5 BAB II LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Wawancara 2.1.1.1 Wawancara dengan pihak ATI Wawancara dengan pihak ATI Narasumber : Enny Herawati Jabatan : Sekjen ATI Lokasi : Kantor Asosiasi Toilet Indonesia Tanggal : 17 Maret 2014 Hasil wawancara : Dari hasil wawancara dengan Sekjen Asosiasi Toilet Indonesia , Ibu Enny Herawati didapatkan hasil bahwa toilet-toilet umum di Indonesia memang masih banyak yang kurang nyaman untuk digunakan. Pengelolaan toilet di beberapa tempat di Indonesia memang sudah cukup baik, namun masih banyak penggunanya yang tidak peduli untuk menjaga kebersihannya. Sehabis memakai toilet tidak disiram, buang sampah sembarangan, dan sebagainya. Demikian pula yang terjadi di sekolah- sekolah negri dan tempat wisata di Jakarta, banyak toiletnya yang masih tidak layak untuk digunakan. Banyak orang mengeluhkan toilet tidak bersih, sumber penyakit, padahal yang perlu diperbaiki adalah sikap dari para penggunanya. ATI sendiri pun sampai saat ini masih berupaya mensosialisasikan akan pentingnya menjaga kebersihan toilet-toilet umum di Indonesia karena di beberapa tempat masih belum terjamah. Yang menjadi tantangan bagi ATI selama ini adalah kurangnya kepedulian dari masyarakat untuk menjaga kebersihan, pada awal mulanya sangat sulit mencari sponsor untuk mendukung kegiatan ATI dalam mensosialisasikan toilet bersih.
26
Embed
BAB II LANDASAN PERANCANGAN Tinjauan Umum 2.1.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2... · menggunakan bejana penampung tinja dan tangki air untuk ... ubin keramik yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Wawancara
2.1.1.1 Wawancara dengan pihak ATI
Wawancara dengan pihak ATI
Narasumber : Enny Herawati
Jabatan : Sekjen ATI
Lokasi : Kantor Asosiasi Toilet Indonesia
Tanggal : 17 Maret 2014
Hasil wawancara :
Dari hasil wawancara dengan Sekjen Asosiasi Toilet Indonesia , Ibu
Enny Herawati didapatkan hasil bahwa toilet-toilet umum di Indonesia
memang masih banyak yang kurang nyaman untuk digunakan.
Pengelolaan toilet di beberapa tempat di Indonesia memang sudah cukup
baik, namun masih banyak penggunanya yang tidak peduli untuk menjaga
kebersihannya. Sehabis memakai toilet tidak disiram, buang sampah
sembarangan, dan sebagainya. Demikian pula yang terjadi di sekolah-
sekolah negri dan tempat wisata di Jakarta, banyak toiletnya yang masih
tidak layak untuk digunakan. Banyak orang mengeluhkan toilet tidak
bersih, sumber penyakit, padahal yang perlu diperbaiki adalah sikap dari
para penggunanya. ATI sendiri pun sampai saat ini masih berupaya
mensosialisasikan akan pentingnya menjaga kebersihan toilet-toilet
umum di Indonesia karena di beberapa tempat masih belum terjamah.
Yang menjadi tantangan bagi ATI selama ini adalah kurangnya
kepedulian dari masyarakat untuk menjaga kebersihan, pada awal
mulanya sangat sulit mencari sponsor untuk mendukung kegiatan ATI
dalam mensosialisasikan toilet bersih.
6
Selain itu banyak pengelola dan petugas kebersihan tidak cukup tahu cara
membersihkan yang baik dan benar seperti apa.Sebenarnya tidak semua
cairan kimia itu baik untuk membersihkan toilet maka dari itu tidak boleh
sembarangan zat kimia boleh disiramkan ke kloset. Hal itu dikarenakan
kalau sembarangan zat kimia disiramkan ke kloset nantinya malah
membunuh bakteri-bakteri baik di toilet atau bisa juga malah semakin
memperbanyak kuman di toilet itu sendiri. Maka dari itu sebenarnya
tugas untuk menjaga kebersihan itu bukan hanya tugas dari petugas
kebersihan namun harus ada kerjasama yang baik juga dari para pengguna
toilet untuk dapat saling peduli menjaga kebersihan toilet demi
kepentingan bersama sehingga keadaan lingkungan pun menjadi lebih
sehat dan nyaman.
2.1.1.2 Hasil Survey
Mall Ciputra
Narasumber : Hindun dan Diana
Pekerjaan : cleaning service
Lokasi : Mall Ciputra
Tanggal : 1 Maret 2014
Hasil Wawancara :
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan dua orang cleaning
service di salah satu mall di Jakarta, didapatkan hasil bahwa di mall
tersebut kebersihan toiletnya sudah cukup terjaga. Para cleaning service
sudah cukup teratur membersihkannya, namun kalau memasuki akhir
pekan dengan jumlah pengunjung yang lebih banyak sering kali toilet
tidak terkendali kebersihannya. Banyak pengunjung yang bergantian
menggunakan toilet dan terkadang tidak memperhatikan kebersihannya.
Setelah memakai tidak menyiramnya, naik ke atas toilet duduk, dan yang
membawa anak-anak sering kali membiarkan anaknya untuk buang air di
lantai karena takut terkontaminasi penyakit melalui kloset toilet yang
dianggap tidak higienis.
7
Taman Monas
Menurut hasil survey di Taman Monas, untuk toilet portable sangat
tidak terawat kebersihannya walaupun ada penjaga di setiap toiletnya.
Untuk toilet yang di dalam gedung lebih terawat, lebih bersih, dan lebih
nyaman untuk digunakan saat berkunjung.
Gambar 1 : Toilet Portable Taman Monas ( Sumber : Misye )
Gambar 2 : Toilet Dalam Ruangan ( Sumber : Misye )
8
2.1.1.3 Data Kasus
• Data Fakta
TOILET INDONESIA PERINGKAT 12 TERPOJOK
DARI 18 NEGARA ASIA
Kebersihan toilet umum di Indonesia menduduki peringkat
ke-12 terburuk dari 18 negara di Asia. Bisa dikatakan
memang kondisi toilet di Indonesia masih sangat buruk bila
dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, Singapura, dan
Thailand. Menurut Ibu Naning Adiwoso, Seharusnya
Indonesia bisa lebih baik, tapi budaya masyarakat yang belum
merasa memiliki, menjadikan fasilitas umum seperti toilet
tidak terpelihara kebersihannya.
(Sumber : RN. (2011). Toilet Indonesia Peringkat 12 Terpojok
dari 18 negara Asia, diakses 23 Februari 2014, jam 11:56 dari
http://sosialbudaya.tvonenews.tv/)
TOILET UMUM DI INDONESIA
Menurut data dari PBB Indonesia saat ini menduduki urutan
kedua di dunia sebagai Negara dengan sanitasi buruk. Menurut
data global dailymail 63 juta penduduk Indonesia masih
melakukan buang air besar di sungai, kali, danau, laut atau di
daratan. Jadi, bisa dikatakan 55% masyarakat Indonesia yang
baru dapat menikmati sanitasi sehat dan toilet higienis padahal
banyak penyakit seperti diare, tipus, bahkan bahaya kematian
yang dapat ditimbulkan dari kondisi yang tidak sehat seperti
ini.
9
(Sumber : Rahadi, Fernan. (2012). Toilet Umum di Indonesia,
diakses 23 Februari 2014, jam 11:56 dari http:// www.
pesona.co.id)
HIDUP SEHAT DENGAN TOILET BERSIH
Seperti yang kita ketahui definisi kamar mandi adalah
suatu ruangan tempat seseorang dapat mandi dan
membersihkan tubuhnya. Maka dari itu kita pun harus selalu
menjaga kebersihannya karena kamar mandi merupakan salah
satu tempat bersarangnya penyakit.
Menurut Dokter Spesialis Anastesi Regional. Prof Darto
Satoto Sp. AN (K), banyak penyakit yang dapat ditimbulkan
dari toilet yang kotor dan yang lebih parahnya dapat
menyebabkan kematian. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh
banyaknya bakteri yang bersarang seperti contohnya bakteri E-
Coli. Penyebaran penyakit itu biasanya disebabkan oleh lalat
yang hinggap di kamar mandi dan penularannya melalui
makanan yang kita konsumsi yang telah dihinggapi lalat.
Ada dua jenis penyakit jamur yang bisa ditimbulkan dari
toilet yang kotor, yaitu Tinea Kruris dan Kandidias. Tinea
Kruris ditandai dengan bintil-bintil berwarna agak kemerahan.
Sedangkan Kadindas ditandai dengan bercak berwarna merah
terang dan sekitar daerah kemeran tersebut tampak bintik-bintik
kecil yang tersebar di sekitarnya.
Toilet yang sering kita temui saat ini keadaanya sangat
berbanding terbalik dengan yang diharuskan. Keadaannya
kotor, bau, gelap dan pengap. Toilet yang baik pun seharusnya
memiliki pencahayaan yang baik. Dengan pencahayaan yang
baik maka akan mengurangi kelembapan udara sehingga
menekan pertumbuhan bakteri dan kuman-kuman penyakit.
10
Menurut Ibu Naning, intinya adalah semakin banyak orang
yang mengutamakan kebersihan toilet, semakin sehat pula
masyarakat Indonesia.
(Sumber : Hanggara, Rendra. (2014). Hidup Sehat Dengan
Toilet Bersih. Koran Seputar Indonesia “Info Kesehatan”,
diakses 23 Februari 2014, jam 11:56 dari http://www.koran-
sindo.com)
• Data Pendukung
Definisi Toilet
Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air
besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka. Umum adalah
tidak menyangkut yang khusus (semuanya) secara menyeluruh.
Toilet Umum adalah fasilitas sanitasi yang
mengakomodasi kebutuhan membuang hajat yang digunakan
oleh masyarakat umum, tanpa membedakan usia maupun jenis
kelamin dari pengguna tersebut. (Sumber: Asosiasi Toilet Indonesia. (2007). Toilet Umum
Indonesia, Jakarta : Asosiasi Toilet Indonesia.)
Sejarah Toilet
Toilet umum, sampai akhir abad 19 menjadi samahalnya
seperti toilet pribadi, jarang ditemui, hanya dimiliki dan
diperuntukan untuk orang kaya atau kaum bangsawan
(Cavanagh and Ware, 1991: 9-17). Di India hal ini masih
terjadi di berbagai pedesaan (Pathak, 1994). Kota-kota kuno
seperti Pompeii dan Herculaneum menggunakan toilet umum
yang berupa blok-blok, dudukannya terdiri dari susunan
11
lempengan batu, yang rata-rata memiliki delapan lubang. Saat
itu sebuah busa digunakan sebagai ‘Toilet paper’. Beberapa
perubahan yang biasanya digunakan oleh para laki-laki. Satu
dari toilet yang pertama di Inggris berlokasi di Housesteads
Fort di Tembok Hrdians, yang disediakan secara umum untuk
20 tentara (Hart-Davis, 1995,2001). Kota-kota dan desa-desa di
Roma terkenal dengan system pembuangan airnya,
pengeringan, dan sistem pemanasannya.
Parit-parit di Mohenjodaro dan kloset peradaban Romawi
kuno dianggap sebagai model kloset pertama di dunia.
Kemudian di London, karena padatnya penduduk maka banyak
orang yang tinggal di rumah susun. Oleh karena itu mereka
buang air besar dan buang air kecil menggunakan pispot. Isi
pispot kemudian dibuang ke parit atau karena repot harus naik
turun tangga untuk membuang kotoran, mereka akhirnya
membuang isi pispot lewat jendela. Lingkungan yang kotor
tersebut menyebabkan mereka terserang wabah penyakit.
Pada tahun 1731, di London, Inggris dibuatlah undang-
undang yang isinya "Barang siapa membuang tinja dari jendela,
harus membayar denda." Namun undang-undang tersebut tetap
tidak dapat mengubah kebiasaan mereka. Pada tahun 1596, Sir
John Harington menemukan kloset bilas. Kloset ini telah
menggunakan bejana penampung tinja dan tangki air untuk
menyiram, tapi jenis kloset ini masih menimbulkan masalah
bau tak sedap.
Pada tahun 1775, Alexander Cummings menemukan
kloset bilas tak berbau yang disebut Valve Closet. Rahasianya
adalah dengan menggunakan saluran pembuangan leher angsa
atau mirip huruf S. Bentuk ini membuat air menggenang di
leher angsa tersebut, dan menghalangi keluarnya bau kotoran.
Kemudian tahun 1889, Bostell membuat kloset bilas yang
12
disebut Wash Down dan mirip seperti yang ada sekarang.
(Sumber : Greed, Clara. (2003: hal 22-23)
Standar Toilet Umum Indonesia
Toilet Umum adalah sebuah ruangan yang dirancang
khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan
perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana
masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun
publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik,
sosial dan psikologis lainnya.
(Sumber : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. (2004 : 4)
Persyaratan Ruang :
1. Ruang untuk buang air besar (WC)
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir)
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian
udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam
(dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius).
Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar
100 - 200 lux.
13
Konstruksi Bangunan :
• Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau
lebar lantai.
• Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis
dinding, gypsum tahan air atau bata dengan lapisan tahan
air.
• Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan
rangka yang kuat sehingga memudahkan perawatan dan
tidak kotor.
Kriteria Toilet Sehat
Beberapa kriteria toilet yang baik yaitu :
1. Kering
Toilet yang basah bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur.
Toilet juga bisa dirancang agar cepat kering."Seharusnya tidak
perlu ada bak dan gayung sehingga air tak terlalu banyak
digunakan," katanya.
2. Bebas sentuhan
Toilet umum yang modern umumnya menggunakan konsep
meminimalkan sentuhan tangan dengan benda-benda di dalam
toilet. Misalnya tombol penyiram air atau keran yang
menggunakan sensor.
"Tangan adalah sumber penularan kuman, bayangkan ada
berapa banyak orang yang sudah menyentuh benda-benda di
toilet," katanya.
3. Luas dan cukup ventilasi
Ruangan toilet hendaknya tidak terlalu sempit sehingga
penggunanya bisa leluasa bergerak. Toilet juga harus memiliki
14
ventilasi yang baik sehingga terdapat sirkulasi udara.
4. Ramah lingkungan
Penggunaan penyiram otomatis bisa menjadi solusi untuk
meminimalkan penggunaan air. "Penyiram otomatis
berkapasitas 3,5 liter untuk buang air kecil dan 4,5 liter untuk
buang air besar. Jauh lebih hemat ketimbang gayung dan ember
yang bisa menghabiskan air sampai 12 liter," katanya.
Selain itu, saat membersihkan toilet sebaiknya gunakan
produk-produk yang ramah lingkungan sehingga bakteri
pengolah limbah bisa tetap hidup dan mencegah toilet berbau
tak sedap.
Kualitas Toilet Umum
Banyak aspek yang bersangkutan secara khusus mengenai
toilet, antara lain:
• Aspek Biologis
Tempat berbagai bakteri dapat hidup dan berkembang biak
dengan baik bila toilet dalam keadaan kotor dan lembab.
• Aspek Geografis
Indonesia adalah negeri yang beriklim tropis dengan
kelembapan yang tinggi sehingga jamur dapat berkembang biak
dengan mudah dan cepat.
• Aspek Matematis
Ukuran toilet harus disesuaikan dengan kebutuhan
penggunanya, sperti orang normal, penyandang cacat , serta
anak-anak.
15
• Aspek Kimia
Karena bakteri dalam septic tank harus dibiarkan hidup dan
berkembang biak, maka sebisa mungkin hindari pemakaian