5 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pola Asuh Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang memiliki kepribadian yang baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang baik pula. Orang tua adalah pembentuk kepribadian anak yang pertama kali, karena orang tua merupakan teladan bagi anak-anaknya. Menurut Zakiyah Daradjat kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk kedalam pribadi anak mereka yang sedang tumbuh. (Zakiyah Daradjat, 2003:56). Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (stuktur) yang tetap. (kamus besar bahasa indonesia, 2000:54). Sedangkan kata asuh adalah menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing, dan memimpin satu badan atau lembaga. Menurut Danny I. Yatim-Irwanto, pola asuh adalah pendidikan, sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Jadi, pola asuh orang tua adalah suatu interaksi antara orang tua dan anak, dimana orang tua bermaksud untuk memberikan rangsangan kepada anaknya dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang di anggap 5
22
Embed
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pola Asuheprints.ung.ac.id/5697/9/2013-1-86207-153409170-bab2...tua adalah pembentuk kepribadian anak yang pertama kali, karena orang tua ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pola Asuh
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang memiliki
kepribadian yang baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang baik pula. Orang
tua adalah pembentuk kepribadian anak yang pertama kali, karena orang tua
merupakan teladan bagi anak-anaknya. Menurut Zakiyah Daradjat kepribadian orang
tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak
langsung akan masuk kedalam pribadi anak mereka yang sedang tumbuh. (Zakiyah
Daradjat, 2003:56).
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (stuktur) yang
tetap. (kamus besar bahasa indonesia, 2000:54). Sedangkan kata asuh adalah menjaga
(merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing, dan memimpin satu badan atau
lembaga. Menurut Danny I. Yatim-Irwanto, pola asuh adalah pendidikan, sedangkan
pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap jasmani dan rohani
anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Jadi, pola asuh orang tua adalah suatu interaksi antara orang tua dan anak,
dimana orang tua bermaksud untuk memberikan rangsangan kepada anaknya dengan
tujuan untuk mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang di anggap
5
6
tepat oleh orang tua agar anak menjadi mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat
dan optimal.
2.2 Hakikat Pola Asuh Permisif
2.2.1 Pengertian Pola Asuh Permisif
Permisif adalah suatu bentuk pola asuh orang tua dimana didalamnya terdapat
aspek-aspek kontrol yang sangat longgar terhadap anak, hukuman dan hadiah tidak
pernah diberikan, semua keputusan diserahkan kepada anak, orang tua bersikap masa
bodoh dan pendidikan bersifat bebas (Hurlock 1993:125).
Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola perilaku orang tua dalam
berinteraksi dengan anak, yang membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin
dilakukan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini tidak menggunakan aturan-aturan
yang ketat bahkan bimbinganpun kuran gdiberikan, sehingga tidak ada pengendalian
atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak
diijinkan untuk memberikan keputusan untuk dirinya sendiri, tanpa pertimbangan
orang tua dan berperilaku menurut apa yang diinginkannya tanpa ada kontrol dari
orang tua.
Karena kurang adanya arahan, baik yang berlaku dalam lingkungan keluarga
maupun di lingkungan sosial, meskipun sengaja melanggar peraturan, tidak
diberlakukan hukuman dan juga tidak ada hadiah bagi yang berperilaku sosial dengan
baik. Jadi orang tua membiarkan anak berbuat dengan sesuka hati dengan sedikit
kekangan, memanjakan dan memenuhi kehendaknya agar mereka senang. Remaja
7
dengan orang tua permisif cenderung seenaknya sendiri, kurang bertanggung jawab,
manja dan kurang berfikir dalam bertindak karena remaja tidak diberi bimbingan dan
arahan oleh orang tua untuk berperilaku yang baik.
Dalam pola asuh ini orangtua bersifat permisif (serba membolehkan), tidak
mengendalikan, kurang menuntut. Mereka tidak terorganisasi dengan baik atau tidak
efektif dalam menjalankan rumah tangga, lemah dalam mendisiplinkan dan mengajar
anak-anak, hanya menuntut sedikit dewasa dan hanya member sedikit perhatian
dalam melatih kemandirian dan kepercayaan diri. Orang tua dengan pola asuh
permisif dibiarkan mengatur tingkah laku mereka sendiri dan membuat keputusan
sendiri.
Hurlock (1999:94) pola asuh permisif tidak menggunakan aturan-aturan ketat
bahkan bimbinganpun jarang sekali di berikan sehingga tidak ada pengendalian dan
pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak
diijinkan membuat keputusan untuk dirinya sendiri tanpa pertimbangan orang tua dan
boleh berperilaku menurut apa yang diinginkan tanpa ada kontrol dari orangtua.
2.2.2 Aspek-Aspek Pola Asuh Permisif
Menurut Baumrind (mussen 2004:399), secara garis besar pola asuh orang tua
terdiri dari empat aspek, antara lain :
a. Kontrol
b. Hukuman dan Hadiah
c. Dominasi
8
d. Komunikasi
Empat aspek tersebut terdap dalam semua jenis pola asuh, termasuk dalam
pola asuh permisif hanya saja kadarnya yang berbeda. Proboningrum (2001:23)
bahwa aspek-aspek dari salah satu jenis pola asuh, yaitu pola asuh permisif orangtua,
antara lain :
a. Orang tua bersifat toleren terhadap anak
Orang tua tidak peduli dengan tindakan anak yaitu dengan tidak ada batasan atau
peraturan-peraturan tertentu dalam keluarga.
b. Hukuman atau hadiah tidak pernah diberikan
Tidak ada tindakan dari orang tua terhadap sikap anak baik yang bersifat positif
maupun negative, yang berupa hadiah atau hukuman.
c. Komunikasi hampir tidak ada
Orang tua dan anak jarang sekali terjalin komunikasi yang melibatkan kedua
belah pihak yang aktif.
d. Semua keputusan di serahkan kepada anak
Kebebasan di berikan kepada anak sepenuhnya dalma pengambilan keputusan
tanpa memperhatikan kebutuhannya.
e. Kontrol terhadap anak longgar
Tindakan orang tua yang tidak peduli dengan semua tindakan anak atau sikap
anak.
9
2.2.3 Bentuk-Bentuk Pola Asuh
Menurut Baumrind (dalam Atfimas, 2012:Online) berdasarkan teorinya
mengemukakan bahwa ada tiga macam bentuk pola asuh antara lain:
a. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif tidak memberikan struktur dan batasan-batasan yang tepat
bagi anak-anak mereka. Santrock (2003:80) menggambarkan 2 jenis orang tua
yang permisif antara lain:
1. Orang tua permisif lunak atau memanjakan
Pola asuh permisif memanjakan adalah suatu pola dimana orang tua sangat
terlibat dengan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan
mereka. Orang tua dengan tipe ini cenderung mempercayai bahwa ekspresi
bebas dari keinginan hati dan harapan sangatlah penting bagi perkembangan
psikologis.
2. Orang tua yang lepas tangan atau tidak peduli
Gaya pengasuhan permisif tidak peduli adalah suatu pola dimana orang tua
sangat tidak ikut campai dalam kehidupan anak (Santrock, 2003:186). Jadi
pola asuh permisif secara keseluruhan ditandai dengan keadaan orang tua
yang tidak mengendalikan anak, tidak memberikan hukuman pada kesalahan
anak dan tidak memberikan perhatian dalam melatih kemandirian dan
kepercayaan diri anak.
10
b. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis mendorong anak untuk bebas tetapi tetap memberikan
batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal
timbal balik bisa berlangsung dengan bebar, dan orang tua bersikap hangat dan
bersikap membesarkan hati remaja. Orang tua yang bisa diandalkan
menyeimbangkan kasih sayang dan dukungan emosional dengan struktur dan
bimbingan dalam membesarkan anak-anak mereka. Dan orang tua dengan tipe
ini mereka membiarkan anak-anak mereka menentukan kepuasan sendiri dan
mendorong mereka untuk membangung kepribadian dan juga minat mereka
sendiri (Edwards, 2006:73). Intinya pola asuh ini memberikan banyak tanggung
jawab. Jadi, pola asuh demokratis mendorong anak untuk bebas tetapi tetap
memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan anak.
c. Pola Asuh Otoriter
Edwards (2006:80) menambahkan bahwa pola asuh otoriter adalah gaya yang
membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak anak untuk mengikuti
petunjuk orang tua. Orang tua yang bersifat autoritarian membuat batasan dan
kendali yang tegas terhadap anak dan hanya melakukan sedikit komunikasi
verbal. Pola asuh otoriter cenderung untuk menentukan peraturan tanpa
berdiskusi dengan anak-anak mereka terlebih dahulu. Mereka tidak
mempertimbangkan harapan-harapan dan kehendak hati anak-anak mereka.
Orang tua otoriter menuntut keteraturan, sikap yang sesuai dengan ketentuan
masyarakat dan menekankan kepatuhan kepada otoritas. Orang tua otoriter tidak
11
selalu bersikap dingin dan tidak responsif, tetapi mereka lebih banyak menuntut
dan bersikap penuh amarah serta kurang bersikap positif dan kurang bisa
memperlihatkan sikap mencintai anak-anak mereka.
2.2.4 Dampak Pengaruh Pola Asuh terhadap Anak
Dalam pembinaan atau pola asuh terhadap anak mempunyai pengaruh
terhadap kepribadian perkembangan anak baik dari pola pikir ataupun perilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Dwi Purwa (2013:Online) dampak dari pola asuh
terhadap anak yaitu:
1. Pengaruh Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsif,
agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang
secara sosial dan kurang percaya diri.
2. Pengaruh Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri,
dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya,
mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan
kooperatif terhadap orang lain.
3. Pengaruh Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam,
tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma,
12
berkepribadian lemah, cemas dan terkesan menarik diri.