15 15 BAB II KONSEP ADAB ANAK TERHADAP ORANG TUA DI DALAM AL-QUR’AN A. Pengertian Adab Kata adab secara etimologi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu kehalusan budi pekerti, dan kesopanan. Sedangkan beradab yaitu mempunyai budi pekerti yang baik. 1 Adab secara terminologi adalah ilmu tentang tujuan mencari pengetahuan. Sedangkan tujuan mencari pengetahuan dalam Islam ialah menanamkan kebaikan dalam diri manusia dan sebagai pribadi yang baik. 2 Kata Adab dikenal dalam bahasa arab sejak pra-Islam pemaknaanya berkembang seiring evolusi kultural Bangsa Arab. Kata ini tidak pernah memperoleh definisi baku: ia dipahami bervariasi dari zaman ke zaman dan dari satu konteks ke konteks yang lain. Pemaknaan tertua dari kata adab mengamplikasikan suatu kebiasaan, suatu norma tingkah laku praktis, dengan konotasi ganda, yakni: Pertama, nilai tersebut dipandang terpuji; dan, kedua, nilai tersebut diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, adab adalah suatu konsep yang tidak cukup hanya diketahui, tetapi lebih penting lagi harus dihayati dan dipraktikkan seseorang guna untuk menyempurnakan kehidupanya. 3 As- Sarraj Abu Nashr menyebutkan dalam bukunya bahwasanya “Tidak ada 1 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 6. 2 Abdul Haris, Etika Hamka (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2010), 63. 3 Hasan Asari, Etika Akademis dalam Islam (Jakarta: Tiara Wacana, 2004), 1.
28
Embed
BAB II KONSEP ADAB ANAK TERHADAP ORANG TUA DI ...etheses.iainponorogo.ac.id/1025/2/BAB II.pdfrahasia iffah (lidah), sabar dan tabah memberi nasihat yang baik, menjaga kepercayaan dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
15
15
BAB II
KONSEP ADAB ANAK TERHADAP ORANG TUA
DI DALAM AL-QUR’AN
A. Pengertian Adab
Kata adab secara etimologi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu
kehalusan budi pekerti, dan kesopanan. Sedangkan beradab yaitu mempunyai
budi pekerti yang baik.1 Adab secara terminologi adalah ilmu tentang tujuan
mencari pengetahuan. Sedangkan tujuan mencari pengetahuan dalam Islam
ialah menanamkan kebaikan dalam diri manusia dan sebagai pribadi yang
baik.2
Kata Adab dikenal dalam bahasa arab sejak pra-Islam pemaknaanya
berkembang seiring evolusi kultural Bangsa Arab. Kata ini tidak pernah
memperoleh definisi baku: ia dipahami bervariasi dari zaman ke zaman dan
dari satu konteks ke konteks yang lain.
Pemaknaan tertua dari kata adab mengamplikasikan suatu kebiasaan,
suatu norma tingkah laku praktis, dengan konotasi ganda, yakni: Pertama,
nilai tersebut dipandang terpuji; dan, kedua, nilai tersebut diwariskan dari
generasi ke generasi. Dengan demikian, adab adalah suatu konsep yang tidak
cukup hanya diketahui, tetapi lebih penting lagi harus dihayati dan
dipraktikkan seseorang guna untuk menyempurnakan kehidupanya.3 As-
Sarraj Abu Nashr menyebutkan dalam bukunya bahwasanya “Tidak ada
1 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 6.
2 Abdul Haris, Etika Hamka (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2010), 63.
3 Hasan Asari, Etika Akademis dalam Islam (Jakarta: Tiara Wacana, 2004), 1.
16
pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama dari adab
(kesopanan).4
Adab dalam pandangan Al-Mawardi adalah kebaikan manusia, seperti
kerendahan hati, sikap yang baik, kesederhanaan, kontrol diri, amanah, dan
terbabas dari iri hati, serta kebaikan sosial, seperti ucapan yang baik menjaga
rahasia iffah (lidah), sabar dan tabah memberi nasihat yang baik, menjaga
kepercayaan dan keputusan dimana dalam bahasa Arab adab anak terhadap
orang tua sering disebut juga dengan Birr al-Wa<lidayn.5
Kalimat birr al-wa>lidayn terdiri dari dua kata, yaitu al-birr dan al-
wa>lidayn. al-birr berasal dari kata barra, yabirru, barran, yang menurut
kamus al-Munawwir bermakna berbakti dan sopan. al-wa>lidayn artinya dua
orang tua atau ibu dan bapak. Jadi, birr al-wa>lidayn menurut bahasa adalah
berbakti kepada kedua orang tua. Adapun yang dimaksud adalah sebuah
ajaran agar seorang anak selalu berbuat baik kepada ibu bapaknya.6
Allah SWT berfirman, Dan kepada kedua orang tua hendaknya
berbuat ihsan. Seorang menemui Nabi saw. Dan berkata, “ Ya Rasullulah,
aku berjanji padamu untuk berhijrah dan berjihad.” Mendengar hal itu, Nabi
bertanya, “ Adakah diantara kedua orang tuamu yang masih hidup?” Orang
itu menjawab, “ Ya. Bahkan keduanya masih hidup.” Nabi berkata, “ Engkau
menginginkan pahala?” Tentu, wahai Rasulullah”, jawabnya. Nabi berkata, “
Pulanglah ke kedua orang tuamu dan temani mereka dengan baik. Dari hal
4 As-Sarraj Abu Nashr, Al-Luma: Rujukan lengkap ilmu tasawuf (Surabaya: Risalah Gusti,
2014). 303. 5 Dedi Supriadi, Pengantar filsafat Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 321. 6Ahsin W. al-Hafizh, Kamus Ilmu al-Qur‟an (tk: AMZAH, 2005), 58-59.
17
tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa berbuat ihsan kepada orang tua
maka sama artinya pahala yang kita dapatkan dalam berjihad dijalan Allah
SWT.7
Di sini juga dijelaskan bahwa di dalam Al-Qur’an hubungan baik anak
kepada orang tuanya disebut ihsan, seperti terdapat di dalam surat al-
baqarah:83, an-nisa:36, al-an’am:151, al-isra’:23, dan al-ahqaf:15, dan husn
seperti tedapat dalam surat al-Ankabut:8. Kata inilah yang melandasi
kewajiban anak kepada ibu bapaknya. Menurut Ar-Raghib al-ishfahani, husn
meliputi segala hal yang bisa mendatangkan kegembiraan dan yang di
senangi. Demikian pula Hasannah yang merupakan bentuk deviasi dari husn
digunakan untuk menunjukan sesuatu yang bisa mendatangkan kegembiraan
bagi orang lain dengan diperolehnya nikmat, yang menyangkut diri, jasmani
dan keadaanya.8Oleh karena itu, Allah menuntut kita agar berbakti dan
berbuat baik kepada kedua orang tua kita dengan sebanyak-banyaknya,
dengan kemampuan yang kita miliki dan sepanjang hidup kita, baik mereka
masih ada di dunia ini maupun setelah mereka telah tiada. Sebab, berbakti
kepada orang tua tidak terbatas di dalam kehidupan di dunia ini saja, tetapi
juga harus terus dilakukan bahkan setelah mereka meninggalkan alam yang
fana ini bila mereka se-aqidah dan se-agama dengan kita. Tidak boleh ada
kata lelah untuk berbakti kepada mereka, kita tidak akan pernah bisa
Berbakti kepada kedua orangtua merupakan fard}u „ain atas setiap
muslim yang telah diwajibkan Allah kepada para hamba-Nya. Adapun dalam
hal yang bersifat fard}u kifa>yah yang cukup hanya dilakukan oleh sebagian
anggota masyarakat saja sudah menggugurkan kewajiban yang lain, seperti
halnya mengurus jenazah, maka kewajiban berbakti kepada kedua orang tua
didahulukan atas fard}u kifa>yah.27
25 Ibid., 15-16. 26 Wahid Ahmadi, Risalah akhlak: panduan perilaku modern (Solo: Era Intermedia, 2004),
171. 27
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak bersama Rasulullah (Bandung: al-
Bayan, 1997), 268.
29
Dalam hal ini, jika terjadi benturan antara kewajiban berbakti kepada
kedua orang tua dengan hal-hal yang bersifat mubah. Al-Ghaza>li
mengatakan bahwa siapa yang disibukkan oleh ibadah sunnah dari melakukan
ibadah fardhu, maka ia adalah orang yang tertipu, dan siapa yang disibukkan
oleh kewajibannya dari melakukan amalan sunnah, maka ia adalah orang
yang dimaafkan.28
Maka, perkataanal-Ghaza>li ini menjadi kaidah mendasar
dalam kehidupan manusia untuk menimbang segala persoalan ketika terjadi
benturan atau pertentangan.
Diantara keutamaan melaksanakan adab kepada orang tua adalah
sebagai berikut:
1. Adab kepada orang tua lebih utama dari jihad
Jihad dalam Islam maksudnya adalah memerangi orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, karena telah merobohkan sendi-sendi
ketentraman dan mengganggu ketenangan manusia. Jihad juga bisa berarti
memerangi orang-orang yang menghembuskan fitnah dan provokasi,
adakalanya mereka menyelewang dari ajaran agama atau memberontak
untuk keluar dari jamaah kaum muslimin, mematahkan tongkat
ketaatannya pada pemimpin, atau memerangi orang-orang yang mau
memadamkan cahaya Allah, mengobarkan api permusuhan pada kaum
muslimin dengan mengusir mereka dari tempat tinggalnya29
. Dalam
sebuah riwayat Rasulullah Saw.bersabda:
28 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik anak bersama Nabi: Panduan lengkap
pendidikan anak disertai teladan kehidupan para salaf (Solo: Pustaka Arafah, 2006), 401. 29 Abu Hamida, Super berkah.., 175.
30
ىى نى ىىبنىى هىى يىى م م ى ه ىى ج ىىج ءى:ىق لىى يىى للى ه ىىص لى ل ى هى س مىى ي ىى ي ىىي لىىلج ى:ىف ا؟ى ل م ى:ىق لى,ىنعمى:ق لىى ل ىىففي ىفج يى ) (ىم مىى ل
Artinya: “Dari „Abdulla>h bin „Umar ra. : Seseorang datang kepada
Nabi Saw. dan ia ingin ikut berjihad. Beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih ada?”Orang itu menjawab, “Ya, masih ada”.Beliau berkata, “Berjihadlah dalam mengurus mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).
30
Hadis ini menjelaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua
sama halnya jihad kepada kedua orang tua. Jihad itu dapat diwujudkan
dengan cara mengurus kedua orang tua.
2. Adab kepada orang tua lebih utama dari istri
Wanita sebagai istri adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilakukan oleh seorang wanita. Peran wanita dalam rumah tangga sebagai
istri diantaranya mengurus dalam rumah tangga suaminya dan memenuhi
hak-hak bagi suami. Dalam menjaga keharmonisan rumahtangga, seorang
istri hendaklah mampu menciptakan suasana rumah yang sejuk dan damai.
Seorang istri sebagai pengatur rumahtangga merupakan tugas yang berat.
Oleh karena itu, istri dapat dikatakan sebagai administrator dalam
kehidupan keluarga dan istri juga harus dapat mengatur waktu dan tenaga
secara bijaksana.31
Sabda Rasulullah Saw.:
يى ئش نى ى ه ت ق ل ت لى س ي ى اى يه ه ه ل مى ل ى لم
ق ل ج اى ي ق ى ه ل مى ل ج ى ى ق لى ل مى) م ( لح
30
Terjemahan Sahih Bukhari Muslim IV : hal, 47. 31 M. Zainuri, Potret ideal hubungan suami istri „uqud al-lujjayn dalam disharmonisasi
Artinya: “Dari Anas ra. Seseorang datang kepada Rasulullah Saw.lalu berkata,”Sebenarnya saya ingin sekali ikut berjihad, tetapi saya tidak mampu.” Rasulullah Saw. Bertanya, “Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu masih ada?”Orang itu menjawab, “Ya, ada ibu saya.”Beliau berkata, “Bertaqwalah kepada Allah dalam mengurusnya.Jika kamu melakukan hal itu, maka kamu
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berhaji,
berumrah dan berjihad.Jika ibumu memanggilmu, maka
bertaqwalah kepada Allah dan berbaktilah kepadanya” (HR. Ibn Mardawaih dan al-Baihaqi).
Hadist ini menjelaskan bahwa pahala seorang anak dalam merawat
dan mengurus kedua orang tua sama dengan pahalanya orang yang berhaji,
berumrah dan berjihad. Oleh karena itu, berbakti kepada kedua orang tua
lebih utama dari ibadah haji.
4. Adab kepada orang tua lebih utama dari menziarahi Rasulullah Saw.
Disyariatkan berziarah ke kubur untuk memetik nasehat darinya,
dan agar mengingat akhirat, tetapi dengan syarat tidak mengucapkan
padanya suatu ucapan yang mendatangkan kemurkaan Allah, seperti
meminta kepada penghuni kuburan dan meminta pertolongan selain