6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ilmu Pengetahuan Menurut Heru (2006), ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau dapat juga disebut common sense). Orang awam tidak memahami atau tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu berbeda dengan pengetahuan. Bahkan mugkin mereka menyamakan dua pengertian tersebut. Tentang perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan akan dicoba dibahas disini. Mempelajari apa itu ilmu pengetahuan itu berarti mempelajari atau membahas esensi atau hakekat ilmu pengetahuan. Demikian pula membahas pengetahuan itu juga berarti membahas hakekat pengetahuan. Untuk itu kita perlu memahami serba sedikit Filsafat Ilmu Pengetahuan. Dengan mempelajari Filsafat Ilmu Pengetahuan di samping akan diketahui hakekat ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan, kita tidak akan terbenam dalam suatu ilmu yang spesifik sehingga makin menyempit dan eksklusif. Dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan akan membuka perspektif (wawasan) yang luas, sehingga kita dapat menghargai ilmu-ilmu lain, dapat berkomunikasi dengan ilmu-ilmu lain. Dengan demikian kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara interdisipliner. Sebelum kita membahas hakekat ilmu pengetahuan dan perbedaannya dengan pengetahuan, terlebih dahulu akan dikemukakan serba sedikit tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.
35
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0084 2.pdfContoh persepsi mitos adalah pandangan yang beranggapan bahwa kejadian-kejadian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Ilmu Pengetahuan
Menurut Heru (2006), ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang
berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau dapat juga disebut common sense).
Orang awam tidak memahami atau tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu
berbeda dengan pengetahuan. Bahkan mugkin mereka menyamakan dua pengertian
tersebut. Tentang perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan akan dicoba
dibahas disini.
Mempelajari apa itu ilmu pengetahuan itu berarti mempelajari atau membahas
esensi atau hakekat ilmu pengetahuan. Demikian pula membahas pengetahuan itu juga
berarti membahas hakekat pengetahuan. Untuk itu kita perlu memahami serba sedikit
Filsafat Ilmu Pengetahuan. Dengan mempelajari Filsafat Ilmu Pengetahuan di samping
akan diketahui hakekat ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan, kita tidak akan
terbenam dalam suatu ilmu yang spesifik sehingga makin menyempit dan eksklusif.
Dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan akan membuka perspektif (wawasan)
yang luas, sehingga kita dapat menghargai ilmu-ilmu lain, dapat berkomunikasi dengan
ilmu-ilmu lain. Dengan demikian kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara
interdisipliner. Sebelum kita membahas hakekat ilmu pengetahuan dan perbedaannya
dengan pengetahuan, terlebih dahulu akan dikemukakan serba sedikit tentang sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan.
7
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan mempelajari
hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangannya. Ilmu pengetahuan
tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui tahap-tahap atau
periode-periode perkembangan.
1. Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi)
Perintisan “Ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum Masehi,
karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan
diketemukan mulai abad 4 sebelum Masehi.Abad 4 sebelum Masehi merupakan
abad terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongeng-
dongeng ke analisis rasional. Contoh persepsi mitos adalah pandangan yang
beranggapan bahwa kejadian-kejadian misalnya adanya penyakit atau gempa bumi
disebabkan perbuatan dewa-dewa. Jadi pandangan tersebut tidak bersifat rasional,
sebaliknya persepsi logos adalah pandangan yang bersifat rasional. Dalam persepsi
mitos, dunia atau kosmos dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan magis, mistis. Atau
dengan kata lain, dunia dijelaskan oleh faktor-faktor luar (eksternal). Sedang dalam
persepsi rasional, dunia dianalisis dari faktor-faktor dalam (internal). Atau dengan
kata lain, dunia dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima secara rasional
atau akal sehat. Analisis rasional ini merupakan perintisan analisis secara ilmiah,
tetapi belum dapat dikatakan ilmiah. Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah
Aristoteles. Persepsi Aristoteles tentang dunia adalah sebagai berikut: dunia adalah
ontologis atau ada (eksis). Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis,
dunia hanya menumpang keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil
adalah dunia ide. Menurut Aristoteles, dunia merupakan substansi, dan ada hirarki
substan
itu man
2 prinsi
menunju
sempurn
kesemp
direalisa
Pand
pengetahu
1) Hal P
Menu
dan
si-substansi.
diri. Setiap s
ip, yaitu:
ukkan prins
na dalam
urnaan lain.
asikan.
dangan Aris
uan” adalah
Pengenalan
urut Aristotel
pengenalan
. Substansi a
substansi me
1) Akt: men
sip kemamp
dirinya da
Perubahan
G
stoteles yang
hal-hal seba
les terdapat
rasional. M
adalah sesua
empunyai str
nunjukkan pr
puannya, ke
an mempun
terjadi bila
ambar 2.1.
g dapat dikat
agai berikut:
dua macam
Menurut Ari
atu yang man
ruktur ontolo
rinsip kesem
emungkinan
nyai kemun
potensi beru
Aristoteles
takan sebag
m pengenalan
istoteles, pe
ndiri, dengan
ogis. Dalam
mpurnaan (re
nnya (relatif
ngkinan un
ubah, dan pe
ai awal dari
n, yaitu: peng
ngenalan in
n demikian d
m struktur terd
ealis); 2) Pot
f). Setiap b
ntuk mempu
erubahan ter
perintisan “
genalan inde
nderawi mem
8
dunia
dapat
tensi:
benda
unyai
rsebut
“ilmu
erawi
mberi
9
pengetahuan tentang hal-hal yang kongkrit dari suatu benda. Sedang pengenalan
rasional dapat mencapai hakekat sesuatu, melalui jalan abstraksi.
2) Hal Metode
Selanjutnya, menurut Aristoteles, “ilmu pengetahuan” adalah pengetahuan
tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau
fakta.Penggunaan prinsip atau hukum berarti berargumentasi (reasoning).
Menurut Aristoteles, mengembangkan “ilmu pengetahuan” berarti
mengembangkan prinsip-prinsip, mengembangkan “ilmu pengetahuan” (teori)
tidak terletak pada akumulasi data tetapi peningkatan kualitas teori dan metode.
Selanjutnya, menurut Aristoteles, metode untuk mengembangkan “ilmu
pengetahuan” ada dua, yaitu: (1) induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk
menyusun hukum (pengetahuan universal); (2) deduksi (silogisme) yaitu mulai
dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta.
2. Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya
perombakan total dalam cara berpikir. Perombakan total tersebut adalah sebagai
berikut: Apabila Aristoteles cara berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo
Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berpikirnya bersifat
analisisyang dituangkan dalam bentuk kuantitatifatau matematis. Yang dimunculkan
dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berpikir tentang hakekat, jadi berpikir
metafisis(apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik
fenomena).
Aba
yang terd
bukan sub
abad 17 m
mengkons
memerluk
eksperime
eksperime
ontologis,
kuat yaitu
pada kesa
ad 17 menin
apat pada su
bstansi tetap
mengkonstru
struksi suat
kan adanya
en. Ini ber
ental. Selanj
, maka sejak
u jelas dan t
adaran, dan
Gamb
nggalkan ca
utau benda, j
i elemen-ele
uksi suatu mo
tu model y
laboratoriu
rarti mempe
jutnya apabi
k abad 17, il
terpilah-pila
pihak lain b
bar 2.2. Gall
ara berpikir
jadi tidak m
emen yang m
odel yaitu m
yang dapat
um. Uji cob
ergunakan p
ila pada jam
lmu pengeta
ah (clearly a
berpihak pad
lileo Gallilei
metafisi da
empersoalka
merupakan k
memasukkan
diuji coba
ba penting,
pendekatan
man Aristotel
ahuan berpija
and distinctly
da materi. Pr
i
an beralih k
an hakikat. D
kesatuan siste
unsur makro
a secara em
untuk itu
matematis
es ilmu peng
ak pada prin
y) serta disa
rinsip jelas d
e elemen-el
Dengan dem
em. Cara ber
o menjadi m
mpiris, sehi
harus mem
dan pendek
getahuan be
nsip-prinsip
atu pihak ber
dan terpilah-
10
lemen
mikian
rpikir
mikro,
ingga
mbuat
katan
ersifat
yang
rpikir
-pilah
11
dapat dilihat dari pandangan Rene Descartes (1596-1650) dengan ungkapan yang
terkenal, yaitu Cogito Ergo Sum, yang artinya karena aku berpikir maka aku ada.
Ungkapan Cogito Ergo Sum adalah sesuatu yang pasti, karena berpikir bukan
merupakan khayalan. Suatu yang pasti adalah jelas dan terpilah-pilah. Menurut
Descartes pengetahuan tentang sesuatu bukan hasil pengamatan melainkan hasil
pemeriksaan rasio (dalam Hadiwijono, 1981). Pengamatan merupakan hasil kerja dari
indera (mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya), oleh karena itu hasilnya kabur,
karena ini sama dengan pengamatan binatang. Untuk mencapai sesuatu yang pasti
menurut Descartes kita harus meragukan apa yang kita amati dan kita ketahui sehari-
hari. Pangkal pemikiran yang pasti menurut Descartes dikemukakan melalui keragu-
raguan. Keragu-raguan menimbulkan kesadaran, kesadaran ini berada di samping
materi. Prinsip ilmu pengetahuan satu pihak berpikir pada kesadaran dan pihak lain
berpijak pada materi juga dapat dilihat dari pandangan Immanuel Kant (1724-1808).
Menurut Immanuel Kant ilmu pengetahuan itu bukan merupakan pangalaman
terhadap fakta, tetapi merupakan hasil konstruksi oleh rasio. Agar dapat memahami
pandangan Immanuel Kant tersebut perlu terlebih dahulu mengenal pandangan
rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme mementingkan unsur-unsur apriori dalam
pengenalan, berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman. Sedangkan
empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal
dari pengalaman. Menurut Immanuel Kant, baik rasionalisme maupun empirisme
dua-duanya berat sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia
merupakan keterpaduan atau sintesa antara unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur
aposteriori (dalam Bertens, 1975). Oleh karena itu Kant berpendapat bahwa
12
pengenalan berpusat pada subjek dan bukan pada objek. Sehingga dapat dikatakan
menurut Kant ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman, tetapi hasil konstruksi oleh
rasio. Inilah pandangan Rene Descartes dan Immanuel Kant yang menolak
pandangan Aristoteles yang bersifat ontologis dan metafisis.
Ilmu sendiri merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan
mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu – ilmu alam yang telah
ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada
cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa
Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
13
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda
dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu
untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
5. Religius. segala upaya yang dilakukan dalam mencari ilmu digunakan dalam upaya
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Ilmu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Bidang – bidang keilmuwan sendiri dapat diklasifikasikan masing – masing ke
dalam suatu ilmu.
2.2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang
dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi
14
dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada
pendidikan formal.Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah
mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering
kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga
berjalan secara tidak resmi.Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan
dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
• Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
• Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan
masyarakat.
• Melestarikan kebudayaan.
• Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
• Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua
melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
• Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk
menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya
perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya
pendidikan seks dan sikap terbuka.
• Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat
mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise,
privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi
15
saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai
dengan status orang tuanya.
• Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa
dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang
tuanya.
Menurut David Poponoe, ada 4 macam fungsi pendidikan sebagai berikut:
• Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
• Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
• Menjamin integrasi sosial.
• Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
• Sumber inovasi sosial.
2.3. Pembelajaran Elektronik (E – Learning)
Pembelajaran elektornik (e – learning) merupakan cara yang baru dalam proses
belajar mengajar yang mana menggabungkan teknik teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan adanya pembelajaran elektronik, maka baik guru ataupun murid
tidak perlu duduk dikelas untuk melakukan proses belajar mengajar, tetapi dapat
melakukannya secara online dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran elektronik pada
saat ini bisa dibilang sebagai solusi yang paling tepat untuk perkembangan di dunia
pendidikan saat ini. Menurut Hrastinski (2008, p. 51) Supaya metode pembelajaran
elektronik dapat berjalan dengan baik, institusi pendidikan maupun organisasi yang
bersangkutan harus mengerti tentang keuntungan dan batasan dari berbagai metode dan
teknik dari pembelajaran elektronik.Salah satu keunggulan atau kelebihan dari suatu
16
pembelajaran elektronik adalah sumber – sumber data yang dapat digunakan kembali
(reusable). Sumber – sumber data tersebut bisa berasal dari para pengajar – pengajar
berupa materi yang akan diajarkan atau subjek dan topik – topik yang berkaitan.
Sumber data tersebut bukan hanya bisa berasal dari pengajar yang bersangkutan, tetapi
juga bisa diambil dari berbagai sumber data di internet dari berbagai tempat
penyimpanan yang tersedia pada aplikasi edukasi lainnya.
2.3.1. Sumber – Sumber Data (Resources)
Sumber data merupakan sumber dimana data tersebut berada atau
berasal.Dalam kasus aplikasi edukasi secara online, sumber data bisa saja diberikan dari
guru yang bersangkutan ataupun bisa berasal dari sumber internet untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dan pengertian dari pada bahan yang diajarkan.Menurut Hylen
(Downes, 2007, p. 30) pendefinisikan sumber data dari suatu pendidikan adalah sebagai
:
1. Courseware dan konten yang bersifat terbuka,
2. Aplikasi perangkat lunak yang bersifat terbuka untuk penggunanya (open source)
seperti sistem manajemen pembelajaran (learning management system),
3. Materi yang bersifat terbuka untuk peningkatan kapasitas dari staf pengajar,
4. Tempat – tempat penyimpanan dari objek pembelajaran, dan
5. Program pembelajaran yang bersifat gratis.
Menurut Ischinger (2007, p. 31), pada umumnya, sumber – sumber data dari
suatu pendidikan secara online terdiri dari:
17
1. Konten pembelajaran: Program penuh, courseware, modul dari suatu konten, objek
pembelajaran, koleksi – koleksi dan jurnal – jurnal.
2. Tools: piranti lunak untuk mendukung pengembangan, penggunaan, penggunaan
kembali, dan pengantar dari program pembelajaran, termasuk pencarian dan
pengorganisasian dari suatu konten, konten dan sistem manajemen pembelajaran,
tools pengembangan konten, dan komunitas dari pembelajaran secara online.
3. Implementasi sumber – sumber data: lisensi kekayaan intelektual untuk
mempromosikan penyebaran dari bahan – bahan, prinsip rancangan dari best
practicedan konten lokal.
Sumber – sumber data bisa juga diambil dari berbagai tempat penyimpanan
aplikasi edukasi online lainnya.Tempat penyimpanan biasanya direferensikan ke dalam
bentuk database. Data yang disimpan merupakan data digital. Data digital di dalam
aplikasi pembelajaran online adalah merupakan data dari suatu sumber data yang akan
dipakai dengan tujuan untuk penggunaan kembali kelak.
Di dalam mendefinisikan penggunaan dari tempat penyimpanan tersebut, sangat
perlu untuk mempertimbangkan siapa yang akan mengakses data digital tersebut dan
keuntungan dari proses edukasi apakah yang bisa didapat dengan adanya tempat
penyimpanan tersebut. Menurut Duncan (2003), Pengguna yang sering tetapi tidak
selalu mengakses ini adalah guru. Dalam hal ini, penulis mengambil
DBPedia,OpenLearn dan ARIADNE sebagai tempat penyimpanan dalam penelitian ini.
2.3.1.1. DBPedia
18
Menurut Auer et. al (2007, p. 1), DBPedia merupakan suatu usaha untuk
menghasilkan informasi secara terstruktur dari wikipedia dan untuk membuat
informsai tersebut tersedia di dalam halaman web. Wikipedia sendiri merupakan
situs pencarian yang paling sering digunakan oleh masyarakat di dunia hingga saat
ini. Untuk wikipedia dalam bahasa Indonesia, tersedia sudah sejak tahun 2003 dan
terdiri dari 171.872 artikel.
Wikipedia juga tersedia dalam berbagai bahasa di dunia, dengan beberapa
yang terbesar sebagai berikut:
• Lebih dari 1.000.000 artikel: Inggris, Jerman, Perancis.
• Lebih dari 500.000 artikel: Polandia, Italia, Jepang, Belanda, Spanyol, Portugis,
Rusia.
• Lebih dari 100.000 artikel: Swedia, Tionghoa, Norwegia Bokmal, Finlandia,
Katalan, Ukraina, Hongaria, Ceko, Turki, Rumania, Korea, Esperanto,
Denmark, Arab, Volapuk, Vietnam, Slovenia, Serbia, Lithuania, Ibrani,
Bulgaria, Persia, Slovenia, Waray – waray, Malaysia.
• Lebih dari 50.000 artikel: Kroasia, Estonia, Nepal, Inggris sederhana, Thailand,
Galicia, Norwegia Nynorsk, Hindi, Haiti, Basque.
Wikipedia pada umumnya hanya berupa teks biasa, dan di dalamnya
terkandung informasi yang sangat luas. Informasi tersebut juga bisa datang dari
linkwebsite yang datang dari informasi wikipedia itu sendiri. Basis pengetahuan dari
DBPedia pada saat ini menjelaskan lebih dari 3.64 juta buah, dari yang 1.83 juta
diklasifikasikan ke dalam ontology yang konsisten, termasuk 416.000 orang,
526.000 tempat (termasuk 360.000 tempat yang dipopulasikan), 106.000 musik
19
album, 60.000 film, 17.500 permainan video(video games), 169.000 organisasi
(termasuk 40.000 perusahaan dan 38.000 lembaga pendidikan), 183.000 spesies,
dan 5.400 macam penyakit yang tersedia dalam 97 bahasa yang berbeda – beda,
2.724.000 link ke gambar dan 6.300.000 link ke eksternal halam web lainnya,
6.200.000 link ke sekumpulan data dalam format RDF, 740.000 kategori wikipedia,
dan 2.900.000 kategori YAGO. Dibawah ini merupakan tabel contoh klasifikasi
menurut kelasnya masing – masing.
Tabel 2.1. Contoh Tabel Klasifikasi DBPedia
Klasifikasi Contoh Kota Medan, Jakarta, Bali
Country Indonesia, Spanyol, Inggris Musisi Diana Ross, Michael Jackson Film Harry Potter, Transformer 3
Permainan Komputer Warcraft III, Fifa 2011, PES 2012
Untuk setiap sumber – sumber data yang ada di dalam DBPedia diidentfikasikan ke
dalam URI dalam bentuk http://dbpedia.org/resource/nama, yang mana nama tersebut
mewakili suatu artikel dari wikipedia, dalam bentuk
http://en.wikipedia.org/wiki/nama(Auer et. al, 2007, p. 5). Ontologi dari suatu DBPedia
adalah berdasarkan format OWL dan menjelaskan keseluruhan kelas – kelas dalam
suatu kumpulan data (data sets).
2.3.1.2. ARIADNE
Menurut Forte et. al (2011, p. 1) dan Klerkx et. al (2011, p. 1), ARIADNE
merupakan yayasan dari kawasan Eropa yang bertujuan untuk membantu
20
perkembangan konsep “penyebaran dan penggunaan kembali” dari sumber –
sumber data pembelajaran yang mana bekerja sama dengan 24 partner akademis
dari 8 negara eropa yang berbeda – beda ditambah dengan sponsor dari beberapa
corporate .
ARIADNE merupakan arsitektur berbasis 3 – tier yang mana terdiri
dari(Ariadne, 2011):
1. Dibagian bawah, tersedianya tempat penyimpanan yang mana memungkinkan
untuk melakukan operasi pencarian, penyebaran, dan pengambilan objek –
objek pembelajaran.
2. API, yang mana terikat dengan web services, memungkinkan manipulasi secara
bebas dan lepas (loosely coupled) pada lapisan yang ada di bawah.
3. Aplikasi seperti moodle plugin, memungkinkan pengetahuan bisa disebarkan
didalam aplikasi pihak ketiga.
Gambar 2.3. Menunjukkan arsitektur tersebut.
21
Gambar 2.3. Arsitektur 3 – Tier dari ARIADNE(Ariadne, 2011)
2.3.1.3. OpenLearn
OpenLearn merupakan tempat penyimpanan yang mana sumber data
pembelajarannya diambil dari universitas Open(Open University). Dari pandangan
pada umumnya, OpenLearn merupakan fasilitas penyimpanan sumber data edukasi
yang disediakan secara online.
Menurut Gray (2011), Pada struktur bagian dalam, OpenLearn merupakan
proses produksi endpoint yang mana didukung oleh Enterprise Contect
Management System(ECMS) yang merupakan tempat penyimpanan untuk materi –
materi pembelajaran dengan struktur sebagai berikut.