-
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori adalah generalisasi yang dapat di gunakan untuk
menjelaskan
berbagai fenomena secara sistematik (Sugiyono 2005:41). Karena
itu, dalam bab
ini penulis akan menjelaskan secara sitematis fenomena yang
menjadi persoalan
penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan
oleh berbagai
ahli terkait komunikasi, strategi, komunikasi politik dan
strategi komunikasi
politik.
2.1 Komunikasi
Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbil verbal maupun non
verbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari
sumber
(komunikator), Dalam sebuah lagu, musik digubah sebagai
duplikasi irama
teks (Danesi, 2004:243). Musik dalam hal ini lirik lagu dan
gambar terjadi
pertukaran ide, gagasan antara pencipta lagu dengan audiens
sebagai penikmat
musik. Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa
video klip
agar audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi
proses
komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu dan gambar
(visual) antara
pencipta dan audiens, sebagaimana pengertian komunikasi yang
dikemukakan
oleh para ahli.
Berikut adalah beberapa definisi komunikasi menurut para
ahli,
antara lain Bernard Berelson dan Gary A. Steiner yang
mengatakan,
“komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi,
ketrampilan dan
sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar,
figure,
grafik, dan sebagainya”.
-
10
Raymond S. Ross mengatakan, “komunikasi adalah proses
menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa
agar
membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran
yang
serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Menurut pendapat Harold Laswell, ”komunikasi adalah gambaran
mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa,
dan apa
efeknya”. Sedangkan menurut Gerald R. Miller, “Komunikasi
terjadi saat satu
sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar
untuk
mempengaruhi perilaku mereka”.
Berdasarkan pemahaman yang ada, maka dengan kata lain,
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang
lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,
baik secara
lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
2.2 Strategi
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan
oleh penentuan strategi. Namun sebelum melihat ke arah yang
lebih jauh, ada
baiknya kita mengerti apa sebenarnya strategi itu.
Menurut Onong Uchjana Effendi (1981:84) dalam buku berjudul
“Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :
“.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen
(communications
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut
strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya
secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach)
bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan
kondisi”.
-
11
Sedangkan menurut Arifin (1984:10) dalam buku Strategi
Komunikasi menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi
adalah
keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan
dijalankan,
guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi,
berarti
memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang
dihadapi dan
yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai
efektivitas.
Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa
cara
memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada
diri
khalayak dengan mudah dan cepat.
Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung
dengan teori. Begitu juga pada dalam sebuah strategi harus
didukung dengan
teori yang merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah
diuji
kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement
(pernyataan) atau
suatu konklusi dari beberapa statement yang menghubungkan
(mengkorelasikan) suatu statement yang satu dengan statement
lainnya. Dari
sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli,
untuk
strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang
ilmuan politik
dari Amerika Serikat yang bernama Harold D. Lasswell yang
menyatakan
bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi
atau cara
untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi
ialah
menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom
With
What Effect ? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa
dengan
efek bagaimana)” (Varma, 1995:285) sama halnya dengan strategi
politik,
hanya saja dalam komunikasi politik, strategi komunikasi yang
dipakai ialah
untuk kepentingan politik, baik langkah-langkah yang dipakai
maupun tokoh
atau obyek yang dituju.
Strategi lain terdapat dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat
Komunikasi” (Efendi, 1993:256) yaitu
Source-Message-Channel-Receiver
Theory. S-M-C-R merupakan singkatan dari Source (sumber) -
Message
(pesan) - Channel (saluran/media) - Receiver
(penerima/komunikan). Pada
-
12
rumus S - M - C - R, khusus mengenai C (channel) yang berarti
saluran atau
media, menurut Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer
dan
sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang,
misalnya
bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap
muka
(face to face communication), sedangkan saluran primer adalah
media
berwujud, baik media massa misalnya surat kabar, televisi atau
radio, maupun
media non masa, misalnya surat, telepon atau poster.
2.3 Komunikasi Politik
Secara definitif, ada beberapa pendapat sarjana politik,
diantaranya Nimmo (2000:8) mengartikan politik sebagai kegiatan
orang
secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam kondisi
konflik
sosial. Dalam berbagai hal orang berbeda satu sama lain –
jasmani, bakat,
emosi, kebutuhan, cita-cita, inisiatif , perilaku, dan
sebagainya. Lebih lanjut
Nimmo menjelaskan, kadang-kadang perbedaan ini merangsang
argumen,
perselisihan, dan percekcokan. Jika mereka menganggap
perselisihan itu
serius, perhatian mereka dengan memperkenalkan masalah yang
bertentangan
itu, dan selesaikan; inilah kegiatan politik. Bagi Lasswell
(dalam Varma,
1995:258), ilmu politik adalah ilmu tentang kekuasaan.
Komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-
pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan,
pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga
bisa
dipahami sebagai komunikasi antara yang memerintah dan yang
diperintah
(Dan Nimmo, 1982:25). Apabila definisi komunikasi dan definisi
politik itu
kita kaitkan dengan komunikasi politik, maka akan terdapat suatu
rumusan
sebagai berikut: Komunikasi politik adalah komunikasi yang
diarahkan
kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga
masalah yang
dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua
warganya
melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh
lembaga-lembaga politik
(Astrid, S. Soesanto, 1980:2).
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-komunikasi-pemasaran.html
-
13
Dilihat dari aktivitas sebagai komunikator politik, mereka
senantiasa tampil dalam dua hal: (1) Mereka sangat mempengaruhi
keputusan
orang lain, artinya mereka meyakinkan orang lain dalam cara
berpikir, (2)
Mereka meneruskan informasi politik dari mass-media kepada
masyarakat
umum, dengan istilah lain disebut “komunikasi dua tahap.”
Artinya pemuka
pendapat memperoleh informasi dari mass-media (radio, TV, film,
media
cetak) lalu mereka meneruskan informasi tersebut kepada penduduk
yang
kurang aktif. Selain melihat dari aktivitas sebagai komunikator
politik,
pentingnya studi tentang video klip ini juga perlu melihat
wacana tersebut
dikemas menggunakan saluran apa dan dari arus yang bagaimana
yang
dipakai berdasarkan pandangan studi komunikasi politik. Oleh
sebab itu,
penting untuk mengetahui juga ciri-ciri studi komunikasi
politik.
Adapun ciri-ciri studi komunikasi politik antara lain:
(1) Ciri pertama komunikasi politik, dalam arti luas
mengandung
pengertian bahwa proses komunikasi tersebut dapat berlangsung
di
setiap lapisan masyarakat melalui saluran apa saja yang
dapat
dipergunakan dan tersedia (tatap muka maupun menggunakan
sarana
media massa). Oleh karena itu para ilmuwan politik menganggap
media
massa (surat kabar, radio, TV, film, dll) sebagai salah satu
saluran
melalui mana kegiatan komunikasi politik dijalankan. Saluran
tata
muka dianggap sama pentingnya dengan saluran media massa . Hal
ini
terlihat dari konsep Almond dengan kawan-kawannya tentang
komunikasi sebagaimana telah disinggung terdahulu,
(2) Ciri yang kedua dari studi komunikasi politik adalah
pentingnya
pandangan yang mengatakan bahwa arus komunikasi politik
adalah
arus dua arah: ke bawah, yaitu dari penguasa politik/pemerintah
kepada
rakyat; dan ke atas, yaitu dari rakyat kepada penguasa
politik/pemerintah (top-down atau down-top). Ciri studi
komunikasi
politik versi ilmu politik semakin penting artinya, karena
penekanan
-
14
yang diberikan kepada peranan media massa, yang tidak hanya dari
atas
kebawah saja melainkan juga dari bawah keatas.
2.4 Strategi Komunikasi Politik
Dalam konteks pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2012, komunikasi politik
sebagai salah
satu strategi pemenangan partai politik itu adalah yang biasa
kita sebut
sebagai strategi komunikasi poitik. Adapun beberapa
implementasi
komunikasi politik yang dapat dijadikan acuan sebagai salah satu
strategi
pemenangan partai politik atau bagian-bagian dalam strategi
komunkasi
politik adalah:
1. Bergerak dan membangun komunikasi politik di semua level
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa komunikasi
dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan/level, dari individu,
kelompok,
organisasi hingga komunikasi massa. Strategi komunikasi yang
dilakukan di semua level dan lini untuk membangun opini publik
sebagai
salah satu cara pemenangan partai politik.
Dalam pengertiannya, “Opini adalah tanggapan aktif terhadap
rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal
yang
diturunkan dari dan turut membentuk citra”. Atau secara
sederhana, opini
ialah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai,
dan
diharapkan seseorang dari obyek-obyek dan situasi tertentu.”
Tindakan
tersebut bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal,
dokumen
tertulis, atau bahkan diam. Singkatnya, tindakan apapun yang
bermakna
adalah ungkapan opini.
Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang
terdiri atas tiga komponen : kepercayaan, nilai dan pengharapan.
Proses
opini adalah hubungan atau kaitan antara (1) kepercayaan, nilai
dan usul
(harapan) yang dikemukakan oleh perseorangan di depan umum
dengan
(2) kebijakan yang dibuat oleh pejabat terpilih dalam mengatur
perbuatan
-
15
sosial dalam situasi konflik, yaitu dalam politik.
Menurut Dan Nimmo, opini publik adalah abstraksi dari
khalayak komunikasi politik. Mereka menjadi khalayak
komunikasi
politik segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini
publik.
Dalam konteks pemilu Gubernur dan Wagub (DKI) Jakarta
tahun 2012, kemunculan Jokowi-Ahok dengan kemeja
kotak-kotaknya,
Fauzi Bowo dengan kumisnya, Faisal Basri dengan konsep
independennya, semua hal tersebut adalah suatu bentuk strategi
yang
direpresentasikan dengan sebuah simbol untuk kemudian dapat
menarik
perhatian atau awareness dan membentuk opini publik
masyarakat
Jakarta. Strategi kampanye yang digunakan oleh Jokowi-Basuki
dalam
menarik menarik perhatian dan membentuk opini antara lain
adalah
penggunaan kemeja kotak-kotak tersebut.
2. Penggunaan media massa modern dan media komunikasi lokal
Menurut Gabriel Almond, semua bentuk interaksi manusia
melibatkan komunikasi. Media massa seperti televisi, radio,
surat kabar
dan majalah ikut mempengaruhi struktur komunikasi dalam
masyarakat.
Dalam pembangunan opini publik, media massa merupakan salah
satu
media yang sangat strategis. Sedangkan menurut Mcquail media
paling
baik digunakan secara terencana untuk menimbulkan perubahan
dengan
menerapkannya dalam program yang berskala besar (Mcquail,
1991:97).
Di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, media
massa
merupakan media yang dapat menjangkau secara luas ke seluruh
pelosok
dan penjuru masyarakat tanpa orang atau tokoh harus hadir di
tengah-
tengah masyarakat. Melalui media massa pembangunan opini
publik
dapat dilakukan tanpa harus tokoh poltik hadir di
masyarakat.
Saluran komunikasi adalah alat atau sarana yang memudahkan
penyampaian pesan. Dalam hal ini ada tiga tipe utama saluran
komunikasi politik, yaitu: saluran massa, interpersonal dan
organisasi.
-
16
Saluran massa
Ada dua bentuk saluran massa, yaitu (1) komunikasi tatap
muka,
contoh: seorang kandiat politik berbicara di dalam rapat
umum,
dan (2) bentuk kedua terjadi jika ada perantara yang
ditempatkan
di antara komunikator dan khalayak. Dalam bentuk ini media,
teknologi, sarana dan alat komunikasi lainnya turut
menyertainya.
Misalnya pidato presiden melalui televisi. Kedua bentuk
saluran
komuikasi tsb. diatas merupakan tipe utama saluran yang
menekankan komunikasi satu orang kepada orang banyak. Tipe
ini oleh Dan Nimmo dinamakan komunikasi massa.
Interpersonal
Tipe saluran berikutnya adalah saluran komunikasi
interpersonal
atau antar personal, yaitu merupakan bentuk hubungan
seseorang
kepada seseorang orang lain. Saluran ini pun bisa berbentuk
tatap
muka maupun berperantara misalnya menggunakan telepon.
Misalnya dalam kampanye Pemilu seseorang kandidat memasang
Hotline telepon yang memungkinkan pendukungnya bisa
berbicara secara pribadi.
Organisasi
Akhirnya, saluran lewat manusia perangkat ketiga dalam
komunikasi politik, yaitu komunikasi organisasi yang
menggabungkan kedua tipe saluran di atas (massa dan
interpersonal) yaitu organisasi. Contoh komunikasi politik
melalui
organisasi ini misalnya melalui sidang, kongres, edaran
memorandum, dll.
Di samping mengunakan media massa, dapat juga menggunakan
media pertemuan langsung dengan masyarakat. Pertemuan langsung
ini
dapat dikemas dengan bentuk pertemuan lokal, sehingga jenis
pertemuannya sangat bervariasi sesuai dengan kondisi lokal
dimana
-
17
pertemuan itu berlangsung. Sejalan dengan pendekatan lokal ini,
bahasa
komunikasi yang dibangun juga dengan menggunakan term-term
low
contex. Artinya bahasa komunikasi yang digunakan cenderung
dengan
bahasa-bahasa yang sederhana, tidak dengan bahasa tinggi atau
yang
ilmiah, menggunakan istilah-istilah.
Dalam strategi yang digunakan oleh Jokowi, selain
penggunaan kemeja kotak-kotak ia lebih merakyat dan menjadikan
media
massa yang menjadi alat kampanye terselubung, dia makan diwarteg
agar
terlihat dekat dengan rakyat, berdialog dengan warga sekitar
dan
tentunya menjadi perhatian media massa, gaya bicaranya pun
santai,
terlihat seperti dekat dengan warga. Jokowi memakai strategi
kampanyenya pada saat waktu beliau menjadi Cagub Solo.
Sasaran
kampanye utama Jokowi memang masyarakat kelas menengah
kebawah,
maka dari itu Jokowi berkampanye turun langsung ke kampung
dan
menelusuri gang demi gang karena ia tahu betul pada saat
kegiatan ini
berlangsung akan di muat dimedia, dan masyarakat dari berbagai
lapisan
bisa melihat Jokowi dari berita, online maupun media. Dalam
penelitian
ini, strategi komunikasi politik video klip termasuk dalam
kategori ini
karena mengguanakan media yang dikemas menggunakan video klip
dan
kemudian di unggah kedalam media sosial youtube.
3. Politik Pencitraan
Menurut Schuller inti politik sukses adalah membangun
kepercayaan publik. Kandidat perlu dikenal dulu baru mereka
percaya.
Pencitraan tokoh merupakan pintu bagi masyarakat untuk
memilih
kandidat di pemilihan lokal. Pencitraan merupakan gambaran
yang
dimiliki oleh orang banyak tentang diri, pribadi, atau
organisasi atau
produk (Djafat H. Asegaff, 1998:43).
Political image yang dapat diusung oleh partai politik
adalah
membangun image kepada masyarakat bahwa partai politik
tersebut
merupakan partai yang sederhana, bersahabat, bersahaja, dan
diterima
-
18
oleh semua kalangan. Pencitraan ini dapat dimunculkan
melalui
pemasangan baliho, spanduk dan lain sebagainya.
Menurut Robert Norton kita berkomunikasi pada dua level
yakni penyampaian informasi dan gaya dalam menyampaikan
pesan.
Komentar yang diberikan baik secara serius maupun bercanda
akan
diinterpretasikan penerima menjadi gaya berkomunikasi di
pembicara.
Gaya pesan ini akan terjadi berulang-ulang. Dari gaya
berkomunikasi
inilah orang akan menilai bagimana tipe partai tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, bisa dipastikan
Jokowi menggunakan bahasa yang ringan dan mudah di fahami
oleh
semua masyarakat. Kampanye Jokowi sendiri dia jual program
pastinya,
bukan janji – janji, dan sangat menarik. Jokowi-Ahok juga
mengumbar
prestasi yang pernah mereka capai. Jokowi sendiri sangat
inovatif, dia
selalu membuat hal – hal yang berbeda untuk menarik simpati
rakyat
dengan isu perubahannya, sehingga diakui oleh para timses
bahwa
membentuk citra dari seorang Jokowi memang tidak sulit karena
beliau
sendiri tampil apa adanya.
2.5 Analisis Wacana Kritis
Dalam studi ini, teks merupakan sebuah wacana. Norman
Fairclough (1995) menggambarkan teks sebagai mempresentasikan
berbagai
pandangan dan kepentingan produsernya: „teks-teks media
merupakan versi
realitas yang tergantung pada posisi dan kepentingan sosial
serta tujuannya‟.
Teks inilah yang nantinya akan menjadi bahan analisis mendasar
dari
penelitian ini dan akan dianalisis.
Teori Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Theory)
Menurut Douglas dalam Mulyana (2000:3), istilah wacana
berasal
dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata,
berucap. Kata
tersebut kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi
wacana. Kridalaksana dalam Yoce (2009:69) membahas bahwa
wacana
-
19
adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirearki gramatikal
tertinggi dan
merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau
terbesar.Wacana
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel,
cerpen, atau
prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraph,
kalimat,
frase, dan kata yang membawa amanat lengkap.Jadi, wacana adalah
unit
linguistik yang lebih besar dari kalimat atau klausa.
Lukmana, Aziz dan Kosasih (2006:12) mengatakan bahwa
analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) mempunyai
ciri yang
berbeda dari analisis wacana yang bersifat “non-kritis”, yang
cenderung
hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis
wacana kritis
(Critical Discourse Analysis) bertindak lebih jauh, diantaranya
dengan
menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur
tertentu, yang
pada akhirnya akan berujung pada analisis hubungan sosial antara
pihak-
pihak yang tercakup dalam wacana tersebut.
Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang
bisa
digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang
hubungan-hubungan
antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam
domain-domain
sosial yang berbeda (Jorgensen dan Philips, 2007: 114). Tujuan
analisis
wacana kritis adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan
fenomena
sosial dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas
terkini
(Jorgensen dan Philips, 2007: 116).
Dari sekian banyak model analisis wacana, model Teun Van
Dijk
adalah salah satu model yang familiar dan sering dipakai
untuk
mengkolaborasikan elemen-elemen wacana sehingga bisa
diaplikasikan.
Model Van Dijk adalah model yang sedikit banyak mengadopsi
dari
pendekatan lapangan “Psikologi Sosial” yaitu sebagai ”Kognisi
sosial”.
Pendekatan yang dilakukan adalah untuk menjelaskan struktur
dan
terbentuknya proses suatu teks. Eriyanto (2001:221) Menurut Van
Dijk,
penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisa
atas teks
semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
harus juga
diamati.
-
20
Alex Sobur (2006:73) Van Dijk melihat suatu wacana terdiri
atas
berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling
mendukung,
menurutnya dibagi menjadi ke dalam tiga tingkatan :
1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu
teks
yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks.
Tema
wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari
suatu
peristiwa.
2. Superstruktur, adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur
dan
elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.
3. Struktur Mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati
dengan
menganalisis kata, proposisi, anak kalimat, parafrase yang
dipakai dan
sebagainya.
Keseluruhan teks dapat dianalisa dengan menggunakan elemen-
elemen diatas, semua elemen merupakan satu kesatuan yang
saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Apabila digambarkan
maka
struktur teks adalah sebagai berikut:
Bagan Struktur Teks
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik/tema
yang diangkat oleh suatu teks.
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup
dan
kesimpulan.
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan
kata,
kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Gambar 2.1: Bagan struktur teks dari Analisis Van Dijk (Sumber,
Eriyanto (2001: 227)
Karakteristik Analisis Wacana Kritis
Menurut Teun A. Van Dijk (1997:1-37) dalam Eriyanto (2008)
ada
beberapa karakteristik penting analisis wacana kristis, yaitu
:
-
21
1. Tindakan. Prinsip pertama, dipahami sebagai sebuah tindakan
(action).
Wacana bukan ditempatkan dalam ruang tertutup dan internal
tetapi
sebagai bentuk interaksi dengan orang lain. Karena itu, wacana
harus
dipandang sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi,
mendebat, membujuk, menyangga, mereaksi dan sebagainya.
Kedua,
wacana dipahami sebagai sesuatu yang diskspresikan secara
sadar,
terkontrol, bukan sesuatu di luar kendali atau diekspresikan di
luar
kesadaran.
2. Konteks. Konteks disini seperti latar, situasi, peristiwa,
dan kondisi.
Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada
suatu
konteks tertentu. Menurut Guy Cook (Eriyanto, 2001:8-9),
analisis
wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi, siapa yang
mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis
khalayak
situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe
dari
perkembangan komunikasi; hubungan untuk setiap masing-masing
pihak. Guy Cook juga menyebutkan ada tiga hal sentral dalam
pengertian wacana, yakni teks, konteks, dan wacana. Teks,
adalah
semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di
lembar
kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan,
musik,
gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks, memasukan
semua
situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi
pemakaian
bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks
tersebut
diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan sebagainya. Wacana,
disini
dimaknai sebagai teks dan konteks secara bersama-sama. Ada
beberapa
konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi
wacana.
Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi
wacana.
Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama,
dalam
banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua,
setting
sosial tertentu seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan
pendengar
atau lingkungan fisik.
-
22
3. Historis. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks
adalah
dengan menempatkan wacana itu di dalam konteks historis
tertentu.
Pada waktu melakukan analisis perlu tinjauan untuk mengerti
mengapa
wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu,
mengapa
bahasa yang dipakai seperti itu dan sebagainya.
4. Kekuasaan. Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks,
percakapan
dan atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah,
wajar,
dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.
Konsep
kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana
dengan
masyarakat. Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana,
penting untuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Bentuk
kontrol
ini dapat berupa kontrol konteks atau struktur wacana.
5. Ideologi. Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam
analisis
wacana yang bersifat kritis. Ideologi dibangun oleh kelompok
dominan
dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegetimasi dominasi
mereka.
Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kepada
khalayak
bahwa dominasi itu bisa diterima secara taken for granted
(Eriyanto,
2008-18). Seperti dijelaskan oleh Van Dijk sebagai “kesadaran
palsu”,
bagaimana kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada
kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi,
melalui
kontrol media dan sebagainya.
Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk
Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu
ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi, teks dibentuk dalam suatu
praktik
diskursus, suatu praktik wacana. Kalau ada teks memarjirnalkan
wanita,
bukan bearti teks tersebut suatu ruang hampa, bukan pula sesuatu
yang
datang dari langit. Teks itu hadir dan bagian dari representasi
yang
menggambarkan masyarakat patriarkal. Di sini ada dua bagian:
teks yang
mikro yang merepresentasikan program televagelism bagi anak-anak
muda,
dan elemen besar yang berupa struktur sosial kekristenan di
Indonesia.
-
23
Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen
dasar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang
mikro
dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Menurut Van
Dijk,
penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada
analisis atas
struktur teks karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan
atau
menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk
membongkar
makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis
kognisi1 dan
konteks sosial. Wacana oleh van Tjik digambarkan mempunyai tiga
dimensi
atau bangunan yaitu, teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Inti analisis
Van Dijk adalah menggabungkan ketiga wacana tersebut ke dalam
satu
kesatuan analisis.
Model Analisis Van Dijk
Gambar 2.2: Model dari Analisis Van Dijk (Sumber, Eriyanto
(2001: 225)
Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks.
Van
Dijk memanfaatkan dan mengambil analisis linguistik tentang
kosakata,
kalimat, paragraph untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks.
Kognisi
sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu
teks
diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. Cara memandang
atau
melihat suatu realitas sosial itu yang melahirkan teks tertentu.
Sedangkan
konteks sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh
dengan
struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat
atas
1Eriyanto dalam buku Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, kognisi
sosial didasarkan pada
anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang
peristiwa. Analisis
kognisi menyediakan gambaran yang kompleks tidak hanya pada teks
tetapi juga representasi dan
strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks.
Konteks
Konteks
Kognisi sosial
Kognisi Sosial
Teks
-
24
suatu wacana. Analisis Van Dijk menghubungkan analisis tekstual
kearah
analisis yang kompherensif bagaimana teks diproduksi, baik
dalam
hubungannya dengan individu dan masyarakat (Eriyanto,
2001:225).
2.6 Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
No Judul Penelitian Metode Yang
Digunakan
Hasil Penelitian
1. ANALISIS
TERHADAP
RETORIKA
POLITIK PARA
KANDIDAT
PILGUB DKI
JAKARTA
DEKADE 2014
(Studi Kasus
Terhadap Fauzi
Bowo dan Jokowi
dalam PILGUB DKI
Jakarta Putaran Ke -
II)
Oleh : Khairunnisa
M. Ilyas Ali Herdina
Rosidi
Retorika
Politik
Foke termasuk tipe orator
kategori Noble Selves, yaitu rang
yang menganggap dirinya paling
benar, mengklaim lebih hebat dan
sulit untuk dikritik. Tipe retorika
Fauzi Bowo masuk dalam kategori
ekstemporer, sedangkan Jokowi
masuk dalam tipe orator yang
retorically sensitive dan kategori
Impromptu. Foke lebih unggul
dalam retorika, terlebih dalam
forum dan teori tetapi masyarakat
memilih lebih melihat figur, siapa
yang lebih mereka kenal.
2. MAKNA IKON
VIDEO KLIP
(Analisis Semiotika
Video Klip Armada
Racun “Amerika”
Versi 1)
Analaisis
Semiotika
Charles
Sanders Pierce
(Trikotomi
Pierce)
Ideologi yang dimiliki oleh
Armada Racun adalah refleksi dan
kebebasan, sedangkan makna tanda
dalam video klip “Amerika” versi 1
berkaitan erat dengan imaji
perempuan, kawula muda, gaya
hidup, politik identitas dan
-
25
Oleh : Yusup
Bangkit Sanjaya
(362007074)
komoditas pendidikan. Dalam
video klip tersebut Armada Racun
mengkomunikasikan pesan, bahwa
fenomena kapitalis dan globalisasi
telah menjangkau seluruh
kehidupan masyarakat.
3. ANALISIS
WACANA
PEMBERITAAN
FINAL PIALA
SUZUKI AFF 2010
DI MEDIA
INDONESIA
Oleh : Dita Amelia
NIM: 107051102726
Analisis
Wacana Kritis
Teun A. Van
Dijk
Berita yang disajikan
merupakan kategori berita olahraga
yang cenderung ada beberapa kata
yang menjadi ciri khas bahasa
berita olahraga. Pemberitaan
tersebut dikonstruksi dengan
menggunakan bahasa yang menarik
dan persuasif sehingga membentuk
wacana yang dapat
menggambarkan kondisi
pertandingan. Wartawan MI
menulis berita itu seolah-olah
masyarakat Indonesia mendukung
agar menimbulkan rasa percaya
diri para pemain timnas indonesia,
terlebih saat timnas Indonesia
mengalami kekalahan dalam leg
pertama dan kedua yang
menghasilkan kekalahan pada akhir
pertandingan.
4. REPRESENTASI
MAKNA PESAN
NILAI-NILAI
MOTIVASI
Analisis
Semiotika
Ferdinand De
Saussure
Dari 7 lagu dalam album
For All karya Bondan Prakoso &
Fade 2 Black yang telah dianalisis
berdasarkan teori semiotik dari
-
26
DALAM ALBUM
“FOR ALL” (Studi
Analisis Semiotika
Nilai-Nilai Motivasi
dalam Lirik-Lirik
Lagu pada album
“For All” karya
Bondan Prakosos &
Fade 2 Black)
Oleh : Arsidipta F.
Lingga
Saussure, terdapat 3 unsur yaitu
penanda (signifier), petanda
(signified) dan signifikasi. Proses
ini menghubungkan antara lirik
lagu dengan dunia eksternal yang
sesungguhnya. Berdasarkan
analisis, album ini memiliki makna
yang saling berkaitan mengandung
pesan motivasi. Motivasi disini
dapat diartikan sebagai tujuan jiwa
yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu dan untuk tujuan-tujuan
tertentu terhadap situasi
disekitarnya dalam konteks
kehidupan untuk mendorong dan
menyemangati individu dalam
melakukan sesuatu demi
tercapainya suatu tujuan hidup
yang lebih baik.
5. STRATEGI
KOMUNIKASI
POLITIK VIDEO
KLIP
Oleh:Yesika
P.D.P.H
Analisis
Wacana Kritis
Teun A. Van
Dijk
Akan menganilsis isi pesan
yang disampaikan oleh rakyat
dalam kemasan video klip dengan
judul “Jokowi dan Basuki” What
Makes You Beaitiful One Direction
[Parodi], karya CameoProject ini
merupakan pesan yang dikemas
oleh yang dalam penelitian ini
merupakan pendukung dari
Jokowi-Basuki rakyat dan
-
27
diunggah ke dalam salah satu situs
jejaring sosial yaitu youtube
menjelang pemilihan umum
Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta 2012.
2.7 Kerangka Pemikiran
Keterbalikan
Analisis Wacana Kritis
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
KEMENANGAN JOKOWI-BASUKI
(isu-isu kebijakan)
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK
VIDEO KLIP “JOKOWI DAN
BASUKI”
TEUN A. VAN DIJK :
TEKS
KOGNISI SOSIAL
KONTEKS SOSIAL