BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 ) Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito, 2000). Jadi penulis menyimpulkan kanker payudara adalah kanker yang menakutkan bagi seorang wanita. B. Anatomi fisiologi Anatomi payudara Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall, 2007 )
29
Embed
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-zesinovita... · Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito, 2000).
Jadi penulis menyimpulkan kanker payudara adalah kanker yang menakutkan
bagi seorang wanita.
B. Anatomi fisiologi
Anatomi payudara
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam.
Perluasan kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak.
Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta
jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi
menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang
putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi
infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall,
2007 )
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke
kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus dari jaringan
kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap
lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini
bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan,mirip buah anggur yang
merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi
lainnya selama menyusui . Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh
darah tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui putting susu.
Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak
lubang pada putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak
membesar sampai membentuk penyimpangan kecil yang di sebut lubang-lubang
lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan jaringan penghubung mengelingi
bola-bola jaringan kelenjar.
Gambar 1 lobulus dan duktus Payudara
( Zuiedema, 1999)
Keterangan:
A. Duktus pembesaran
B. Lobulus A. sel-sel normal
C. Bagian duktus yang di latasi untuk menahan susu B. membrane sel
D. putting susu C. lumen
E. Jaringan lemak
F. Otot pektoralis mayor
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk
usia,persentase lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan
dinding dada pada kulit payudara dan memberikan bentuk payudara dan
keelatisannya.( Long, 2000 )
Gambar 2 payudara
( Zuidema, 1999)
Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah
perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan
ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)
C. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik
,2005) yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel
ganas.
2. Usia
Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Ibu yang menyusui
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat
menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
5. Kelamin
Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.
6. Faktor genetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara
D. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat
karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan
paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-
kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara
telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang
keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah
berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006
)
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-
kira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi
payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini
menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh
adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap
jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di
bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini
merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri
dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila
stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme
kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu
yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock.
Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme
untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino
yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna
mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan
untuk fungsi yang optimal.
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket
maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan
terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ
pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal.
(Mansjoer , 2000)
E. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas
tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat
terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas
terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum
terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara
dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat
berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanitayang mencari
bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak
mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi
abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita dengan
penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan,
sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada
kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan
oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda – tanda dan gejala klasik ini
jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan
yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi
segera harus dilakukan
( Smeltzer & Bare, 2002 )
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :
1. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 -
40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II
biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga
dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha
ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta
untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
( Smeltzer &Bare,2002 )
Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah :
T : tumor primer
TX : tumor primer tidak dapat di tentukan
T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : tumor < 2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan
tanda odem,
N : kelenjar getah bening regional
NX : kelenjar regional tidak dapat di tentukan
N0 : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba kelenjar aksila
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya
N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
M : metastase jauh
MX : tidak dapat di tentukan metastasis jauh
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
PROGNOSIS DAN TINGKAT PENYEBARAN TUMOR
Tingkat penyebaran secara klinik Ketahanan hidup lima tahun ( % )
1 T1 N0 M0
(kecil terbatas pada mamma)
11 T2 N1 M0
(tumor lebih besar,kelenjar
terhinggapi tetapi bebas dari
sekitarnya)
111 T0 – 2 N2 M0
T3 N1 – 2 M0
(kanker lanjut dan penyebaran ke
kelenjar lanjut, tetapi semuanya
terbatas di lokoregional )
IV T (semua) N (semua) M1
85
65
40
10
Lokoregional di maksudkan untuk daerah yang meliputi struktur danorgan tumor primer, serta pembuluh limfe, daetrah saluran limfe dankelenjar limfe dari struktur atau organ yang bersangkutan.
F. Penatalaksanaan
Menurut (Smeltzer dan Bare, 2002) penatalaksanaan kanker payudara adalah
1. Pengobatan lokal kanker payudara
Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:
a. Mastektomi radiasi yang modifikasi
b. Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah : mastektomi, limfektomi
(pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil jaringan sekitarnya dengan
kulit lapisan atas tetap di tempatnya)
1. Mastektomi
Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa
nodus limfe
Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan membuang payudara
dan jaringan yang mendasari.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi
kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial
3. Rekontruksi / pembedahan
Rekontruksi/ pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada
stadium 1 dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila ada metastasis
dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga
dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor bed.Untuk setiap
tumor yang terletak pada kuadran sentral
4. Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen
5. Tranplantasi sumsum tulang
Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum
tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan
ke IV.
G. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :