BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Mororik Halus 2.1.1 Pengertian Mororik Halus Santrock 2007:216) menyatakan bahwa keterampilan motorik halus anak merupakan keterampilan yang melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus seperti keterampilan tangan. Dikemukakan oleh Mahendra dalam Sumantri (2005:143) mengemukakan bahwa keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot- otot kecil/ halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Menurut Nursalam (2005) perkembangan motorik halus adalah “kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga. Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan kelereng.
24
Embed
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 …eprints.ung.ac.id/6695/5/2013-2-2-86207-153409058-bab2...kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Gerakan motorik halus mempunyai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Hakikat Mororik Halus
2.1.1 Pengertian Mororik Halus
Santrock 2007:216) menyatakan bahwa keterampilan motorik halus anak
merupakan keterampilan yang melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus
seperti keterampilan tangan. Dikemukakan oleh Mahendra dalam Sumantri
(2005:143) mengemukakan bahwa keterampilan motorik halus merupakan
keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-
otot kecil/ halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.
Menurut Nursalam (2005) perkembangan motorik halus adalah
“kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,memerlukan
koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk
mengerjakan suatu objek.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118),
menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan
menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar,
menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Demikianpula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa
motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat.
Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan
ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya
gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting
kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam.
Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik
halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang
cermat serta teliti. (Depdiknas:2007:1)
Menurut Lindya (2008) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot–otot kecil tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.
Menurut Janet (dalam Anggani, 2000: 53 ) motorik halus adalah Gerakan
yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu, yang tidak membutuhkan
tenaga besar yang melibatkan otot besar, tetapi hanya melibatkan sebagian
anggota tubuh yang dikoordinasikan kerja yang seimbang antara mata dengan
tangan atau kaki. Tujuan dari melatih motorik halus adalah untuk melatih anak
agar terampil dan cermat menggunakan jari- jemari dalam kehidupan sehari- hari.
Khususnya pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan.
Hermawan (2004:55) karakteristik dari motorik halus adalah gerakan yang
tidak mengandalkan kekuatan tetapi juga membutuhkan keterampilan. Diakses
tanggal 13-1-2014
Dari pendapat diatas peneliti berpendapat bahwa motorik halus adalah
kegiatan yang terorganisasi antara gerakan tubuh seseorang yang berkembang
dimulai dari bayi yang hanya bisa tergelentang diam hanya bisa menangis sampai
anak bisa mengkordinasikan badanya dan paling utama mengerakan otot-ototnya
terutama otot tangan seperti mengerakan, memegang, sampai anak mengiptakan
ide melalui hasil karya tangan mereka sendiri.
2.1.2 Fungsi Perkembangan Motorik Halus
Menurut Mudjito (2007) mencatat beberapa alasan tentang fungsi
perkembangan motorik halus yaitu: (1) Melalui keterampilan motorik, anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. (2). Melalui keterampilan
motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berdaya) pada bulan-
bulan pertama kehidupannya. (3). Melalui keterampilan motorik, anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Perkembangan Motorik Halus Anak Karakter perkembangan motorik halu
s menurut Mudjito (2007) keterampilan motorik halus yang paling utama adalah:
(a). Pada saat anak usia 3 tahun,kemampuan gerak halus anak blum
berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi. (b) Pada usia 4 tahun,koordinasi
motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya
sudah lebih cepat,bahkan cenderung sempurna. (c) Pada usia 5 tahun,koordinasi
motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan,lengan,dan tubuh bergerak d
bawah koordinasi mata. (d) Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar
bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan
ujung pensil.
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagin
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Gerakan
motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat
menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya. Keadaan ini
sesuai dengan penelitian Mayke (2007) bahwa motorik halus penting karena ini
nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut
seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan
menggambar.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan
pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motorik
kasar anak belajar menggerakan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh,
sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan
koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan
agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi. Semakin baiknya gerakan
motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas,
menyatukan dua lembar kertas,menganyam kertas,tapi tidak semua anak memiliki
kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam
melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan
fisik serta kematangan mental (Sujiono, 2005) dalam metode perkembangan fisik.
2.1.3 Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus
Untuk mengembangkan motorik halus pada anak usia 4-6 tahun di Taman
kanak-kanak agar berkembang secara optimal, maka perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dalam (Depdiknas, 2007: 13), sebagai berikut : (a). Memberikan
kebebasan untuk berekspresi pada anak. (b) Melakukan pengaturan waktu, tempat,
media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak untuk berkreatif. (c).
Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentuksn teknik/cara yang baik
dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media. (d).Menumbuhkan keberanian
anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan
anak. (e) Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf
perkembangannya. (f) Memberikan rasa gembira dan menciptakn suasana yang
menyenangkan pada anak. (g) Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap
pelaksanaan kegiatan.
Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan
motorik halus bagi konstetrasi perkembangan individu, yaitu : (a). Melalui
keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan pemperoleh perasaan
senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan
boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan alat-alat mainan
lainnya. (b) Melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi
helpessness (tidak berbahaya), pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke
kondisi yang indepence (bebas dan tidak bergantung) anak dapat bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya,
kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan self confidence ( rasa percaya
diri). (c) Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah (school adjustment), pada usia pra sekolah (taman kanak-
kanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar,
melukis, baris- berbaris, dan persiapan menulis.
2.1.4 Tujuan Peningkatan Motorik Halus Bagi Anak Usia Dini
Saputra dan Rudyanto (2005:115) menjelaskan tujuan pengembangan
motorik halus anak yaitu: (a).Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti
gerakan jari tangan. (b) Mampu mengkoordinasi kecepatangan tangan dengan
mata. (c) Mampu mengendalikan emosi. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan peningkatan motorik halus ini diantaranya untuk
meningkatkan kemampuan anak agar dapat mengembangkan kemampuan motorik
halus khususnya jari tangan dan optimal kearah yang lebih baik. Dengan anak
mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tanganya kearah yang
lebih baik.
2.2.4 Stimulasi Motorik Halus
Menurut Wtarsono (2009: 12 ), stimulasi motorik halus dapat dilakukan
melalui kegiatan berupa :
(a).Melipat. Ini Untuk bisa melakukan aktivitas ini butuh kesabaran dan
kehalusan diri. Melipat kertas, terlebih sampai membuat sebuah karya, takkan
berhasil atau maksimal hasilnya jika dilakukan tergesa-gesa, tak bisa tenang dan
tak memiliki kehalusan diri. (b) Menggambar dengan krayon. Keseimbangan diri
secara emosional dan psikis bisa dilatih dengan cara menggambar. Aktivitas ini
juga membantu anak untuk melatih mengekpresikan diri. (c) Main lilin.
Permainan ini sangat membantu mengasah kreativitas anak.Selain ketelian dan
kesabaran serta jiwa seni bisa didapat anak lewa permainan ini (d) Finger
painting. Melukis dengan jari melatih mengembangkan imajinasi, memperhalus
koordinasi motorik halus, dan mengasah rasa seni,khususnya seni rupa. (e)
Meronce yang bisa melatih konsentrasiselain melatih ketajaman koordinasi mata
dan tangan. (f) Melukis dengan cat air. Manfaatnya sama dengan melukis
menggunakan krayon. Hanya saja cat air aman digunakan oleh anak usia 4-5. (g)
Tracing mengikuti titik-titik yang berbentuk gambar, huruf dan angka).Kegiatan
ini baik dilakukan oleh anak kelas TK A dan B. Karena kegiatan ini merupakan
pelajaran menulis permulaan sekaligus melatih konsentrasi anak.
2.2.5 Kegiatan Motorik Halus
Menurut Hurlock. (2007), kegiatan motorik halus sebagai berikut:
1).Melipat 2). Menggunting dan menempel 3). Mengetik 4). Menjelujur
5).Membuat gelang dari manik-manik 6). Melukis dengan cat air 7).Finger
painting 8). Menggambar 9). Meronce 10). Menjahit atau semacamnya 11).
Mewarnai dengan krayon atau pensil warna 12). Menganyam kertas atau karton
13). Mosaik kertas 14). Main balok-balok 15). Main dapur-dapuran 16). Main
hewan-hewanan 17). Puzzle 18). Bikin bingkai atau hiasan dari korek api 19).
Bikin batas buku atau kartu dari bungan dan daun kerin 20). Main lego.
Dari pendapat kegiatan motorik halus peneliti menggambil nomor 8 dan11
karena berhubungan dengan penelitian.
2.2 Pengertian Kreativitas.
Dalam melakukan sesuatu seperti menggambar dibutuhkan kreativitas karena
kreativitas mampu membelah batasan dan asumsi dan membuat koneksi pada hal
lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru.
Guilfrod (dalam Munandar 2009:271) menyatakan kreativitas merupakan
kemampuan berfikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam - macam
alternative jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya. Chaplin 1989
(dalam Rachmawati 2005 :15) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
menghasilkan bentuk baru dalam seni. Atau dalam persenian atau dalam
memecahkan masalah dengan metode – metode baru.
Menurut James J.Dallagher (dalam Yeni & Euis 2010 :13) mengatakan
bahwa “ Creativity is a mental pricess by which on individual creates now ideas
and product in fashion that is novel to him or her.” (Kreativitas merupakan
suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
Kreativitas adalah proses timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah
pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia (Santoso,2009).
2.2.1 Ciri -Ciri Kreativitas
Ada beberapa pertimbangan dasar mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak
dini. Selain karena usia prasekolah merupakan usia yang subur untuk
mengembang kankreativitas anak.
Kecenderugan untuk mengenal dunianya, menjajaki lingkungannya,mene
mukan sesuatu yang baru (baru bagi dirinya), membentuk dengan cara yang unik
dan kreatif. Menurut Guilfrod (dalam Munandar 2009:271) mengemukakan ciri-
ciri kreativitas sebagai berikut:1.Kelancaran berfikir (Fluency of thinking) yaitu
kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran
seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berfikir, yang ditekankan adalah
kuantitas dan bukan kualitas. 2. Keluwesan berfikir (Flexibility) yaitu kemampuan
untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan
yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-
beda, mencari cara atau alternative yang berbeda-beda, serta mampu
menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang
kreativ adalah orang yang luwes dalam berfikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berfikir lama dan menggantikannya 3. Elaborati (elaboration),
yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau
memperinci detail-detail suatu objek , gagasan atau situasi sehingga menjadi
menarik. 4. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Ciri-ciri pribadi kreatif anak taman kanak –kanak dapat didapatkan
apabila anak dibimbing dengan benar oleh guru/pembimbingnya. Anak yang
kreatif tidak tidak harus memiliki semua pribadi tersebut diatas, tetapi apabila
dua atau tiga dari ciri tersebut diatas sudah dimiliki anak , maka anak tersebut
sudah termasuk kreatif.
Guilfrod (dalam Munandar 2009:271) menyatakan kreativitas merupakan
kemampuan berfikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam
alternative jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya.
Menurut Chaplin (dalam Rachmawati 2005 :15) mengatakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni. Atau dalam
persenian atau dalam memecahkan masalah dengan metode-metode baru.
2.2.2 Pengertian Menggambar
Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia
dini (Taman Kanak – Kanak ) Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk
dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya
tumbuh berkembang dengan seimbang. Seperti yang diungkapkan oleh Indrati
(2005 :4) bahwa dengan menggambar anak bisa mengeluarkan ekspresi dan
imajinasinya tanpa batas. Pada proses inilah anak dapat mengembangkan
gagasan, menyalurkan emosinya, menumbuhkan minat seni dan kreativitasnya.
Visualisasi tindakan kreativitas mampu terungkap dalam karya seni atau
hasil dari imajinasi yang dimiliki anak. Pengalaman atau peristiwa yang dialami
anak tersebut , dirasa dan diolah dalam bentuk imajinasi sebagai langkah awal
tindak kreatif (belum direalisasikan ). Sesuai dengan pendapat Rohidi
(2000:120) bahwa dunia seni adalah dunia imajinasi , maka sudah pada
tempatnyalah apabila anak menceritakan imajinasinya itu kedalam bentuk suatu
karya seni yaitu dengan menggambar.
Gambar adalah sebuah kenyataan dan pikiran-pikiran anak, pada momen
tertentu, mendorongya untuk menggambar. Menggambar ambaran juga
merupakan sebuah hadiah berharga yang diberikan anak kepada orang-orang yang
disayanginya. (Dikutip Davido R 2012: 1)
Menggambar bagi anak adalah bentuk dari hasil pengalaman ekspresi dan
imajinasinya yang kreatif. Dalam menggambar bentuk ekspresi emosional adalah
ungkapan kebebasan dan demokrasi berfikir, berkreasi, dan bertindak positif.
Lebih mengutamakan kepentingan ungkapan fungsi jiwa yang menekankan pada
proses kegiatan untuk mengembangkan kepribadian. Menggambar adalah
kegiatan – kegiatn membentuk imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan
tehnik dan alat.bisa pula menggambar mempunyai arti membuat tanda-tanda
tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (Wikipedia
Indonesia :2009)
Melalui menggambar anak dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan
fisiknya (gerakan tangan ) sehingga begitu banyak manfaat dari menggambar.
Secara leluasa anak dapat memilih media yang akan dipakai ,sehingga melalui
menggambar mereka mempunyai kesempatan bereksplorasi terhadap media
tersebut. Secara visual anak dapat mengkomunikasikan permainan dan cerita yang
dibangun melalui ekspresi, imajinasi dan kreasinya sehingga bentuk-bentuk
gambar mereka sebenarnya adalah symbol yang dimaknai sebagi bentuk gagasan
yang imajinatif dan kreatif. Yang secara kognitif membutuhkan binaan. Melalui
menggambar anak dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya, karena
untuk anak TK, gambar adalah bentuk komunikasi yang divisualkan.