BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Definisi Belajar Pengertian belajar secara umum ialah, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungnya. Menurut Howard L. Kingsley (2012:104) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Menurut J. Bruner (2013:11) belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Menurut James O. Whittaker (2012:104) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Gagne ( Ratna W 2011:2) belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses dimana setiap individu berinteraksi dengan lingkungan untuk memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perubahan tingkah laku untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
23
Embed
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Definisi Belajarrepository.uir.ac.id/559/2/bab2.pdf10 B. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Menurut Keefe ( dalam Ghufron dan Risnawita 2014:10)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Definisi Belajar
Pengertian belajar secara umum ialah, belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungnya. Menurut Howard L. Kingsley (2012:104) belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Menurut J. Bruner (2013:11) belajar tidak untuk mengubah tingkah laku
seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Menurut James O.
Whittaker (2012:104) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Gagne ( Ratna W 2011:2)
belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses dimana setiap individu berinteraksi dengan lingkungan untuk
memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perubahan tingkah
laku untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
10
B. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Menurut Keefe ( dalam Ghufron dan Risnawita 2014:10) gaya belajar
adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik, sebagai
bagai indikator yang bertidak relatif stabil untuk pembelajaran merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Menurut Reid, dkk (dalam
Ghufron dan Risnawita 2014:11) gaya belajar merupakan cara yang sifatnya
individu untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungnya, termasuk
lingkungan belajar. Menurut Kolb (dalam Ghufron dan Risnawita 2014:11) gaya
belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi,
yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar
aktif.
Menurut Gunawan (dalam Ghufron dan Risnawita 2014:11) gaya belajar
adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir,
memproses dan mengerti suatu informasi. Menurut Dunn dan Griggs (dalam
Ghufron dan Risnawita 2014:11) menjelaskan bahwa beberapa pelajar tidak dapat
belajar dengan baik pada waktu pagi hari, tetapi mereka dapat belajar ketika siang
hari, beberapa pelajar dapat belajar pada penerangan yang cukup, dan lingkungan
yang berisik, namun terdapat pelajar yang dapat belajar dengan baik pada
lingkungan yang tenang dan sunyi. Beberapa pelajar dapat belajar dengan
11
instruksi yang formal, namun terdapat juga pelajar yang dapat belajar dengan baik
dengan instruksi yang formal. Beberapa pelajar dapat belajar dengan baik jika
diberi bimbingan, namun terdapat juga pelajar yang belajar dengan baik dengan
inisiatif sendiri. Dunn dan Griggs melanjutkan bahwa inilah yang menjelaskan
alasan setiap pelajar memiliki gaya belajar yang personal dan unik.
Menurut Marton dkk (dalam Ghufron dan Risnawita 2014:12) berpendapat
bahwa kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya
belajar orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan efektivitasnya dalam
belajar. Marton dengan studi Phenomenograhic menemukan sekaligus
mengukuhkan suatu kesimpulan tentang hubungan konsep belajar individual
sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk belajar, dan hasil usaha
indvidu untuk belajar. Keberadaan dan pengukuran hasil belajar dan prestasi
akademis.
Dari beberapa definisi yang di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang meliputi bagaimana
menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang diterima sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan hasil belajar yang optimal.
2. Macam-macam Gaya Belajar
Menurut Rusma (2013:33) ada beberapa macam tipe gaya belajar yaitu
gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Walaupun
masing-masing siswa belajar dengan menggunakan ketiga gaya belajar ini,
kebanyakan siswa lebih cenderung pada salah satu diantara gaya belajar tersebut.
12
a. Gaya Belajar Visual
Berdasarkan arti katanya, gaya belajar visual adalah gaya belajar
dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan
gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang
memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap
setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar. Gaya belajar ini
menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya.
Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi,
membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara
langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan
metode dan media belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan
(mata). Orang yang suka dengan gaya belajar ini sangat peka dengan
warna, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung reaktif
terhadap suara.
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata sangat memegang peranan penting. Gaya belajar secara
visual dilakukan seseorang untuk memperolah informasi seperti melihat
gambar, giagram, peta, poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan
melihat data teks seperti tulisan dan huruf. Seorang yang bertipe visual,
akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan,
grafik, gambar. Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat
dilihat dengan alat penglihatannya. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila
13
dihadapkan bahan-bahan bentuk suara, atau gerakan. Dari beberapa
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan
memanfaatkan alat indera mata. Orang dengan gaya belajar visual senang
mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar,
meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya.
b. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara
mendengar. Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam
menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar.
Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau
melalui alat indera pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar
auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk mendengar.
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk
mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti
ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga
mendengarkan melalui nada (nyanyian/lagu).
Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan
yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia
cepat menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi)
atau suara radio/casette ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan
dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan ia mengalami kesulitan.
14
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar Auditorial memperoleh informasi dengan
memanfaatkan alat indera telinga. Untuk mencapai kesuksesan belajar,
orang yang menggunakan gaya belajar auditorial bisa belajar dengan cara
mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi.
c. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak,
bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan
indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini
lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau
mengambil tindakan. Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila
indera perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa
tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa
suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan
dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Dari pengertian
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya
belajar kinestetik memperoleh informasi dengan mengutamakan indera
perasa dan gerakan-gerakan fisik. Individu yang mempunyai gaya belajar
kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau
mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik atau pengalaman belajar
secara langsung.
15
3. Media Pembelajaran Penunjang Gaya Belajar
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu pendidik
dalam menunjang gaya belajar peserta didik sebagai berikut:
a. Media pembelajaran berbasis visual contohnya : video, film, grafik,