Top Banner
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja (Maulidi, 2012). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Chesnal dkk, 2015). Istilah kelelahan menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh yang secara umum gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue (Budiono dkk, 2003). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kelelahan merupakan suatu kondisi tubuh yang mengalami penurunan ketahanan tubuh dalam bekerja. b. Pengertian Kelelahan Kerja Kelelahan kerja merupakan salah satu sumber masalah bagi kesehatan dan keselamatan pekerja. Kelelahan dapat menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja yang akan berpeluang menimbulkan kecelakaan kerja. Tentu saja hal ini tidak dapat dibiarkan
28

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

Mar 13, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kelelahan Kerja

a. Pengertian Kelelahan

Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi

dan kebutuhan dalam bekerja (Maulidi, 2012). Kelelahan adalah suatu

mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih

lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Chesnal dkk, 2015).

Istilah kelelahan menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap

individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisensi dan

penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh yang secara umum

gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik

atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue (Budiono

dkk, 2003). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kelelahan merupakan suatu kondisi tubuh yang mengalami penurunan

ketahanan tubuh dalam bekerja.

b. Pengertian Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja merupakan salah satu sumber masalah bagi

kesehatan dan keselamatan pekerja. Kelelahan dapat menurunkan kinerja

dan menambah tingkat kesalahan kerja yang akan berpeluang

menimbulkan kecelakaan kerja. Tentu saja hal ini tidak dapat dibiarkan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

7

begitu saja, karena tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang dapat

mempengaruhi produktivitas perusahaan (Irma dkk, 2014).

Menurut Nurmianto (2004) kelelahan kerja adalah kondisi

seseorang mengalami penurunan performansi akibat dari perpanjangan

kerja. Sedangkan menurut Setyawati (2010) kelelahan kerja adalah

perasaan lelah, adanya penurunan kesiagaan dan respon total individu

terhadap stress psikososial yang dialami dalam satu periode waktu

tertentu dan kelelahan kerja itu cenderung menurunkan prestasi, motivasi

serta penurunan produktivitas kerja karyawan.

c. Fisiologi Kelelahan

Menurut Santoso (2004) bahwa kelelahan terjadi akibat

kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana proses metabolisme

tidak mampu lagi meneruskan supply energi yang dibutuhkan serta

membuang sisa metabolisme, khususnya asam laktat. Jika asam laktat

yang banyak terkumpul, otot akan kehilangan kemampuannya.

Terbatasnya aliran darah pada otot (ketika berkontraksi), otot menekan

pembuluh darah dan membawa oksigen sehingga menyebabkan

terjadinya kelelahan.

Fisiologi kelelahan secara fisiologis tubuh manusia dapat

diumpamakan sebagai suatu mesin yang dalam menjalankan

pekerjaannya membutuhkan bahan bakar sebagai sumber energi.

Kelelahan dapat sebagai akibat akumulasi asam laktat di otot-otot

disamping zat ini juga berada dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

8

dapat menyebabkan penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan faktor

saraf tepi dan sentral berpengaruh terhadap proses terjadinya kelelahan.

Pada saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat dan

asam ini merupakan produk yang dapat menghambat kontinuitas kerja

otot sehingga terjadi kelelahan (Setyawati, 2010).

d. Pembagian Kelelahan

Menurut Suma’mur (2009) terdapat dua jenis kelelahan, yaitu

kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot ditandai antara lain

oleh tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot. Kelelahan umum

ditunjukkan oleh hilangnya kemauan untuk bekerja, yang penyebabnya

adalah keadaan persarafan sentral atau kondisi psikis-psikologis. Akar

masalah kelelahan umum adalah monotonnya pekerjaan, intensitas dan

lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak

tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari

estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang

mendalam dan konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga

kerja.

Menurut Setyawati (2010) berdasarkan waktu terjadinya,

kelelahan ada dua macam yaitu:

1) Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau

seluruh tubuh karena secara berlebihan.

2) Kelelahan kronis, terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari dan

berkepanjangan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

9

e. Gejala Kelelahan Kerja

Menurut Budiono dkk (2003), kelelahan kerja memiliki gejala

kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :

1) Perasaan lesu, ngantuk dan pusing;

2) Tidak atau kurang mampu berkonsentrasi;

3) Berkurangnya tingkat kewaspadaan;

4) Persepsi yang buruk dan lambat,

5) Tidak ada atau berkurangnya gairah untuk bekerja;

6) Menurunya kinerja jasmani dan rohani.

Menurut Nurmianto (2004) perasaan adanya kelelahan kerja

ditandai dengan berbagai kondisi antara lain:

1) Kelelahan visual (indera penglihatan),

2) Kelelahan seluruh tubuh,

3) Kelelahan mental,

4) Kelelahan urat syaraf,

5) Stres atau pikiran tegang

6) Rasa malas bekerja.

f. Dampak Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu

prestasi yang menurun, badan terasa tidak enak di samping semangat

kerja yang menurun. Perasaan kelelahan kerja cenderung meningkatkan

terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat merugikan diri pekerja

sendiri maupun perusahaanya karena adanya penurunan produktivitas

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

10

kerja. Kelelahan kerja terbukti memberikan kontribusi lebih dari 60%

dalam kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja (Setyawati, 2010).

g. Penyebab dan Faktor Kelelahan Kerja

1) Penyebab Kelelahan Kerja

Menurut Setyawati (2010) penyebab kelelahan kerja

umumnya berkaitan dengan

a) Sifat pekerjaan yang monoton.

b) Intensitas kerja dan ketahanan kerja mental dan fisik yang tinggi.

c) Cuaca ruang kerja, pencahayaan dan kebisingan serta lingkungan

kerja lain yang tidak memadai.

d) Faktor psikologis, rasa tanggung jawab, ketegangan-ketegangan

dan konflik-konflik.

e) Penyakit-penyakit, rasa kesakitan dan gizi.

f) Cicardian rhytm.

2) Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan

Menurut Atiqoh dkk (2014), bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi kelelahan kerja, antara lain :

a) Faktor dari Dalam Individu (Faktor Internal)

(1) Usia

Usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas

kerja seseorang yang berakibat pada kelelahan. Salah satu

indikator dari kapasitas kerja adalah kekuatan otot seseorang.

Semakin tua usia seseorang, maka semakin menurun kekuatan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

11

ototnya. Kekuatan otot yang dipengaruhi oleh umur akan

berakibat pada kemampuan fisik tenaga kerja untuk melakukan

pekerjaannya. Laki-laki maupun wanita pada umur sekitar 20

tahun merupakan puncak dari kekuatan otot seseorang, dan pada

umur sekitar 50 – 60 tahun kekuatan otot mulai menurun sekitar

15 – 25% (Setyowati dkk, 2014).

(2) Jenis Kelamin

Perbedaan secara fisik antara jenis kelamin wanita dan

laki-laki terletak pada ukuran tubuh dan kekuatan ototnya.

Kekuatan otot wanita relatif kurang jika dibandingkan dengan

kekuatan otot laki-laki. Kekuatan otot ini akan mempengaruhi

kemampuan kerja seseorang yang merupakan penentu dari

terjadinya kelelahan. Permasalahan wanita lebih kompleks

dibandingkan laki-laki, salah satunya adalah haid. Wanita yang

sedang mengalami haid cenderung cepat lelah dibandingkan

wanita yang tidak mengalami haid (Suma’mur, 2009).

(3) Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu penyebab kelelahan.

Seorang pekerja dengan status gizi yang baik akan memiliki

ketahanan tubuh dan kapasitas kerja yang lebih baik, sedangkan

seorang pekerja dengan status gizi yang tidak baik akan

memiliki ketahanan tubuh dan kapasitas kerja yang tidak baik

juga (Budiono, 2003).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

12

b) Faktor dari Luar Individu (Faktor Eksternal)

(1) Sikap Kerja

Hasil perbandingan antara kerja otot statis dan dinamis

pada kondisi yang hampir sama, dihasilkan bahwa kerja otot

statis mempunyai konsumsi energi lebih tinggi, denyut nadi

meningkat, dan diperlukan waktu istirahat yang lebih lama

(Atiqoh dkk, 2014).

(2) Beban Kerja

Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi

oksigen akan meningkat secara proporsional sampai didapat

kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak

dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh

kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses

aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai

dengan meningkatrnya kandungan asam laktat (Nurmianto,

2004).

(3) Tekanan Panas

Faktor lingkungan pekerjaan merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya kelelahan pada pekerja. Salah satu

faktor lingkungan ditempat kerja adalah tekanan panas. Jika

pekerja terpapar panas akan organ tubuh akan bekerja lebih

keras untuk mengeluarkan kelebihan panas dari tubuh, sehingga

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

13

beban fisik yang diterima pekerja akan lebih besar dan pekerja

akan mengalami kelelahan yang lebih cepat (Marif, 2013).

(4). Penerangan

Kondisi kerja dengan intensitas penerangan kurang

pada umumnya tenaga kerja berupaya untuk dapat melihat

pekerjaan dengan sebaik-baiknya dapat mengakibatkan

ketegangan mata, terjadi ketegangan otot dan saraf yang dapat

menimbulkan kelelahan mata, kelelahan mental, sakit kepala,

penurunan konsentrasi dan kecepatan berpikir, demikian juga

kemampuan intelektual juga mengalami penurunan. Penyebaran

cahaya yang berlebihan dapat menyebabkan kesilauan yang

mengakibatkan retina mata terlalu peka terhadap cahaya yang

berlebih sehingga timbul kelelahan (Setyowati, 2014).

(5). Kebisingan

Kebisingan merupakan faktor yang menyebabkan

kelelahan kerja. Semakin tinggi intensitas kebisingan maka

harus diperhatikan kelelahannya karena mempengaruhi kinerja

dari kapasitas fisik seseorang. Pengendalian untuk mengurangi

kelelahan pekerja yaitu dengan diberlakukannya rotasi kerja dan

penggunaan alat pelindung telinga (ear plug) (Purbaningrum,

2015).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

14

h. Pencegahan dan Penanggulangan Kelelahan Kerja

Menurut Budiono dkk (2003) untuk mencegah dan mengatasi

memburuknya kondisi kerja akibat faktor kelelahan pada tenaga kerja

disarankan agar :

1) Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman

bagi tenaga kerja.

2) Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja tenaga kerja secara

periodik untuk mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini dan

menemukan solusi yang tepat.

3) Menerapkan sasaran produktivitas kerja berdasarkan pendekatan

manusiawi dan fleksibilitas yang tinggi.

Menurut Setyawati (2010) kelelahan dapat dikurangi melalui

program penanggulangan kelelahan kerja dengan kegiatan promosi

kesehatan, pencegahan kelelahan kerja, pengobatan kelelahan kerja dan

rehabilitasi kelelahan kerja, yang meliputi :

1) Primer

Promosi kesehatan dalam pelaksanaannya dapat bekerjasama

dengan berbagai pihak misalnya departemen tenaga kerja, deprtemen

kesehatan, departemen perindustrian dan pihak-pihak lain baik dalam

pemerintahan maupun pihak swasta seperti media masa dan organisasi

pekerja. Promosi kesehatan dalam program penanggulangan kelelahan

ini dapat dilakukan dengan penyuluhan kepada tenaga kerja. Materi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

15

penyuluhan tentang kelelahan kerja, faktor-faktor penyebabnya,

dampak dan cara pencegahan terjadinya kelelahan (Setyawati, 2010).

2) Sekunder

Pencegahan kelelahan dapat dilakukan dengan cara

menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman

bagi tenaga kerja, tidak menciptakan dan menghindarkan stres buatan

manusia (Budiono dkk, 2003).

3) Tersier

Pengobatan kelelahan kerja dapat dilakukan dengan

meminum vitamin atau obat-obatan yang berfungsi untuk memulihkan

tenaga seseorang, perbaikan lingkungan kerja, mengupayakan sikap

kerja dan menggunakan alat kerja yang ergonomis, penyuluhan mental

dan bimbingan mental (Setyawati, 2010).

Penanggulangan terhadap kelelahan kerja dilakukan dari

lingkungan kerja yang baik, pemberian waktu istirahat, pemberian gizi

yang baik, beban kerja tidak terlalu lama, tempat tinggal diusahakan

sedekat mungkin dengan tempat kerja dan diberikan perhatian khusus

pada kelompok terentu seperti tenaga kerja beda usia, wanita hamil dan

menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di malam hari, tenaga baru

pindahan (Hasibuan, 2010).

Menghindari rasa lelah diperlukan adanya keseimbangan antara

masukan sumber datangnya kelelahan tersebut (faktor-faktor penyebab

kelelahan) dengan jumlah keluaran yang diperoleh lewat proses

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

16

pemulihan. Proses pemulihan dapat dilakukan dengan cara antara lain

memberikan waktu istirahat yang cukup baik yang terjadwal atau

terstruktur atau tidak dan seimbang dengan tinggi rendahnya tingkat

ketegangan kerja. Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang

ditunjukkan kepada umum dan lingkungan fisik tepat kerja. Misalnya,

banyak hal yang dapat dicapai dengan jam kerja, pemberian kesempatan

istirahat, masa-masa libur atau rekreasi, dll (Roshadi, 2014).

i. Pengukuran Kelelahan

Menurut Susetyo dkk (2012), ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk mengetahui kelelahan yang sifatnya hanya mengukur

indikator-indikator kelelahan yaitu :

1) Kualitas dan kuantitas dari penampilan kerja.

2) Mencatat persepsi subyektif dari kelelahan.

3) Electroencephalography (EEG).

4) Uji hilangnya kelipatan (Flicker-fusion test).

5) Tes mental: aritmatic problem, test konsentrasi misalnya tes Bourdon

Wiersma.

6) Pengukuran kelelahan secara subyektif (Subjective feeling of fatigue).

Menurut Setyawati (2010) ada beberapa pengukuran kelelahan

kerja antara lain :

1) Salah satu cara untuk mengukur kelelahan subyektif adalah dengan

Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2). KAUPK2

merupakan suatu alat untuk mengukur indikator perasaan kelelahan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

17

kerja yang telah di disain oleh Setyawati, khusus bagi pekerja

Indonesia.

2) Reaction Timer

Menurut Setyawati (2010) bahwa uji waktu reaksi, ternyata

stimuli terhadap cahaya lebih signifikan daripada stimuli suara. Hal

tersebut disebabkan karena stimuli suara lebih cepat diterima oleh

reseptor daripada stimuli cahaya. Tingkat kelelahan diklasifikasikan

berdasarkan waktu reaksi yang diukur dengan reaction timer yaitu :

a) Normal dengan waktu reaksi 150,0 - 240,0 milidetik.

b) Kelelahan kerja ringan dengan waktu reaksi 240,0 < x <410,0

milidetik.

c) Kelelahan kerja sedang dengan waktu reaksi 410,0 < x < 580,0

milidetik.

d) Kelelahan kerja berat dengan waktu reaksi > 580,0 milidetik.

2. Masa Kerja

a. Definisi Masa Kerja

Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan menyumbangkan

tenaganya pada perusahaan tertentu dan menghasilkan penyerapan dari

berbagai aktivitas manusia, serta mampu menumbuhkan keterampilan

yang muncul secara otomatis dalam tindakan yang dilakukan karyawan

menyelesaikan pekerjaannya. Semakin berpengalaman seorang karyawan

maka akan semakin membantu perusahaan untuk menghasilkan kinerja

atau output yang lebih banyak (Rudiansyah, 2014).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

18

Masa kerja dapat dikatakan sebagai loyalitas karyawan kepada

perusahaan. Rentang waktu masa kerja yang cukup, sama dengan orang

yang memiliki pengalaman yang luas baik hambatan dan keberhasilan.

Waktu yang membentuk pengalaman seseorang, maka masa kerja adalah

waktu yang telah dijalani seorang teknisi selama menjadi tenaga

kerja/karyawan perusahaan. Masa kerja memberikan pengalaman kerja,

pengetahuan dan keterampilan kerja seorang karyawan. Pengalaman

kerja menjadikan seseorang memiliki sikap kerja yang terampil, cepat,

mantap, tenang, dapat menganalisa kesulitan dan siap mengatasinya

(Hermanto, 2012).

Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai pertama

kali masuk kerja hingga saat penelitian. Tekanan melalui fisik (beban

kerja) pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja

otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya

gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal

seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan–tekanan

yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang (Melati,

2013).

Masa kerja merupakan lama waktu seseorang bekerja pada satu

instansi atau tempat kerja dalam satuan waktu tertentu. Masa kerja dapat

mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan

pengaruh positif bila semakin lama sesorang bekerja maka akan

berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

19

memberikan dampak negatif apabila semakin lama bekerja akan

menimbulkan kelelahan dan kebosanan (Tulus, 1992).

Masa kerja disebutkan sebagai penyebab meningkakan

produktivitas karena dengan masa kerja yang lama sudah tentu seorang

karyawan akan mendapatkan mutu kerja yang lebih baik dari

sebelumnya. Namun masa kerja juga dapat sebagai penyebab

menurunnya tingkat produktivitas kerja karyawan jika yang terjadi dalam

masa kerja adalah kebosanan (Maryam, 2007).

b. Klasifikasi Masa Kerja

Menurut Tulus (1992) masa kerja merupakan kurun waktu atau

lamanya tenaga kerja belajar di suatu tempat. Masa kerja dapat

memberikan pegaruh positif pada kinerja apabila dengan semakin

lamanya masa kerja akan timbul perasaan terbiasa dengan keadaan dan

menyepelekan pekerjaan maka akan menimbulkan kebosanan.

Sejauh mana tenaga kerja dapat mencapai hasil yang

memuaskan dalam bekerja tergatung dari kemampuan, kecakapan dan

keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan

baik. Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap

pekerjaan. Masa kerja ≤ 3 tahun termasuk dalam masa kerja baru dan > 3

tahun termasuk dalam masa kerja lama (Budiyanto dan Pratiwi, 2010).

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

20

3. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas dan Produktivitas Kerja

Berbagai definisi produktivitas sebagai berikut:

1) Menurut Purnomo (2004), produktivitas sering diartikan sebagai

ukuran sampai sejauh mana sumber-sumber daya yang ada sebagai

masukan sistem produksi dikelola sedemikian rupa untuk mencapai

hasil atau keluaran pada tingkat kuantitas tertentu atau keluaran pada

tingkat kuantitas tertentu.

2) Menurut Hasibuan (2003), produktivitas adalah perbandingan antara

output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini

hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi waktu, bahan,

tenaga dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan

keterampilan dari tenaga kerjanya.

3) Menurut Atmosoeprapto (2001), produktivitas merupakan hasil dari

efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran.

Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas

tinggi.

4) Produktivitas mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari

kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Setiawan, 2012).

b. Pengertian Produktivitas Kerja

1) Menurut Revianto (1990), produktivitas kerja adalah kegiatan mampu

menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan,

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

21

dalam satuan waktu yang lebih singkat, atau memakai sumber daya

yang lebih sedikit.

2) Menurut Sedarmayanti (2009b), produktivitas kerja menunjukkan

bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran

(pencapaian unjuk kerja maksimal) dengan efisiensi salah satu

masukan (tenaga kerja) yang mencakup kuantitas, kualitas dalam

waktu tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil

kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan

dan output sebagai keluarannya yang merupakan indikator daripada

kinerja karyawan dalam menentukan bagaimana usaha untuk

mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.

3) Produktivitas kerja adalah perbandingan antara output dengan input,

dimana outputnya harus mempunyai nilai tambah dan teknik

pengerjaannya yang lebih baik (Hasibuan, 2000).

4) Beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

produktivitas kerja yaitu, produktivitas adalah keluaran fisik per unit

dari usaha produktif, produktivitas merupakan tingkat keefektifan dari

manajemen industri dalam menggunakan fasilitas untuk produksi dan

produktivitas adalah keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan

peralatan. Jelas bahwa produktivitas kerja merupakan rasio dari hasil

kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari

seorang tenaga kerja.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

22

c. Faktor Pengaruh Produktivitas Kerja

Menurut Sutrisno (2009) faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor dari Dalam Individu (Faktor Internal)

a) Usia

Usia berpengaruh terhadap produktivitas kerja, karena

semakin tinggi usia maka akan rendah produktivitas kerja

karyawan. Sebaliknya semakin rendah usia maka akan semakin

tinggi produktivitas kerja karyawan (Pandapotan, 2013).

Menurut Moekijad (1992) mengatakan usia antara 20-40

tahun mampu berpikiran maju, pandai, pengetahuan luas, usahanya

rata-rata maju, penghasilan tinggi, kaya dan memiliki produktivitas

yang tinggi. Adapun pekerja yang umurnya sudah tua yaitu 50

tahun keatas biasanya kurang giat untuk hal-hal baru, kurang

bersemangat dalam bekerja sehingga produktivitasnya menurun.

b) Pendidikan

Pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Hal

ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan

semakin tinggi produktivitas kerjanya, sebab orang tersebut akan

memiliki pola pikir, pandangan serta motivasi yang juga semakin

baik. Pola pikir yang baik, pandangan yang maju serta tingginya

motivasi akan mendorong kinerja orang tersebut. Kinerja yang baik

akan meningkatkan produktivitasnya. Sebaliknya, jika pendidikan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

23

seseorang rendah maka pola pikirnya juga akan rendah, pandangan

yang rendah, semangat kerja rendah, serta motivasi tidak bagus.

Oleh karena itu, semua ini akan berdampak terhadap rendahnya

kinerja. Kinerja yang rendah ini akan menurunkan produktivitasnya

(Buranda, 2015).

c) Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu penentu kapasitas kerja

dan ketahanan tubuh. Dengan dipenuhinya kebutuhan gizi dan

berbadan sehat, maka akan kuat dalam bekerja, apalagi bila

mempunyai semangat kerja yang tinggi maka akan dapat

meningkatkan produktivitas kerja (Sedarmayanti, 2009a). Status gizi

seseorang dapat diketahui melalui Indeks Masa Tubuh (IMT).

Menurut WHO (2006) tingkatan status gizi adalah sebagai berikut:

(1) Kriteria Kurus (underweight) dengan IMT <18,5

(2) Kriteria Normal dengan IMT 18,5-25,0

(3) Kriteria Gemuk (overweight) dengan IMT > 25,0

d) Kelelahan

Kelelahan merupakan suatu kelompok gejala yang

berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja yang

mempengaruhi ksehatan kerja dan menurunkan produktivitas kerja

(Roshadi, 2014).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

24

e) Motivasi

Motivasi yang tinggi akan meningkatkan produktivitas

kerja karyawan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang

memberikan kontribusi terhadap produktivitas kerja. Dengan

adanya motivasi yang tinggi berarti karyawan tersebut mempunyai

minat yang tinggi dalam menjalankan rutinitas kerja sesuai dengan

apa yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan adanya minat yang

tinggi, karyawan akan bekerja dengan perasaan senang. Perasaaan

senang inilah yang mampu memberikan kontribusi terhadap

efisiensi dan produktivitas kerja karyawan (Damayanti, 2005).

f) Mental dan Kemampuan Fisik Karyawan

Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang

sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab

keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan yang

erat dengan produktivitas kerja karyawan (Sutrisno, 2009).

2) Faktor dari Luar Individu (Faktor Eksternal)

a) Pelatihan

Pelatihan dilakukan untuk melengkapi karyawan

dengan keterampilan dan cara yang tepat dalam menggunakan

peralatan kerja. Pelatihan kerja diperlukan bukan hanya sebagai

pelengkap tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar

pengetahuan. Karena dengan latihan karyawan belajar untuk

mengerjakan sesuatu dengan benar dan tepat, serta dapat

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

25

memperkecil dan meninggalkan kesalahan yang pernah

dilakukan. Peningkatan produktivitas bukan pada pemutakhiran

peralatan, akan tetapi pada pengembangan karyawan yang

paling utama. Bahwa 75% peningkatan produktivitas justru

dihasilkan oleh perbaikan pelatihan dan pengetahuan kerja,

kesehatan dan alokasi tugas (Sutrisno, 2009).

b) Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja berpengaruh terhadap produktivitas

tenaga kerja karena, pengalaman kerja mempunyai pengaruh

terhadap banyaknya produksi besar kecilnya dan efisiensi yang

dapat dilihat dari hasil produksi tenaga kerja yang diarahkan.

Dalam pengertian lain, pengalaman kerja juga dapat diperoleh

dengan melewati masa kerja yang telah dilakukan disuatu

tempat kerja. Pengalaman kerja seseorang dalam suatu

pekerjaan yang dimanifestasikan dalam jumlah masa kerja akan

meningkatkan kemampuan dan kecakapan kerja seseorang

sehingga hasil kerja akan semakin meningkat (Buranda, 2015).

c) Masa Kerja

Semakin lama masa kerja karyawan, maka

produktivitas akan semakin tinggi, sedangkan masa kerja

pendek maka produktivitas kerja juga rendah. Masa kerja yang

sudah lama memiliki pengalaman kerja yang banyak, artinya

karyawan yang memiliki masa kerja cukup lama akan memiliki

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

26

pengalaman kerja yang banyak sehingga menghasilkan

produktivitas kerja yang tinggi (Pandapotan, 2013). Namun

masa kerja juga dapat sebagai penyebab menurunnya tingkat

produktivitas kerja karyawan jika yang terjadi dalam masa kerja

adalah kebosanan (Maryam, 2007).

d) Jaminan Sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu perusahaan

kepada karyawannya pada dasarnya dimaksudkan untuk

meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan

sosialnya mencukupi, maka akan menimbulkan kesenangan

bekerja sehinga mendorong pemanfaatan kemampuan yang

dimiliki untuk meningkatkan produktivitas (Setiadi, 2009).

e) Upah

Upah memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas tenaga kerja. Hal ini memberikan bukti

empiris bahwa tenaga kerja yang mendapatkan upah yang lebih

tinggi akan memiliki produktivitas yang lebih besar. Pada saat

pekerja merasa nyaman dengan upah yang diterima maka

produktivitasnya dalam bekerja diharapkan akan meningkat.

Sehingga ketika tingkat penghasilan cukup, akan menimbulkan

konsentrasi kerja dan mengarahkan kemampuan yang dimiliki

untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Adhadika dan

Pujiyono, 2014).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

27

f) Hubungan antara atasan dan bawahan

Hubungan atasan dengan bawahan akan mempengaruhi

kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya. Bagaimana

pandangan atasan terhadap bawahan, dan sejauh mana bawahan

diikutsertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang baik antara

atasan dan bawahan telah mampu meningkatkan produktivitas

karyawan dalam bekerja. Karyawan diperlakukan secara baik,

maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik pula

dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada tingkat

produktivitas kerja. Sikap dan perilaku positif serta

produktivitas para karyawan tidak terlalu dipengaruhi oleh

fasilitas dan kondisi kerja, melainkan oleh perhatian yang

diberikan oleh manajemen terhadap mereka (Siagian, 2008).

g) Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja

Suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam satu waktu

lingkungan atau situasi kerja yang berakibat beban tambahan

pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Menurut Suma’mur

(2009) terdapat 5 faktor penyebab beban tambahan kerja :

(1) Faktor Lingkungan fisik

(2) Faktor Kimia

(3) Faktor Biologis

(4) Faktor Fisiologis dan Ergonomis

(5) Faktor Mental dan Psikologis.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

28

Secara garis besar menurut Purnomo (2004), produktivitas

kerja banyak dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor teknis

dan faktor sumber daya manusia (tenaga kerja).

a) Faktor Teknis

Faktor teknis adalah segala hal yang berkaitan dengan

penggunaan sumber daya (selain sumber daya manusia) yang

berhubungan dengan pemakaian dan penerapan fasilitas produksi

secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif dan

efisien, dan atau penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis

(Padmanaba, 2006).

b) Faktor Manusia

Faktor manusia mempunyai pengaruh terhadap usaha-

usaha yang dilakukan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan

yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Di sini hal pokok

penentu adalah motivasi kerja yang memerlukan pendorong ke arah

kemajuan dan peningkatan prestasi kerja dan produktivitas kerja

seseorang (Prasetyo, 2014).

3) Pengukuran Produktivitas Kerja

Menurut Sinungan (2009), secara umum pengukuran

produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga

jenis, yaitu :

a) Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara

historis yang tidak menunujukkan apakah pelaksanaan sekarang ini

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

29

memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meingkat atau

berkurang serta tingkatannya.

b) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,

proses) dengan lainya. Pengukuran seperti itu menunjukkan

pencapaian relatif.

c) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang

terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga

kerja memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni : kuantitas hasil dan

kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan, 2009).

Menurut Mulyono (2004), bahwa indeks produktivitas tenaga

kerja pada umumnya dihitung dengan menghitung jumlah keluaran per

jumlah tenaga kerja. Dalam proses pengukuran, untuk menghasilkan

keluaran diperlukan lebih dari satu macam masukan. Sehingga terdapat

tiga macam pengukuran produktivitas, yaitu :

1) Partial productivity (produktivitas parsial), yaitu keluaran dengan

salah satu masukan saja.

2) Multifactor productivity (produktivitas multifaktor), yaitu rasio antara

keluaran dengan lebih dari satu macam sumber daya.

3) Total productivity (produktivitas total), yaitu rasio antara keluaran

dengan semua masukan.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

30

Menurut Budiono dkk (2003), produktivitas dapat diukur

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Produktivitas

O = Output (Keluaran)

I = Input (Masukan)

4. Pengaruh Kelelahan Kerja dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan kerja dengan

produktivitas kerja, atau lebih tepatnya kelelahan yang dialami tenaga kerja

dengan kinerja perusahaan. Jika tingkat produktivitas seorang tenaga kerja

terganggu dikarenakan adanya faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka

ini akan berdampak juga pada perusahaan yang berupa penurunan

produktivitas perusahaan (Budiono dkk, 2003). Jika diteliti dampak

kelelahan terjadi pada suatu pekerjaan yang bebannya biasa-biasa saja, yaitu

tidak terlalu ringan atau berat, produktivitasnya mulai menurun sesudah 4

jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula

dalam darah (Suma’mur, 2009).

Semakin lama masa kerja karyawan pada sebuah perusahaan, maka

semakin banyak pula pengalaman yang ia dapatkan. Dengan pengalaman

kerja yang banyak, maka tingkat produktivitas yang dihasilkanpun juga

akan semakin tinggi (Simanjuntak, 1985).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

31

Masa kerja merupakan panjangnya waktu terhitung mulai pertama

kali masuk kerja hingga saat penelitian. Tekanan melalui fisik (beban kerja)

pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala

yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini

tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya

beban kerja, namun juga oleh tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap

harinya pada suatu masa yang panjang (Melati, 2013).

Kelelahan dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan juga

menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara menunjukkan

bahwa kelelahan memberi kontribusi yang signifikan terhadap terjadinya

kecelakaan kerja. Kelelahan kerja merupakan suatu kelompok gejala yang

berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta

peningkatan kecemasan atau kebosanan. Adapun faktor yang berpengaruh

terhadap produktivitas adalah tenaga kerja, maka dari itu kondisi karyawan

harus selalu dijaga baik fisik maupun psikologisnya, karena hal itu yang

sangat mempengaruhi dalam bekerja. Pekerjaan yang terus menerus

dilakukan dan bersifat monoton akan berakibat kelelahan dan kelelahan

akan berakibat menurunnya konsentrasi bekerja dan mempengaruhi pada

hasil kerja (Hasibuan, 2010).

Tujuan akhir dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga

kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung

oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan. Salah satu tujuan

dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

32

pencegahan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan, kenikmatan kerja

serta efisiensi kerja yang berarti produktivitas kerja meningkat. Dengan

meningkatnya produktivitas kerja maka pemenuhan kebutuhan fisik mereka

akan lebih terjamin, bahkan meningkat (Natoatmodjo, 1998).

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · 2019. 8. 1. · 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi

33

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Ada Pengaruh Kelelahan Kerja dan Masa Kerja terhadap Produktivitas

Kerja pada Karyawan Bagian Sewing CV. Indonesia Live Garment Sragen.

Kelelahan Kerja

Akumulasi Asam

Laktat di Otot

Penurunan

Kerja Otot

Badan Terasa

Tidak Enak

Semangat Kerja

Menurun

Faktor Internal :

1. Usia

2. Jenis

Kelamin

3. Status Gizi

Faktor Eksternal:

1. Beban Kerja

2. Sikap Kerja

3. Tekanan

Panas

4. Penerangan

5. Kebisingan

Masa Kerja

Produktivitas Kerja

Menurun

Faktor Eksternal:

1. Pelatihan

2. Pengalaman Kerja

3. Jaminan Sosial

4. Upah

5. Hubungan antara atasan

dan bawahan

6. Beban Tambahan Akibat

Lingkungan Kerja

Faktor Internal :

1. Usia

2. Pendidikan

3. Status Gizi

4. Motivasi

5. Mental dan Kemampuan

Fisik Karyawan

Pengalaman Kerja

Terbiasa dengan

Pekerjaan

Menyepelekan

Pekerjaan

Lambat dalam

Bekerja

Kebosanan