1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Supervisi Manajerial di Sekolah Dasar Dalam panduan pelaksanaan tugas pengawas sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi, kualitas, dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi, dan hasil sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas sekolah/madrasah berperan sebagai (1) penghubung dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) pengawas dalam mengklasifikasi kelemahan dan menganalisa potensi sekolah, (3) pusat informasi pengembangan kualitas sekolah, dan (4) mengkaji terhadap pemaknaan hasil pengawas. 13
40
Embed
BAB II LANDASAN TEORI Dasar...1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Supervisi Manajerial di Sekolah Dasar Dalam panduan pelaksanaan tugas pengawas sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen Supervisi Manajerial di Sekolah
Dasar
Dalam panduan pelaksanaan tugas pengawas
sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan,
2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah
supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan
sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan
efisiensi, kualitas, dan efektivitas sekolah yang mencakup
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi, dan hasil sumberdaya
manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas
sekolah/madrasah berperan sebagai (1) penghubung dan
negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi,
pengembangan manajemen sekolah, (2) pengawas dalam
mengklasifikasi kelemahan dan menganalisa potensi
sekolah, (3) pusat informasi pengembangan kualitas
sekolah, dan (4) mengkaji terhadap pemaknaan hasil
pengawas.
13
Di atas telah disebutkan bahwa inti kegiatan
supervisi manajerial adalah pengawasan dan pembinaan
terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan
demikian fokus supervisi ini ditujukan pada pelaksanaan
bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain
meliputi:(a) manajemen kurikulum sekolah dan
pembelajaran sekolah,(b) kesiswaan,(c) sarana dan
prasarana sekolah,(d) tenaga pendidik,(e) keuangan
sekolah,(f) hubungan sekolah dengan masyarakat, dan(g)
pelayanan khusus.
Dalam melaksanakan supervisi terhadap hal-hal di
atas, pengawas diharuskan melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang
meliputi delapan komponen, yaitu:(a) standar isi
sekolah,(b) standar kompetensi lulusan sekolah,(c) standar
proses pembelajaran,(d) standar pendidik dan tenaga
kependidikan,(e) standar sarana dan prasarana sekolah,(f)
standar pengelolaan sekolah,(g) standar pembiayaan,
dan(h) standar penilaian.
Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut
adalah agar sekolah terakreditasi dengan maksimal dan
dapat memenuhi standar nasional pendidikan.
Hal penting lainnya dalam supervisi manajerial oleh
pengawas terhadap sekolah, adalah berkaitan pengelolaan
atau pengaturan sekolah. Sebagaimana diketahui dalam
satu dekade terakhir telah dikembangkan rancangan
manajemen berbasis sekolah (MBS), sebagai bentuk
pandangan baru pengelolaan dari pusat ke instansi
dibawahnya yang memberikan otonomi kepada pihak
sekolah dan meningkatkan peran serta masyarakat
(Sudarwan Danim, 2006: 4) Pengawas dituntut dapat
menjelaskan sekaligus mengintroduksi model inovasi
manajemen ini sesuai dengan konteks sosial budaya serta
kondisi internal masing-masing sekolah.
2.1.1. Pengertian Supervisi Manajerial
Supervisi adalah suatu kegiatan dalam bentuk
bimbingan atau pembinaan yang dilakukan oleh pengawas
dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan lainnya guna untuk meningkatkan mutu dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
disuatu sekolah. Supervisi yang dimaksudkan dipusatkan
pada dua aspek yakni manajerial dan akademik.
Supervisi manajerial mengfokuskan pada observasi
secara langsung pada segi pengelolaan dan administrasi
sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting)
terlaksananya pembelajaran di suatu instansi pendidikan .
Sedangkan supervisi akademik mengfokuskan pada
observasi supervisor terhadap kegiatan akademik, berupa
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam pedoman pelaksanaan tugas pengawas
sekolah/madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan,
2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah
supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan
sekolah yang dilaksanakan secara obyektif, langsung dan
terus menerus ( berkesinambungan) tanpa membedakan
mana yang bersifat kelompok atau perorangan bertujuan
untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang
mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan,
penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya
manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas
sekolah/madrasah berperan sebagai : (1) mentor sekaligus
pembina yang diharapkan dapat merealisasikan progam
yang telah disusun dalam proses perencanaan, koordinasi,
pengembangan manajemen sekolah, (2) pengawas dalam
menentukan kelemahan dan menganalisa potensi sekolah,
(3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan (4)
penilai yang tangguh terhadap hasil binaan dari
pengawas.
2.1.2. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Beberapa prinsip yang harusdiperhatikan dalam
supervisi manajerial, sebagai berikut :
1. Pengawas harus menjauhkan diri dari sifat menguasai,
dimana ia bertindak sebagai atasan dan kepala
sekolah/guru sebagai bawahan.
2. pengawas harus mampu menciptakan hubungan
kemanusiaan yang nyaman dengan kepala sekolah, .
Hubungan kemanusiaan yang diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan dan informal.
3. Pengawas dalam melakukan penilaian pada sekolah
harus dilaksanakan dengan cara berkesinambungan.
Penilaian bukan tugas yang sifatnya sambilan yang
hanya dilakukan sewaktu-waktu,tapi harus benar- benar
disempatkan.
4. Pengawas dalam melakukan penilaian harus adil,
pengawas tidak boleh menguasai pelaksanaan
supervisi. Titik tekan supervisi yang adil adalah aktif
dan berkesinambungan.
5. Program penilaian harus sesuai.Didalam setiapinstansi
organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam
sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu untuk
kemajuan pendidikan.
6. Penilaian harus komprehensif, program penilaian harus
mencakup seluruh aspek karena pada dasarnya suatu
aspek akan selalu berkaitan antara aspek yang satu
dengan yang lainnya.
7. Penilaian harus membangun. Penilaian bukan untuk
mencari kesalahan-kesalahan guru,tetapi harus selalu
mendukung atau memberi semangat pada guru.
8. Penilaian harus obyektif. Dalam menyusun
melaksanakan dan mengkaji, keberhasilan program
penilaian harus obyektif. Obyektivitas dalam
penyusunan program berarti bahwa program supervisi
itu harus disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan
nyata yang dihadapi sekolah.(Depdiknas 2009 : 16)
Peningkatan mutu pendidikan khususnya jenjang
pendidikan disekolah dasar memerlukan adanya guru,
kepala sekolah dan pengawas sekolah yang profesional.
Kepala sekolah diharapkan menjadi penggerak dan
kekuatanyang selalu memberi semangat dan dukungan
untuk membimbing memberi panutan serta menggerakkan
para pendidik dan tenaga pendidikan yang lainya yang ada
disekolahnya. Salah satu tugas kepala sekolah adalah
mengelola dan menjembatani kegiatan sekolah agar mutu
layananya meningkat.Salah satu tugas kepala sekolah
adalah menjadwal dan melaksanakan pengawasan secara
berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan sekolah yang
maksimal maka kepala sekolah seharusnyamengutamakan
kepentingan pendidikan yang ilmiah mutlak perlu
mengetahui secara benar serta mampu melaksanakan
koreksi diri terhadap sekolah.
Denganpersiapan dan pendampingan partisipatif
dalam persiapan akreditasi maka kepala sekolah
akanmampu meningkatkan kompetensi manajerialnya
secara menyeluruh, bermakna, dan maksimal.
Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah perlu
dilakukan persiapan yang mencakup 8 standar nasional
pendidikan untuk ditindaklanjuti dalam kegiatan
disekolah.
2.1.3. Metode Supervisi Manajerial
2.1.3.1. Monitoring dan evaluasi
Metode utama yang harusdilakukan oleh
pengawas satuan pendidikan dalam supervisi
manajerial tentu saja adalah monitoring dan
tindak lanjut.
1. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
penyelenggaran sekolah.Apakah sudah sesuai dengan
rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan,
serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi
dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008:115).
2. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut ditujukanuntuk mengetahui
sejauhmana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan
sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai
dalam kurun waktu tertentu. Tujuan tindak lanjut
utamanya adalah untuk a) mengetahui tingkat
keterlaksanaan program, b) mengetahui keberhasilan
program, c) mendapatkan bahan/masukan dalam
perencanaan tahun berikutnya dan d) memberikan
penilaian terhadap sekolah.
2.1.3.2. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group
Discussion)
Sesuai dengan pandangan baru manajemen sekolah
yang dimaksudkan yaitu pemberdayaan dan peran serta,
maka penilaian keberhasilan atau kegagalan sebuah
sekolah dalam melaksanakan program atau mencapai
standar bukan hanya menjadi tanggungjawab
pengawas.Hasil monitoring yang dilakukan pengawas
hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak
sekolah, terutama kepada sekolah, komite sekolah, dan
guru.Secara bersama-sama pihak sekolah dapat melakukan
koreksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri
faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini
mereka rasakan.Forum untuk ini dapat berbentuk Focus
Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur
stakeholder sekolah.Diskusi kelompok terfokus ini dapat
dilakukan dalam beberapa kali putaran sesuai dengan
kebutuhan sekolah. Tujuan dari FGD adalah untuk
menyatukan pandangan stakeholder mengenai kelebihan
dan kelemahan sekolah, serta menentukan langkah
strategis maupun operasional yang akandiambil untuk
memajukan sekolah,maka dari itu kepala sekolah akan
berusaha untuk melengkapi kekurangannya.
2.1.3.3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas
dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi, misi
dan tujuannya.Sesuai dengan konsep MBS.Dalam
merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
sebuah sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan
tujuan yang jelas dan realitis yang digali dari kondisi
sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan
seluruh stakeholder.
2.2. Pendampingan Partisipatif
2.2.1. Pengertian Pendampingan
Kegiatan yang dilakukan oleh pengawas secara terus
menerus (berkelanjutan) dan sistematis dalam menfasilitasi
individu/kelompok/komunitas anak-anak untuk
mengembangkan diri mereka, memberikan ketrampilan
dalam mengatasi permasalahan dan membantu
menyiapkan kemampuan-kemampuan dan ketrampilan-
ketrampilan yang dibutuhkan untuk masa depan mereka
dan juga individu/kelompok/komunitas orang dewasa
untuk membantu mereka menciptakan lingkungan yang
mendukung dan menguatkan bagi anak. Yayasan Pulih
(2011).
Upaya terus menerus dan sistematis dalam
mendampingi (memfasilitasi) individu, kelompok maupun
komunitas dalam mengatasi permasalahan dan
menyesuaikan diri dengan kesulitan hidup yang dialami
sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan tersebut
dan mencapai perubahan hidup ke arah yang lebih
baik.Yayasan Pulih (2011).
Pendampingan merupakan proses interaksi timbal
balik (tidak satu arah) antara individu/kelompok/
komunitas yang mendampingi dan individu/
kelompok/komunitas yang didampingi yang bertujuan
memotivasi dan mengorganisir individu/kelompok/
komunitas dalam mengembangkan sumber daya dan
potensi orang yang didampingi dan tidak menimbulkan
ketergantungan terhadap orang yang mendampingi
(mendorong kemandirian). Yayasan Pulih (2011)
Pendampingan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
maupun situasi dengan pendekatan yang beragam baik
formal maupun non formal, individu, kelompok maupun
komunitas.
2.2.2. Langkah-Langkah Pendampingan
a. Penentuan tujuan
Sekolah menentukan tujuan melalui rapat sekolah
yang dihadiri oleh seluruh warga sekolah terdiri atas 1)
Kepala sekolah, 2) Dewan guru, 3) Komite sekolah, 4)
Tokoh masyarakat dan pengawas sekolah. Untuk
menentukan tujuan dari kegiatan persiapan akreditasi
sekolah.
b. Perencanaan dan persiapan akreditasi.
Dalam perencanaan persiapan akreditasi dilakukan
langkah-langkah1) membentuk Tim Pengembang Sekolah
(TPS), 2) merancang jadwal persiapan kegiatan dengan
dilengkapi tupoksi masing-masing bagian, 3)
mengkelompokkan dan menentukan prioritas kegiatan.
c. Pelaksanaan akreditasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan
pelaksanaan akreditasi sekolah 1) penjelasan tentang