9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar atau Bimbingan dan Konseling untuk anak-anak usia sekolah dasar. Karena karakteristik perkembangan peserta didik di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) berbeda, maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan bimbingan dan konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam hingga tiga belas tahun (Ditjen PMPTK, 2007). 2.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah 2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling ialah agar konseli dapat: 1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan datang; 2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; 3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; 4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
19
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ......(1) program tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan
Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar atau Bimbingan dan Konseling untuk
anak-anak usia sekolah dasar. Karena karakteristik perkembangan peserta didik di
jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT)
berbeda, maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik
perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam hingga
tiga belas tahun (Ditjen PMPTK, 2007).
2.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling ialah agar konseli dapat:
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin;
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya;
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
10
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli
agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar (akademik), dan karier (Ditjen PMPTK, 2007).
2.2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan Konseling juga memiliki fungsi, fungsi Bimbingan dan
Konseling antara lain (Prayitno, 2001) :
1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman meliputi :
a. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya, guru kelas dan guru
pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya, guru kelas dan guru pembimbing.
c. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di
dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan dan sosial
informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik.
2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya.
3) Fungsi pengentasan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami oleh peserta didik.
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi Bimbingan dan
Konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya
berbagai potensi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap dan berkelanjutan.
11
2.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Juntika (2006) menyajikan rumusan tugas perkembangan anak usia 6-13
tahun sebagai berikut :
1) Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung;
3) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari;
4) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya;
5) Belajar menjadi pribadi yang mandiri;
6) Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk
permainan maupun kehidupan dan;
7) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman
perilaku.
2.4 Penyusunan dan Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah
2.4.1 Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menurut Winkel (2004) “Pengertian program bimbingan dan konseling
adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan
terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran”.
Sedangkan Berdasarkan kurikulum 2004 “Program bimbingan dan konseling
merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan
dilaksanakan pada periode tertentu.” (Depdikbud, 2004).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa program
bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta
didik atau siswa di sekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana,
terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu, secara
teratur dan berkesinambungan.
12
2.4.2 Jenis Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menurut Solihin, 2010 dilihat dari jenisnya, program bimbingan dan
konseling terdiri 5 (lima) jenis program antara lain :
(1) program tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah, (2) program semesteran, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester
yang merupakan jabaran program tahunan, (3) program bulanan, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran, (4)
program mingguan, yaitu: program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan dan (5) program harian, yaitu: program pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam
satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan
dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan
pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
2.4.3 Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sebelum melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di sekolah
dilakukan tahap penyusunan program dan hendaknya perlu memperhatikan
beberapa pertimbangan dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi
program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing
Sekolah/Madrasah (Depdiknas, 2007).
1) Rasional
Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi Bimbingan dan Konseling
dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah ke dalam rumusan ini
dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan Bimbingan dan
Konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak
perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat
(termasuk para peserta didik) dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
2) Visi dan Misi
Secara mendasar visi dan misi Bimbingan dan Konseling perlu
dirumuskan ulang ke dalam fokus isi:
13
Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh
peserta didik
Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai
kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan pada
tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Deskripsi Kebutuhan
Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan
lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan
dikuasai peserta didik. Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas
perkembangan, yakni Standar Kompetensi Kemandirian yang disepakati
bersama.
4) Tujuan
Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan
konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan:
a) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari
dan dikuasai
b) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan
menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari
kemampuan dirinya, dan
c) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku
dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari
5) Komponen Program.
Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b)