9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sejarah Pendidikan Tari di Indonesia Pada jaman sebelum kemerdekaan istana merupakan pusat kegiatan seni yang mendapatkan dukungan bagi para bangasawaan. Setelah Indonesia merdeka istana tidak lagi menjadi pusat seni secara mutlak. Tari-tari istana telah memasyarakat sehinga masyarakat dapat mengenal berbagai jenis tari istana.dari situlah pemerintah menaruh perhatian mutu dengan mendirikan sebuah sekolah tari bernama Konservatori Tari Indonesia (KONRI) di Jogyakarta pada tahun 1961,kemudian pemerintah juga mendirikan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) di jogyakarta tahun 1963,tahun berikutnya akademi sejenis juga didirikan oleh pemerintah di Bandung dan Denpasar.Di DKI juga didirikan sebuah akademi tari yang merupakan bagian dari seni formal misal: SMKI,ASMI,ASDRAFI,ASKI ( sekarang menjadi STSI) dan Institut-institut penyelenggara program pendidikan berbagai cabang seni. Pada tahun 1980-an mulai bermunculan lembaga seni tari yang berbasis pendidikan, yaitu pendidikan seni tari yang berindukkan pada lembaga pendidikan keguruan, yaitu IKIP. Dengan hadirnya perguruan tinggi seni tari murni dan yang berbasis keguruan, maka di Indonesia telah berdiri tidak kurang dari 14 lembaga pendidikan seni tari. Hal ini memang menggembirakan. Untuk itu, tampaknya cukup pantas untuk melihat perkembangan dan sepak terjang lembaga tersebut ditinjau dari kehadiran perhelatan festival seni tari yang diselenggarakan sejak tahun 1980-an. Tetapi dari forum-forum festival seni tari yang diselenggarakan di Indonesia, bukan tidak mungkin akan melihat juga kehadiran para koreografer non pendidikan (otodidak). Keterpaduan mereka ternyata dapat menciptakan sinergi kreatif yang memberikan banyak input sehingga perguruan tinggi seni tari tidak dapat tinggal diam atau menutup diri dari kenyataan-kenyataan kreatif yang berkembang di masyarakat. Maka dengan tumbuhnya proses kreatif penciptaan tari di luar lembaga pendidikan kesenian tersebut bukan tidak mungkin dapat menyimak adanya
54
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sejarah …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00412-DI Bab2001.pdf · 2.1.1 Sejarah Pendidikan Tari di Indonesia Pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Sejarah Pendidikan Tari di Indonesia
Pada jaman sebelum kemerdekaan istana merupakan pusat kegiatan seni yang
mendapatkan dukungan bagi para bangasawaan. Setelah Indonesia merdeka istana
tidak lagi menjadi pusat seni secara mutlak. Tari-tari istana telah memasyarakat
sehinga masyarakat dapat mengenal berbagai jenis tari istana.dari situlah pemerintah
menaruh perhatian mutu dengan mendirikan sebuah sekolah tari bernama
Konservatori Tari Indonesia (KONRI) di Jogyakarta pada tahun 1961,kemudian
pemerintah juga mendirikan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) di jogyakarta
tahun 1963,tahun berikutnya akademi sejenis juga didirikan oleh pemerintah di
Bandung dan Denpasar.Di DKI juga didirikan sebuah akademi tari yang merupakan
bagian dari seni formal misal: SMKI,ASMI,ASDRAFI,ASKI ( sekarang menjadi
STSI) dan Institut-institut penyelenggara program pendidikan berbagai cabang seni.
Pada tahun 1980-an mulai bermunculan lembaga seni tari yang berbasis
pendidikan, yaitu pendidikan seni tari yang berindukkan pada lembaga pendidikan
keguruan, yaitu IKIP. Dengan hadirnya perguruan tinggi seni tari murni dan yang
berbasis keguruan, maka di Indonesia telah berdiri tidak kurang dari 14 lembaga
pendidikan seni tari. Hal ini memang menggembirakan. Untuk itu, tampaknya cukup
pantas untuk melihat perkembangan dan sepak terjang lembaga tersebut ditinjau dari
kehadiran perhelatan festival seni tari yang diselenggarakan sejak tahun 1980-an.
Tetapi dari forum-forum festival seni tari yang diselenggarakan di Indonesia,
bukan tidak mungkin akan melihat juga kehadiran para koreografer non pendidikan
(otodidak). Keterpaduan mereka ternyata dapat menciptakan sinergi kreatif yang
memberikan banyak input sehingga perguruan tinggi seni tari tidak dapat tinggal
diam atau menutup diri dari kenyataan-kenyataan kreatif yang berkembang di
masyarakat. Maka dengan tumbuhnya proses kreatif penciptaan tari di luar lembaga
pendidikan kesenian tersebut bukan tidak mungkin dapat menyimak adanya
10
kemutakhiran seni tari, apalagi dengan hadirnya para koreografer muda dari berbagai
daerah di Indonesia.
Pertumbuhan seni tari di luar lingkungan perguruan tinggi semula muncul
secara semarak ketika hadir wahana peresentasi yaitu Taman Ismail Marzuki (1968).
Wahana presentasi para seniman seni pertunjukan ini membuka kesempatan baru
untuk menumbuhkan konsep-konsep mutakhir serta mengadaptasi lingkungan
kesenian yang lebih luas dan esensial (Parani 1984, Surjono 1999).
Menyimak hal-hal yang telah tersebut, maka permasalahan yang diajukan
dari kondisi perkembangan seni tari tersebut yaitu dengan adanya perluasan
pandangan, konsep, dan keragaman pola kreatif para koreografer Indonesia. Dengan
kondisi yang demikian, maka sejauh mana adanya perkembangan dan perluasan cara
pandang, pertumbuhan konsep, dan perwujudan dari kreativitas para koreografer
Indonesia sehingga perkembangan terakhir (kemutakhiran) dapat disimak lebih
sistematis.
2.1.2 Definisi Dance/Tari
Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang
sama sekali lepas dari unsur ruang, dan waktu, dan tenaga.Tari adalah keindahan
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus
melalui estetika.Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh
yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.Haukin menyatakan bahwa tari
adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui
media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si
pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan
penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media
ungkap yang disamarkan.Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi
yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus
diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan
tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12).
Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.
11
Kesejalanan yang dikembangkan berhubungan dengan konsep tari masih
banyak diperdebatkan. Hal ini terbukti masih belum komplitnya pemahaman tari itu
sendiri yang berkembang di masyarakat. Laju pertumbuhan tari memberi corak
budaya yang lebih variatif, dinamis, dan sangat beragam intensitas pendalamannya.
Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ke depan tari menjadi semakin memiliki aura
yang diharapkan digali terus menerus.Dalam perkembangan berikut, tari
disampaikan oleh Soedarsono bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang
diubah melalui gerak ritmis yang indah. Sejalan dengan pendapat kedua tokoh
terdahulu dalam buku ini, pada prinsipnya masalah ekspresi jiwa masih menjadi
harga mati yang tidak bisa ditawar. Pernyataaan yang mendasar tentang ekspresi jiwa
manusia menjadi salah satu kunci tari menjadi bagian kehidupan yang mungkin
hingga waktu mendatang selalu menjadi tumpuhan perkembangannya.Dalam konteks
yang masih sama Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih
menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari
adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur
oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21). Lebih jauh
lagi ditambahkan CurtSach bahwa tari merupakan gerak yang ritmis (CurtSach:
1978, 4).
Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV),
maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa pergelaran tari,
paket acara tontonan yang diselenggarakan misalnya oleh Taman Mini Indonesia
Indah (TMII), paket acara yang digelar oleh Pasar Seni Ancol, dan acara tontonan
dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan,
perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.Tari merupakan salah
satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat
perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi
manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa
saja, pada waktu kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut
kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis,
melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.Apabila disimak
12
secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti irama tari, gerak tari,
maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari
memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama
bagi pendukungnya.Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak
tubuh, oleh karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari.
Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan
itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.Tari
merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat.
Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni.
Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada
posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.
Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang
ada dalam kehidupan manusia memnfaatkan tarian untuk mendukung prosesi acara
sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan
estetis saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.
Dalam konteksnya, beberapa unsur gerak tari yang tampak meliputi gerak,
ritme, dan bunyi musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The
Modern Dance, menyatakan bahwa, tari adalah gerak sebagai pengalaman yang
paling awal kehidupan manusia. Tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling
awal bagi kehidupan manusia.Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk
refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak
maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat
diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh
memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari.Elemen
utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu
secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan
di atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas tentang tari
secara jelas.
Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34)
dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik
adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan
13
maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli,
1994:44).
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi
menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari yang di dalamnya mempelajari
gerakan sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive
Movement). Sebaliknya, gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary
Movement).
Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan
manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak
yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur
dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan
irama.Di sisi lain Sussanne K Langer menyatakan, tari adalah gerak ekspresi manusia
yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme
tertentu. Apabila ke dua pendapat di atas digabungkan, maka tari sebagai pernyataan
gerak ritmis yang indah mengandung ritme.Oleh sebab itu, tari lahir merupakan
ungkapan hasrat yang secara periodik digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide
maupun gagasan dari koreografer yang menyusunnya. Sependapat kedua pakar di
atas, Corry Hamstrong menyatakan bahwa, tari merupakan gerak yang diberi bentuk
dalam ruang. Pada sisi lain Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa dalam buku Babad
Lan Mekaring Djoged Djawi menambahkan, tari merupakan gerak dari seluruh
anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud tertentu. Soedarsono menyatakan bahwa, tari sebagai ekspresi
jiwa manusia yang diaungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Dengan
demikian pengertian tari secara menyeluruh merupakan gerak tubuh manusia yang
indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu. Dengan demikian dapat
diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras
dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu
dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan
manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.Tari juga
bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh
14
imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai
ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk
mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari
dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.
2.1.3 Definisi Modern Dance
Modern dance, atau dalam Bahasa Indonesia berarti tari modern, adalah suatu
bentuk tarian yang terbentuk dan berkembang sejak dari awal abad 20
(Horosko,2002.P.1). Di beberapa tempat yang belum begitu mengenal tari modern
seperti di Indonesia, ballroom dance serta concert dance juga masih dianggap sebagai
bagian dari tari modern ini. Namun apabila dilihat dari latar belakang sejarah, tari
modern ini sebenarnya dipelopori oleh penari-penari dari Amerika Serikat, serta
penari-penari di beberapa negara di Eropa Barat yang “memberontak” terhadap ballet
dance serta classical dance yang sedang booming saat itu.
Beberapa penari yang paling terkenal dengan aksinya saat itu adalah Loie Fuller,
Isadora Duncan and Ruth St. Denis. Aksi mereka dilandasi dengan factor kelemahan
dari ballet dan classical dance sendiri, yaitu diperlukannya perlengkapan khusus
selain musik, seperti kostum, sepatu tari, serta bahkan tata rias yang tebal.Beberapa
dari perlengkapan tersebut tidak mampu dimiliki oleh orang-orang biasa dengan latar
ekonomi yang rendah, yang juga punya ketertarikan besar untuk menari. Oleh sebab
itu ketiga penari tersebut kemudian menciptakan suatu free dance yang kemudian
dikenal dengan cikal bakal dari tari modern (Horosko,2002.P.1).
Tari modern adalah bentuk tarian yang dikembangkan pada awal abad ke-
20.Meskipun istilah tari modern juga telah diterapkan pada kategori ballroom 20th
Century tarian, tari modern sebagai istilah yang biasanya mengacu pada abad ke-20
konser tarian. Tari modern adalah salah satu genre yang paling sulit untuk
mendefinisikan dengan teknik.Modern tidak selalu cepat atau lambat atau dilakukan
untuk musik tertentu atau musik apapun.
A. Sejarah Tari Modern
Pada awal 1900-an penari Amerika Isadora Duncan dan Ruth St Denis
dan penari Jerman Maria Wigman mulai memberontak terhadap batasan-batasan
yang kaku Ballet Klasik. Shedding kontrol otoriter sekitarnya teknik balet klasik,
kostum, dan sepatu, awal ini perintis tari modern berfokus pada diri-ekspresi
15
kreatif, bukan pada keahlian teknis. Tari modern yang lebih santai, gaya bebas di
mana koreografer tarian menggunakan emosi dan suasana hati untuk merancang
langkah-langkah mereka sendiri, berlawanan dengan kode terstruktur balet yang
langkah. Memiliki penggunaan yang disengaja gravitasi, sedangkan balet
berusaha untuk menjadi terang dan lapang.
Di Eropa, Maria Wigman, Francois Delsarte, Émile Jaques-Dalcroze, dan
Rudolf von Laban mengembangkan teori pergerakan manusia dan ekspresi, dan
metode pengajaran yang mengarah pada perkembangan Eropa ekspresionis
modern dan tarian. Teori-teori dan teknik mereka menyebar baik di luar Eropa
untuk mempengaruhi perkembangan tari modern dan teater melalui siswa dan
murid-murid mereka, dan generasi berikutnya guru dan penyanyi membawa
teori-teori dan metode ke Rusia, Amerika Serikat dan Kanada, Inggris, Australia
dan New Selandia.
• 1891 - Loie Fuller (rok penari yang bersifat olok-olok) mulai bereksperimen
dengan efek pencahayaan gas telah di sutra kostum. Fuller mengembangkan
sebuah bentuk gerakan alam dan improvisasi teknik yang digunakan dalam
hubungannya dengan pencahayaan revolusioner peralatan dan kostum
transparan sutra.Dia dipatenkan dengan aparat dan metode pencahayaan
panggung yang mencakup penggunaan gel berwarna dan pembakaran bahan
kimia untuk pendaran, dan juga dipatenkan nya sutra tebal kostum panggung.
• 1903 - Isadora Duncan mengembangkan teknik tari dipengaruhi oleh filsafat
dari Friedrich Nietzsche [rujukan?] Dan keyakinan bahwa tarian Yunani kuno
[rujukan?] (Alam dan bebas) adalah tarian masa depan. Duncan
mengembangkan filsafat tari didasarkan pada konsep alam dan spiritual dan
menganjurkan untuk penerimaan tari murni sebagai seni tinggi.
• 1905 - Ruth St Denis, dipengaruhi oleh aktor Sarah Bernhardt dan Jepang
Sadha penari Yacco, mengembangkan terjemahan nya kebudayaan dan
mitologi India. Pertunjukan nya dengan cepat menjadi populer dan ia
mengunjungi sementara secara ekstensif meneliti budaya dan seni Oriental.
Fuller, Duncan dan St Denis mencari semua melakukan tur Eropa yang lebih
luas dan lebih menerima penonton untuk pekerjaan mereka.Ruth St Denis
16
kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pekerjaannya. Isadora Duncan
kembali ke Amerika Serikat pada berbagai titik dalam hidupnya, tetapi
pekerjaannya tidak terlalu baik diterima di sana. Dia kembali ke Eropa dan
meninggal di Paris pada tahun 1927.Fuller kerja juga mendapat dukungan kecil
di luar Eropa.
Pada tahun 1915, Ruth St Denis Dorthy mendirikan sekolah dan menari
Denishawn perusahaan dengan suaminya Ted Shawn.Sementara St Denis
bertanggung jawab atas sebagian besar karya kreatif, Shawn bertanggung jawab
untuk mengajar teknik dan komposisi. Martha Graham, Doris Humphrey, dan
Charles Weidman semua murid di sekolah dan anggota perusahaan dansa.
• 1923 Graham daun Denishawn untuk bekerja sebagai artis solo di Greenwich
Village Follies.
• 1928 Humphrey dan Weidman meninggalkan Denishawn untuk mendirikan
sekolah mereka sendiri dan perusahaan (Humphrey-Weidman).
• 1933 Shawn nya semua laki-laki mendirikan kelompok tari Ted Shawn and
His Men Penari berbasis di Jacob's Pillow peternakan di Lee, Massachusetts.
Setelah shedding teknik dan metode komposisi guru-guru mereka penari
modern awal mengembangkan metode mereka sendiri dan ideologi dan teknik
tari yang menjadi dasar bagi praktik tari modern.
• Martha Graham (dan Louis Horst)
• Doris Humphrey dan Charles Weidman dan Martha Graham
• Helen Tamiris - awalnya dilatih dalam pergerakan bebas (Irene Lewisohn)
dan balet (Michel Fokine) Tamiris belajar sebentar dengan Isadora Duncan
tetapi tidak menyukai penekanan pada ekspresi pribadi dan gerakan liris.
Tamiris percaya bahwa setiap tari harus membuat ekspresif sendiri dan
dengan demikian berarti tidak mengembangkan gaya individu atau teknik.
Sebagai koreografer Tamiris membuat karya berdasarkan tema-tema Amerika
bekerja di kedua konser musik tari dan teater.
17
• Lester Horton - memilih untuk bekerja di California (tiga ribu mil jauhnya
dari pusat tari modern - New York), Horton mengembangkan pendekatan
sendiri yang menggabungkan unsur-unsur beragam termasuk penduduk asli
Amerika Jazz tarian dan modern.Horton's dance technique (Lester Horton
Technique) menekankan pendekatan seluruh tubuh termasuk; fleksibilitas,
kekuatan, koordinasi, dan kesadaran tubuh untuk mengizinkan kebebasan
berekspresi.
• Ted Shawn (Eropa ekspresionis modern dan tari)
• Émile Jaques-Dalcroze (Eurhythmics)
• Rudolf Laban
• Kurt Jooss
• Mary Wigman
• Harald Kreutzberg
2.1.4 Jenis Tari Modern
Sejalan dengan perkembangannya, tari modern dapat dikategorikan menjadi
beberapa macam, antara lain adalah hip-hop dance, concert dance, break dance,
R&B dance,freestyle dance, dan ballroom dance dan berapa memasukan
kontemporer dance antara tari klasik/tradisional dengan tari modern.
Gambar. 2.1 (tari modern)
Sumber:http://rhyputri.blogspot.com/2012/11/tari
modern_15.html
18
Modern dance, atau dalam Bahasa Indonesia berarti tari modern, adalah
suatu bentuk tarian yang terbentuk dan berkembang sejak dari awal abad 20.Di
beberapa tempat yang belum begitu mengenal tari modern seperti di Indonesia,
ballroom dance serta concert dance juga masih dianggap sebagai bagian dari tari
modern ini. Namun apabila dilihat dari latar belakang sejarah, tari modern ini
sebenarnya dipelopori oleh penari-penari dari Amerika Serikat, serta penari-penari di
beberapa negara di Eropa Barat yang “memberontak” terhadap ballet dance serta
classical dance yang sedang booming saat itu. Beberapa penari yang paling terkenal
dengan aksinya saat itu adalah Loie Fuller, Isadora Duncan and Ruth St. Denis.Aksi
mereka dilandasi dengan faktor kelemahan dari ballet dan classical dance sendiri,
yaitu diperlukannya perlengkapan khusus selain musik, seperti kostum, sepatu tari,
serta bahkan tata rias yang tebal.Beberapa dari perlengkapan tersebut tidak mampu
dimiliki oleh orang-orang biasa dengan latar ekonomi yang rendah, yang juga punya
ketertarikan besar untuk menari. Oleh sebab itu ketiga penari tersebut kemudian
menciptakan suatu free dance yang kemudian dikenal dengan cikal bakal dari tari
modern. Ballroom dance Semakin berkembangnya zaman, selera tari orang pun
berubah, tarian-tarian pun juga dikembang kan menjadi lebih beragam. modern
dance sekarang terbagi menjadi bermacam-macam.
1.RobotDance/robottic
The ROBOT DANCE adalah sebuah ilusi gaya tari sering bingung dengan
bermunculan yang mencoba untuk meniru sebuah menari robot atau manekin. Itu
berasal oleh Charles Washington,juga dikenal sebagai Charles Robot´ pada akhir
tahun 1960-an,dan memperoleh ketenaranlebih lanjut setelah The Jacksons
melakukan tarian ketika mereka tampil Dancing Machine.
2. Blood-Elf Dance
Ini adalah tarian flexible atau tarian lentur.Ini merupakan tarian baru era
jaman sekarang banyak anak muda mengikuti tarian ini.
3. Breakdance
B-boying atau yg sering disebut sebagai breakdancing, adalah gaya tarian
yang berevolusisebagai bagian dari budaya hip-hop di antara Hitam dan Amerika
Latin pemuda di BronxSelatan, New York City selama tahun 1970-an. menari-nari
19
untuk kedua hip-hop dan genre musik lain yang sering remixed untuk
memperpanjang istirahat musik. Satu yang praktek gayatarian ini disebut b-anak laki-
laki, b-gadis, atau breaker.Meskipun breakdance adalah istilah b-boying dan
melanggar´ lebih disukai oleh sebagian besar bentuk seni yang palingmenonjol pionir
dan praktisi.
Toprocks menampilkan gerakan yang membtuhkan fleksibilitas, gaya , dan
yang paling penting irama. Tarian ini biasa digunakan pada awal pertunjukkan
sebagai pemanasan beberapa gaya akrobatik lain. Dowrock biasanya ditampilan
dengan posisi tangan dan kaki pada lantai.
Pada downrock, seorang breaker menampilkan perputaran tubuh dengan
kecepatan kaki dan kontrol dengan cara mengkombinasi gerakan kaki. Kombinasi ini
akan menampilkan gaya yang disebut power moves;The windmill adalah gerakan
populer dari power move.
Power Move adalah gerakan yang membutuhkan momentum dan kekuatan
fisik untuk menjalankannnya. pada power move, breaker lebih bergantung pada
kekuatan tubuh bagian atas untuk menari, menggunakan tangan untuk
bergerak. Power Move terdiri dari Windmill, Swipe, danFlare. Beberapa gerakan
meminjam dari bela diri seperti buttertfly kick.
4. Moonwalk Dance
The Moonwalk atau backslide adalah sebuah teknik tarian yang menghadirkan
ilusi penari ditarik ke belakang ketika mencoba untuk berjalan maju.Sebuah break
dancing bergerak, itu menjadi populer di seluruh dunia setelah dieksekusi Michael
Jackson tarian bergerak selama kinerja Billie jean on Motown 25: Kemarin, Hari ini,
Forever pada tanggal 25 Maret 1983. Inikemudian menjadi tanda tangannya
bergerak, dan sekarang salah satu yang terbaik teknik tariterkenal di dunia.
5.Sexydance
Sexy Dance ialah tarian dimana para dancer menari dengan menonjolkan sisi
ke-sexy an nya.
6.Hip-Hop
Hip-Hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar
tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-
20
Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen
yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti.
Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa
slang, dan gaya hidup lainnya.
Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York
dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali
diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five.
Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan
membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik.
"Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut.
Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-
patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga
dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual munculah
Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop.
7. Tutting
Tutting adalah jenis tari dimana tubuh modern dan gerakan lengan didasarkan
pada sudut matematika dan / atau geometris dan bentuk. Ini gaya tari jalanan juga
dikatakan interpretatif di alam dan beberapa gerakan, terutama yang dari lengan,
diambil dari hieroglif, tulisan dinding atau kuno Mesir. Gerakan yang terlibat dalam
tutting dilakukan untuk meniru berbagai sudut dan bentuk dan ini dilakukan bersama
dengan irama musik tertentu atau irama, membuat seluruh tarian rutin agak
robot. Pada titik pandang pemirsa, maka akan tampak seperti orang yang melakukan
langkah tutting adalah menampilkan berbagai bentuk dan sudut. Beberapa bergerak
dari berdecak disebut “King Tut”, yang mungkin berevolusi dari referensi tarian
untuk Mesir seni dan Firaun Mesir Tutankhamun
Tari modern selalu berpijak pada kenyataan duniawi, bertumpu pada
kebebasan kreativitas individu, tanpa sepatu guna mendekati kewajaran keindahan
kaki, dan pendeknya ke bumi tempat berpijak. Hal ini berbeda dengan balet yang
dalam perkembangannya semakin menjauhi tema kenyataan duniawi yang memang
sesuai dengan ideal dan teknik tariannya.
Seni tari modern bersifat abstrak universal. Masing-masing seniman tari
modern mengembangkan teknik, idealisme, dan kreativitasnya sendiri-sendiri. Kata
21
‘modern’ di sini bukan predikat melainkan suatu kategori aliran tari.
2.1.5 Tari Tradisional Indonesia
Indonesia merupakan Negara dengan beraneka ragam macam budaya.
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di
seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang
berbeda, Salah satu bentuk ciri khas kebudayaan setiap daerah di wujudkan dengan
tari khas kebudayaan masing-masing setiap daerah. Dengan musik dan gerak
menciptakan sebuah tarian yang menceritakan kekayaan dan keanekaragaman bangsa
Indonesia.
2.1.5.1 Era Sejarah
A. Tari bercorak prasejarah atau tari suku pedalaman
Gambar 2.2 Tari perang Papua dari Kabupaten Kepulauan Yapen.
Sumber : google.com
Gambar 2.3 Tari Kabasaran, Minahasa Sulawesi Utara.
Sumber : google.com
Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan
Indonesia sudah mengembangkan seni tarinya tersendiri, hal ini tampak pada
berbagai suku bangsa yang bertahan dari pengaruh luar dan memilih hidup
22
sederhana di pedalaman, misalnya di Sumatera (Suku Batak, Nias,
Mentawai), di Kalimantan (Suku Dayak, Punan, Iban), di Jawa (Suku Baduy),
di Sulawesi (Suku Toraja, Suku Minahasa), di Kepulauan Maluku dan di
Papua (Dani, Asmat, Amungme).
Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal
dari gerakan ritual dan upacara keagamaan. Tarian semacam ini biasanya
berawal dari ritual, seperti tari perang, tarian dukun untuk menyembuhkan
atau mengusir penyakit, tarian untuk memanggil hujan, dan berbagai jenis
tarian yang berkaitan dengan pertanian seperti tari Hudoq dalam suku Dayak.
Tarian lain diilhami oleh alam, misalnya Tari Merak dari Jawa Barat. Tarian
jenis purba ini biasanya menampilkan gerakan berulang-ulang seperti tari
Tor-Tor dalam suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara. Tarian ini juga
bermaksud untuk membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam diri
manusia, juga dimaksudkan untuk menenangkan dan menyenangkan roh-roh
tersebut. Beberapa tarian melibatkan kondisi mental seperti kesurupan yang
dianggap sebagai penyaluran roh ke dalam tubuh penari yang menari dan
bergerak di luar kesadarannya. Tari Sanghyang Dedari adalah suci tarian
istimewa di Bali, dimana gadis yang belum beranjak dewasa menari dalam
kondisi mental tidak sadar yang dipercaya dirasuki roh suci. Tarian ini
bermaksud mengusir roh-roh jahat dari sekitar desa. Tari Kuda Lumping dan
tari keris juga melibatkan kondisi kesurupan.
B. Tari bercorak Hindu-Buddha
Gambar 2.4 Lakshmana, Rama dan Shinta dalam sendratari Ramayana di Prambanan, Jawa.
Sumber: google.com
23
Dengan diterimanya agama dharma di Indonesia, Hinduisme dan
Buddhisme dirayakan dalam berbagai ritual suci dan seni. Kisah epik Hindu
seperti Ramayana, Mahabharata dan juga Panji menjadi ilham untuk
ditampilkan dalam tari-drama yang disebut "Sendratari" menyerupai "ballet"
dalam tradisi barat. Suatu metode tari yang rumit dan sangat bergaya
diciptakan dan tetap lestari hingga kini, terutama di pulau Jawa dan Bali.
Sendratari Jawa Ramayana dipentaskan secara rutin di Candi Prambanan,
Yogyakarta; sementara sendratari yang bertema sama dalam versi Bali
dipentaskan di berbagai Pura di seluruh pulau Bali. Tarian Jawa Wayang
orang mengambil cuplikan dari episode Ramayana atau Mahabharata. Akan
tetapi tarian ini sangat berbeda dengan versi India. Meskipun sikap tubuh dan
tangan tetap dianggap penting, tarian Indonesia tidak menaruh perhatian
penting terhadap mudra sebagaimana tarian India: bahkan lebih menampilkan
bentuk lokal. Tari keraton Jawa menekankan kepada keanggunan dan
gerakannya yang lambat dan lemah gemulai, sementara tarian Bali lebih
dinamis dan ekspresif. Tari ritual suci Jawa Bedhaya dipercaya berasal dari
masa Majapahit pada abad ke-14 bahkan lebih awal, tari ini berasal dari tari
ritual yang dilakukan oleh gadis perawan untuk memuja Dewa-dewa Hindu
seperti Shiwa, Brahma, dan Wishnu.
Di Bali, tarian telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual suci
Hindu Dharma. Beberapa ahli percaya bahwa tari Bali berasal dari tradisi tari
yang lebih tua dari Jawa. Relief dari candi di Jawa Timur dari abad ke-14
menampilkan mahkota dan hiasan kepala yang serupa dengan hiasan kepala
yang digunakan di tari Bali kini. Hal ini menampilkan kesinambungan tradisi
yang luar biasa yang tak terputus selama sedikitnya 600 tahun. Beberapa tari
sakral dan suci hanya boleh dipergelarkan pada upacara keagamaan tertentu.
Masing-masing tari Bali memiliki kegunaan tersendiri, mulai dari tari suci
untuk ritual keagamaan yang hanya boleh ditarikan di dalam pura, tari yang
menceritakan kisah dan legenda populer, hingga tari penyambutan dan
penghormatan kepada tamu seperti tari pendet. Tari topeng juga sangat
populer di Jawa dan Bali, umumnya mengambil kisah cerita Panji yang dapat
dirunut berasal dari sejarah Kerajaan Kediri abad ke-12. Jenis tari topeng
yang terkenal adalah tari topeng Cirebon dan topeng Bali.
24
C. Tari bercorak Islam
Gambar 2.5 Tari Saman dari Aceh.
Sumber : google.com
Sebagai agama yang datang kemudian, Agama Islam mulai masuk ke
kepulauan Nusantara ketika tarian asli dan tarian dharma masih populer.
Seniman dan penari masih menggunakan gaya dari era sebelumnya, menganti
kisah cerita yang lebih berpenafsiran Islam dan busana yang lebih tertutup
sesuai ajaran Islam. Pergantian ini sangat jelas dalam Tari Persembahan dari
Jambi. Penari masih dihiasi perhiasan emas yang rumit dan raya seperti pada
masa Hindu-Buddha, tetapi pakaiannya lebih tertutup sesuai etika kesopanan
berbusana dalam ajaran Islam.
Era baru ini membawa gaya baru dalam seni tari: Tari Zapin Melayu
dan Tari Saman Aceh menerapkan gaya tari dan musik bernuansa Arabia dan
Persia, digabungkan dengan gaya lokal menampilkan generasi baru tarian era
Islam. Digunakan pula alat musik khas Arab dan Persia, seperti rebana,
tambur, dan gendang yang menjadi alat musik utama dalam tarian bernuansa
Islam, begitu pula senandung nyanyian pengiring tarian yang mengutip doa-
doa Islami.
25
2.1.5.2 Tari Pendukung
A. Tari keraton
Gambar : 2.6 1.Tari Golek Ayun-ayun, dari Keraton Yogyakarta
2.Tari Jaipongan, tari tradisi rakyat Sunda
Sumber : google.com
Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia.
Beberapa keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini
masih bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan
pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan
tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Strata masyarakat Jawa yang
berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan
bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual,
keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan
unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih
ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari
generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas
berbagai pengaruh.
Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya
digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi
mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta dan
Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap
dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga
terdapat dalam tradisi istana Bali dan Melayu, yang bisanya seperti di Jawa
juga menekankan pada kehalusan, keagungan dan gengsi. Tarian Istana
Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan Deli di Sumatera Utara,
Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang di Sumatera Selatan
26
lebih dipengaruhi budaya Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan
warisan budaya Hindu-Buddhanya.
B. Tari rakyat
Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan
tingkatan sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan
derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat
adalah tari yang dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di
pedesaan maupun di perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton)
yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia
lebih dinamis, enerjik, dan relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan
disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap
tubuh yang khas seringkali tetap dipertahankan. Tari rakyat lebih
memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi ritual.
Tari Ronggeng dan tari Jaipongan suku Sunda adalah contoh yang
baik mengenai tradisi tari rakyat. Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih
bersifat hiburan. Seringkali tarian ini menampilkan gerakan yang dianggap
kurang pantas jika ditinjau dari sudut pandang tari istana, akibatnya tari
rakyat ini seringkali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu kasar dalam
standar istana. Meskipun demikian tarian ini tetap berkembang subur dalam
tradisi rakyat Indonesia karena didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari
rakyat tradisional telah dikembangkan menjadi tarian massal dengan gerakan
sederhana yang tersusun rapi, seperti tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi
Utara, dan tari Sajojo dari Papua.
2.1.6 Jenis Tari
2.1.6.1 Jenis Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang berkembang di daerah tertentu yang
berpijak dan berpedoman luas pada adaptasi kebiasaan turun-temurun dan
dianut oleh masyarakat pemilik tari tersebut. Tari tradisional dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
27
1. T
ari tradisional klasik
Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah sebagai berikut.
• Pola-pola gerak sudah ditentukan.
• Memiliki nilai seni yang tinggi
• Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan mnimal yang