-
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendidikan
Pendidikan Menurut UU Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (2005:2-9) berisi
tentang
pendidikan yakni diantaranya antara lain:
1. Pada Bab I berisikan ketentuan umum pendidikan nasional.
Pasal 1 ayat (1)
pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengembangan
diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Bab II berisikan dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan
Nasional. Bab III berisi
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Bab IV berisikan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua,
Masyarakat
dan Pemerintah. Pada pasal 7 ayat (1) orang tua berhak berperan
serta dalam
memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan
-
10
pendidikan anaknya. Ayat (2) orang tua dari anak usia wajib
belajar,
berkewajiban memberikan pendidikan dasar anaknya.
4. Bab V Peserta Didik. Pasal 12 ayat (1) hak peserta didik
antaranya adalah
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama; mendapatkan pelayanan
pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; mendapatkan
beasiswa bagi
yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai
pendidikannya;
mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu
membiayai pendidikannya; pindah keprogram pendidikan pada jalur
dan
satuan pendidikan lain yang setara; menyelesaikan program
pendidikan sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang
dari
ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Ayat (2) Kewajiban
Peserta Didik,
menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses
dan keberhasilan pendidikan; ikut menanggung biaya
penyelenggaraan
pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari
kewajiban
tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Maka yang dimaksud pendidikan pada penelitian ini adalah usaha
sadar
dalam mewujudkan kegiatan belajar dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan
pendidikan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Tahun ajaran 2011/2012 saat ini mengunakan Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2010:12) KTSP adalah
kurikulum
-
11
operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan
pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal
36 antarannya adalah sebagi berikut:
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar
Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan
peserta didik.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar
kopetensi lulusan
dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat
oleh BSNP.
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada
pendidikan
dasar adalah untuk meletakan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih
lanjut. Maka untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut siswa
harus mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2.2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Menurut PERMENDIKNAS No.20 Th 2007 tentang standart
penilaian
pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria
ketuntasan
belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada
akhir jenjang
satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran, selain ilmu
pengetahuan dan
-
12
teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi
(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permen20-2007StandarPenilaian.pdf).
Maka dalam penelitian ini siswa minimal harus lulus KKM apabila
ingin
mendapatkan prestasi yang tinggi. Karena KKM merupakan skala
pengukuran
sebagai pengukuran ketuntasan mata pelajaran.
2.3 Belajar
Slameto (2003:2-4) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan
lingkungannya. Maka ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
belajar adalah:
a. Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang
yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan dirinya. Misalnya menyadari
bahwa
pengetahuannya bertambah, kecapakapnnya bertambah,
kebiasaannya
bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional,
sebagai hasil belajar
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara
berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi
akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
dan
proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam
belajar perubahan-
perubahan akan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu
yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif
artinya adalah
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permen20-2007StandarPenilaian.pdf
-
13
perubahan itu tidak terjadi secara sendirinya melainkan karena
usaha individu
sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti
tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti
perubahan tingkah
laku itu terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang
belajar
sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku
secara
menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan
sebagainya.
Menurut teori bahavioristik, belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, atau
belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulis dan
respon (C. Asri
Budininggsih, 2005:20).
Maka pengertian belajar pada penelitian adalah suatu proses
untuk
mencapai perubahan tingkah laku yang bermanfaat bagi individu.
Maksud dari
perubahan tingkah laku bukan perubahan suatu sikap, namun
perubahan
pengetahuan yang didapatkan pada kegiatan belajar.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Melalui proses belajar yang baik akan mendapatkan hasil yang
maksimal,
sehingga prestasi yang didapatkan akan lebih tinggi. Menurut
Slameto (2003:54-
70) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi
-
14
2 golongan, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada
dalam individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu.
2.4.1 Faktor Intern
Faktor intern membahas tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah,
faktor
psikologis, faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah adalah faktor yang berhubungan dengan fisik
atau tubuh
individu. Dalam faktor ini terdiri dari dua macam:
a. Faktor kesehatan, proses belajar akan terganggu jika
kesehatan seseorang
tidak baik. Karena menyebabkan kurang bersemangat, mudah
pusing,
mengantuk jika badannya lemah, kurang darah atau
gangguan-gangguan
lainnya. Agar seseorang ingin dapat belajarnya dengan baik
dan
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi maka harus sehat.
b. Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang
sempurnanya tubuh yang dimiki individu. Siswa yang cacat,
belajarnya
jelas akan terganggu, maka hendaknya ia belajar dilembaga
pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi
pengaruh
kecacatannya karena hal ini dapat berpengaruh pula terhadap
belajarnya.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berada pada diri
individu yang
berhubungan dengan kondisi kejiwaan atau sikologi individu
sehingga dapat
mempengaruhi proses belajar sehingga dan prestasi belajar siswa.
faktor-
-
15
faktor yang dapat psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa
adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan, terdapat dua macam yakni kelelahan jasmani
dan rohani.
kelelahan jasmani terlihat lemahnya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dilihat dengan adanya
kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.
Maka hal ini sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan faktor intern yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari
dalam diri siswa.
Diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis dan
kelelahan.
2.4.2 Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berada pada luar diri
individu yang
dapat mempengaruhi belajar dan prestasi belajar. Dapat
dikelompokan menjadi
tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
dapat berupa:
a. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh
terhadap
belajarnya. Menurut Drs. Sutjipto Wirowidjojo menyatakan bahwa
keluarga
adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Mendidik anak
dengan
cara memanjakannya atau memperlakukan terlalu keras, memaksa
dan
mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara mendidik yang
salah.
Anak yang mengalami kesukaran dalam belajar dapat ditolong
dengan
-
16
memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja
keterlibatan
orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan
tersebut.
b. Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi
orang tua dengan
anaknya, selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan
anggota
keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Demi
kelancaran belajar
dan keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam
keluarga.
c. Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi yang sering terjadi di
dalam
keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga
merupakan
faktor penting yang tidak termasuk faktor disengaja. Suasana
rumah gaduh
tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Maka
diperlukan
suasana rumah yang tenang dan nyaman.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak.
Anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makanan,
perlindungan kesehatan dan lain-lain. Anak membutuhkan fasilitas
belajar
seperti meja, kursi, penerangan alat tulis-menulis, buku-buku
dan lain-lain.
e. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila
anaknya
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas di rumah.
Kadang-kadang anak
lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan
dorongannya,
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah.
-
17
f. Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi
sikap
anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik agar
mendorong semangat anak untuk belajar.
2. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa mencakup :
a. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam
mengajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa
yang tidak baik pula.
b. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa,
kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran
agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum
yang
kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
c. Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di
dalam relasi
yang baik, siswa akan menyukai gurunya juga menyukai mata
pelajaran yang
diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari
sebaik-baiknya.
d. Relasi Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa perlu agar dapat
memberikan
pengaruh positif terhadap belajar siswa.
-
18
e. Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa
dalam
sekolah dan juga dalam belajarnya. Agar siswa belajar lebih maju
maka harus
disiplin di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.
f. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa.
Karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai
pula oleh
siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Mengusahakan alat
pelajaran
yang baik maka siswa akan dapat belajar dengan baik.
g. Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di
sekolah
dapat pagi, siang, sore/malam hari.
h. Standar Pelajaran diatas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu
memberi
pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang
mampu dan
takut kepada guru.
i. Keadaan Gedung
Siswa dapat belajar dengan baik apabila kelas yang disediakan
dapat
memadai bagi setiap siswa.
j. Metode Belajar
Cara belajar dan penggunaan waktu belajar siswa harus efektif
karena sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
-
19
k. Tugas Rumah
Waktu belajar adalah disekolah, waktu dirumah biarlah digunakan
untuk
kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu
banyak memberi
tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu
lagi untuk kegiatan yang lain.
3. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa
dalam masyarakat.
Faktor masyarakat diantaranya kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media,
teman bergaul dan masyarakat yang mempengaruhi belajar
siswa.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar
Menurut Purwanto dalam (Anton Irawan, 2011:14) faktor-faktor
yang
mempenguri prestasi belajar dibedakan menjadi dua golongan:
a. Faktor individual yaitu faktor yang ada dalam diri organisme
itu sendiri.
b. Faktor sosial yaitu faktor yang ada diliuar individu, yang
termasuk faktor sosial
antara lain: keluarga, buruh, dan cara mengajarnya, alat-alat
yang digunakan
dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan
motivasi
sosial.
Maka yang dimaksud faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar
dalam penelitain ini adalah faktor intern yakni faktor yang ada
di dalam diri
inividu dan faktor sosial yakni faktor yang berada pada pada
luar diri seseorang,
misalnya adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.
-
20
2.6 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua dan Jarak Tempat
Tinggal
Terhadap Prestasi Belajar Siswa
2.6.1 Orang Tua
Menurut Stainbeck dan Susan (Olivia Friskilia Saukotta, 2010:15)
ada
beberapa bentuk peran orang tua dalam membantu anak belajar
untuk mencapai
prestasi yakni peran sebagai fasilitator, pembimbing, dan
motivator.
1. Peran orang tua sebagai fasilitator adalah orang tua
menyediakan diri untuk
untuk terlibat dalam membantu belajar anak di rumah,
mengembangkan
ketrampilan belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam
keluarga dan
menyediakan sarana alat belajar yang cukup, buku-buku pelajaran
dan alat-
alat belajar yang baik.
2. Peran orang tua sebagai pembimbing/pengajar, orang tua akan
memberikan
pertolongan kepada anak dengan siap membantu belajar melalui
pemberian
penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti anak, membantu
anak
mengatur waktu belajar dan mengatasi masalah belajar dan tingkah
laku
anak yang kurang baik.
3. Peran orang tua sebagai motivator, orang tua memotivasi anak
dengan cara
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,
mempersiapkan
anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stress yang
berkaitan
dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan
sekolah dan
memberi penghargaan anak dengan cara memberikan hadiah atau
pujian.
Sedangkan menurut Sisdiknas pada pasal 7 ayat 1 Orang tua
berhak
berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh
informasi
-
21
tentang perkembangan pendidikan anaknya. Ayat 2 orang tua dari
anak usia
wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada
anaknya.
Orang tua pada penelitian ini adalah faktor eksternal yang
sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun
psikis. Terutama
pada pendidikan, karena orang tua adalah tempat pertama anak
memperoleh
pendidikan. Peran orang tua sebagai fasilitator, pembimbing dan
motivator
sangat menentukan keberhasilan anak.
2.6.2 Dukungan Akademik Orang tua
Dukungan akademik adalah suatu dorongan yang diberikan dalam
hal
pendidikan. Menurut Chaplin (2001:495) mendefinisikan dukungan
sebagai
suatu pengadaan sesuatu hal untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Jadi dalam
hal ini dukungan akademik pemenuhan sumber-sumber belajar,
pendampingan
siswa jika mengalami kesulitan dalam membuat tugas-tugas sekolah
dan
komunikasi yang baik sehubungan dengan hal-hal yang terjadi di
sekolah.
Menurut Chen dalam (Maria Ansila Rahmawati, 2009: 32-34)
mendefinisikan dukungan akademik dari orang tua sebagai persepsi
siswa
terhadap tingkat dukungan dalam hal akademik yang diberikan
orang tua.
Aspek-aspek dukungan akademik orang tua adalah:
a. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang
tua.
b. Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan
dengan
masalah akademik.
c. Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam
hal
belajar dan akademik.
-
22
d. Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku
anak dan
memonitoring apa yang dilakukan anak.
e. Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah,
berdiskusi
dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan sekolah,
menyediakan bahan-bahan/sumber-sumber belajar (buku, alat tulis,
dsb).
2.6.3 Tempat Tinggal
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud jarak adalah
ruang
sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat, dalam
(http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=jarak&varbidang=all&vardiale
k=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel).
Berdasarkan definisi tersebut
berarti jauh dekatnya ruang sela yang harus ditempuh oleh siswa.
Tempat tinggal
adalah keberadaan siswa bernaung atau tinggal di sebuah rumah.
Tempat tinggal
yang dimaksud adalah tempat tinggal bersama orang tua, endekost,
atau
menumpang pada rumah orang lain. Jadi tempat tinggal yang
dimaksud dalam
penelitian ini berarti rumah yang ditempati siswa
sehari-hari.
2.6.4 Prestasi Belajar
Menurut Olivia Friskilia Saukotta (2010:47) prestasi belajar
adalah
penguasaan ilmu pengetahuan atau ilmu ketrampilan yang
dikembangkan oleh
mata pelajaran yang biasanya ditunjukan dengan nilai tes (ujian)
atau angka nilai
yang diberikan guru. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
prestasi belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh melalui proses belajar,
biasanya dalam bentuk
angka. Adapun prestasi belajar yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah
nilai hasil tes semester gasal mata pelajaran IPS kelas VII SMP
8 Salatiga.
-
23
2.6.5 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua terhadap prestasi
belajar
Siswa
Menurut Schneir & Lee; Siu; Yao dalam (Maria Ansila
Rahmawati,
2009:40) yang menyatakan bahwa: Siswa yang memiliki dukungan
akademik
dari orang tua akan memiliki level yang lebih tinggi dalam
belajar. Karena
mereka akan bertingkah laku lebih baik dan termotivasi dalam
belajar, lebih
banyak meluangkan waktunya untuk pekerjaan sekolah dan dukungan
orang tua
yang berkualitas akan mampu mempengaruhi prestasi belajar anak.
Maka yang
dimaksud pengaruh dukungan akademik orang tua terhadap prestasi
belajar
siswa adalah berbagai dukungan yang diberikan orang tua baik
materiil maupun
inmateriil sebagai bentuk untuk mendukung belajar siswa agar
dapat berprestasi.
2.6.6 Pengaruh Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar
Siswa
Lokasi dapat didefinisikan sebagai “tempat, kedudukan secara
fisik yang
mempunyai fungsi strategis karena dapat ikut menentukan
tercapainya tujuan
badan usaha” (Sriyadi, 1991:60). Maka yang dimaksud jarak tempat
tinggal
siswa adalah jarak yang ditempuh siswa dari tempat tinggalnya
sampai dengan
sekolah. Siswa yang jarak tempat tinggal atau rumahnya jauh dari
sekolah, maka
sesampainya di sekolah akan merasa lelah sehingga kurang
termotivasi dalam
belajar hal ini juga mempengaruhi prestasi belajar mereka.
2.7 Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS di SMP
Pada masa kini ilmu pendidikan sosial berkembang secara pesat
menjadi
cabang-cabang antaranya adalah ekonomi, sosiologi, georafi.
Namun yang masih
-
24
diterapkan pada SMP adalah IPS terpadu atau gabungan
cabang-cabang ilmu
tersebut. Pada lembar kerja siswa (LKS) aviva (2011:2) mata
pelajaran IPS
semester gasal membahas tentang lingkungan hidup manusia,
kehidupan sosial
manusia dan usaha memenuhi kebutuhan. Lingkungan hidup manusia
membahas
tentang keragaman bentuk bumi, proses pembentukan, dan dampaknya
terhadap
kehidupan dan membahas tentang kehidupan masa pra aksara di
Indonesia.
Kehidupan sosial manusia membahas tentang interaksi proses
sosial, sosialisasi
sebagai bentuk proses pembentukan kepribadian, bentuk-bentuk
interaksi sosial,
dan proses interaksi sosial. Sedangkan usaha menusia memenuhi
kebutuhan
membahas tentag manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang
bermoral
dalam memenuhi kebutuhan, tindakan ekonomi berdasarkan motif dan
prinsip
ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari.
Materi yang dijelaskan tersebut merupakan gabungan dari
cabang-cabang
ilmu pada IPS terpadu yakni ekonomi, sosiologi, dan geografi,
maka siswa harus
lebih aktif belajar. Karena SMP Negeri 8 menerapkan
cabang-cabang ilmu
ekonomi, sosiologi dan geografi diajarkan pada mata pelajaran
yang terpisah.
Namun pada tes semester cabang-cabang ilmu tersebut digabung
menjadi satu
sehingga perlu belajar lebih maksimal.
Pada penelitian ini mata pelajaran IPS terpadu menjadikan mata
pelajaran
yang lebih membutuhkan proses belajar yang lebih maksimal
daripada mata
pelajaran lain, karena IPS terpadu merupakan gabungan dari
cabang-cabang ilu
ekonomi seperti ekonomi, sosiologi dan geografi. Sedangkan siswa
SMP kelas
VII merupakan masa peralihan siswa sekolah dasar (SD) menuju
Sekolah
-
25
Menengah Pertama (SMP) sehingga dapat dikatakan belum mandiri,
maka perlu
adanya dukungan akademik orang tua dan siswa yang jarak tempat
tinggalnya
jauh harus bisa menyiasati kondisi fisik dan mental siswa agar
dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
2.8 Kerangka Dasar Penelitian
Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel
yang
digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model
hipotetis. Penelitan
terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
Variabel bebas yang akan dikaji adalah dukungan akademik orang
tua diberi
notasi (X1), jarak tempat tinggal (X2) dan variabel terikat
adalah prestasi belajar
siswa diberi notasi (Y).
2.8.1 Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang
diteliti
agar dapat diamati. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Dukungan akademik orang tua (X1).
Dukungan akademik dari orang tua adalah dukungan yang diberikan
orang
tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Pada definisi
tersebut
dapat dirumuskan indikator sebagai berikut:
1. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang
tua.
Kedekatan hubungan dan frekuensi komunikasi anak dengan orang
tua
terutama pada pendidikan anak dapat dikategorikan menjadi 5
yaitu:
-
26
Sangat setuju : bila setiap hari selalu berhubungan dan
berkomunikasi dengan sangat baik, maka diberi
skor 5.
Setuju : bila setiap hari selalu berhubungan dan
berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 4
Biasa saja : bila tidak setiap hari berhubungan dan
berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 3
Tidak setuju : bila jarang berhubungan dan berkomunikasi
dengan baik, maka diberi skor 2
Sangat tidak setuju : bila tidak pernah berhubungan dan
berkominikasi
dengan baik, maka diberi skor 1.
2. Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan
dengan
masalah akademik. Besarnya harapan orang tua terhadap
anaknya
sehubungan dengan masalah pendidikannya, dapat dikategorikan
menjadi 5 yaitu:
Sangat setuju : bila orang tua sangat mengharapkan anaknya
berprestasi di sekolah, maka diberi skor 5.
Setuju : bila orang tua mengharapkan anaknya berprestasi
di sekolah, maka diberi skor 4.
Biasa Saja : bila orang tua sedikit mengharapkan anaknya
berprestasi di sekolah, maka diberi skor 3.
Tidak Setuju : bila orang tua kurang mengaharapkan anaknya
berprestasi di sekolah, maka diberi skor 2.
-
27
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak mengaharapkan
anaknya
berprestasi di sekolah, maka diberi skor 1.
3. Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam
hal
belajar dan akademik. Besarnya dukungan orang tua kepada
anaknya
dalam hal belajar dan pendidikan anaknya, dapat dikategorikan
menjadi
5 yaitu:
Sangat setuju : bila orang tua setiap hari selalu memberikan
dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan
anaknya, maka diberi skor 5.
Setuju : bila orang tua tidak setiap hari memberikan
dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan
anaknya, maka diberi skor 4.
Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang memberikan
dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan
anaknya, maka diberi skor 3.
Tidak setuju : bila orang tua kurang memberikan dukungan
dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya,
maka diberi skor 2.
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak memberikan dukungan
dalam
hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka
diberi skor 1.
4. Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku
anak dan
memonitoring apa yang dilakukan anak. Seringnya kontrol atau
-
28
perhatian orang tua kepada anaknya, dapat dikategorikan menjadi
5
yaitu:
Sangat setuju : bila orang tua setiap hari selalu mengontrol
dan
memperhatikan perkembangan pendidikan
anaknya, maka diberi skor 5
Setuju : bila orang tua tidak setiap hari mengotrol dan
memperhatikan perkembangan pendidikan
anaknya, maka diberi skor 4.
Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang mengotrol dan
memperhatikan perkembangan pendidikan
anaknya, maka diberi skor 3.
Tidak setuju : bila orang tua kurang mengotrol dan
memperhatikan perkembangan pendidikan
anaknya, maka diberi skor 2.
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah mengotrol
dan
memperhatikan perkembangan pendidikan
anaknya, maka diberi skor 1.
5. Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan
sekolah,
berdiskusi dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan
dengan
sekolah, menyediakan bahan/sumber belajar anak (buku, alat
tulis, dsb).
Besarnya intesitas pendampingan orang tua dan pemenuhan
kebutuhan
bahan belajar anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu:
-
29
Sangat setuju : bila orang tua selalu menanyakan
perkembangan
pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan
bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 5.
Setuju : bila orang tua tidak selalu menanyakan
perkembangan pendidikan anaknya dan
memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar
anaknya, maka diberi skor 4.
Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang menanyakan
perkembanganpendidikan anaknya dan memenuhi
kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka
diberi skor 3.
Tidak setuju : bila orang tua jarang menanyakan perkembangan
pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan
bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 2.
Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah menanyakan
perkembangan pendidikan anaknya dan
memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar
anaknya, maka diberi skor 1.
Nilai X1 diperoleh memalui perhitungan sebagai berikut:
X1 = Kategori tiap indikator x Jumlah soal tiap indikator x
100
Jumlah soal x skor maksimal pada jawaban
X1 = (5x4)+(5x3)+(5x3)+(5x5)+(5x5) x100
20 x 5
X1 = 20+15+15+25+25 x 100
100
-
30
X1 = 100 x100
100
X1 = 100%
Nilai pada variabel dukungan akademik orang tua dapat
klasifikasikan
sebagai berikut:
Sangat tinggi : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 80%
– 100%
Tinggi : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 60% –
80%
Sedang : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 40% –
60%
Rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 20% –
40%
Sanggat rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 0%
– 20%
b. Jarak Tempat Tinggal (X2)
Jarak tempat tinggal dalam penelitian ini menggunakan data
alamat siswa
kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga. Data tersebut lalu diolah
menjadi angka
dengan satuan jarak hektometer.
c. Prestasi Belajar (Y)
Prestasi Belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang
diperoleh oleh
siswa kelas VII SMP 8 Salatiga melalui proses belajar dalam
bentuk nilai tes
semester ganjil tahun ajaran 2011-2012.
Skala pengukuran variabel dukungan akademik orang tua, jarak
tempat
tinggal dan prestasi belajar siswa menggunakan skala pengukuran
interval.
Menurut Erwan dan Dyah (2011:57) data interval adalah data yang
mempunyai
sifat-sifat skala ordinal dan sudah diketahui jaraknya
(interval) antara satu skala
dengan skala lainnya. Angka-angka dalam skala interval sudah
mempunyai
makna kuantitatif.
-
31
Prestasi yang didapatkan siswa tidak akan maksimal apabila hanya
karena
motivasi tunggal yakni motivasi intern, maka perlu adanya
motivasi ekstern,
paling utama adalah dari keluarga atau orang tua. Karena waktu
belajar anak
lebih banyak dilakukan di rumah daripada di sekolah. Orang tua
merupakan
pendidikan pertama dan utama bagi siswa. Maka orang tua harus
memberikan
dukungan akademik bagi siswa agar prestasi maksimal. Dukungan
akademik
orang tua tidak hanya dukungan secara materiil saja perlu adanya
dukungan
inmateriil, seperti perhatian, kasih sayang dll. Selain dukungan
akadmik orang
tua, jarak tempat tinggal juga mempengaruhi prestasi belajar
karena siswa yang
jarak rumahnya jauh akan mengalami kelelahan saat belajar
sehingga motivasi
dalam belajar berkurang dan akan mempengaruhi prestasi
belajarnya di sekolah.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam
model
hipotetis sebagai berikut:
Gambar 2.1. Model kerangka dasar penelitian pengaruh
dukungan
akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi
belajar siswa
pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8
Keterangan:
X1 : Variabel bebas (Dukungan Akademik Orang Tua)
X2 : Varibel bebas (Jarak Tempat Tinggal)
Y : Variabel terikat (Prestasi Belajar Siswa)
: Pengaruh
X1
Y X2
-
32
2.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan
(Sugiyono,
2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang pengaruh dukungan
akademik
orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar
siswa pada mata
pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga, maka penulis
merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis kerja satu:
Ada pengaruh yang signifikan antara variabel dukungan akademik
orang tua
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas
VII di SMP Negeri
8 Salatiga.
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang
tua terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP
Negeri 8
Salatiga.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua
terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP
Negeri 8
Salatiga.
Hipotesis statistik satu:
H0 : β = 0
H1 : β > 0
Hipotesis kerja dua
Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap
prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8
Salatiga.
-
33
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal
terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri
8
Salatiga.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap
prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8
Salatiga.
Hipotesis statistik dua:
H0 : β ≤ 0
H1 : β > 0
Hipotesis kerja tiga
Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan
akademik
orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar
siswa pada mata
pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.
H0 : Secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan
dukungan
akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap tingkat
prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8
Salatiga.
H1 : Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan
akademik
orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar
siswa pada mata
pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga.
Hipotesis Statistik
H0 : β1 = β2 = 0
H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0
-
34
2.10 Hasil Penilitian yang Relevan
Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa
hasil dari
penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan pengaruh
positif yang signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya
pada penelitian
sebelumnya yang dilakuan Maria Ansila Rahmawati.
Judul : Pengaruh Dukungan Akademik Dari Orang Tua, Guru Dan
Teman Sebaya Terhadap Motivasi Siswa Bersekolah.
Hasil penelitian : Menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifkan pada
variabel dukungan akademik orang tua dan guru terhadap
motivasi siswa bersekolah (Maria Ansila Rahmawati,
2009:127).
Namun tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel
dukungan dari teman sebaya.