BAB II LANDASAN TEORI A. Gambaran Umum Teori 1. Laporan Keuangan a. Definisi Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015, Laporan Keuangan adalah penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Laporan Keuangan
a. Definisi Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015, Laporan Keuangan adalah
penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi
dalam nilai moneter. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
b. Jenis - Jenis Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.1 tahun 2015 berdasarkan cara penyajiannya, laporan keuangan
terdiri dari sebagai berikut :
1) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan aktivitas transaksi pada
perusahaan yang akan berpengaruh pada stabilitas, risiko dan
prediksi pada suatu periode yang menghasilkan hasil usaha
bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan
aktivitas lainnya. Laporan laba rugi perusahaan menampilkan
berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar.
2) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aset-aset bersih atau kekayaan
perusahaan selama periode tertentu yang didasarkan prinsip-
prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
3) Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan berisi gambaran posisi keuangan,
yang menunjukkan aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu.Laporan posisi keuangan aset
lancar akan dipisahkan dengan laporan posisi keuangan aset
tidak lancar. Begitu juga kewajiban jangka pendek tentu akan
dipisahkan dengan kewajiban jangka panjang.
4) Laporan Arus Kas Informasi
Pada umumnya laporan arus kas banyak digunakan sebagai
indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa
depan. Selain itu, arus kas berfungsi meneliti kecermatan dan
ketepatan perkiraan/taksiran arus kas masa depan yang telah
dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan
antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak
perubahan harga yang diklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi
tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan
atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK
serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
c. Kinerja Keuangan
Menurut (Agnes Sawir 2015, 6) mengatakan bahwa :
”Kinerja keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur
yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan
dua data keuangan antara satu dengan yang lain.”
Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan
pengukuran dan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing
measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas
perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.
Pengukuran kinerja perusahaan digunakan untuk melakukan
perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses
pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung,
mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.
d. Rasio Keuangan
Menurut (Kasmir 2016, 104) mengatakan bahwa :
“Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada di dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu
laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan
keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.”
Menurut (Mamduh Hanafi dan Abdul Halim 2016, 5) pada
dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima kategori
yaitu:
1) Rasio Likuiditas (liquidity ratio), adalah rasio yang bertujuan
untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.
2) Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratio), adalah rasio
yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
semua kewajiban baik itu periode jangka pendek atau jangka
panjang.
3) Rasio Aktivitas (activity ratio), menunjukkan dari segi tingkat
efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
4) Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability
ratio), menunjukkan hasil dari tingkat imbalan atau perolehan
(keuntungan) dengan membandingkan antara penjualan atau
aktiva.
5) Rasio Investasi (investment ratio), menunjukkan rasio investasi
pada sebuah surat berharga atau efek, khusus saham dan
obligasi.
Keunggulan analisis rasio keuangan menurut Irham Fahmi
(2015) adalah sebagai berikut:
1) Rasio merupakan angka-angka atau ikthisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4) Bermanfaat untuk bahan dalam pengambilan keputusan dan
model prediksi (Z-score).
5) Menstandardisasi ukuran perusahaan.
6) Untuk mempermudah membandingkan suatu perusahaan
dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan
perusahaan secara periode atau time series.
7) mempermudah melihat tren perusahaan serta memprediksi
dimasa yang mendatang.
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2015), ada beberapa
kelemahan dengan dipergunakannya analisa secara rasio keuangan
yaitu:
1) Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran
yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan.
2) Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai
peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir.
3) Data yang dipergunakan dalam menganalisis adalah bersumber
dari laporan keuangan perusahaan.
4) Pengukuran rasio keuangan bersifat artifisial.
2. Pajak
Pada dasarnya pajak telah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan
gaya bahasa yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada hakikatnya berbagai
definisi itu memiliki sifat dasar dan tujuan yang sama.
Menurut (Rochmat Soemitro 2014, 1) mengatakan bahwa:
“Pajak merupakan iuran rakyat terhadap kas negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Selanjutnya dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang
perpajakan mendiskripsikan pajak sebagai berikut :
“Pajak adalah kontribusi wajib terhadap negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
beberapa unsur yaitu sebagai berikut:
a. Pajak merupakan iuran kas dari rakyat kepada negara.
b. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.
c. Pajak tidak mendapatkan kontra prestasi (timbal balik) secara
langsung.
d. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara,
khususnya pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara
dalam membiayai seluruh pengeluaran yang dibutuhkan, termasuk
pengeluaran untuk pembangunan. Sehingga pajak mempunyai beberapa
fungsi, antara lain:
a. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara
mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk
membiayai pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya,
sehingga fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara yang
memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan
pendapatan negara.
b. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)
Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan
negara dalam lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut
antara lain:
1) Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
2) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan
ekpsor, seperti: pajak ekspor barang.
3) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap
barang produksi dari dalam negeri, contohnya: Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
4) Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang
membantu perekonomian agar semakin produktif.
c. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)
Pajak dapat digunakan untuk mencocokkan dan menyeimbangkan
antara pembagian penghasilan dengan kebahagian dan kesejahteraan
masyarakat.
d. Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan
perekonomian, seperti: untuk mengatasi inflasi, pemerintah
menentapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang beredar
dapat dikurangi, sedangkan untuk mengatasi penurunan ekonomi
atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang
yang beredar dapat ditambah dan deflasi dapat diatasi.
Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah dari masyarakat
atau wajib pajak yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi
pemungut objek pajak serta subjek pajak, yaitu sebagai berikut:
a. Jenis pajak berdasarkan sifatnya digolongkan menjadi 2 jenis yaitu:
1) Pajak tidak langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan
kepada wajib pajak bila melakukan perbuatan tertentu.
Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat dipungut secara
berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau
perbuatan tertentu menyebabkan kewajiban membayar pajak.
Contohnya: pajak penjualan atas barang mewah, dimana pajak
ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
2) Pajak langsung (Direct Tax)
Pajak langsung merupakan pajak yang dipungut secara berkala
pada wajib pajak berdasarkan surat ketetapan pajak yang dibuat
kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak terdapat jumlah
pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak langsung harus
ditanggung oleh seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak
Bumi dan bangunan (PBB) dan pajak penghasilan.
b. Jenis pajak berdasarkan instansi pemungutnya digolongkan menjadi
2 jenis yaitu:
1) Pajak Daerah (Lokal)
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah
daerah dan terbatas hanya pada rakyat daerah itu sendiri, baik
dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda Tingakt I.
Contohnya: pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran dan
masih banyak lainnya.
2) Pajak Negara (Pusat)
Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat
melalui intansi terkait, seperti: Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan
Cukai, maupun kantor inspeksi pajak yang tersebar diseluruh
Indonesia. Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan
masih banyak lainnya.
c. Jenis pajak berdasakan subjek dan objeknya digolongkan menjadi 2
yaitu:
1) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dipungut berdasarkan