fisik, dimana yang termaksud adalah iklim, suhu,cuaca,
bentuk ruangan, jumlah peserta komunikasi; Aspek psikologis, seperti: sikap,
kecenderungan, prasangka dan emosi peserta komunikasi; Aspek sosial, seperti:
norma kelompok, nilai sosial dan karakteristik budaya dan yang terakhir adalah
Aspek waktu, yakni kapannya komunikasi tersebut berlangsung.
Komunikasi juga dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal.
Dimana dalam komunikasi verbal lebih banyak digunakan kata-kata daripada
isyarat. Maka dari itu sepandai-pandainya seseorang dalam menggunakan bahasa
12
isyarat tetap saja pesan yang akan disampaikan tidak dapat terlalu dimengerti
dengan jelas jika dibandingkan dengan menggunakan kata-kata. Berbeda dengan
komunikasi non verbal, komunikasi ini justru menggunakan semua gerakan,
isyarat, ekspresi wajah, dan apapun yang dapat digunakan orang-orang agar dapat
berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata2.
Dalam buku “ILMU KOMUNIKASI Teori dan Praktek” Wilbur Scramm
menyatakan bahwa suatu proses komunikasi akan berhasil apabila pesan yang di
terima dari komunikator sesuai dengan pengalaman dan pengertian komunikan.
Menurutnya bidang pengalaman merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
proses komunikasi karena apabila pengalaman komunikator sama dengan
pengalaman dari pihak komunikan maka komunikasi yang berlangsung akan
sangat lancar.
2.2 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal atau yang juga disebut sebagai Komunikasi
Antar Pribadi ini dilakukan oleh dua atau tiga orang yang mana komunikasi
sangat penting untuk mengidentifikasi diri sendiri dan dalam mengekspresikan
siapa diri kita, hal itu juga merupakan cara utama dalam membangun,
memperbaiki, mempertahankan dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Hubungan sendiri dapat menjadi makna apabila kita tau bagaimana cara
mengekspresikan perasaan, kebutuhan dan ide agar mudah dimengerti oleh orang
lain (Kurniawati, 2014: 2).
Ciri utama dari komunikasi ini berupa keintiman. Keintiman merupakan
kemampuan seseorang untuk dapat menjalin keakraban dengan orang lain dan
ditandai dengan adanya rasa percaya, saling terbuka, saling mendukung satu sama
lain. Suciati (2015) mencoba untuk memaparkan beberapa makna dari sebuah
keintiman, diantaranya adalah:
2https://books.google.co.id/books?id=V5rm2REypmgC&pg=PA36&dq=komunikasi+verbal&hl=id&sa=X&ved=oahUKEwjJwqjVjfzRAhVMwI8KHb5vDKo4FBDoAQg6MAg#vonepage&q=komunikasi%20verbal&f=false diakses pada 30 Mei 2017