6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Ata Ata merupakan tumbuhan melilit jenis pakis yang dahulunya digunakan sebagai bahan tali. Seiring dengan banyaknya jenis dan bahan tali sintetik maka kini peranan ata mulai berkurang. Pada saat ini ata dipakai untuk bahan baku kerajinan anyam–anyaman. Ditangan pengerajin Bali ata diolah menjadi barang seni yang mempunyai nilai tinggi dengan kualitas ekspor. Gambar 2.1 merupakan contoh anyaman ata. Gambar 2.1 Kerajinan Ata yang Berbentuk Tempat Gelas 2.1.1 Proses Produksi Pembuatan Kerajinan Ata Proses produksi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan konversi bahan baku (input produksi) menjadi produk (output produksi). Proses produksi yang dilakukan dalam kegiatan usaha kerajinan ata hanya memerlukan peralatan yang relatif sederhana karena lebih banyak memanfaatkan keahlian tangan manusia untuk menciptakan hasil karya yang memiliki nilai seni tinggi. Tahapan yang dilalui dalam proses produksi kerajinan ata, dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini:
21
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Ata II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum ... pembakaran siklus tertutup pada boiler dan mesin uap sejenisnya sangat rentan ... V . 14
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Ata
Ata merupakan tumbuhan melilit jenis pakis yang dahulunya digunakan
sebagai bahan tali. Seiring dengan banyaknya jenis dan bahan tali sintetik maka kini
peranan ata mulai berkurang. Pada saat ini ata dipakai untuk bahan baku kerajinan
anyam–anyaman. Ditangan pengerajin Bali ata diolah menjadi barang seni yang
mempunyai nilai tinggi dengan kualitas ekspor. Gambar 2.1 merupakan contoh
anyaman ata.
Gambar 2.1 Kerajinan Ata yang Berbentuk Tempat Gelas
2.1.1 Proses Produksi Pembuatan Kerajinan Ata
Proses produksi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan konversi bahan
baku (input produksi) menjadi produk (output produksi). Proses produksi yang
dilakukan dalam kegiatan usaha kerajinan ata hanya memerlukan peralatan yang
relatif sederhana karena lebih banyak memanfaatkan keahlian tangan manusia untuk
menciptakan hasil karya yang memiliki nilai seni tinggi. Tahapan yang dilalui dalam
proses produksi kerajinan ata, dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini:
7
Secara umum, terdapat 3 tahap penting dalam proses pembuatan kerajinan ata, yaitu
persiapan, penganyaman, pengeringan/pengasapan.
a) Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan awal untuk membuat kerajinan
ata. Persiapan yang dimaksud adalah penyiapan bahan baku kerajinan.
Apabila bahan baku telah tersedia maka proses pembuatan kerajinan
ata dapat dilakukan.
b) Penganyaman
Setelah bahan baku yang diperlukan tersedia, proses selanjutnya
adalah menganyam bahan baku yang tersedia untuk dibentuk menjadi
produk yang diinginkan. Jenis–jenis produk yang dihasilkan bisa
bermacam–macam sesuai dengan pesanan, namun ada pula bentuk-
bentuk baru yang dihasilkan pengrajin hasil dari keterampilan,
kreativitas dan kemampuan seni dari para pengerajin.
c) Pengeringan/pengasapan
Setelah ata dianyam menjadi bentuk yang diinginkan, selanjutnya
dilakukan tahap pengeringan untuk mengurangi kandungan air yang
terdapat pada ata sehingga produk yang dihasilkan tidak berjamur
Pemesanan / Order
Pembersihan
Penganyaman
Pengeringan/pengasapan
Pengepakan
Persiapan bahan
baku
Pengiriman Barang
Bagian Produksi
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Produksi Kerajinan Ata
Pemasaran / toko
8
ketika diekspor. Proses pengeringan ata dilakukan dengan cara
pengasapan agar warna yang dihasilkan juga lebih bagus. Ata
diletakan di dalam oven lalu diasapi oleh asap yang dihasilkan dari
kompor biomassa. Kurang lebih waktu yang diperlukan dalam proses
ini adalah satu hari.
2.2 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,
baik berupa produk maupun buangan. Melalui fotosintesis, karbondioksida di udara
ditransformasikan menjadi molekul karbon lain (misalnya gula dan selulosa) dalam
tumbuhan. Energi kimia yang tersimpan dalam tanaman dan hewan akibat memakan
tumbuhan atau hewan lain serta dalam kotorannya dikenal dengan nama bio-energi.
Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah
pertanian, limbah hutan, limbah perkebunan, tinja dan kotoran ternak. Umumnya
biomassa yang digunakan untuk diambil energinya adalah biomassa yang nilai
ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya tidak
dimanfaatkan kembali.
Kandungan utanma biomassa adalah karbon, oksigen, dan hidrogen. Hal ini
ditunjukkan pada tabel 2.1. tentang ultimate analysis of biomass. Pada tabel tersebut
memperlihatkan komposisi dari 13 biomassa.rumus kimia dari biomassa umumnya
diwakili oleh CxHyOz. Nilai koefisien dari x,y dan z ditentukan oleh masing-masing
biomassa.
9
Tabel 2.1 Ultimate analysis of Biomassa (Raveendran et.al.)(Sumber : Raveendran
dkk.1995,Tercantum dalam Badeau Pierre)
2.2.1 Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Hasil produksin kacang tanah di
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 786.868 ton seperti ditunjukkan pada tabel 2.2
(Kementan RI, 2013). Jika berat kulit kacang tanah 20% berat keseluruhan kacang
tanah, maka potensial pembuatan briket 157.373 ton/th. Kadar abu kulit kacang tanah
adalah 5,3%-7,3%. Kadar air pada kulit kacang rata-rata 4,95%-7,75%. Nilai kalor
kulit kacang tanah dalam bentuk bahan baku adalah 4344 kkal/kg (Eko dan
Kusnanda, 2008).
Tabel 2.2. Perkembangan Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Kacang Tanah Di indonesia
Tahun 2003-2013.
(sumber: Kementrian Pertanian, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, 2013)
10
Tabel 2.3. Hasil Analisa Proksimat dan Ultimate Kacang Tanah
(Sumber:
2.2.2 Kulit Kacang Tanah Sebagai Sumber Energi Alternatif
Sebagai limbah dari hasil produksi, kulit kacang tanah memang sering kali
menimbulkan persoalan tersendiri. Di samping penyimpanannya menghabiskan
ruang-ruang, terbuka proses penghancurannya juga sangat lambat. Jika tidak
mendapat perlakuan segera, dapat menimbulkan gangguan lingkungan. Padahal kulit
kacang sangat potensial bila digunankan sebagai sumber energi alternatif yang murah
bagi masyarakat.
Dari sisi momentum saat ini adalah saat yang paling tepat untuk
mempromosikan kulit kacang sebagai salah satu sumber energi alternatif. Jika ini
dilakukan, bukan saja memberikan pilihan pada masyarakat menyangkut pemenuhan
sumber energi yang murah meriah, tetapi dapat memberikan solusi mengelola kulit
kacang tanah dengan mengedepankan asas manfaat. Momentumnya juga dapat
dikatakan tepat karena masyarakat kini tengah dihadapkan pada pilihan sulit dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Menyusul kenaikan harga bahan
bakar minyak, memaksa masyarakat menyisihkan penghasilannya lebih banyak agar
biaya produksi rumah tangga dapat terpenuhi. Sementara pada saat yang sama,
Property Wt%
Moisture 4.83
Ash 32.3
Volatile Matter 50.9
Fixed Carbon 12.0
Property Wt%
Carbon 32,7
Hydrogen 4.26
Oxygen 25.11
Nitrogen 0.55
Sulpher 0.33
Moisture 4.78
Ash 32.7
Proximate Analysis
Ultimate Analysis
GROSS
CALORIFIC
VALUE (Kcal/Kg)
2960
11
sumber penghasilan masyarakat pada saat ini cenderung tidak ada perubahan. Ini
jelas sangat memberatkan, terutama bagi masyarakat pedesaan yang sangat
menghandalkan minyak tanah sebagai sumber bahan bakar utama mereka.
Memang selain minyak tanah, masih ada sumber energi lain seperti kayu
bakar dan turunannya. Jika menggunakan kayu bakar secara masal maka resiko yang
ditimbulkan pun cukup besar diantaranya yaitu kelestarian hutan mulai terancam.
Demikian pula dengan batu bara yang penggunaannya hanya cocok untuk sistem
pembakaran siklus tertutup pada boiler dan mesin uap sejenisnya sangat rentan
mengancam kesehatan bila digunakan sebagai sumber bahan bakar sistem skala
rumah tangga.
Dengan alasan tersebut, sangat tepat jika kemudian menjadikan kulit kacang
tanah yang notabene masih dianggap limbah dan tersedia melimpah sebagai bahan
bakar alternatif, khususnya bagi masyarakat pedesaan. Caranya, dengan
memodifikasi dalam bentuk kompor biomassa berbahan bakar briket kulit kacang
tanah yang praktis dan murah, sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat luas.
Fungsi kompor biomassa kulit kacang tanah, dapat juga sebagai alat substitusi
menggantikan 100% minyak tanah. Namun, dapat juga sebagai komplementasi yang
bisa mengurangi biaya pembelian minyak tanah.
2.3 Pengenalan Sistem Pengeringan
2.3.1 Prinsip Dasar Pengeringan
Pada dasarnya pengeringan adalah suatu proses pemindahan panas dan uap
air secara simultan yang memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang
biasanya berupa panas. Biasanya proses pengeringan merupakan suatu proses akhir
dari suatu deretan operasi proses dan setelah pengeringan bahan siap untuk disimpan,
dijual, atau diolah kembali.
Berdasarkan sumbernya, faktor yang mempengaruhi pengeringan dibedakan
menjadi 2 yaitu :
12
1. Faktor internal, yaitu faktor yang mempengaruhi pengeringan yang berasal
dari material itu sendiri faktor-faktor tersebut ialah ukuran material dan
kadar awal air material.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang mempengaruhi pengeringan yang
berasal dari luar material. Faktor-faktor tersebut ialah perbedaan suhu dan
kelembaban antara material dan udara pengering dan kecepatan aliran
udara pengering.
Berdasarkan atas proses kontak antara media pengering dengan bahan yang
akan dikeringkan, maka pengeringan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Pengeringan langsung (Direct drying), disini bahan yangdikeringkan
langsung berhubungan dengan bahan yang dipanaskan.
2. Pengeringan tidak langsung (Indirect drying), udara panas berhubungan
dengan bahan melalui perantara, umumnya berupa dinding – dinding atau
tempat meletakkan bahan. Bahan akan kontak langsung dengan panas
secara konduksi.
Berdasarkan cara pemindahan bahan yang dikeringkan,maka proses
pengeringan dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Pengeringan Kontinyu (Continuous Drying)
Bahan yang dikeringkan dilewatkan pada alat pengering secara
berkesinambungan dengan kapasitas dan kecepatan tetap. Jenis-jenis alat
pengering dengan metode kontinyu antar lain pengering terowongan