10 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Himpunan Kelas VII SMP Negeri 2 Kembang Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016” penulis menggunakan beberapa landasan teori yang menjadi pegangan dalam penulisan, adapun landasan teori dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas Terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya). Jadi efektivitas adalah adanya keselarasan antara orang yang melaksanakan tugas dengan orang yang dituju untuk mencapi sebuah tujuan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya parsitipasi aktif dalam anggota. 1 Bedasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan efektivitas adalah adanya 1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 82.
38
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/6864/3/BAB II.pdf10 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Efektifitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Efektifitas Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Prestasi Belajar
Peserta Didik Pada Materi Himpunan Kelas VII SMP Negeri 2
Kembang Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016” penulis
menggunakan beberapa landasan teori yang menjadi pegangan
dalam penulisan, adapun landasan teori dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Efektivitas
Terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan
bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya). Jadi efektivitas adalah adanya keselarasan antara
orang yang melaksanakan tugas dengan orang yang dituju untuk
mencapi sebuah tujuan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat
dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan
adanya parsitipasi aktif dalam anggota.1 Bedasarkan beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan efektivitas adalah adanya
1E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 82.
11
efek atau akibat dari terlaksananya tugas atau usaha, sehingga
mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
Carpenter mengemukakan prinsip umum menilai efektivitas
sebagai berikut:2
a. Menilai efektivitas dengan memproses input menjadi
output, dimana tujuan atau output harus sesuai atau tepat
dengan kriteria yang sudah ditentukan.
b. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat
memprosesnya. Misalnya yang harus sama tingkat
pendidikan.
c. Memikirkan dengan baik semua output utama. Dalam
pendidikan, output utama adalah jumlah siswa yang lulus.
Kualitas lulusan yang dinilai sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, yaitu afeksi, kognisi, dan ketrampilan, serta
penilaian bersifat kontinu.
d. Adanya hubungan timbal balik yang diharapkan yaitu
bersifat kausalitas (sebab-akibat), yaitu hubungan timbal
balik antara cara memproses dengan output harus bersifat
kausalitas (sebab-akibat).
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
terlaksananya atau tercapainya usaha dalam penggunaan model
pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dikatakan
2Made Pidarta, Landasan Kependidikan Stimulasi Pendidikan
Bercorak Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm 274.
12
efektif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dan
prestasi belajar peserta didik pada materi himpunan apabila:
1) Kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik yang
menggunakan Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP) lebih baik daripada yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
2) Prestasi belajar peserta didik yang menggunakan Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih
baik daripada yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
3) Prestasi belajar peserta didik yang menggunakan Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP)memenuhi KKM, yaitu 65 dengan persentase klasikal
KKM lebih tinggi daripada yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
2. Belajar
Belajar menurut Bell Gretler (1986) adalah proses yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan kompetensi
(kemampuan), skill (keterampilan), dan attitude (sikap).
Ketiganya diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan dimulai
dari masa bayi sampai akhir hayat. Sarana yang berperan dalam
13
proses belajar dintaranya yaitu pendidikan formal, informal, dan
non formal merupakan.3
Menurut Fontana (1981), belajar adalah “suatu proses
perubahan perilaku individu yang relatif tetap sebagi hasil dari
pengalaman”. Gegne menyatakan belajar adalah suatu
kompetensi yang bertahan lama dan tidak berasal dari proses
pertumbuhan. Bower dan Hilgard menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan perilaku yang tidak disebabkan dari insting,
kematangan, atau kelelahan, dan kebiasan tetapi dari hasil dari
pengalaman dan perubahan.4
Berdasarkan pada uraian di atas tentang belajar dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan
manusia untuk mendapatkan aneka ragam kompetensi
(kemampuan), skill (keterampilan), dan attitude (sikap) sebagai
hasil dari pengalaman yang diperoleh secara bertahap dan
berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui
rangkaian proses sepanjang hayat dengan sarana yang berperan,
yaitu pendidikan formal, informal dan non formal, bukan atas
dasar insting, kematangan, atau kelelahan, dan kebiasan.
3Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm.
11.
4Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm. 18.
14
3. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran
Pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasionl, menyatakan bahwa:
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Terdapat lima komponen pembelajaran yaitu: interaksi,
peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan
belajar. Interaksi mengandung arti hubungan timbal balik
antara guru dan peserta didik yang paling utama. Interaksi
antara peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan
sekitar dapat terjadi dalam upaya meningkatkan
pengalaman belajar.5
Pada proses pembelajaran guru atau pendidik
mentransformasikan pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki kepada peserta didik agar mereka mengetahui
merasakan dan mengamalkan (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) suatu pengetahuan dan ketrampilan. Di dalam
Al-Qur’an terdapat beberapa ayat tentang perilaku rasul
mengajarkan kebenaran kepada umatnya. Salah satu di
antara ayat tersebut, terdapat pada surah al-Baqarah: 129,
sebagai berikut:
Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada
5Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm. 42- 43.
15
mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kitab dan hikmah
kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh
engkaulah yang maha perkasa, maha bijaksana.6
Pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya
didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskriptif
(memberi petunjuk atau ketentuan). Teori pembelajaran
yang bersifat preskriptif memperhatikan tiga unsur yaitu:
kondisi pembelajaran (karakteristik pelajaran dan
karakteristik peserta didik), metode pembelajaran
(pengorganisasian bahan pelajaran, strategi penyampaian,
dan pengelolaan kegiatan), dan hasil pembelajaran
(efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran).7
b. Pengertian matematika
Menurut Ismail dkk (Hamzah, 2014), matematika
adalah ilmu yang membahas mengenai angka-angka dan
perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik,
mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan
pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan
sistem, struktur, dan alat.
Matematika berasal dari kata “mathanein artinya
berpikir atau belajar”. Dalam kamus Bahasa Indonesia
diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan, dan metode atau langkah-langkah
6Lajnah Pentashihan Al-Qur’an Badan Litbang Dan Diklat
Kementrian Agama RI, Pendidikan, Pembangunan Karakter, Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Tafsir Al-Qur’an Tematik), (Jakarta:
Aku Bisa, 2012), hlm. 13-14.
7Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm. 64.
16
yeng berhubungan dengan operasi bilangan yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.8
Berdasarkan pengertian diatas, matematika adalah
ilmu yang tidak hanya mempelajari tentang bilangan tetapi
membahas juga tentang masalah-masalah numerik,
mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan
pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem,
struktur, dan alat.
Karakteristik matematika antara lain adalah “memiliki
objek kajian yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan,
berpola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dari
arti, memperhatikan semesta pembicaraan, dan konsisten
dalam sistemnya”.9
c. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses yang
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan yang nyaman bagi pendidik (guru) peserta didik
untuk melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses
tersebut berpusat pada guru mengajar matematika dengan
melibatkan partisipasi aktif peserta didik di dalamnya.10
8Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm. 48.
9Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm.92.
10
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm. 65.
17
Tujuan pembelajaran matematika berpegang pada
Undang-undang Pendidikan Nasional Kurikulum Tahun
2004 tentang tujuan pembelajaran matematika yaitu:
siswa terlatih cara berpikir dan bernalar menarik
kesimpulan, mengembangkan divergen orisinal, rasa ingin
tahu membuat prediksi dan dugaan serta coba-coba,
kemampuan memecahkan masalah dan menyampaikan
informasi, atau mengkomunkasikan gagasan antara lain
melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, dan
diagram dalam menjelaskan gagasan. Direncanakan juga
tujuan pembelajaran matematika agar peserta didik
mempunyai kemampuan, yaitu mampu memahami konsep
matematika yang dipelajari, keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat dan tepat dalam pemecahan masalah, menggunakan
penalaran pada sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuta generalisasi, menyusun bukti
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,
menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat
(merumuskan) dan menyelesaikan model matematika
dalam pemecahan masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan.11
4. Teori pembelajaran Matematika
a. Teori Konstruktivisme .
Teori kontruktivisme adalah teori yang memandang
siswa sebagai makhluk yang aktif dalam mengembangkan
pemahamannya. Dalam teori ini menyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
11Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan Dan Strategi
Pembelajaran Matematika, hlm. 90.
18
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan
lama, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai.
Menurut teori ini bahwa seorang guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, akan tetapi
siswa juga harus membangun pengetahuan sendiri. Artinya,
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan
dan menerapkan ide-ide mereka dalam pembelajaran.
Teori kontruktivisme yang mendasari model
pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Pada
langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP) salah satunya pada langkah kerja kooperatif
peserta didik diberikan kesempatan untuk berdiskusi untuk
menemukan dan menerapkan ide-ide mereka dalam
pembelajaran.
b. Teori Thorndike
Thorndike mengemukakan tiga hukum belajar sebagai
berikut yakni:
1) Hukum kesiapan (law of readiness)
Bahwa belajar akan terjadi apabila ada kesiapan dari
individu. Jika seseorang siap melakukan sesuatu, ketika
ia melakukannya maka ia puas. Sebaliknya, bila ia tidak
jadi melakukannya, maka ia tidak puas.12
12Eveline Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar Dan
Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 29.
19
2) Hukum Latihan (law of exercise)
Bahwa hubungan antara stimulus dan respon dalam
proses belajar akan diperkuat atau diperlemah oleh
tingkat itensitas dan durasi dari pengulangan hubungan
atau latihan yang dilakukan.
3) Hukum Akibat (law of effect)
Bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan
semakin kuat bila suatu respon menghasilkan efek yang
menyenangkan.13
Tiga hukum belajar ini yang mendasari model
pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Tiga
hukum belajar menurut Thondike, sesuai dengan langkah-
langkah belajar pada model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP), yakni law of readinnes
sesuai dengan review yang bertujuan untuk mengingatkan
peserta didik pada materi sebelumnya dan mempersiapkan
peserta didik agar siap menerima materi selanjutnya; law of
exercise sesuai dengan karakteristik model pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) yang berupa
latihan-latihan terkontrol yang akan memperkuat proses
belajar; dan law of effect dengan adanya kerja kooperatif