Page 1
DAMPAK SERTIFIKASI GURU
TERHADAP KOMPETENSI GURU DALAM MENGAJAR
(STUDI DI SDIT AL-MUBARAK JAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh:
Nurul Fauziah
109018200049
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Page 6
i
ABSTRAK
Nurul Fauziah, NIM: 109018200049, DAMPAK SERTIFIKASI GURU
TERHADAP KOMPETENSI GURU DALAM MENGAJAR (STUDI DI SDIT
AL-MUBARAK JAKARTA)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi guru di
SDIT Al-Mubarak Jakarta serta bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi
guru dalam mengajar.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek yang
diteliti yaitu Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar
(Studi di SDIT Al-Mubarak Jakarta) untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen, antara lain: observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, penulis
menginterpretasikan data dan menganalisisnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mendeskripsikan hasil penelitian dan juga mendapatkan data-data yang akurat
mengenai objek yang akan diteiti.
Setelah penelitian ini dilakukan penulis memperoleh hasil, bahwa kompetensi
guru setelah di sertifikasi mengalami perkembangan yang baik, diantarannya
mengalami peningkatan kompetensi profesional dan pedagogis, semakin memahami
Kurikulum 2013, RPP, media pembelajaran dan perencanaan pembelajaran.
Walaupun kompetensi personal dan sosial tidak terlalu signifikan perkembangannya.
Kata Kunci : Sertifikasi Guru, Kompetensi Guru, SDIT Al-Mubarak Jakarta
Page 7
ii
ABSTRACT
Nurul Fauziah, NIM: 109018200049, THE IMPACT OF TEACHER’S
CERTIFICATION ON THE COMPETENCY OF TEACHER IN TEACHING
(STUDIED AT SDIT AL-MUBARAK JAKARTA)
This research was conducted to determine the teachers competency in SDIT
Al-Mubarak Jakarta and to know the impact of teachers certification on teacher
competency in teaching.
Qualitative research method is used in this research, that describe the real
condition from the observed object, that is The Impact of Teacher Certification on the
Competency of Teacher in Teaching (Studied at SDIT Al-Mubarak Jakarta). Some
instruments those the author used to collect data are: observation, interview, and
documentation. Then, the author interpreted and analyzed it. The purpose of this
research is to describe the result and obtain the accurate data of the observed object.
After this research, the author obtains the result that the competency of
teacher after being certified is well growth, these are professional and pedagogic
competence, teachers are could understand about 2013 curriculum, lesson plan,
although personal and social competence has no significant growth.
Key words: Teacher’s Certification, Competency of Teacher, SDIT Al-Mubarak
Jakarta
Page 8
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim…
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang
penulis rasakan sehingga mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran, serta
pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Dampak
Sertifikasi Guru terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar (Studi di SDIT Al-
Mubarak Jakarta)”.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya
bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu
maupun secara umum, terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas
dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus dosen pembimbing yang selalu membimbing dan menyemangati
penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Dr. Zahruddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulisan skripsi ini dengan sabar, pengertian, dan begitu baik dalam
memberi arahan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini
Page 9
iv
telah memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama penulis mengikuti
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Yayan Supiana, M.Pd., selaku kepala SDIT Al-Mubarak yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian disekolah. Serta Bapak
dan Ibu guru, juga murid SDIT Al-Mubarak Jakarta yang telah bersedia
diwawancarai oleh penulis.
6. Bapak Mohammad Dehir dan Ibu Eti Sugiarti, orang tua yang telah
memberi cinta yang tanpa batas, doa yang paling tulus, serta nafas dalam
perjuangan penulis selama ini, serta adik-adik kesayangan Syifa Zulaeha
dan Nabila Aisyiyah.
7. Muhammad Taufik Hidayat, suami tercinta yang selalu mendukung
penulis dengan penuh cinta. Serta Benjamin Alfarabi Taufik, ananda
tercinta yang selalu menjadi pembangkit semangat dikala jenuh melanda.
8. Bapak Tri Djoko Mulyo dan Ibu Agustina Nasution, mertua yang juga
selalu mendoakan penulis dalam setiap langkah. Serta adik-adik ipar yang
selalu mendukung penulis Fikri ahsan Maulana, Anisa Djogi Mulyo,
Aprillia Dewi Puspa Lestari, dan Angitta Sukma Nauli
9. Seluruh Mahasiswa KIMP angkatan 2009 kelas B, teman-teman yang telah
memberikan banyak pengalaman dan pembelajarannya di dalam kelas.
10. Sulhan, Ismail, Ruslan, Yona Septiani, Mahmud Hidayat, Fahmie
Alhudorie, Ahmad Rojali, Taufik Firdaus, Devi Rusmaningtyas, Siti
Shofwatunnida, Welvy Redasuryani, Meifrida Ayunani, Mitsny Choiry,
sahabat seperjuangan yang selalu setia menemani dan memotivasi penulis.
11. Sahabat-sahabat di PAUD ASOKA yang penuh pengertian membantu dan
menggantikan penulis mengelola kelas selama pengerjaan skripsi
berlangsung.
12. Sahabat-sahabat di RA. Al-Mubarak yang selalu medukung dan
mendoakan penulis selama mengerjakan penulisan skripsi.
13. Sahabat-sahabat yang jauh diseberang sana, Gita Pradipta, Hilda Nuriyah
Hidayat, dan Nadiya Lulu, yang selalu mensupport penulis dan selalu
bersedia menjadi teman mencurahkan hati.
Page 10
v
14. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga semua doa, ilmu, bimbingan, dan motivasi yang telah diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan dan selalu diberikan keberkahan oleh
Allah SWT. Aamiin.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk
mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya berbagai pihak sebagai
tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Jakarta, Juli 2016
Penulis,
Nurul Fauziah
Page 11
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan ........................................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sertifikasi Guru ........................................................................................ 7
1. Pengertian Sertifikasi ........................................................................... 7
2. Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru ............................................... 8
3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru ........................................................... 11
4. Pelaksanaan Sertifikasi Guru ............................................................... 14
5. Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru ............................................. 17
B. Kompetensi Guru ..................................................................................... 18
1. Pengertian Kompetensi ........................................................................ 18
2. Kompetensi Dasar Guru ...................................................................... 18
3. Kompetensi Guru dalam Mengajar...................................................... 20
Page 12
v
4. Bentuk-bentuk Kompetensi Profesional .............................................. 22
C. Pentingnya Uji Kompetensi Guru ............................................................ 28
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 29
E. Kerangka berfikir ...................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 32
B. Jenis penelitian ........................................................................................ 32
C. Data dan Sumber Penelitian .................................................................... 33
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 34
E. Instrument Penelitian ............................................................................... 36
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDIT............................................................................ 37
1. Visi-misi Sekolah ............................................................................... 37
2. Kurikulum ........................................................................................... 37
3. Target Pembelajaran ........................................................................... 38
4. Budaya Sekolah .................................................................................. 38
5. Ekstrakurikuler ................................................................................... 40
6. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 41
B. Analisis Data ............................................................................................ 42
1. Kompetensi Profesional ...................................................................... 42
2. Kompetensi Pedagogik ....................................................................... 45
3. Kompetensi Kepribadian .................................................................... 50
4. Kompetensi Sosial .............................................................................. 51
Page 13
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan sosok yang mengemban tanggung jawab untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1
Pendidikan membutuhkan sumber daya yang mendukung dan menunjang
pelaksanaannya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru adalah sosok yang
menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Guru
merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.
Sehingga, guru dituntut untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan
tugasnya agar memiliki kinerja yang tinggi.
Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan
peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilitator belajar siswa. Jadi,
kinerja guru berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas.
Banyaknya tuntutan yang harus dicapai dan dilalui oleh seorang pendidik,
melaju seiring dengan tantangan perubahan zaman dewasa ini yang memandang
sebelah mata tugas beratnya. Pada zaman dahulu masyarakat memandang profesi
guru sebagai profesi yang tinggi dari profesi apapun, derajatnya lebih tinggi dan
bermartabat. Namun zaman sekarann sebaliknya dengan menganggap remeh
profesi guru, dengan mudahnya orang mencibir dan meremehkannya. Beberapa
faktor yang menjadi alasan diantaranya a). Banyaknya guru yang belum mengasah
1Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung, Citra Umbara, 2003) hal.
7
Page 15
2
keterampilannya dalam profesionalisme guru, sehingga gampang diremehkan, b).
Masyarakat beranggapan bahawa siapapun bisa dapat menjadi guru dengan
berbekal pengalaman saja, c). Kekurangan guru yang berkompeten menjadi faktor
utama minimnya kualitas pendidikan, d). Lain halnya di kota, banyaknya guru
yang diangkat dari kalangan minim pengetahuan dipicu dari minimnya pemberian
financial (gaji), sehingga banyak sekolah yang mengangkat guru sekadarnya, e)
Yang paling santer bahan menjadi perbincangan bahwa dengan menjadi seorang
guru susah dalam mencapai kesejahteraan finansial.
Melihat faktor-faktor yang menyebabkan adanya anggapan bahwa profesi
guru merupakan profesi yang rendah, maka sudah saatnya guru meningkatkan
kompetensinya dan profesionalismenya. Guru harus menjadi pendidik profesional
seperti yang dijelaskan dalam buku Mazhab Pendidikan Kritis bahwa:
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimal dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2
Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya
peningkatan kualitas guru sudah seharusnya menjadi bagian rencana strategis dan
masuk dalam kelompok prioritas utama. Jika kualitas diri guru meningkat,
otomatis kualitas pendidikan pun akan meningkat, begitu juga dengan output-nya.
Oleh karena itu, program pengembangan dan peningkatan kualitas guru
merupakan hal yang urgen.
Program pengembangan dan peningkatan kualitas guru sangat diperlukan
dalam upaya untuk mencegah kehancuran dari dunia pendidikan kita. Peningkatan
kualitas guru penting sebab dalam proses pendidikan dan pembelajaran,
keberadaan guru terkait dengan kualitas proses. Dengan adanya guru, anak didik
dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
Salah satu cara pengembangan dan peningkatan kualitas guru ini adalah
pendidikan profesi. Pendidikan profesi seharusnya menjadi dasar kompetensi
2 M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis Menyikap Relasi Pengetahuan Politik dan
Kekuasaan, (Yogjakarta: ResistBook, 2008) hal. 83
Page 16
3
setiap profesional, termasuk guru agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya
secara maksimal. Pendidikan profesi adalah bekal keahlian yang harus dimiliki
oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi
keprofesionalitasnya, termasuk guru. Pendidikan profesi atau peningkatan kualitas
kemampuan profesi menjadi prasyarat agar penyelenggaraan kegiatan profesi
dapat dilaksanakan secara maksimal. Hanya dengan melakukan pendidikan
profesi, seseorang dapat meningkatkan kemampuannya dan layak
menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas.3
Guru harus memiliki penguasaan terhadap materi pelajaran, penguasaan
profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri
dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus
menjadi pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan
yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban (1)
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Berbagai cara yang bisa dilakukan oleh para guru agar dapat meningkatkan
profesionalismenya salah satunya dengan menempuh program sertifikasi guru.
Program sertifikasi ini adalah bentuk proses pemberian sertifikat pendidik untuk
guru dan dosen, dan tujuan sertifikasi adalah untuk menentukan kelayakan guru
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan
profesionalisme guru, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan
mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Program sertifikasi bagi
guru ditempuh melalui dua jalur yaitu penilaian portofolio dan jalur pendidikan.
Dengan dilaksanakannya sertifikasi guru bukan hanya untuk mendapatkan
sertifikat pendidik saja namun dengan adanya sertifikasi diharapkan kinerja guru
3 Saroni, Mohammad, Personal Branding Guru Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru,
(Jogjakarta: Ar-russ Media, 2011), cet. 1, hal. 9
Page 17
4
akan menjadi lebih baik dan tujuan pendidikan nasional akan tercapai dengan
baik. Guru yang telah disertifikasi diharapkan bisa menjadi guru yang profesional,
dapat mengajar dengan baik, bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, dan dapat menjunjung tinggi profesi guru sehingga dapat menjaga
nama baik dan martabat seorang guru.
Kami sebagai peneliti memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mubarak
dilatarbelakangi oleh banyaknya guru berkualitas yang sudah menempuh serta
lulus sertifikasi, begitu pula sebaliknya. Sekolah tersebut merupakan sekolah
dasar yang berbasis Islam dengan manajemen yang bagus, serta tersedianya sarana
dan prasarana memadai dengan pembiayaan pendidikan yang mudah dijangkau
oleh elemen masyarakat bawah dan menengah sehingga orang tua murid
menjadikan sekolah ini tujuan favorit untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Tercatat kelas 1 sampai dengan kelas 6 terdapat 18 rombongan belajar. Dengan
pertimbangan tersebut sekolah ini menjadi menarik untuk dijadikan tempat
penelitian skripsi ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengangkat tema penelitian
skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam
Mengajar Di SDIT Al-Mubarak Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Tantangan guru dewasa ini semakin besar.
2. Kurangnya pengajar berkompetensi, sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Kurangnya pemenuhan kesejahteraan guru
4. Pelaksanaan sertifikasi guru kurang efektif
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, diketahui banyak
masalah terkait. Namun mengingat keterbatasan peneliti pada waktu, biaya, tenaga,
Page 18
5
dan sebagainya, maka penelitian ini hanya membatasi masalah kajiannya pada
Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar di SDIT Al
Mubarak Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi kompetensi guru sebelum sertifikasi, di SDIT Al-Mubarak
Jakarta?
2. Bagaimana dampak sertifikasi terhadap peningkatan kompetensi guru dalam
mengajar, di SDIT Al-Mubarak Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana kompetensi guru di SDIT Al-Mubarak Jakarta
2. Mengetahui bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi guru dalam
mengajar di SDIT Al-Mubarak Jakarta
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a) Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang
secara teoritis dapat dipelajari untuk peningkatan nilai profesionalisme
guru dalam mengajar.
2. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana
pertimbangan dalam penelitian di masa yang akan datang demi
peningkatan dan kemajuan dunia pendidikan.
Page 19
6
b) Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, penelitian inii diharapkan dapat membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien
serta kondusif dalam peningkatan produktifitas pembelajaran
2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih yang
positih untuk memperbaiki SDM dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah
3. Bagi penyelenggara sertifikasi, bertujuan untuk bahan evaluasi dan
bahan pengkajian program sertifikasi yang lebih baik di masa yang
akan datang
Page 20
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sertifikasi Guru
1. Pengertian Sertifikasi
Mulyasa mendefinisikan sertifikasi guru sebagai proses uji kompetensi
bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau
meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi
pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru alah
sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas
kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan
pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.1
Sedangkan Sertifikasi menurut Martinis Yamin, “Sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.2
Sertifikasi dalam istilah makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat)
dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus
pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Bagi
guru agar dianggap layak dalam mengembang tugas profesi mendidik, maka harus
memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru
dan dosen yang telah memenuhi persyaratan.
Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional,
guru wajib memilliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Pada pasal 1 ayat (1) PERMENPAN Nomer 11 Tahun 2011
1 Ramdan, Dampak Positif Sertifikasi THD Kinerja Guru di SD Babakanmadang di Bogor, (UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: skripsi, 2013) hal. 25 2 Martinis, Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada, 2007), Cet.
Ke 2, hal. 2
Page 21
8
tentang sertifkasi bagi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa sertifikasi bagi guru
dalam jabatan selanjutnya disebut “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru
bimbingan konseling, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan”. Sertifikasi dilaksanakan melalui:
a. Penilaian portofolio,
b. Pendidikan latihan dan profesi keguruan,
c. Pemberian sertifikasi pendidik secara langsung; atau
d. Pendidikan profesi guru
Dari beberapa penjelasan mengenai sertifikasi, penulis menyimpulkan
bahwa sertifikasi guru adalah legalitas yang diberikan oleh lembaga sertifikasi
sebagai bukti formal kelayakan profesi kepada guru atau dosen yang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan setelah dinyatakan lulus dari uji kompetensi dan portofolio.
2. Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru
Dasar hukum sertifikasi guru dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen membahas secara detail hal-hal yang berkaitan dengan guru dan dosen,
adapun sebagai berikut;3
a. Pasal 8, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Pasal 9, Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjanan atau program diploma empat.
c. Pasal 10 ayat (1), Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
3 Wahyudi, Imam, Panduan Lengkap Uji Sertifkasi Guru, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012) cet. 1,
hal. 45
Page 22
9
d. Pasal 11 ayat (1), Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
e. Pasal 12, Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki
kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan
tertentu.
f. Pasal 14 ayat (1),
g. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
1) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
2) Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
3) Memperoleh perlindungan dalm melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya;
5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalannya;
6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-
undangan;
7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas;
8) Memiliki kebebasan untk berserikat dalam organisasi profesi;
9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan menningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Dari penjelasan diatas disimpulkan sertifkasi pendidik tidak hanya melekat
kepada penerima sertifikat yaitu Guru dan Dosen tetapi dengan lembaga
Page 23
10
pendidikan yang menjadikannya tempat untuk mengaplikasikan
keprofesionalitasannya. Guru dan Dosen secara mendasar harus mempunyai nilai
kompetensi yang mumpuni ditunjang dengan hak fasilitas yang didapatkan, tidak
serta merta serifikasi melekat dalam jabatannya. Disamping jabatan sertifikasi,
Guru dan Dosen diprioritaskan terus mengembangkan kualitas kompetensi kepada
lembaga yang menaunginya.
Landasan hukum lainnya sebagai pedoman pelaksanaan sertifikasi guru
diantaranya:
1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
2) Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru.
4) Fatwa/ Pendapat Hukum Menteri dan Hak Asasi Manusia No.1.UM.01,02-
253.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.
6) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan
Perguruan Tinggi penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
7) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan
Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui
Jalur Pendidikan.
Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan sertifikasi:
Pertama, Para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang
menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam
jabatannya.4
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan
kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai
4 Trianto dan Titik T.T., Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi dan
Kesejahteraan (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), hal. 19-20
Page 24
11
bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kopetensi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi
bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan
kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar
kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat
kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru
atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi pada
jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru
yang telah lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali
gaji pokok sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru
Adapun prinsip-prinsip sertifikasi guru menurut Depdiknas, dalam buku 1
Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi adalah: a) Dilaksanakan secara objektif,
transparan, dan akuntabel. b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan
nasional melalui peningkatan kompetensi dan kesejateraan guru. c) Dilaksanakan
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. d) Dilaksanakan secara
terencana dan sistematis. e) Menghargai pengalaman kerja guru. f) Jumlah peserta
guru ditetapkan oleh pemerintah.5
a. Dilaksanakan Secara Objektif, Transparan, dan Akuntabel,
Yang dimaksud dengan objektif yaitu berpedoman pada proses perolehan
sertifikat pendidik, serta memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan
yaitu berpedoman kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada
para pemangku kepentingan pendidikan untuk memeproleh akses informasi
tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi
yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan
secara administratif, finansial, dan akademik.
5 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal.
86
Page 25
12
b. Berujung pada Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Peningkatan
Kompetensi dan Kesejahteraan Guru,
Alih-alih peningkatan kesejahteraan guru disyaratkan pada peningkatan
kompetensinya, menjadi tidak cukup sekedar bermodalkan kualifikasi
akademik saja melainkan seorang guru memenuhi kompetensi kepribadian,
akademik, profesional dan sosial. Sertifikasi guru merupakan upaya
pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru. Oleh karena itu, guru yang telah lulus uji
sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai
bentuk upaya pemerintah dakam meningkatkan kesejahteraan guru.
Tunjangan tersebut berlaku, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil
(PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).
Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara
berkelanjutan.
c. Dilaksanakan Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan,
Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Perundang-undangan tersebut
merupakan suatu ketepan politik bahwa guru adalah pekerja profesional, yang
berhak mendapatkan hak-hak sekaliggus kewajiban profesional, sekaligus
sebagai landaasan hukum dan pelaksanaan sertifikasi agar tidak muncul
berbagai penyimpanagn dari aturan main yang sudah ada. Penyimpangan
yang harus diwaspadai adalah pelakasanaan sertifikasi yang tidak benar. Oleh
karenanya, begitu ada gejala penyimpangan, pemerintah harus mengambil
tindakan tegas. Seperti mencabut hak melaksanakan sertifikasi dari lembaga
yang dimaksud. Atau menetapkan seseorang tidak boleh menjadi penguji
sertifikasi dan lain sebagainya.
Page 26
13
d. Dilaksanakan Secara Terencana dan Sistematis,
Agar pelaksanaan sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien harus
direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada
kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Jumlah peserta sertifikasi guru
ditetapkan oleh pemerintah. Untuk alasan efektifitas dan efisensi pelaksanaan
sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh
pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut,
maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing provinsi
dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan
atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data
Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
e. Menghargai Pengalaman Guru
Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga termasuk
pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan
baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain
yang menunjang profesionalitas guru dalam mengajar. Dalam beberapa hal,
guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman
dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif
baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan
sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikat guru.
f. Jumlah Peserta Sertifikat Guru ditetapkan oleh Pemerintah,
Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifkasi guru serta
penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan
uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan
jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota tersebut
didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk
dipusat data Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
Page 27
14
4. Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Dasar pelaksanaan sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 yang berbunyi “Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan di
Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi “Sertifikat pendidik yang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan”. Dasar
pelaksanaan sertifikasi guru yang lain adalah:
1. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan
yang ditetapkan 4 Mei 2007.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
4. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru.
Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan dutetapkan oelh pemerintah. Uji kempetensi
guru dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan
pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan
kepribadian.
Sertifikasi dilakukan dengan mendata semua yang dimiliki tiap guru.
Data tersebut dapat berupa ijazah, diploma, tanda lulus kursus, tanda mengikuti
pelatihan. “Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat
pendidik.”6
Guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat
pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dari sertifikat pendidik paling
lama 10 tahun sejak berlakunya Undang-Undang. Salah satu penerapan dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 adalah program
sertifikasi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui:
6 Abd. Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK Press UIN Syahida, 2010), hal. 98
Page 28
15
a. Penilaian portofolio guru sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan.
b. Jalur pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 40 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Guru
dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.
Namun saat ini cara yang dilakukan oleh pemerintah agar para guru dapat
meningkatkan profesionalismenya salah satunya adalah dengan menempuh
program sertifikasi guru lewat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Bagi peserta
program sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus melalui jalur portofolio,
maka direkomendasikan oleh Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk
mengikuti PLPG.
Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi
guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai
unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan Undang-
Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.
Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan
penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat
menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota,
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, kepala sekolah, guru, guru yang diangkat
dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam
jabatan.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi
yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio.
Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata
pelajaran, guru bimbingan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat
dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memenuhi persyaratan
Page 29
16
kelulusan pada penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG
pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilakukan.
Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang
bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir
masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan
untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor
peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk melanjutkan PLPG pada
tahun berikutnya.
Didalam program sertifikasi guru terdapat persyaratan yang harus
dipenuhi oleh peserta sertifikasi. Untuk itu penulis mencoba memberikan
gambaran mengenai persyaratan sertifikasi yang bersifat umum. Diantaranya
sebagai berikut:
a. “Persyaratan penting sertifikasi adalah memiliki ijazah akademik atau
kualifikasi akademik minimum S1 Atau D4. Guru yang masih aktif mengajar
di sekolah dibawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang
mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru
Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan semua guru yang
mengajar di Madrasah (termsauk guru bidang studi umum yang memiliki NIP
13) diselenggarakan oleh Kementrian Agama dengan kuota dan aturan
penetapan peserta dari Kementrian Agama.
b. Guru bukan PNS satuan pendidikan swasta/yayasan harus memiliki SK
sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan
PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.
c. Calon peserta sertifikasi harus memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang valid.
Page 30
17
5. Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru
Manfaat Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut: “1) Melindungi profesi
guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi
guru. 2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualifikasi dan tidak profesional. 3) Menjaga lembaga penyelenggara
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.7
Sedangkan efektifitas sertifikasi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005
pasal 14 ayat (1) antara lain:
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas ke profesionalannya.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
i. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi.8
Alasan yang digadang-gandang bahwa merosotnya kompetensi guru saat
ini tak lain adalah kecilnya pendapatan upah dan jaminan kehidupan. Namun
7 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 79
8 Asrorun ni’am Sholeh, Membangun profesionalisme Guru, Analisis Kronologis atas Lahirnya
UU Guru dan Dosen), (Ciputat: eLSAS Jakarta, 2006), hal. 163-164
Page 31
18
semua itu bukanlah hal yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi ini, melainkan
efektifitas pelaksanaan sertifikasi ini semata mata untuk meningkatkan kualitas
guru dan kompetensinya dalam dunia pendidikan. Dan hal yang menjadi tolok
ukur keberhasilan sertifikasi ini dapat dilihat dari peserta didik bertambah gairah
dalam belajar, bila hasil belajar peserta didik meningkat, bila disiplin sekolah
membaik, bila hubungan antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi mesra.9
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi
Sertifikasi menurut Jejen Musfah dalam bukunya Peningkatan Kompetensi
Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek “Kompetensi
merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri
dan lingkungan”.10
Jika dilihat dari dalam Bahasa Indonesia kompetensi
merupakan serapan dari bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan
kemampuan. Dengan demikian jelaslah bahwa kompetensi merupakan
kemampuan yang harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan,
maupun nilai dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
2. Kompetensi Dasar Guru
Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.11
Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
9 Depatemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 12
10 Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke 1, hal. 27
11 UU Guru dan Dosen, Citra Umbara, hal. 8
Page 32
19
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik untuk
mengkualifikasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (Peraturan pemerintah RI
No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan).12
kemampuan ini sangat menentukan terhadap kualitas kegiatan belajar
mengajar, karena seorang guru harus memahami kondisi peserta didik dan
mengetahui bagaimana mengelola kegiatan transferknowledge serta
mengevaluasinya.
a. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlaq mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.13
Menurut pepatah Jawa bahwa seorang guru harus digugu dan ditiru, ,menjadi
suri tauladan dalam setiap tindak-tanduknya, menjadi suatu keharusan
seorang guru mencerminkan kepribadian yang baik kepada anak didik,
sesama guru dan masyarakat (Social Sense)
b. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Kompetensi ini harus dimiliki oleh seorang guru dimana
pengetahuan yang luas akan menjadi referensi penting dalam penyampaian
materi.
c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua wali/peserta didik, dan masyarakat. Hubungan sosial ini merupakan
bentuk pembuktian bahwa seorang guru tidak hanya berinteraksi dengan
murid didalam kelas saja, melainkan harus mempunyai kepekaan sosial dan
lingkungannya.
12 Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi,
(Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009) hal. 37
13 UU Guru dan Dosen, Citra Umbara, hal. 56-57
Page 33
20
3. Kompetensi Guru dalam Mengajar
Kompetensi guru dalam sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Guru
dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 yang berbunyi Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
a) Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
b) Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
Page 34
21
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c) Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
d) Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Page 35
22
4. Bentuk-bentuk Kompetensi Profesional
Menurut Uzer Usman, seperti disebutkan dalam bukunya, bentuk-bentuk
kompetensi profesionalisme, yaitu sebagai berikut:14
a. Menguasai Landasan Kependidikan.
Untuk memenuhi kompetensiprofesionalisme yang baik, seorang guru
harus menguasai landasan kependidikan sebagai berikut:
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional;
a) Mengkaji tujuan pendidikan nasional.
b) Mengkaji tujuan pendidikan dasar dan menengah.
c) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah
dengan tujuan pendidikan nasional.
d) Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
a) Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan
kebudayaan.
b) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan.
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
a) Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. 14 Uzer Usman, Moh., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal.
28
Page 36
23
b) Mengkaji prinsip-prinsip belajar.
c) Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar
mengajar.15
b. Menguasai Bahan Pengajaran
Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menguasai bahan
pengajaran yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu:
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendiidkan dasar dan
menengah
a) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b) Menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah.
c) Menelaah buku pedoman khusus bidang studi.
d) Melaksanakan kegiatan dalam buku teks dan buku pedoman
khusus.
2) Menguasai bahan pengayaan
a) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang
studi/mata pelajaran.
b) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru.
c. Menyusun Program Pengajaran
Selanjutnya adalah dapat menyusun program-program pengajaran dengan
baik seperti:
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
a) Mengkaji cirri-ciri tujuan pembelajaran.
15 Ibid. hal. 28
Page 37
24
b) Dapat merumuskan tujuan pembelajaran.
c) Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan
pembelajaran/pokok pembahasan.
2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.
a) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
a) Mengkaji berbagai metode mengajar.
b) Dapat memilih metode mengajar.
c) Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat.
4) Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
a) Mengkaji berbagai media pembelajaran.
b) Memilih media pembelajaran yang tepat.
c) Membuat media pembelajaran yang sederhana.
d) Menggunakan media pembelajaran.
5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
a) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumber belajar.
b) Memanfaatkan sumber belajar yang tepat.
Page 38
25
d. Melaksanakan Program Pengajaran
Melaksanakan program pengajaran yang terkait dengan mata pelajaran
yang bersangkutan, yaitu:
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
a) Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan yang tepat
b) Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar
mengajar
c) Menciptakan suasana belajar mengajar yang baik
d) Menangani masalah pengajaran dan pengelolaan
2) Mengatur ruangan belajar
a) Mengkaji belbagai tata ruang belajar
b) Mengkaji kegunaan saarana dan prasarana kelas
c) Mengatur ruang belajar yang tepat
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
a) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar
b) Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar
c) Menguasai belbagai keterampilan dasar mengajar
d) Dapat menggunakan berbagai keterampilan kegiatan belajar
mengajar
Page 39
26
Tabel. 1
Peta Tugas dan Fungsi Profesional Guru16
Tugas Fungsi Uraian Tugas
Mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih
1. Pendidik a. Mengembangkan potensi
kemampuan dasar peserta
didik,
b. Mengembangkan kepribadian
peserta didik,
c. Memberikan keteladanan,
d. Menciptakan suasana
pendidikan yang kondusif
2. Pengajar a. Merencanakan pembelajaran,
b. Melaksanakan pembelajaran,
c. Menilai proses dan hasil
pembelajaran.
3. Pembimbing a. Mendorong berkembangnya
perilaku positif dalam
pembelajaran,
b. Membimbing peserta didik
memecahkan masalah dalam
pembelajaran.
4. Pelatih a. Melatih keterampilan-
keterampilan yang
diperlukan dalam
pembelajaran
b. Membiasakan peserta didik
berperilaku positif dalam
pembelajaran
16
Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesional Guru, (Jakarta: Gaung Persada,
2011), cet. Ke-3, hal. 92
Page 40
27
Membantu pengembangan
dan pengelolaan program
sekolah
5. Pengembang
an program
Membantu pengembangan
program di sekolah dan hubungan
kerjasama intra sekolah
6. Pengelola
program
Membantu mengembangkan
hubungan kemitraan sekolah
dengan masyarakat
Mengembangkan
keprofesionalan
7. Tenaga
professional
Meningkatkan professional
e. Menilai Hasil dan Proses Belajar Mengajar yang Telah Dilaksanakan
Menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil yang didapatkan,
dengan cara:
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
a) Mengkaji konsep dasar penilaian
b) Mengkaji belbagai teknik penilaian
c) Menyusun alat penilaian
d) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan
taraf pencapaian murid
e) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid
2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
a) Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar
b) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses
belajar mengajar.
Page 41
28
C. Pentingnya Uji Kompetensi Guru
Uji kompetensi guru yang terdapat dalam standar sertifikasi guru memiliki
manfaat yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan
melalui peningkatan kualitas guru. Pentingnya uji kompetensi dalam sertifikasi
guru antara lain dapat dikemukakan berikut ini (Mulyasa, 2007):
a. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru
Uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengembangkan standar
kompetensi guru. Berdasarkan hasil uji dapat diketahui kemampuan rata-rata
para guru, aspek mana yang perlu ditingkatkan, dan siapa guru yang perlu
mendapat pembinaan secara kontinyu, serta siapa guru yang telah mencapai
standar kemampuan minimal.
b. Merupakan alat seleksi penerimaan guru
Uji kompetensi diharapkan dapat menjaring guru-guru yang kompeten, kreatif,
profesional, inovatif, dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolahnya. Dengan uji kompetensi yang digunakan
sebagai alat seleksi, penerimaan guru baru dapat dilakukan secara profesional,
tidak didasarkan atas suka-tidak suka, atau alasan subjektif lain, yang
bermuara pada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tetapi berdasarkan
standar kompetensi yang objektif, dan berlaku secara umum untuk semua
calon guru.
c. Untuk pengelompokkan guru
Hasil uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengelompokkan dan
menentukan mana guru profesional yang berhak menerima tunjangan
profesional, tunjangan jabatan dan penghargaan profesi serta guru yang tidak
profesional yang tidak berhak menerimanya. Dalam hal ini, guru-guru dapat
dikelompokkan berdasarkan hasil uji kompetensi, misalnya kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok kurang.
d. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum
Keberhasilan lembaga pendidikan dalam mempersiapkan calon guru
ditentukan oleh berbagai komponen dalam lembaga tersebut, antara lain
Kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum lembaga pendidikan yang
Page 42
29
mempersiapkan calon guru harus dikembangkan berdasarkan kompetensi
guru.
e. Merupakan alat pembinaan guru
Uji kompetensi mengandung syarat yang menjadi kriteria calon guru, maka
akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih, menseleksi,
dan menempatkan guru sesuai dengan karakteristik dan kondisi, serta jenjang
sekolah.
f. Mendorong kegiatan dan hasil belajar
Kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik tidak saja ditentukan
oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran,
tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, uji kompetensi
guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal,
karena guru yang teruji kompetensinya akan senantiasa menyesuaikan
kompetensinya dengan perkembangan kebutuhan dan pembelajaran.
Page 43
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDIT Al-Mubarak Jakarta yang
bertempat di Jalan Pramuka Sari III, Jakarta Pusat. Adapun waktu penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2016
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi mendalam terhadap
suatu lembaga pendidikan Islam, sehingga menghasilkan informasi yang
terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai lembaga pendidikan Islam
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap,
kepercayaan, persepdi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, pertama; menggambarkan dan
mengungkap (to describe and explore), dan kedua menggambarkan dan
menjelaskan (to descibe and explain).1
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah berupa data primer dan
sekunder. Data primer diambil berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
angket yang dibagikan kepada responden secara langsung, serta melalui observasi
langsung terhadap objek. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui laporan
kegiatan belajar mengajar disekolah serta ditunjang dengan program kegiatan guru
yang ada disekolah.
1. Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan
diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer
1 Nana Syaodh Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
hal. 60
Page 44
31
dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil
observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil
pengujian tertentu.2 Dalam penelusuran data primer ini akan dilaksanakan
melalui angket dan wawancara langsung dengan:
a) Kepala Sekolah
Peneliti akan memperoleh informasi dari kepala sekolah/wakil kepala
sekolah mengenai kompetensi guru sebelum dan setelah mengikuti
sertifikasi dalam mengajar.
b) Guru yang telah bersertifikasi
Salah satu sumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti yang
menyangkut semua hal yang berkaitan dengan kompetensi guru setelah
melaksanakan sertifikasi.
c) Guru yang belum sertifikasi
Untuk meminta informasi dari para guru yang belum mengikuti
sertifikasi
d) Para siswa
Untuk mendapatkan respon dari siswa mengenai kompetensi guru setelah
mengikuti sertifikasi
2. Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga
lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan
dalam suatu penelitian tertentu.
D. Metode Pengumpulan Data
1) Metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,
siswa belajar, kepala sekolah yang memberikan pengarahan, personil
2 Rosady Ruslan, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada) hal. 138
Page 45
32
bidang kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya.3 Observasi adalah
alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara
sistematik gejala-gejala yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan
kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti sertifikasi dalam
mengajar. Penelitian ini menggunakan Observasi Partisipasi Pasif (passive
participation): mean the research is prevent at the sense of action but does
not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.4
2) Metode Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan
data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif, wawancara dilaksanakan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individual. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan metode wawancara semi terstruktur (semistructure
interview), peneliti lebih bebas membahas apa saja karena penelitian ini
bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Peneliti akan melakukan
wawancara dengan Kepala Madrasah, guru yang telah bersertifikat
pendidik, guru yang belum mengikuti sertifikasi dan siswa di SDIT Al-
Mubarak Jakarta.
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi atau studi dokumenter (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
3Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2008) hal. 60 4 Ibid. hal. 227
Page 46
33
elektronik.5 Dalam penelitian ini pengumpulan data juga diperoleh dengan
cara melihat dokumen-dokumen yang memiliki oleh madrasah tersebut.
4) Tringulasi Data
Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.6 Dalam
penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru lain yang belum mengikuti sertifikasi guru dan
kepada kepala sekolah, siswa, serta Wakil Kepala Kurikulum dengan
maksud mengecek keberhasilan data hasil wawancara.
5) Metode Analisis Data
Analisis data induktif mengungkap data khusus, detail untuk menemukan
kategori, dimensi, hubungan penting dan asli dengan pertanyaan terbuka.
Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dianalisis dengan cara
menarik kesimpulan dari data yang bersifat khusus menjadi data yang
bersifat umum untuk mengetahui seberapa besar dampak sertifikasi guru
terhadap kompetensi guru dalam mengajar diukur dengan ukuran pengaruh
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrument yang paling utama, namun
untuk memperjelas dan membantu peneliti untuk focus pada apa yang diteliti,
maka dikembangkan instrumen penelitian yang sederhana yang dapat melengkapi
data hasil penelitian
Adapun in strumen tersebut antara lain:
1. Pedoman observasi atau pengamatan (observation)
2. Pedoman wawancara (interview guide)
3. Pedoman dokumentasi (check list)
4. Field note berfungsi untuk mencatat data hasil opbservasi dan wawancara.
5. Alat rekam
5ibid
6Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta,2008) hal. 373
Page 47
34
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab. Untuk mempermudah dalam
memahami isi dari skripsi ini penulis akan menguraikan tentang sistematika
penulisan.
1. Pada bab I pendahuluan yaitu untuk mengantarkan pembahasan isi secara
menyeluruh, yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
2. Dan pada bab II akan diuraikan mengenai landasan teori dari penelitian.
3. Sedangkan bab III menjelasakan tentang metode penelitian, meliputi: tempat
dan waktu penelitian; jenis penelitian data dan sumber penelitian, metode
pengumpulan data, serta instrument penelitian.
4. Bab IV merupakan pembahasan inti yaitu berisi tentang pembahasan dan hasil
analisi dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dalam mengajar.
5. Bab V sebagai penutup yang berisi kesimpulan dan saran serta kata penutup.
Page 48
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDIT AL-Mubarak Jakarta
1. Visi-Misi Sekolah
Visi: Mewujudkan pendidikan berkarakter dalam membangun peradaban
bangsa sehingga mampu membentuk generasi yang cerdas, kreatif, mandiri dan
bertaqwa.
Misi: Adapun misi merupakan penerjemahan visi ke dalam program
sekolah, adapun diantaranya:
1. Mengintegrasikan kurikulum, metodologi dan program pendidikan.
2. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan.
3. Mempersiapkan murid yang berprestasi, cerdas, kreatif, mandiri dan
bertaqwa.
4. Melakukan pembinaan keagamaan, pengembangan potensi dan bimbingan
konseling.
5. Memberikan jaminan pelayanan yang prima dalam berbagai hal untuk
mendukung proses belajar dan bekerja yang harmonis dan selaras.
2. Kurikulum
Kurikulum adalah program dan isi dari suatu system pendidikan yang
berupaya melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar tercapai dengan baik,
dengan kata lain kurikulum merupakan alat sentral pendidikan untuk mencapai
keberhasilan pendidikan di sekolah
Kurikulum yang dipakai oleh SDIT Al-Mubarak adalah:
1. Kurikulum Terpadu, adalah perpaduan kurikulum nasional dengan Agama
dengan prinsip; At-takamul, At-tawazun, As-syumul, Al-ittishal.
2. Kurikulum plus: Komputer, Life Skill, Character Building.
Page 49
36
3. Program unggulan: Out Bound, Outing Class, Fun Cooking, FieldTrip.
4. Full day: Kelas 1-3 jam 07.00 – 14.00, Kelas 4-6 jam 07.00 – 15.30.
3. Target Pembelajaran
Target pembelajaran merupakan tolok ukur keberhasilan sekolah dalam
mendidik perserta didiknya sekaligus sebagai pedoman orang tua dalam
penilaian keberhasilan. Target pembelajaran ini sebagai hasil tujuan akhir dari
program yang dijalankan oleh sekolah. Adapun diantaranya:
1. Bertaqwa
a. Salimul ‘aqidah (aqidah yang selamat)
b. Shalihul ibadah (ibadah yang benar)
2. Mandiri
a. Matinul khuluq (pribadi yang matang)
b. Mujahidin linafsihi (bersunggung-sungguh, disiplin)
c. Munadzzomun fi syu’nihi (tertib, cermat dan berusaha rapi)
d. Harisun ala waqtihi (mengoptimalkan pemanfaatan waktu)
e. Nafiun lighairihi (dapat bermanfaat bagi orang lain)
3. Kreatif
a. Qawiyyul jismi (sehat dan kuat)
b. Qawiyyul fanny (kemampuan dan keterapilan yang memadai)
4. Cerdas
1. Mutsafaqul fikri (cerdas dan berwawasan)
4. Budaya Sekolah
Sekolah ini menerapkan; Student of the month, out bound, sholat dhuha,
outing class, reading record. Budaya sekolah merupakan cerminan dari
manajemen yang baik dan penegakan kedisiplinan warga sekolah secara disiplin.
Hal tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di sekolah, adapun program yang di laksanakan oleh SDIT Al-
Mubarak adalah:
Page 50
37
a) Program Harian:
1. Salam pagi
2. Tilawah pagi
3. Inspirasi pagi
4. Sholat dhuha
5. Kultum
6. KBM ala PAKEM
7. Infaqku
8. Sholat berjamaah
b) Program Pekanan:
1. Upacara hari senen
2. Ekskul pilihan
3. Reading record
4. English & Arabic day
5. Senam bersama
6. Apresiasi prestasi
7. Mutaba’ah yaumiyah
8. Takhasus
9. Pramuka (pandu Al-Mubarak)
c) Program bulanan:
1. Student of the month
2. Ifthor jama’i
3. Mabit
4. Up grading
5. Ta’lim guru
6. Seminar
Page 51
38
d) Program Semesteran:
1. Assembly
2. Market day
3. Fun cooking
4. Outing class
5. Persami
6. Bulan bahasa
7. Evaluasi siswa
e) Program Tahunan:
1. Open house
2. Tutup tema
3. PHBI
4. Bazaar
5. Class meeting
6. Khatmul qur’an
7. Santunan
8. Out bound
5. Ektrakurikuler
Ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang diprogramkan sekolah
untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Peserta didik dapat menyalurkan dan
mengembangkan kreatifitas mulai sejak dini. Hal tersebut dilaksanakan sekolah
sebagai tujuan mengakomodir dan menfasilitasi pengembangan kemampuan yang
tidak didapatkan didalam kelas. Adapun kegiatan tersebut diantaranya:
1. Marawis
2. Marching band
3. Karate
4. Seni tari
5. Futsal
6. Berenang
Page 52
39
7. Computer
8. Teater
9. Angklung
6. Sarana & Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu objek yang sangat vital dalam
mendukung tecapainya tujuan pendidikan dalam proses belajar dan mengajar.
Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan
pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran, dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam
membantu guru. Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang
dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan
pembelajaran. Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang
proses belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan oleh SDIT
Al-Mubarak diantaranya:
1. Masjid
2. Lab. Computer
3. Sarana untuk anak berkebutuhan khusus
4. Taman
5. UKS
6. Perpustakaan
7. Toilet
8. Lapangan
9.
B. Analisis Data Penelitian
Guru adalah jabatan professional, dan karena itu mempunyai status yang
lebih tinggi dari jabatan semi professional, bahkan mendekati jabatan profesi
penuh. Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri
guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada
umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Guru adalah pendidik
Page 53
40
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan.
Maka untuk itu diperlukan guru-guru Yang professional yang mampu
menambahkan nilai-nilai luhur dan kemampuan intelektual yang baik pada anak.
Hal ini menjadi kebutuhan yang sangat penting disamping untuk menambah ilmu
pengetahuan peserta didik. Untuk mendapatkan guru yang professional maka
diperlukan uji keprofesionalannya tersebut. Dengan adanya sertifikasi guru
diharapkan guru yang sudah disertifikasi benar-benar guru yang sudah memenuhi
kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru. Adapun untuk mengetahui
profesionalisme guru SDIT Al-Mubarak Jakarta, maka dapat dilihat dari hasil
wawancara dan observasi serta dokumentasi yang telah peneliti lakukan dengan
para responden dan objek penelitian yang berkaitan.
1. Kompetensi Profesional
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik. Dalam tugas keprofesionalannya guru dituntut memiliki kompetensi
secara komprehensif. Kompetensi tersebut merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.1 Hal
tersebut menjadi selaras dengan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah SDIT
Al-Mubarak Bapak Yayan Supiana, M.Pd., bahwa guru-guru pengajar anak
didiknya disekolah mampu dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
“Perkembangan kompetensi profesionalnya sudah baik, terutama kami
memberikan delegasi yang lebih kepada mereka karena sudah mendapat
1 Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2013) hal. 1
Page 54
41
tunjangan dari pemerintah. Kemudian juga menjadi senior dan membantu
guru-guru lain dan keduanya tugasnya lebih banyak.”2
Guru yang sudah lulus sertifikasi perannya lebih efektif dengan
diberikannya kesempatan untuk melakukan sharing session kepada guru-guru
yang belum mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) belajar
pengembangan kompetensinya. Seperti yang dituturkan oleh guru yang belum
sertifikasi Mafaza;
“Kalau yang saya lihat sih, memang ada perbedaan ya teman-teman yang
sudah sertifikasi dan belum. Misalnya kalau yang sudah sertifikasi kan
sudah banyak pengalaman, tanggung jawab juga semakin banyak, dan
kita kita yang belum sertifikasi ya nanya-nanya aja sam mereka gimana
aja saat PLPG gitu-gitu”3
Kompetensi professional harus dimiliki oleh guru professional,
kompetensi tersebut harus dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran di sekolah. Hal ini karena kompetensi professional mencakup
kemampuan guru dalam penguasaan terhadap materi pelajaran dan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran. Dalam kompetensi professional terdapat
beberapa aspek yang harus diperhatikan;4
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang di ampu.
Seorang guru harus memahami kurikulum dan metode yang tepat serta
menguasai materi pembelajaran terutrama kemampuan menjabarkan materi
standar dalam kurikulum, guru harus mampu menentukan secara tepat materi yang
relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Selaras dengan apa yang
disampaikan oleh ibu Vidyasari;
“Alhamdulillah ada, tapi kalau mungkin lebih kearah metode sama RPP
ya, disana kan kita sempat ada materi tentang Kurtilas ya, tapi karena kita
2 Hasil wawancara dengan Yayan Supiana (Kepala sekolah), pada tanggal 10 Juni 2016
3 Hasil wawancara dengan Mafaza (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
4 Sanusi Achmad, Pendidikan Profesi Keguruan Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif, (Bandung,
CV. Pustaka Setia, 2015), hal. 100
Page 55
42
disini masih pakai KTSP. Jadi ilmunya belum terpakai, kalau yang
pembelajaran tematik itu ya mungkin Kurtilas lebih terpakai, tapi kalau
saya karena mengajarnya dikelas 4,5,6 jadi belum terpakai.5
Guru yang sudah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru semakin
memperdalami materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan standar
pendidikan nasional.
b) Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Berkomunikasi dan Mengembangkan Diri.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning)
dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu perencanaan yang matang
terutama dalam alat pembelajaran. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi
dalam pemanfaatan teknologi dan alat pembelajaran lainnya. Maksud diatas
dipaparkan juga oleh Ibu Leli Fathonah;
“Iya ada, ketika PLPG kan disana kita diposisikan tidak aman ya, harus
kreatif bikin media pembelajaran, juga tentang kurtilas, pokoknya hal-hal
baiknya terbawa lah sampai ke sekolah. Selain itu juga saya semenjak
sertifikasi, saya gunakan uangnya untuk membuat media pembelajaran,
jadi tidak bergantung pada sekolah dan kadang saya kasih reward juga
buat anak-anak.”6
Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan dimaksudkan untuk
memudahkan atau engefektifkan kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu guru
dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempergunakan materi
pembelajaran.
5 Hasil wawancara dengan Ibu Vidyasari (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
6 Hasil wawancara dengan ibu Leli Fathonah (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
Page 56
43
c) Mengusai Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata
Pelajaran/bidang Pengembangan yang diampu
Dalam materi pembelajaran pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar (SKKD), setiap kelompok mata pelajaran perlu dibatasi, mengingat prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum dan pemilihan bahan pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai tujuan dan
membentuk kompetensi peserta didik berdasarkan SKKD dan indicator
kompetensi. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan dan dijalankan
oleh SDIT Al-Mubarak dengan menempatkan dua guru dalam kelas yang
mempunyai kemampuan kompetensi berbeda serta expert dalam kompetensi di
bidangnya masing-masing.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi pedagogic merupakan
kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan
menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didik.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba, tetapi melalui upaya
belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa prajabatan
(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan yang didukung oleh bakat,
minat, dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh kepala sekolah SDIT Al-
Mubarak bahwa;
“Jadi sebelum sertifikasi, sebetulnya guru sudah diberikan arahan-arahan
sesuai perundang2an. Sebelumnya kan guru-guru sudah mumpuni
dibidangnya masing-masing, entah itu berdasarkan pengalamannya
ataupun dikampusnya. Tapi rata-rata kemampuan guru-guru pada saat
masuk ke sekolah kan perlu ada proses pembinaan, jadi dari sekolah ada
peningkatan kompetensi dibidangnya. Jadi sebelum sertifikasi sudah kami
Page 57
44
latih tentang pembuatan lesson plan nya, pembelajaran dikelasnya. Cuma
memang masih belum optimal. Setelah ada sertifikasi pembelajaran mulai
menambah pengalaman baru, contohnya saat ada kurikulum 2013. Setelah
pelatihan, lalu mulai diterapkan di sekolah, tetapi hambatannya salah
satunya perbedaan saat pelatihan dan yang ada dilapangan. Ya PLPG itu
sekitar 20-30% ada pengembangan perubahan kompetensi.7
Seperti apa yang dijelaskan oleh kepala sekolah SDIT Al-Mubarak, jika
dilihat dari bentuk prosesnya bahwa kompetensi pedagogik guru tidak terbentuk
dengan instan, butuh akan waktu proses dan penyesuaian. Dimulai dari bakat yang
dimiliki oleh seorang pendidik, pengalaman belajar yang didapat di masa
perkuliahan dan program sekolah yang mendukung untuk peningkatan kompetensi
tersebut. Di SDIT Al-Mubarak melaksanakan program pelatihan untuk calon guru
yang baru masuk dengan tujuan untuk mengenalkan dan mensosialisasikan
kurikulum dan kebudayaan sekolah demi lancarnya kegiatan belajar mengajar
dikelas serta demi tercapainya visi dan misi sekolah. Para calon guru dilatih
membuat lesson plan, RPP dan media pembelajaran dan perencanaan
pembelajaran.
Berkaitan dengan kegiatan penilaian kompetensi guru, terdapat beberapa
aspekyang berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogic. Berikut
kompetensi pedagogis SDIT Al-Mubarak Jakarta;
a) Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik.
Guru harus mampu menetapkan berbagai pendekatan strategi, metode dan
teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar
kompetensi guru serta guru harus mampu menyesuaikan metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk
belajar. Hal ini senada dengan penuturan Ahmad Afif siswa kelas 4A bahwa guru
7 Hasil wawancara dengan Bapak Yayan Supiana (Kepala Sekolah), pada tanggal 16 Juni 2016
Page 58
45
SDIT Al-Mubarak Jakarta memakai berbagai macam metode dalam proses
pembelajaran.
“Kalau guru ngejelasin pelajaran pake layar (dengan bantuan slide
powerpoint)”8
Para guru menggunakan sarana dan prasarana yang ada disekolah untuk
membuat metode yang variatif dan menyenangkan peserta didik dalam menerima
materi, terbukti anak didik menjadi antusias disaat kegiatan belajar mengajar.
“Iya jadi enggak bosen.” (tutur: Ahmad Afif)9
Metode yang berbeda juga dilakukan oleh ibu Leli Fathonah dalam kegiatan
belajar. Terpantau oleh peneliti disaat kegiatan KBM berlangsung disekolah.
Mereka sedang melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan di outdoor tanpa
harus menghilangkan esensi dari belajar didalam kelas.10
b) Pengembangan Kurikulum
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum
dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. guru
harus mampu dan memilih, menyusun dan menata materi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal tersebut terlihat pada kegiatan belajar
mengajar di SDIT Al-Mubarak, seperti yang dituturkan oleh bapak Umar, S.Pd :
“Kalau cara mengajar yang sertifikasi, ya tetap ada kelebihan dan
kekurangan ya. Seperti ada teman-teman yang dalam bidang tertentu dia
punya kreativitas lebih dalam mengajar, meskipun masih ada kekurangan,
ya itu tadi, karena adanya tunjangan sertifikasi, jadi ada imbas kepada
metode mengajar, media mengajar, bisa menciptakan sendiri.”
Guru yang sudah sertifikasi sudah menjalankan pembelajaran yang sudah di
standarkan serta memberikan contoh kepada guru yang belum melaksanakan
8 Hasil wawancara dengan Ahmad Afif (siswa kelas 4A), pada tanggal 14 Juni 2016
9 Ibid 10
Hasil observasi di SDIT Al-Mubarak, pada tanggal 16 Mei 2016
Page 59
46
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Hal ini sangat efektif sekali untuk
menularkan kepada guru lainya bahwa kompetensi pedagogic harus diperhatikan
yang meliputi; guru harus menyusun silabus, guru memilih materi pelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran serta sesuai dengan tingkat usia dan
kemampuan peserta didik dalam menerima materi.
c) Pengembangan Potensi Peserta Didik
Guru harus mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik
dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,
keoribadian dan kreatifitasnya sapai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka, terutama guru harus dapat mengidentifikasi
dengan benar tentang bakat, minat, potensi dan kesulitan belajar masing-masing
peserta didik. Serta guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik
sesuai dengan caranya belajarnya masing-masing. Sekolah SDIT Al-Mubarak
memberikan kesempatan dan waktu serta wadah yang memadai kepada seluruh
peserta didik di sekolah untuk mengambangkan kemampuannya diluar jam belajar
di kelas melalui kegiatan ektrakurikuler, diantaranya;
1) Marawis: kegiatan ini dilakukan untuk menampung bakat dan minat anak
didik yang menyukai lagu-lagu islami/ music islami
2) Marching band: seni musik ini dilakukan untuk mengakomodir peserta
didik yang berbabat dan minat dalam dunia music.
3) Karate: kegiatan bela diri juga disediakan untuk peserta didik yang
menyukai dan berminat dalam mengembankan dirinya dalam kegiatan
olahraga bela diri
4) Seni tari: seni tari diperuntukkan untuk siswa-siswi yang mempunya bakat
dan minat dalam gerak tubuh
5) Futsal: futsal dalah olahraga yang banyak disukai baik dari siswa dan
siswi, kegiatan ini bertujuan untuk mengakomodir pencinta olahraga sepak
bola
Page 60
47
6) Berenang: olahraga renang merupakan bagian dari mata pelajaran olahraga
di sekolah, olah raga ini sangat berguna sekali untuk kesimbangan pola
pikir dan fisik anak didik.
7) Komputer: komputer juga merupakan mata pelajaran wajib yang diterima
oleh peserta didik dalam mengembangkan kompetensi dalam dunia
teknologi dan informasi
8) Teater: kegiatan seni ini dilakukan untuk mengakomodir anak didik yang
mempunyai bakat dalam; teatrikal, drama, puisi, mukalisasi dan
sebagainya.
9) Angklung: angklung merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan
oleh sekolah dengan tujuan mempelajari dan melestarikan kekayaan
budaya musik Indonesia.
d) Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap, dan guru harus mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, serta guru harus
mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber
belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Terutama dalam aspek tertentu,
seperti halnya; 1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum
dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari hari peserta didik, 2) Guru
melaksanakan aktifitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta diidk, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik
merasa tertekan.
Dalam kegiatan sehari hari di SDIT Al-Mubarak para guru melaksanakan
program kegiatan yang sangat menunjang dalam pengembangan kompetensi
peserta didik serta mendidik kebiasaan baik anak yang berbasis islami;
1) Sebelum masuk jam pelajaran dikelas, anak didik melakukan shalat dhuha
berjamaah, dzikir dan doa bersama
2) Sebelum memulai mata pelajaran didalam kelas, diawali dengan program
Tilawati (yaitu pembelajaran baca Al-qur’an pemula). Kegiatan ini
Page 61
48
diperuntukkan kepada seluruh peserta didik di sekolah mulai kelas 1-6
selama 15 menit setiap harinya.
3) Anak didik diwajibkan mengucapkan salam disaat berjumpa dengan guru
dan temannya serta berjabat tangan.
4) Melakukan shalat berjamaah setiap hari
5) Serta melakukan santunan sosial kepada anak yatim dan dhuafa, yang
bertujuan untuk memberikan pendidikan sejak dini kepada anak didik
untuk hidup sosial.
3. Kompetensi Kepribadian
Ungkapan klasik mengatakan bahwa. “segala sesuatunya bergantung pada
pribadi masing-masing.” Dalam konteks tugas guru, kompetensi pedagogis,
professional, dan social yang dimiliki seorang guru pada dasarnya bersumber dan
bergantung pada pribadi guru. Proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa
akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang bersangkutan.
Oleh karena itu, memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan karakteristik
sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi kepribadian di atas dapat
dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang untuk menjadi guru yang sukses.11
Sekolah punya andil besar menentukan dalam rekrutmen guru yang
mempunyai standar kompetensi dan mempunyai track record kepribadian yang
baik. Senada dengan pemaparan kepala sekolah bapak Yayan Supiana;
“Insya Allah baik. Sekarang sudah tidak ada guru-guru yang jangankan
melakukan tindak pidana ya, yang melanggar adab pun tidak ada.
Memang kami ini kan sekolah Islam ya, jadi kami diberikan satu
pendidikan bahwa kita disini memiliki prinsip bahwa kita tidak hanya
mengajar tapi juga berdakwah. Dan pertama hargailah diri kita sendiri
dan organisasi dan anak-anak serta orang tua. Dan sekecil apapun
11 Sanusi Achmad, Pendidikan Profesi Keguruan Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif, (Bandung,
CV. Pustaka Setia, 2015), hal. 93
Page 62
49
perbuatan buruk, janganlah ditunjukkan. Dengan begitu alhamdulillah
sejauh ini tidak ada yang buruk-buruk InsyaAllah. Tapi memang ada
guru-guru yang memang menjadi tokoh masyarakat, kompetensi sosialnya
jangkauannya lebih luas lagi.”
Berdasarkan pemaparan kepala sekolah, bahwa karakteristik kepribadian
guru lebih dominan bergantung pada karakter bawaan, namun tidak dapat
dipungkiri juga bahwa kondisi budaya sekolah sangat mendukung terhadap
peningkatan kompetensi kepribadian. Senada dengan pemaparan Ibu Siti
Romelah;
“Kalau saya sih ya, terlepas dari PPG sertifikasi saya Insya Allah selalu
memperbaiki diri. Karena memang sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab seorang guru untuk menjadi pribadi yang baik. Karena
kita ini kan contoh.”
Jadi, kemampuan kepribadian yang meliputi; stabil, dewasa, arif dan
berwibawa yang harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didik menjadi
tanggung jawab yang primer bagi seorang guru tanpa harus melalui sertifikasi.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial dipahami sebagai kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.12
Hal
tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang kurangnya
memiliki kompetensi untuk;
1) Berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat
2) Menggunakan tekhnologi informasi dan komunikasi secara fungsional
12
Sanusi Achmad, Pendidikan Profesi Keguruan Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif, (Bandung,
CV. Pustaka Setia, 2015), hal. 95
Page 63
50
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik
4) Bergaul secara umum dengan masyarakat sekitar
SDIT Al-Mubarak menerapkan budaya kekeluargaan disetiap kegiatan
yang berlangsung disekolah maupun diluar sekolah, terbukti dari observasi
lapangan, bahwa setiap ada guru yang mengalami musibah atau dalam keadaan
sakit mereka saling bersilaturrahmi sebagai bentuk kekeluarga dengan cara
menjenguk, mendoakan dan menghiburnya. Begitu pun dalam lingkungan sekolah
mereka sering melaksanakan kegiatan bersama seperti halnya membuat media
pembelajaran bersama. Hal tersebut merupakan cerminan kekeluargaan internal
sekolah.
Hubungan sosial para guru dengan orang tua murid terjalin dengan baik,
hal ini terlihat dengan intensitasnya para wali murid dalam berdiskusi dengan guru
membicarakan perkembangan anaknya dan hal tersebut membuka kesempatan
besar bagi guru untuk besosialisasi lebih baik. Dan telihat pula pada realita
dilapangan bahwa para guru tidak pernah meninggalkan anak didiknya sendirian
sebelum dijemput oleh orang tuanya, dari sini terlihat sikap tanggung jawab
kepada sorang guru terhadap amanah yang diembangkan orang tua kepadanya.
Hubungan social jajaran warga sekolah dengan lingkungan sekitar juga
terjalin dengan baik, terbukti dengan banyaknya kegiatan yang dihadiri oleh
warga sekitar pada pelaksanaan kegiatan social di sekolah seperti halnya; halal bi
halal, kegiatan PHBI, dan kegiatan Idul Qurban dan kegiatan social lainnya.
Berkenaan dengan kompetensi sosial guru secara personal yang
dikorelasikan dengan pelaksanaan sertifikasi atau Pendidikan dan Pelatihan
Profesi guru tidak terlalu berpengaruh, karena kecenderungan kompetensi social
lebih dominan dikaitkan dengan kompetensi kepribadian yang dimiliki setia
individu masing masing. Jadi kompetensi social bergantung pada sikap personal
yang baik dan juga didukung oleh lingkungan atau budaya sekolah yang baik. Hal
senada juga disampaikan oleh Mafaza;
Page 64
51
“Kayaknya sama aja sih kayak kompetensi personal, ga banyak berubah
sebelum dan sesudah PLPG dan sertifikasi, ya tetap begitu aja.”13
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mubarak sangat mengedepankan nilai-
nilai sosial kepada seluruh warga sekolah dan diluar sekolah sebagai nilai usaha
pembelajaran yang baik kepada peserta didik sebagai pedoman kehidupan social.
13
Hasil wawancara dengan Mafaza (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
Page 65
52
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa dari hasil
observasi, dokumentasi, serta jawaban wawancara dari para responden tentang
Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar (Studi di SDIT
Al-Mubarak Jakarta) adalah;
1. Kondisi kompetensi yang dimiliki oleh guru sebelum melaksanakan sertifikasi
guru sudah sesuai dengan standar pendidikan nasional, hal terbut terlihat dan
didapat oleh guru semenjak berada dilingkungan perkulihan, baik dari
pengalaman mengajar di lingkungan sekolah sebelumnya, serta melalui sekolah
dengan memberikan pengenalan dan pelatihan kepada seluruh guru mengenai
kompetensi yang harus dimilikinya. Seperti: pembuatan Lesson Plan, RPP, media
pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan lainnya yang menunjang keberhasilan
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Pelaksanaan sertifikasi memberikan pengaruh besar terhadap kompetensi guru,
terutama dalam pemahaham Kurtilas, pembuatan RPP, persiapan Media
Pembelajaran, dan perencanaan metode pembelajaran yang PAIKEM. Hal
tersebut membawa dampak yang signifikan terhadap guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar disekolah.
Page 66
53
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas beberapa saran yang dapat
dikemukakan antara lain;
1. Kepala sekolah diharapkan memberikan ruang yang lebih kepada para guru untuk
melakukan kegiatan pengembangan kompetensinya, baik melalui kegiatan
seminar dan karya ilmiah atau kegiatan yang mendukung lainnya
2. Guru sekolah diharapkan dapat terus mengembangkan kompetensi pedagoginya
dalam mengajar supaya peserta didik tidak jenuh dengan materi yang didapat.
Dan diharapkan kepada seluruh guru dapat mengembangkan metode dan media
pembelajaran lainnya di update setiap tahunnya, supaya tidak terjadi
penyamapaian metode yang sama dan dengan media pembelajaran yang sama
pula.
Page 67
54
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan
Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press UIN Syahida, 2010)
Asrorun ni’am Sholeh, Membangun profesionalisme Guru, Analisis Kronologis
atas Lahirnya UU Guru dan Dosen), (Ciputat: eLSAS Jakarta, 2006)
Depatemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005)
Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesional Guru, (Jakarta:
Gaung Persada, 2011)
Hasil observasi di SDIT Al-Mubarak, pada tanggal 16 Mei 2016
Hasil wawancara dengan A. Afif (siswa kelas 4A), pada tanggal 14 Juni 2016
Hasil wawancara dengan ibu Leli Fathonah (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
Hasil wawancara dengan Ibu Vidyasari (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
Hasil wawancara dengan Mafaza (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016
Hasil wawancara dengan Yayan Supiana (Kepala sekolah), pada tanggal 10 Juni
2016
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis Menyikap Relasi Pengetahuan
Politik dan Kekuasaan, (Yogjakarta: ResistBook, 2008)
Martinis, Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung
Persada, 2007)
Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011)
Page 68
55
Nana Syaodh Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008)
Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca
Sertifikasi, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009)
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2013)
Ramdan, Dampak Positif Sertifikasi THD Kinerja Guru di SD Babakanmadang di
Bogor, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: skripsi, 2013)
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada)
Sanusi Achmad, Pendidikan Profesi Keguruan Menjadi Guru Inspiratif dan
Inovatif, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2015),
Saroni, Mohammad, Personal Branding Guru Meningkatkan Kualitas dan
Profesionalitas Guru, (Jogjakarta: Ar-russ Media, 2011)
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D (Bandung: Alfabeta, 2008)
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Trianto dan Titik T.T., Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi,
Kompetensi dan Kesejahteraan (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006)
UU Guru dan Dosen, Citra Umbara
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung, Citra
Umbara, 2003)
Uzer Usman, Moh., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010
Wahyudi, Imam, Panduan Lengkap Uji Sertifkasi Guru, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2012)
Page 73
LAMPIRAN 2
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Yayan Supiana, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : 10 juni 2016
Tempat : SDIT Al-Mubarak Jakarta
Q: bagaimana kondisi guru disekolah sebelum sertifikasi?
A: jadi sebelum sertifikasi, sebetulnya guru sudah diberikan arahan-arahan sesuai
perundang2an. sebelumnya kan guru-guru sudah mumpuni dibidangnya masing-
masing, entah itu berdasarkan pengalamannya ataupun dikampusnya. tapi rata-rata
kemampuan guru-guru pada saat masuk ke sekolah kan perlu ada proses
pembinaan, jadi dari sekolah ada peningkatan kompetensi dibidangnya. jadi
sebelum sertifikasi sudah kami latih tentang pembuatan lesson plan nya,
pembelajaran dikelasnya. cuma memang masih belum optimal. setelah ada
sertifikasi pembelajaran mulai menambah pengalaman baru, contohnya saat ada
kurikulum 2013. setelah pelatihan, lalu mulai diterapkan di sekolah, tetapi
hambatannya salah satunya perbedaan saat pelatihan dan yang ada dilapangan. ya
PLPG itu sekitar 20-30% ada pengembangan perubahan kompetensi.
Q: sertifikasi guru-guru disini melalui jalur apa?
A: PLPG semua. tidak ada yg melalui jalur portofolio
Page 74
Q: Bagaimana perkembangan kompetensi profesional guru setelah mengikuti
sertifikasi?
A: Perkembangan kompetensi profesionalnya sudah baik. terutama kami memberikan
delegasi yang lebih kepada mereka karena sudah mendapat tunjangan dari
pemerintah. Kemudian juga menjadi senior dan membantu guru-guru yang lain.
Keduanya juga tugasnya lebih banyak.
Q: Bagaimana perkembangan kompetensi personal guru setelah mengikuti sertifikasi?
A: Kalau untuk personalnya relatif ya, ketika memang guru itu punya komitmen dan
kemauan serta motivasi yang bagus terus mereka membuat karya-karyanya lebih
bagus lagi. Tapi ketika motivasi guru itu menurun, entah karena faktoe eksternal
ataupun internal, dilingkungan rumah atau sekolah, jadi kurang semangat gitu,
walalupun sudah sertifikasi. Biasanya itu tanda-tanda mau keluar dari sekolah sih.
Tapi kalau yang memang punya komitmen tinggi sih tidak terpengaruh. Jadi
dengan sertifikasi ini, ada motivasi tersendiri. Jadi lebih semangat lagi.
Q: Bagaimana perkembangan kompetensi pedagogik guru setelah mengikuti
sertifikasi?
A: Secara umum cukup menguasai karakter anak-anaknya. Serta bagaimana
memanajemen kelas juga sudah bagus. Lagi-lagi dalam hal ini yang namanya
belajar itu kan tidak statis. Perlu pengembangan-pengembangan. Sekarang
mungkin menghadapi anak-anak dengan cara begini bagus, tapi lama kelamaan
tidak begitu lagi, harus ada inovasi lagi.
Page 75
Q: Bagaimana perkembangan kompetensi sosial guru setelah mengikuti sertifikasi?
A: Insya Allah baik. Sekarang sudah tidak ada guru-guru yang jangankan melakukan
tindak pidana ya, yang melanggar adab pun tidak ada. Memang kami ini kan
sekolah Islam ya, jadi kami diberikan satu pendidikan bahwa kita disini memiliki
prinsip bahwa kita tidak hanya mengajar tapi juga berdakwah. Dan pertama
hargailah diri kita sendiri dan organisasi dan anak-anak serta orang tua. Dan
sekecil apapun perbuatan buruk, janganlah ditunjukkan. Dengan begitu
alhamdulillah sejauh ini tidak ada yang buruk-buruk InsyaAllah. Tapi memang
ada guru-guru yang memang menjadi tokoh masyarakat, kompetensi sosialnya
jangkauannya lebih luas lagi.
Q: Apa kendala dala m pengembangan kompetensi guru dalam mengajar di sekolah?
A: Kendala pasti ada. faktornya motivasi personal itu sendiri. Misalkan orientasinya
lebih kepada penghasilan semata. Biasanya bias itu. Jadi mulai menghitung-
hitung antara kompetensinya dengan penghasilan. Sehingga dia mencari-cari
waktu diluar itu untuk mencari penghasilan tambahan. Sehingga waktu untuk
persiapan mengajar tersendat. Kemudian ketika kita adakan juga pelatihan disini
atau seminar-seminar, kadang kala terbentur dengan kepentingan lain sehingga
terhambat untuk mengembangkan kompetensinya. Biasanya ya itu, sudah berasa
ingin keluar dari sekolah. Jadi hambatannya ya dari guru itu sendiri. Kalau dari
sekolah hampir tidak ada.
Sekolah memfasilitasi guru untuk mengembangkan kemampuannya. Seperti
kemarin kami dalam proses RSB (Rintisan Sekolah Bilingual). Kita hadirkan dan
Page 76
bekerjasama dengan lembaga-lembaga resmi. Dan kelihatan itu guru-guru yang
memiliki motivasi tinggi, terus belajar dan ketika ada guru yang motivasinya
tinggi juga akan kita fasilitasi. Ini sudah 2 tahun sejak pelatihan itu, kami juga
melakukan TOEIC dan TOEFL sudah mulai kelihatan guru-guru yang lebih
kom. Kita bantu untuk kursus. Tapi kalau yang ogah-ogahan kita juga tidak mau
memfasilitasi. Toh nanti juga mereka yang merasa rugi.
Q: Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A: Kalau kemajuan pasti ada ya. Mungkin karena memang disini sudah belajar,
kesannya seolah-olah tidak ada kemajuan yang berarti. Tapi kami tidak menafikan
dengan adanya motivasi tadi, adanya satu tunj dari pemerintah itu membuat
komitmen guru-guru dalam mengajar lebih baik lagi. Itu mungkin yang kami
rasakan. Sehingga tidak ada guru yang ingin pindah ataupun berhenti.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Yayan Supiana, M.Pd
Page 77
LAMPIRAN 3
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Umar, S.Pd. (Belum Sertifikasi)
Jabatan : Guru Kelas 4 B
Tanggal : 10 juni 2016
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi professional bagi guru
bersertifikasi?
A : Kalau kebetulan saya masuk disini hanya melihat sedikit yang sudah sertifikasi,
jadi untuk melihat peningkatan, saya tidak banyak tahu. Tapi sejauh ini yang
sudah sertifikasi memang memiliki tingkat profesionalisme lebih tinggi, daripada
kita-kita yang baru. Beliau-beliau kan sudah lebih banyak pengalaman ya, terkait
di sekolah, ditambah juga PLPG, dan sekarang ada tunjangan sertifikasi, jadi
bisa mengembangkan diri lebih lagi.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi pedagogik bagi guru
bersertifikasi?
A : Kalau cara mengajar yang sertifikasi, ya tetap ada kelebihan dan kekurangan ya.
Seperti ada teman-teman yang dalam bidang tertentu dia punya kreativitas lebih
dalam mengajar, meskipun masih ada kekurangan, ya itu tadi, karena adanya
tunjangan sertifikasi, jadi ada imbas kepada metode mengajar, media mengajar,
bisa menciptakan sendiri.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi personal bagi guru
bersertifikasi?
Page 78
A : Kalau personal saya rasa sertifikasi tidak banyak mempengaruhi ya, karena
berkaitan dengan akhlak, sudah terbentuk sejak lama. Dan setelah sertifikasi
pun saya rasa banyak ada yang berubah.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi sosial bagi guru
bersertifikasi?
A : Sama dengan yang personal tadi. Setelah sertifikasi tidak banyak berubah.
Q : Apakah guru yang bersertifikasi datang dan pulang tepat waktu?
A : Iya. Sepengetahuan saya beliau-beliau disiplin ya, dating tepat waktu. Karena
disini kan sudah dibangun system ya, banyak teman-teman kita juga yang belum
sertifikasi ya karena sudah tersetting, ya jadi dating dan pulang tepat waktu.
Alhamdulullah disini teman-teman dedikasinya sangat tinggi untuk sekolah.
Q : Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A : Sepenglihatan saya, teman-teman terlihat semakin mengembangkan diri ya,
semakin bertanggung jawab.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Umar, S.Pd
Page 79
LAMPIRAN 4
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Siti Romelah, M.Pd. (Sertifikasi)
Jabatan : Guru Kelas 6 B
Tanggal : 10 juni 2016
Q : Apa peningkatan kompetensi profesional Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Kalau masalah sertifikasi, kayaknya sebelum sertifikasi juga kita meningkat ya.
Yang jadi sertifikasi itu kan sarana aja ya dalam, istilahnya legalitas dari profesi
seorang guru. Dengan proses sertifikasi ini kan kita dituntut untuk lebih lagi dari
sebelumnya, walaupun sebelumnya kita dituntut untuk professional. Dulu juga
sudah baik. Tapi dengan sertifikasi paling enggak bisa lebih baik dari
sebelumnya.
Q : Apa peningkatan kompetensi pedagogis Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Yang pasti sih gini, pasti kita dapat yang menambah wawasan. Tapi kita dapat
juga enggak hanya dari PLPG ya. Contoh kemarin yang saya dapat dari PLPG ya
salah satunya mengenai kurtilas itu aja ya. Sama pengayaan seputar metode dan
media pembelajaran.
Q : Apa peningkatan kompetensi personal Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Kalau saya sih ya, terlepas dari PPG sertifikasi saya Insya Allah selalu
memperbaiki diri. Karena memang sudah menjadi kewajiban dan tanggung
jawab seorang guru untuk menjadi pribadi yang baik. Karena kita ini kan contoh.
Q : Apa peningkatan kompetensi sosial Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
Page 80
A : Kalau sosial, di lingkungan sekolah sudah pasti tidak terlalu berpengaruh ya,
karena sebelum sertifikasi pun kami ya seperti ini.
Q : Apa kendala dalam pengembangan kompetensi guru dalam mengajar di sekolah?
A : Kalau dari sekolah tidak ada. Karena kalaupun di sekolah ini terhambat kita kan
bisa belajar dimana saja. Tinggal sekolah paling memfasilitasi pemberian waktu
saya untuk mengembangkan diri diluar sekolah.
Q : Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A : Dengan label sertifikasi tadi, kita justru harus mengoptimalkan diri lagi, lebih
baik lagi.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Siti Romelah, S.Pd.
Page 81
LAMPIRAN 5
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Leli Fathonah, S.Pd.I (Sertifikasi)
Jabatan : Guru Kelas 6 A
Tanggal : 10 juni 2016
Q : Apa peningkatan kompetensi profesional Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Iya ada. Contohnya profesional dalam hal tidak korupsi waktu.
Q : Apa peningkatan kompetensi pedagogis Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Iya ada. Ketika PLPG kan disana kita diposisikan tidak aman ya, harus kreatif
bikin media pembelajaran, juga tentang kurtilas, Pokoknya hal-hal baiknya
terbawa lah sampai sekolah. Selain itu juga saya semenjak sertifikasi, saya
gunakan uangnya untuk membuat media pembelajaran, jadi tidak bergantung
pada sekolah, dan kadang saya kasih reward juga buat anak-anak.
Q : Apa peningkatan kompetensi personal Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Kayaknya kalo saya, saya akui saya kurang disiplin kayak dating suka telat-telat.
Tapi dalam hal kehadiran aku sedang usahakan. Dan tentang administrasi kelas
juga masih aku usahakan supaya maksimal.
Q : Apa peningkatan kompetensi sosial Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
Page 82
A : kalau saya sih, ya kan memang senang bergaul ya. Jadi dimanapun berada, saya
mah suka negur-negur aja. Sama siapa aja.
Q : Apa kendala dalam pengembangan kompetensi guru dalam mengajar di sekolah?
A : Sebenernya ga ada sih, Kalau dari sekolah adanya begini ya, aku sih usahain aja
sendiri. Ga bergantung sama sekolah, jadi apapun aku usahain sendiri dulu.
Q : Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A : kalau finansial sudah pasti ya, kalau ketertiban ya harus ya, tapi saya terus
memperbaiki diri.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Leli Fathonah, S.Pd.
Page 83
LAMPIRAN 6
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Mafaza (Belum Sertifikasi)
Jabatan : Guru Kelas 3 A
Tanggal : 10 juni 2016
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi professional bagi guru
bersertifikasi?
A : Kalau yang saya lihat sih, memang ada perbedaan ya teman-teman yang sudah
sertifikasi dan belum. Misalnya kalau yang sudah sertifikasi kan sudah banyak
pengalaman. Tanggungjawab juga semakin banyak, dan kita-kita yang belum
sertifikasi ya nanya=nanya aja sama mereka gimana aja saat PLPG gitu-gitu.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi pedagogis bagi guru
bersertifikasi?
A : ada sih, mereka kan biasanya setelah PLPG, ada juga yang langsung
mengaplikasikan ilmunya yang diterima disana, misalnya tentang pembuatan
RPP yang benar, pembuatan media yang variatif
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi personal bagi guru
bersertifikasi?
A : kalau itu saya ga bisa melihat ya. Karena sebelum sertifikasi juga sudah begitu,
dan sesudah sertifikasi juga begitu. Maksudnya ya tidak berpengaruh sih
Page 84
sertifikasi itu terhadap kompetensi personal. Karena kan tentang akhlak ya. Yang
sudah sertifikasi juga masih ada kok yang suka dating terlat. Misalnya, yang
belum sertifikasi juga ada kok yang dating tepat waktu.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi sosial bagi guru
bersertifikasi?
A : kayaknya sama aja sih kayak kompetensi personal, ga banyak berubah sebelum
dan sesudah PLPG dan sertifikasi, ya tetap begitu aja.
Q : Apakah guru yang bersertifikasi datang dan pulang tepat waktu?
A : iya, tapi yang telat juga ada aja sih.
Q : Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A : kemajuannnya mungkin dari segi pengalaman dan wawasan aja kali ya. Karena
yang sudah sertifikasi itu kan sudah ikut PLPG, jadi dapat banyak ilmu-ilmu
baru, itu aja sih paling.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Mafaza, S.Pd
Page 85
LAMPIRAN 7
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Asriyani (Belum Sertifikasi)
Jabatan : Guru Kelas 3 A
Tanggal : 10 juni 2016
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi profesional bagi guru
bersertifikasi?
A : kalau saya lihat ya teman-teman yang sudah sertifikasi, misalnya dalam
administrasi kelas, saya kurang tau ya, karena belum pernah bekerjasama, tapi
kalau dari segi yang lainnya ada peningkatan bagus ya.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi pedagogis bagi guru
bersertifikasi?
A : ada tapi ga semuanya sih saya rasa. Ya palingan misalnya mereka setelah PLPG
kan disana diklat ya, pas pulang dapat ilmu baru, diaplikasikan lagi, biasanya sih
sharing sama teman-teman yang lain.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi personal bagi guru
bersertifikasi?
A : kalau saya ngeliat tidak disertifikasi ya, disinikan ada yang memang sebelum
sertifikasi juga sudah baik, setelah disertifikasi juga tetap baik. Ada juga yang
sudah sertifikasi, maaf ya, tapi tetap kurang baik. Lagipula itu kan karakter ya,
Page 86
sepertinya tidak bisa berubah cepat hanya melalui PLPG saja. Jadi tidak
mempengaruhi sertifikasi.
Q : Menurut Bapak/Ibu apakah ada peningkatan kompetensi sosial bagi guru
bersertifikasi?
A : sama ya bu, semuanya. Sebelum sertifikasi sudah seperti itu. Sesudah sertifikasi
juga seperti itu.
Q : Apakah guru yang bersertifikasi datang dan pulang tepat waktu?
A : kalau disini semuanya memang datang tepat waktu. Ya karena memang terbiasa
begitu, sudah budaya sekolah.
Q : Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A : sejauh ini hanya beberapa ya yang berubah, ga banyak. Paling ya itu yang saya
lihat perkembangannya hanya di masalah RPP, media pembelajaran, selain dari
itu ya sama saja.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Asriyani, S.Pd
Page 87
LAMPIRAN 8
BERITA HASIL WAWANCARA
Nama : Vidyasari, S.Pd. (Sertifikasi)
Jabatan : Guru Matematika
Tanggal : 10 juni 2016
Q : Apa peningkatan kompetensi profesional Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Alhamdulillah ada. Tapi kalau mungkin lebih kearah metode sama RPP ya.
Disana kan kita sempat ada materi tentang Kurtilas ya, tapi karena kita disini
masih pakai KTSP, jadi ilmunya belum terpakai. Kalau yang pembelajaran
tematik itu ya mungkin kurtilas lebih terpakai, tapi kalau saya karena
mengajarnya dikelas 4, 5, 6, jadi belum terpakai.
Q : Apa peningkatan kompetensi pedagogis Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Kalau saya sih pas PLPG waktu itu ya, karena kelasnya beda-beda ya. Setiap
kelas ada pemateri yg menyampaikannya secara teoritis, ada juga yang praktis.
Saya sih lebih mengambil itu, saya serap, dan saya aplikasikan.
Q : Apa peningkatan kompetensi personal Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Yang saya bilang itu, jadi PLPG dan sertifikasi itu saya hanya buat penambahan
wawasan dan pengalaman aja sih. Jadi kalau untuk personal ya tidak ada
pengaruhnya. Saya Alhamdulillah selalu berusaha memberikan yang terbaik lah
buat anak-anak, mau ada sertifikasi ataupun tidak.
Page 88
Q : Apa peningkatan kompetensi sosial Bapak/Ibu setelah mengikuti sertifikasi?
A : Sama aja kayak yang tadi ya, tidak ada pengaruhnya.
Q : Apa kendala dalam pengembangan kompetensi guru dalam mengajar di sekolah?
A : Ya kita memang perlu ada tindak lanjut ya setelah PLPG dan sertifikasi.
Harusnya sih ya rutin diadakan pelatihan misalkan sebulan sekali. Kaya saya
kan ngajar matematika, perlu pelatihan untuk bagaimana mengajar matematika
yang menyenangkan, gitu-gitu. Kita kan juga butuh asupan ilmu-ilmu baru ya.
Biar kita guru-guru juga nambah wawasan.
Q : Apa kemajuan yang signifikan sebelum dan sesudah guru bersertifikasi?
A : ada sih tapi tidak terlalu signifikan ya. Seperti yang saya bilang tadi ya. Ada atau
tidak ada sertifikasi kan kita tetap harus bekerja dengan baik, memberikan yang
terbaik untuk anak-anak, untuk sekolah.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Vidyasari, S.Pd
Page 89
LAMPIRAN 9
BERITA HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ahmad Afif
Kelas : 4 A
Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
Tempat : SDIT Al-Mubarak
Q : Apakah guru masuk tepat waktu ketika sudah waktunya masuk mengajar
mata pelajaran?
A : Kadang-kadang tepat waktu, kadang-kadang enggak.
Q : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh anda?
A : Kadang-kadang saya enggak ngerti, karena saya enggak konsentrasi.
Q : Metode apa yang paling anda sukai ketika guru menyampaikan materi?
A : Kalau guru ngejelasin pelajaran pake layar (dengan bantuan slide
powerpoint)
Q : Apakah guru memberikan metode yang variatif ketika menyampaikan
pelajaran?
A : Iya jadi enggak bosen.
Page 90
Q : Apakah metode tersebut membantu anda dalam memahami materi
pelajaran?
A : Iya kadang-kadang.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Ahmad Afif
Page 91
LAMPIRAN 10
BERITA HASILWAWANCARA
Narasumber : Muhammad Waldan Hutagalung
Kelas : 3 B
Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
Tempat : SDIT Al-Mubarak
Q : Apakah guru masuk tepat waktu ketika sudah waktunya masuk mengajar
mata pelajaran?
A : Tepat waktu.
Q : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh anda?
A : Enggak jelas.
Q : Metode apa yang paling anda sukai ketika guru menyampaikan materi?
A : Pakai layar (metode ceramah dengan tampilan slide powerpoint).
Q : Apakah guru memberikan metode yang variatif ketika menyampaikan
pelajaran?
A : Macem-macem.
Page 92
Q : Apakah metode tersebut membantu anda dalam memahami materi
pelajaran?
A : Iya jadi gampang.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah M. Waldan Hutagalung
Page 93
LAMPIRAN 11
BERITA HASIL WAWANCARA
Narasumber : Masya Alesha Mulyantoro
Kelas : 4 B
Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
Tempat : SDIT Al-Mubarak
Q : Apakah guru masuk tepat waktu ketika sudah waktunya masuk mengajar
mata pelajaran?
A : Iya, tapi kadang-kadang telambat dikit.
Q : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh anda?
A : Enggak. Soalnya aku bingung.
Q : Metode apa yang paling anda sukai ketika guru menyampaikan materi?
A : Nonton film.
Q : Apakah guru memberikan metode yang variatif ketika menyampaikan
pelajaran?
A : Iya.
Page 94
Q : Apakah metode tersebut membantu anda dalam memahami materi
pelajaran?
A : Iya.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Masya Alesha M.
Page 95
LAMPIRAN 12
BERITA HASIL WAWANCARA
Narasumber : Nawal Aulia Putri Hidayat
Kelas : 5 A
Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
Tempat : SDIT Al-Mubarak
Q : Apakah guru masuk tepat waktu ketika sudah waktunya masuk mengajar
mata pelajaran?
A : Kadang tepat waktu, kadang enggak.
Q : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh anda?
A : Sedikit mudah dimengerti.
Q : Metode apa yang paling anda sukai ketika guru menyampaikan materi?
A : Pakai layar (metode ceramah dengan tampilan slide powerpoint) sama
nonto film juga.
Q : Apakah guru memberikan metode yang variatif ketika menyampaikan
pelajaran?
A : Iya.
Page 96
Q : Apakah metode tersebut membantu anda dalam memahami materi
pelajaran?
A : Iya lumayan.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Nawal Aulia
Page 97
LAMPIRAN 13
BERITA HASIL WAWANCARA
Narasumber : Rifqi Hanif Efendi
Kelas : 6 B
Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
Tempat : SDIT Al-Mubarak
Q : Apakah guru masuk tepat waktu ketika sudah waktunya masuk mengajar
mata pelajaran?
A : Iya, tapi suka-suka enggak.
Q : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh anda?
A : Enggak.
Q : Metode apa yang paling anda sukai ketika guru menyampaikan materi?
A : Pakai layar (metode ceramah dengan tampilan slide powerpoint).
Q : Apakah guru memberikan metode yang variatif ketika menyampaikan
pelajaran?
A : Iya.
Page 98
Q : Apakah metode tersebut membantu anda dalam memahami materi
pelajaran?
A : Iya.
Interviewer, Interviewee,
Nurul Fauziah Rifki Hanif
Page 99
LAMPIRAN 15
DAFTAR GURU YANG SUDAH SERTIFIKASI
No. NUPTK/NIK Nama Tempat,
Tanggal Lahir Pendidikan
Terakhir Jabatan Alamat
Mulai Bertugas
Masa Kerja
1. 6834754654200002 22.020576.06
Yayan Supiana, SH,M.M
Garut, 02 Mei 1976
S2 Manajemen Pendidkan
Kepala Sekolah Jl. Cempaka Putih Barat XIX/33 RT/RW 014/05, Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat 10520
01 Juni 2006
9 thn
2. 8447748651300043 02.151170.03
Betta Widjajanti, S.Si Solo, 15 Nop 1970
S1 Matematika
Wakepsek Bid. Kesiswaan
Jl. Percetakan Negara Gg. J/25 RT/RW 007/009, Rawasari, Jakarta Pusat 10570
01 Juni 2003
12 thn
3. 9540750652300043 24.081272.06
Vidiyasari, SP Jakarta, 08 Des 1972
S1 Agronomi Wakepsek Bid. Kurikul\um
Jl. Kebon Sirih Barat no.64 RT/RW 08/04, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340
01 Januari 2006
9 thn
4. 6454760662200002 15.220182.06
Abdul Kadir Syaus, S.Pd.I
Manado, 22 Jan 1982
S1 PAI Wakepsek Bid. SDM
Jl. Cikini Kramat No.17 Rt. 007/001 Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat 10330
01 Januari 2006
9 thn
5. 52.280481.08
7760759659110002 Ahmad Syafi’I, S.Pd.I
Jakarta, 28 April 1981
S 1 PAI Wakepsek Bid. PAI & Karakter
Jl. Kp. Baru Klender RT/RW 01/003 No. 38 Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur 13930
01 Juni 2008
7 thn
6. 1150753655300053 21.180875.06
Siti Romelah, S.Pd Jakarta, 18 Agt 1975
S1 Geografi Wali Kelas Jl. Cempaka Raya III/4 RT/RW 07/02, Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat 10520
01 Juni 2003
12 thn
7. 3648759661200012 27.160381.06
Mokh. Afiyanto, S.Pd.I Tegal, 16 Maret 1981
S1 PAI Guru Kelas Jl. Kramat Pulo GG.XIV/C-101 Rt 012/004 Senen Jakarta Pusat 10410
01 Juni 2006
9 thn
8. 2936764662300002 37.140983.07
Azizah Nur ‘Aini, S.Pd.I Tuban, 14 Sept 1983
S1 PAI Wali Kelas Jl. Pemuda III No.14 RT/RW 12/02, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur 13220
01 Juni 2006
9 thn
9. 1552764665300032 45.200286.07
Hasanah,S.Pd.I Jakarta, 20 Februari 1986
S1 PAI Wali Kelas Jl. Perintis Kemerdekaan No.116 Blok E RT/RW 005/013, Kelapa Gdg, Jakut 14240
01 Juni 2007
8 thn
10. 77.311279.09 7563757658200083
Dian Parikesit, S.Pd Jakarta, 31 Desember 1979
S2 Tehnik komputer
Guru Bidang Studi
Jl. H. Ridi No. 19 Rt 03/03, Ulujami, Jakarta Selatan 12250
01 Juni 2007
8 thn
11. 9353757659300033 07.211079.04
Lely Fathonah, S.Pd.I Purwokerto, 21 Oktober 1979
S1 PAI Wali Kelas Jl. Matraman Dalam III Rt 015/07 Jakarta Pusat 13120
02 Januari 2007
8 thn
Page 106
LAMPIRAN 17
FOTO DOKUMENTASI
Dokumentasi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
Pendidikan dan Pelatihan di Sekolah
Page 107
Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa