4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biji Jarak Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman asli Amerika Tengah yang saat ini telah menyebar ke seluruh dunia terutama daerah tropika (Widyawati, 2010). Tanaman jarak pagar mulai banyak ditanam di Indonesia sejak masa penjajahan Jepang untuk membudidayakan tanaman jarak. Hasilnya yang berupa biji digunakan untuk membuat bahan bakar bagi pesawat-pesawat tempur Jepang. Oleh karenanya dalam waktu singkat tanaman jarak pagar menyebar cukup luas, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wilayah Jawa Tengah meliputi daerah Semarang serta Solo dan sekitarnya. Sementara, wilayah Jawa Timur meliputi Madiun, Lamongan, Bojonegoro, Besuki, dan Malang. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman jarak pagar meluas sampai di Kawasan Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sebagainya. Jadi, nama-nama lokal untuk jarak pagar dapat ditemukan di daerah-daerah (Nurcholis dan Sumarsih, 2007). Gambar 2.1. Tanaman Jarak Pagar (Sumber: Maharshi, 2006) Beberapa nama daerah (nama lokal) juga diberikan kepada tanaman jarak pagar ini antara lain di daerah Sunda (jarak kosta, jarak budeg), Jawa (jarak gundul, jarak pager), Madura (kalekhe paghar), Bali (jarak pager), Nusa Tenggara (lulu mau, paku kase, jarak pageh), Alor (kuman nema), Sulawesi (jarak kosta, jarak
13
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biji Jarak - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41961/3/BAB II.pdf4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biji Jarak Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Biji Jarak
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman asli Amerika
Tengah yang saat ini telah menyebar ke seluruh dunia terutama daerah tropika
(Widyawati, 2010). Tanaman jarak pagar mulai banyak ditanam di Indonesia
sejak masa penjajahan Jepang untuk membudidayakan tanaman jarak. Hasilnya
yang berupa biji digunakan untuk membuat bahan bakar bagi pesawat-pesawat
tempur Jepang. Oleh karenanya dalam waktu singkat tanaman jarak pagar
menyebar cukup luas, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wilayah Jawa
Tengah meliputi daerah Semarang serta Solo dan sekitarnya. Sementara, wilayah
Jawa Timur meliputi Madiun, Lamongan, Bojonegoro, Besuki, dan Malang.
Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman jarak pagar meluas sampai di
Kawasan Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sebagainya.
Jadi, nama-nama lokal untuk jarak pagar dapat ditemukan di daerah-daerah
(Nurcholis dan Sumarsih, 2007).
Gambar 2.1. Tanaman Jarak Pagar (Sumber: Maharshi, 2006)
Beberapa nama daerah (nama lokal) juga diberikan kepada tanaman jarak pagar
ini antara lain di daerah Sunda (jarak kosta, jarak budeg), Jawa (jarak gundul,
jarak pager), Madura (kalekhe paghar), Bali (jarak pager), Nusa Tenggara (lulu
mau, paku kase, jarak pageh), Alor (kuman nema), Sulawesi (jarak kosta, jarak
5
wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene), dan Maluku (ai huwa kamala,
balacai, kadoto). Nama ilmiah dari tanaman ini adalah Jatropha curcas L
(Hariyadi, 2005).
Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar, dan
merupakan tanaman semak yang tumbuh dengan cepat hingga mencapai
ketinggian 3-5 meter. Tanaman ini tahan kekeringan dan dapat tumbuh di
tempat-tempat dengan curah hujan 200 mm hingga 1500 mm per tahun. Daerah
penyebaran tanaman terletak antara 40o LS sampai 50o LU dengan ketinggian
optimal 0-800 meter di atas permukaan laut (Hamdi, 2005).
Tanaman jarak memerlukan iklim yang kering dan panas terutama pada saat
berbuah. Suhu yang rendah pada saat penanaman dan pembungaan akan sangat
merugikan karena mudah terserang jamur. Tanaman jarak pagar tumbuh di
daerah tropis dan subtropis, dengan suhu optimum 20 – 35o C. Kelembaban yang
tinggi akan mendorong perkembangan jamur sehingga akan menurunkan
produktivitas. Tanaman jarak pagar tergolong tanaman hari panjang, yaitu
tanaman yang memerlukan sinar matahari langsung dan terus menerus sepanjang
hari. Tanaman tidak boleh terlindung dari tanaman lainnya, yang berakibat akan
menghambat pertumbuhannya (Hamdi, 2005).
Faktor utama yang berpengaruh terhadap tanaman adalah intensitas hujan.
Intensitas hujan yang tinggi dalam bulan-bulan basah, akan mengakibatkan
timbulnya serangan cendawan dan bakteri, baik di bagian atas maupun bagian
dalam tanah. Pada saat berbunga dan berbuah membutuhkan bulan kering
minimal 3 bulan (Hamdi, 2005).
Jarak pagar hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar bagian
tubuhnya beracun. Tanaman ini mulai berbuah setelah berusia lima bulan dan
mencapai produktivitas penuh pada usia 5 tahun. Buahnya berbentuk ellips
dengan panjang 1 inchi dan memiliki 2-3 biji. Umur tanaman ini dapat mencapai
6
50 tahun (Suara Pembaruan, 2005). Data komposisi kimia biji jarak dapat kita
lihat pada table 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi kimia biji jarak
UNSUR KIMIAWI KOMPOSISI (g)
Air 06.20 %
Protein 18.00 %
Lemak 38.00 %
Karbohidrat 17.00 %
Serat 15.50 %
Abu 05.30 %
Sumber : Departemen Teknologi Pertanian USU, 2005
2.2 Singkong
Singkong (Manihot utilissima) pertama kali dikenal di Amerika Selatan
kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Di
Indonesia, singkong diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16 dari
Brasil dan mulai ditanam secara komersial sekitar tahun 1810. Singkong atau
dalam bahasa daerahnya dikenal dengan ketela pohon, ubi kayu, pohung (Jawa),
sampeu (Sunda) dan kaspe (Papua) adalah pohon tahunan daerah tropis dan
subtropik dari keluarga Euphorbiaceae (Agoes, 2010).
Gambar 2.2. Singkong (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohon)