9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat dimainkan secara tunggal dan ganda. Permainan ini dimainkan dengan bola kecil dengan cara antara pemain saling memukul bola sampai melewati net. Permainan tenis lapangan dimainkan diatas lantai yang rata dan lapangan berbentuk persegi panjang, lapangan terbagi antara dua tiang yang terbentang net. Masing-masing pemain yang menempati separuh lapangan saling menyeberang net. Dalam suatu permainan tenis lapangan, pemain-pemain harus mempertahankan skor mereka sendiri dan mengembalikan pukulan-pukulan lawan di dalam maupun garis batas lapangan. Tujuan dari masing-masing pemain adalah berusaha memukul bola melalui atas net sampai akhirnya salah seorang pemain gagal mengembalikan bola kedaerah lapangan lawan, sehingga akan menghasilkan point, dan memenangkan suatu pertandingan, faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi tenis lapangan perlu dilatih dan ditingkatkan lebih intensif. Salah satu faktor yang harus dilatih untuk mencapai kemampuan bermain tenis lapangan adalah dengan menguasai teknik dasar pukulan. Adapun jenis-jenis pukulan tenis lapangan terdiridari: groundstroke, servis, volleys, dan overheadstroke atau smash. Menurut Jim Brown (2001: 31) “Sedikitnya setengah dari seluruh pukulan tenis adalah forehand. Karena anda akan melakukan ribuan pukulan forehand dan karena pukulan ini dapat menjadi senjata simpanan yang bermanfaat bagi anda, maka pukulan ini sangat penting” agar mampu bermain tenis lapangan dengan baik. Teknik dasar pukulan groundstroke forehand tenis lapangan tersebut dapat dikuasai melalui latihan secara sistematis dan kontinyu. a. Dasar-Dasar Bermain Tenis Lapangan 1) Permainan Tunggal Disebut permainan tunggal (single) karena di dalam lapangan terdapat permainan yaitu antara satu pemain melawan satu pemain. Gambar di bawah pemain
55
Embed
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Tenis ... · Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat dimainkan ... Gambar di bawah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Tenis Lapangan
Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat dimainkan
secara tunggal dan ganda. Permainan ini dimainkan dengan bola kecil dengan cara
antara pemain saling memukul bola sampai melewati net. Permainan tenis lapangan
dimainkan diatas lantai yang rata dan lapangan berbentuk persegi panjang, lapangan
terbagi antara dua tiang yang terbentang net. Masing-masing pemain yang menempati
separuh lapangan saling menyeberang net.
Dalam suatu permainan tenis lapangan, pemain-pemain harus mempertahankan
skor mereka sendiri dan mengembalikan pukulan-pukulan lawan di dalam maupun garis
batas lapangan. Tujuan dari masing-masing pemain adalah berusaha memukul bola
melalui atas net sampai akhirnya salah seorang pemain gagal mengembalikan bola
kedaerah lapangan lawan, sehingga akan menghasilkan point, dan memenangkan suatu
pertandingan, faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi tenis lapangan perlu
dilatih dan ditingkatkan lebih intensif. Salah satu faktor yang harus dilatih untuk
mencapai kemampuan bermain tenis lapangan adalah dengan menguasai teknik dasar
pukulan. Adapun jenis-jenis pukulan tenis lapangan terdiridari: groundstroke, servis,
volleys, dan overheadstroke atau smash.
Menurut Jim Brown (2001: 31) “Sedikitnya setengah dari seluruh pukulan tenis
adalah forehand. Karena anda akan melakukan ribuan pukulan forehand dan karena
pukulan ini dapat menjadi senjata simpanan yang bermanfaat bagi anda, maka pukulan
ini sangat penting” agar mampu bermain tenis lapangan dengan baik. Teknik dasar
pukulan groundstroke forehand tenis lapangan tersebut dapat dikuasai melalui latihan
secara sistematis dan kontinyu.
a. Dasar-Dasar Bermain Tenis Lapangan
1) Permainan Tunggal
Disebut permainan tunggal (single) karena di dalam lapangan terdapat
permainan yaitu antara satu pemain melawan satu pemain. Gambar di bawah pemain
10
sedang dalam permainan, untuk memulai permainan salah seorang pemain harus
melakukan pukulan pada bola yang biasa disebut dengan servis.
Gambar 2.1 Ilustrasi Permainan Tunggal
Sumber: Katie Marsico and Cecilia Minden, 2009: 7
Pemberi servis selalu memukul bola dari salah satu daerah di belakang “garis
belakang” (base line) dengan pukulan menyilang ke daerah servis yang berlawanan
dengannya. Daerah servis selalu berganti setiap terjadi pergantian angka dan setiap kali
servis pertama dimulai dari sebelah kanan. Pada gambar pemain melakukan servis dari
belakang sebelah kanan kemudian bola diarahkan ke daerah servis sebelah kanan
pemain pemain lawan demikian maka bola dikatakan dalam permainan.
Dalam menerima servis, pemain lawan harus menunggu bola memantul lebih
dahulu sebelum mengembalikan bola ke lapangan permainan. Kemudian setelah bola
dipukul sesama pemain saling memukul bola kembali sehinga bola mendarat ke dalam
daerah lapangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa permainan tenis adalah
memukul bola bolak balik melalui atas net sampai akhirnya seorang pemain gagal
mengembalikan bola ke daerah lapangan lawan.
2) Permainan Ganda
Permainan ganda biasa disebut dengan bermain berpasangan, di dalam lapangan
terdapat permainan yaitu antara dua orang pemain melawan dua orang pemain. Seorang
pemain dari salah satu pasangan melakukan servis dan salah seorang dari pasangan
yang lain menerima servis, kemudian permainan dilanjutkan seperti pada permainan
tunggal. Bola dimainkan bolak-balik melalui atas net sampai salah satu pasangan gagal
mengembalikan bola ke daerah lapangan lawan.
11
Gambar 2.2 Ilustrasi Permainan Ganda
Sumber: Katie Marsico and Cecilia Minden, 2009: 9
b. Pegangan Raket (Grip)
Pegangan raket sangat penting dalam permainan tenis, hal ini akan
mempengaruhi gaya permainan dari tenis itu sendiri. Pegangan raket Groundstroke
Forehand Tenis Lapangan ada 3 macam yaitu: 1) Eastrern Forehand Grip, 2) Semi
Western Forehand Grip, dan 3) Western Forehand Grip. (Rob Antoun, 2013: 25).
1) Eastrern Forehand Grip
Grip yang paling sering digunakan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut
sebagai “pegangan berjabat tangan”, yaitu dengan memulai pegangan dari leher raket,
yang seperti menjabat tangan, lalu turun ujung gagang raket. Posisi dari pangkal
telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri
(untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik, itu
flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali untuk bagi pemain yang sering
mengandalkan pemain volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat
menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini
sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola top spin yang bersifat parabolik.
12
Gambar 2.3 Eastern Forehand Grip
Sumber: Rob Antoun, 2013: 25
2) Semi Western Forehand Grip
Semi Western Forehand Grip adalah grip yang paling banyak dipakai oleh
pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner, grip ini
berawal dari grip eastern kemudian tangan diputar searah jarum jam. Keunggulan dari
grip ini adalah dapat memukul spin dengan baik sehinga kemungkinan bola untuk
melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai
untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk pemukul slice. Minus dari grip
ini adalah kesulitan untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan
flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court).
Gambar 2.4 Semi Western Forehand Grip
Sumber: Rob Antoun, 2013: 25
13
3) Western Forehand Grip
Grip ini digunakan terutama untuk memproduksi pukulan top spin. Pemain
spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini. Banyak
pemain modern saat ini. Grip ini biasa disebut sebagai pegangan wajan karena cara
memegang raket ini seperti saat kita menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi
bawah gagang raket, atau memulai dari posisi semi western kemudian bergeser satu ke
sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan
top spin. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun
menurut garis parabolik. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi
bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari
grip jenis ini adalah tidak biasa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan
juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan
cepat seperti rumput (grass) dan semen (hard court).
Gambar 2.5 Western forehand Grip
Sumber: Rob Antoun, 2013: 25
c. Jenis-Jenis Putaran Bola
Perrmainan tenis terdapat berbagai macam putaran-putaran bola yang dihasilkan
dari berbagai macam pukulan, setiap jenis putaran bola memiliki karakteristik tinggi-
rendah, cepat-lambat, serta jauh-dekatnya pantulan. Prinsip gerak untuk
menghasilkan jenis putaran bola penting untuk diketahui dan diajarkan kepada pemain,
sehingga pemain mampu melakukan pukulan yang menghasilkan jenis putaran
tertentu, baik untuk menyerang maupun bertahan. Seperti yang dikemukakan Vic
14
Braden dan Bill Burn (1998: 25) “Setiap kali bola dipukul, beberapa putaran atau rotasi
bola dihasilkan. Tidak ada yang namanya groundstroke yang sangat datar atau
melayang. Sebuah bola yang melengkung menghasilkan kantung udara dan gesekan
udara yang membuat bola melakukan hal-hal tertentu”.
Macam putaran bola terdapat empat variasi utama yaitu 1) putaran ke atas (top
spin), 2) putaran ke belakang atau kebawah (under spin) 3) Putaran kesamping
(sidespin atau slice), dan 4) Spin servis. Vic Braden dan Bill Burn (1998: 25).
Keempat jenis putaran tersebut, selain untuk menghasilkan beberapa macam pukulan
diperlukan cara berbeda-beda untuk menghasilkan jenis putaran bola yang satu dengan
jenis putaran bola yang lain. Adapun perbedaan jenis putaran bola terletak pada posisi
tinggi rendahnya kepala raket terhadap bola pada saat memukul (impact).
1) Putaran ke Atas (Top spin)
Jenis Putaran ini mengacu pada bola yang berputar dari rendah ke tinggi pada
sumbu vertikal. (Bayangkan sebuah titik di sisi depan bola yang bergerak kedepan dan
ke arah lawan, atau sebuah titik di sisi belakang yang bergerak rendah ke tinggi)
karakteristik topspin gaya ke bawah, sehingga jalur bola pada umumnya akan
menyerupai busur pelangi (Vic Braden dan Bill Burns, 1998: 26).
Putaran topspin menghasilkan pantulan bola yang lebih rendah dari normal,
jatuhnya lebih cepat, dan menggulir lebih jauh (Broer, 1960: 62-65). Jenis putaran
topspin menyulitkan lawan dalam mengantisipasi jarak pantulan bola, terutama bila
bola jatuh pada daerah belakang antara garis servis (serviceline) dan garis belakang
(baseline). Hal tersebut dikarenakan pemukulan berdiri pada posisi yang sulit (out
position), setelah melakukan pukulan pada bola.
Gambar 2.6 Lintasan Bola Top Spin
Sumber: Rolf Flichbeil, 2006: 52
15
2) Putaran ke Bawah/ ke Belakang (Backspin / Underspin)
Jenis putaran ini dilihat darititik tengah horisontal, jalur lintasan bola menurun
dari atas kedepan bawah. Underspin atau chip merujuk pada sebuah bola dimana titik
imajiner pada sisi belakang dari titik tinggi ke rendah berputar underspin menimbulkan
gaya ke atas tetapi karena tarikan gravitasi begitu besar sehingga bola bergerak pada
bidang garis lurus (Vic Braden dan Bill Bruns,1998: 26). Pukulan Backspin dilakukan
dengan cara raket diayunkan ke belakang kira-kira setinggi bahu diteruskan dengan
mengayunkan raket ke depan bawah, di akhiri gerak lanjutan dengan posisi bidang
kepala raket berada di depan lutut kaki kanan. Sesaat sebelum memukul bola posisi
bidang kepala raket berada di atas bola, bidang kepala raket tetap lurus selama gerakan
mengayun ke depan bawah, sehingga membentuk garis miring yang lurus dari atas
kebawah. Pengertian umum, jenis putaran back spin disebut juga jenis pukulan slice
atau mengiris.
Banyak kelemahan pukulan backspin antara lain mudah diantisipasi lawan
karena pantulan yang dihasilkan tinggi dan bola lebih lama di udara, sehingga
memudahkan lawan untuk mempersiapkan pukulan yang terarah. Pada permainan
ganda, jenis pukulan backspin memudahkan lawan untuk menyerobot bola dengan
teknik voli. Jenis pukulan back spin lebih mudah dilakukan, bahkan dapat dikatakan
tanpa mempelajaripun pemain dapat melakukannya secara naluriah. Oleh karena jenis
pukulan ini kurang menguntungkan dan kurang baik, maka tidak perlu diajarkan kepada
petenis pemula. Apabila jenis pukulan backspin menjadi pukulan kebiasaan dan
andalan, maka sulit bagi para pemain untuk mengembangkan teknik-teknik yang benar.
Gambar 2.7 Lintasan Bola Backspin / Underspin
Sumber: Rolf Flichbeil, 2006: 52
16
3) Putaran ke Samping (Sidespin atau Slice)
Sidespin atau slice mengacu pada sebuah bola yang berputar pada bidang
horizontal. Karakteristik Sidespin yaitu arah bola yang membentuk kurva kekiri atau
kanan seorang lawan. Putaran bola ini kebanyakan digunakan untuk memberikan
perlawanan rally pada lawan (Vic Braden dan Bill Bruns, 1998: 26)
Gambar 2.8 Lintasan Sidespin
Sumber: Rolf Flichbeil, 2006: 52
4) Spin Servis.
Pada putaran ini biasanya digunakan pada saat melakukan pukulan servis, servis
spin perkenaan bola berada ditengah antara vertical penuh (topspin) dan horizontal spin
yaitu dengan sudut 45 derajat dengan kepala raket setelah impact dengan bola dengan
melakukan gerak lanjut (followthrough) ke samping kiri badan.
d. Gerak Anatomi Tubuh Dalam Tenis Lapangan
Anatomi tenis dapat memberikan dalam proses latihan untuk meningkatkan
perminan tenis, beberapa praktik multiotot dan persendian, seperti menggunakan
panggul, lutut dan pergelangan kaki. Praktik lainya adalah single-joint, seperti
menaikan betis, yang hanya menggunakan gerakan pergelangan kaki. Semua latihan
tersebut sangat berguna untuk menghindari cedera dan ketahanan selama permainan.
Sama pentingnya dengan mendapatkan kebugaran selama bermain tenis dan bermain
tenis untuk kebugaran. Materi pemahaman anatomi tenis akan membantu menyiapkan
untuk bermain pada permainan tenis tingkat yang selanjutnya.
Perubahan yang paling baik dalam dunia tenis sepertinya telah terjadi karena
perubahan teknologi pada raket. Raket dibuat dari berbagai macam bahan yanglebih
lebar dan keras, di padu dengan titik-titik manis yang lebih besar. Hal ini telah
menyebabkan dampak yang luar biasa pada tenis dimanapun lebih dari groundstroke.
Raket dengan permukaan senar yang lebih besar berguna dan memudahkan
17
mengayunkannya untuk menciptkan pukulan yang kuat. Karena perubahan tersebut,
ayunan forehand dan backhand juga berbuah. Panjang, mengikuti ayunan dan
mengikuti arah target yang telah memberikan cara, ayunan rotasi yang berakhir
melewati tubuh di berbagai posisi tergantung tipe pukulanya. Pola ayunan ini
memudahkan pemain untuk memukul bola dari posisi open stance, terkadang ketika
memukul dengan pukulan forehand tetapi kadang juga saat two handed backhand.
Komponen rotasi ini biasa memindahkan sejumlah tekanan pada tubuh bagian tengah.
Oleh karenanya, praktik menyiapkan tubuh sangatlah penting.
Banyak gerakan otot pada tubuh bagian bawah sama semua pada pukulan tenis.
Ada hubungan antara gerak eksentrik (pemanjangan) dan konsetntrik (pemendekan)
yang memudahkan tubuh untuk menyimpan dan melepaskan energi tergantung pada
tahap masing-masing pukulan E. Paul Roeter & Mark S. Konvacs (2011: 7). Sebagai
tambahan, masing-masing pukulan memerlukan rotasi tubuh, begitu juga dengan
groundstrokes, servis, overheads, dan voli. Pukulan groundstroke, serves, dan overhead
membedakan dari pukulan one-and-two handed backhand yang otot tubuh bagian
atasnya diaktifkan pada posisi yang berlawanan. Otot-otot bagian punggung atas dan
belakang gerakan bahu konsentris (memperpendek) dalam fase eksentrik (memanjang)
pada gerkan gera lanjut. Otot-otot dada dan depan bahu pertama kontraksi eksentrik
selama backswing dan kemudian konsentris ketika mengayunkan raket ke depan.
Saat memukul groundstroke forehand masing-masing komposisi tubuh
memerlukan mekanisme tubuh bagian atas dan bawah yan berbeda, meskipun ketiga
posisi menggunakan kombinasi daya dorong siku dan linier untuk menciptakan tenaga
pukulan. Daya dorong linier dihasilkan dari keduanya: masa dan percepatan dan dapat
dihasilkan dari kedua arah vertikal dan horizontal. Daya dorong siku mengacu pada
komponen perputaran dari pukulan dan perhitungkan keduanya daya dorong inersia
sumbu (teristen terhadap rotasi sumbu tersebut) dan daya dorong kecepatan sudut
sumbu. Kedua daya dorong linier dan siku adalah dasar dasar pada beberhasilan dengan
tenaga forehand. Sejumlah daya dorong linier yang dihasilkan mempengaruhi besarya
jumlah kekuatan yang kekuatan yang dihasilkan disetiap bagian tubuh.
Posisi berdiri dengan kaki terbuka tangan didepan menghasilkan rotasi tubuh
yang baik secara total dan memerlukan banyak kekuatan dan fleksibilitas diseluruhkan
tubuh bagian tengah dan bawah dari pada posisi berdiri kaki kotak atau berdiri dekat
18
dengan tangan di depan. Pada berdiri kaki kotak atau berdiri dekat dengan didepan
memerlukan rotasi lebih sedikit pada tubuh bagian tengah, dan kontak bola dibuat
didepan pemain dan dekat dengan net ini hal yang paling penting untuk memahami
bahwa masing-masing posisi berdiri adalah situasi tertentu.
Gambar 2.9 Anatomi Tubuh Gerakan Groundstroke forehand
Sumber: E. Paul Roeter & Mark S. Konvacs, 2011: 7
e. Gerak Tubuh (Biomekanika) Dalam Tenis Lapangan
Biomekanika adalah ilmu tentang gaya gerak tubuh. Dalam menentukan pola
pergerakan yang paling efektif dalam menghasilkan pukulan (stroke), seorang ahli
biomekanika tenis dapatlah kemudian menganalisis efisiensi gerakan seorang pemain
dan mencoba untuk menentukan apakah pemain itu dapat bergerak lebih efektif lagi.
Teknik yang optimal dapat didefinisikan sebagai gerakan yang paling efektif sebagai
kombinasi antara tenaga dan kontrol baik di dalam pukulan (stroke) maupun teknik
gerakan sehingga meminimalisasikan risiko cedera.
Menurut Miguel Crespo dan Dave Miley (1998: 56) bahwa gerak tubuh
(biomekanika) di dalam tenis lapangan dengan prinsip-prinsip utama dari biomekanika
tenis dapat dengan mudah dihafal dengan singkatan (BIOMEC) yang kepanjangannya
adalah sebagai berikut:
1) Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan adalah kemampuan untuk menjaga equilibrium (keadaan
kesetimbangan) baik secara dinamis maupun statis. Miguel Crespo dan Dave Miley
19
(1998: 56) menerangkan bahwa “sebagaimana tenis diketahui sebagai olahraga yang
selalu gerak, maka dibutuhkan keseimbangan yang dinamis”.
Sangat penting bagi pelatih untuk mengamati apakah pemain menjaga
straightline suatu garis lurus/ verticalaxis (porosvertikal) dari kepala sampai ketanah
yang memungkinkan perpindahan momentum linear ataupun angular. Ketika seorang
pemain top meskipun pada situasi yang sulit sekalipun, mereka menjaga agar kepala
dan tubuh bagian atas stabil dengan maksud dapat memberi pukulan yang efektif.
2) Inersia (Kelembaman)
Hukum dari kelembaman menyatakan “tubuh akan tetap diam atau bergerak
sampai diberi tenaga yang menggerakkan dari luar”. Dengan kata lain inersia adalah
ketahanan tubuh untuk bergerak atau untuk berhenti bergerak. Bagaimana seorang
pemain tenis bergerak cepat dari posisi diam, memperlambat gerakan, dan kemudian
mengubah arah gerak dengan serta merta. Manakala pada saat posisi siap, tubuh dan
raket pasti tidak bergerak, oleh karenanya, mempunyai beberapa inersia yang diam.
Manakala bereaksi terhadap pukulan lawan, harus mengubah inersia diam dengan
menggunakan gaya gravitasi dan dengan gaya yang cukup menolak tanah untuk dapat
bergerak melalui kontaksi otot yang ada di kaki (Miguel Crespo dan Dave Miley,1998:
56). Saat kita membuat pukulan dengan tekukan lengan sedikit saja maka lebih sedikit
momentinersia yang dibutuhkan dari pada kita memukul dengan lengan yang lurus.
Lebih sedikit gerak putar dan lebih cepatlah kepala raket.
3) Oppositeforce (Daya Berlawanan)
Kita mengetahui teknik gerakan dan pukulan dari kaki yang bergerak menolak
tanah. “Pada setiap aksi terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan”. Tanah
kemudian memberi tolakan seimbang dengan tolakan yang
dilakukan oleh pemain yang menolakkan kakinya. Reaksi tanah memberikan daya
dorong untuk aksi pertama eksplosif. Sebagai contoh, sewaktu Becker memulai gerak
servis, pertama kali dia mendorong tanah (dengan menekukkan lututnya) dan aksi ini
memberikan daya untuk servisnya yang penuh tenaga.
4) Momentum (Momentum)
Momentum adalah gaya yang dihasilkan oleh tubuh, atau lebih tepatnya mass
xVelocity. Ada dua tipe momentum:
- Linear, sebagai contoh momentum di dalam garis lurus.
20
- Angular, sebagai contoh momentum di dalam gerak sirkular (putar).
Miguel Crespo dan Dave Miley (1998:56) menerangkan bahwa “Momentum
linear secara simple mentransfer berat tubuh ke depan menuju arah memukul (sebagai
contoh backhand Graff), sementara momentum angular dihasilkan dari rotasi tubuh
yang terjadi pada pinggul dan batang tubuh (sebagai contoh forehand Agassi)”.
5) Elastic Energy (energi elastis)
Energi elastic adalah energi yang tersimpan didalam otot dan tendon sebagai
hasil dari otot yang merenggang. Pemain ketika mempersiapkan untuk memukul bola,
mereka akan mengarahkan lengan mereka hamper tegak lurus kebagian belakang badan.
Ini dikenal sebagai backswing. Sebagai contoh, ketika Edberg mengoper langkah
setelah servis dan mendekat ke net dia menyimpan energi dikakinya, sehingga ketika
mendarat dia dapat menggunakan langkah pertama yang eksplosif terhadap bola.
Pemain modern juga menggunakan prinsip ini untuk ‘mengisi’ (pra renggang) dalam
tahap persiapan dari servis dan hentakan ke tanah yang membantu untuk menghasilkan
tenaga yang lebih besar. (Miguel Crespo dan Dave Miley, 1998: 57).
6) Coordination Chain (Rantai Koordinasi)
Koordinasi sering melibatkan bagian-bagian dari tubuh yang bertindak sebagai
suatu satu sistem rangkaian rantai dimana daya yang dihasilkan oleh satu rangkaian,
atau bagian tubuh, diteruskan untuk ke rangkaian-rangkain yang lainnya.
2. Biomotor
Biomotor adalah kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi oleh kondisi
sistem organ dalam. Sistem organ dalam yang dimaksud yaitu: sistem neuromuscular,
pernapasan, peredaran darah, sistem energi, tulang, dan persendian. Menurut
Sukadiyanto (2010) komponen biomotor dipengaruhi oleh kebugaran energi dan
kebugaran otot. Kebugaran energi (energy fitness) diantaranya kapasitas aerobik dan
anaerobik. Sedangkan kebugaran otot (muscular fitness) diantaranya: kekuatan,
ketahanan, kecepatan, daya ledak atau power, fleksibilitas.
Antara bimotor/ fisik dan psikomotor sebenarnya tidak dapat dipisahkan,
melainkan hanya dapat dibedakan karena keduanya selalu berfungsi secara bersama-
sama. Secara konseptual keduanya saling berbeda. Domain fisik berkenaan dengan
kapasitas kerja fisik atau kemampuan biomotor (biomotor ability), sedangkan domain
21
psikomotor berkenaan dengan kapasitas pergerakan tubuh dan keterampilan. Ketika
seseorang melakukan pergerakan tubuh, selalu memerlukan dukungan kemampuan
biomotor. Sedangkan ketika seseorang menggunakan kemampuan biomotornya,
memerlukan pergerakan tubuh untuk merealisasikan gerakan tersebut karena keduanya
saling berkaitan erat.
Menurut Claude Bouchard dkk (1974) mengunakan istilah physical qualities
dalam mengklasifikasi domain fisik atau biomotor. Klasifikasi yang dibuat adalah
sebagai berikut:
Masing-masing pengertian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kualitas Organik
a. Kapasitas aerobik adalah kualitas yang membuat seseorang mampu
melaksanakan kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam
kondisi aerobik, yaitu kondisi dimana kebutuhan oksigen perlu tercukupi untuk
memproduksi adenosine tri posphat (ATP). Kapasitas aerobik ditentukan oleh
kapasitas fungsional jantung dan efisiensi penyediaan oksigen.
b. Kapasitas anaerobik adalah kualitas yang membuat seseorang mampu
melaksanakan kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam
kondisi anaerobik, yaitu kondisi dimana oksigen tidak mutlak diperlukan dalam
memproduksi ATP. Kapasitas anaerobik ditentukan oleh kapasitas maksimum
konsumsi oksigen dan kapasitas psikologis melawan kesulitan fisiologis.
2. Kualitas Otot
a. Kekuatan Otot adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan
otot dalam kontraksi yang maksimal atau kemampuan menggunakan daya
tegang untuk melawan beban atau hambatan. Kekuatan ditentukan oleh volume
otot dan kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan.
b. Kapasitas aerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan seseorang
melakukan usaha yang menggunakan otot lokal atau sekelompok otot tertentu
selama mungkin dalam kondisi aerobik. Kapasitas ini ditentukan oleh kualitas
sirkulasi lokal serta konsentrasi mioglobin dan kekuatan otot.
c. Kapasitas anaerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan seseorang
melakukan usaha yang menggunakan otot lokal selama mungkin dalam kondisi
22
anaerobik. Kapasitas ini ditentukan oleh tingkat kekuatan otot dan kapasitas
psikologis untuk bertahan terhadap rasa sakit pada otot.
d. Power atau daya ledak eksplosif adalah kualitas yang memungkinkan otot atau
sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik yang eksplosif. Power
ditentukan oleh kekuatan otot dan kecepatan rangsang syaraf serta kecepatan
kontraksi otot, produksi energi secara biokimia dan pertimbangan mekanik
gerak.
Menurut Suharno (1998: 86) daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk
mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh. Daya ledak
khususnya otot tungkai digunakan sebagai tenaga pendorong pada saat melakukan
tolakan setelah melakukan awalan untuk memperoleh kecepatan vertikal sehingga dapat
menambah jarak lompatan yang dilakukan. Power juga merupakan kekuatan otot yang
bekerja dalam waktu singkat. Faktor penentu power menurut Suharno (1993: 59)
adalah:
1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari atlet.
2) Kekuatan dan kecepatan otot. Rumus P = F x V.
3) P = power; F = force (kekuatan); V = velocity.
4) Waktu rangsangan maksimal, misalnya waktu rangsangan 15 detik, power
akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama 34 detik.
5) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuata dan kecepatan.
6) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot yaitu Adenosine Tri
Phosphat (ATP).
7) Penguasaan gerak yang benar.
Menurut Bompa (1990: 285) dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atas
keterampilan gerak power dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Power Asiklik
Dalam kegiatan olahraga power ini dapat dikenal dari peranannya pada
suatu cabang olahraga, misalnya menolak dan melompat pada atletik
lebih dominan pada power asikliknya.
2) Power Siklik
Dari segi kesesuaian jenis gerak dari peranannya pada suatu cabang
olahraga lari cepat, lebih dominan pada power sikliknya. Daya ledak atau
23
power memainkan peran yang sangat penting terhadap mobilitas fisik.
Power merupakan kemampuan fisik yang tersusun dari beberapa
komponen diantaranya komponen yang menonjol adalah kekuatan dan
kecepatan.
Power atau daya ledak sering juga disebut eksplosive power atau muscular
power.Menurut M. Sajoto (1995:8) daya ledak otot (muscular power) adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang
dikerahkan dalm waktu yang sependek-pendeknya. Power adalah kemampuan otot
untuk mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu amat singkat, Bompa (1999: 61).
Menurut Tim Fisiologi Manusia (2010: 45) power merupakan kombinasi antara
kekuatan dan kecepatan dan merupakan dasar dalam setiap melakukan suatu aktifitas.
Power merupakan hasil perkalian dan kecepatan sehingga satuan power adalah Kg
(berat) x meter/detik. Sedangkan Kg x meter adalah satuan usaha, dengan demikian
power dapat diartikan sebagai usaha per detik power/daya ledak adalah kemampuan
kerja otot (usaha) dalam satuan waktu (detik). Power dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Kekuatan daya ledak; kekuatan ini digunakan untuk mengatasi resistensi
yang lebih rendah, tetapi dengan percepatan daya ledak maksimum. Power
sering digunakan untuk melakukan satu gerakan atau satu ulangan (lompat
jauh, lempar cakram, dan dll).
2) Kekuatan gerak cepat; gerakan ini dilakukan terhadap resistensi dengan
percepatan dibawah maksimum, jenis ini digunakan untuk melakukan
gerakan berulang-ulang, misalnya lari, mengayuh, dan dll.
e. Fleksibilitas adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen tubuh bergerak
dengan luas rentangan sendi semaksiml mungkin. Fleksibilitas ini ditentukan
oleh mobilitas sendi dan elastisitas otot-otot antagonis.
Menurut Setiawan (1991: 67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang dapat
melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian. Fleksibilitas
yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan jangkauan yang seluas-luasnya (Bompa,
1994: 317). Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau
beberapa persendian. Ada dua macam fleksibilitas, yaitu : fleksibilitas statis, dan
fleksibilitas dinamis. Fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak satu
persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak
24
persendian tulang belakang dengan cara sit and reach. Sedangkan fleksibilitas dinamis
adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi
(Sukadiyanto, 2002: 119).
Fleksibilitas yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh
menunjukkan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan fungsinya.
Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendi yang
dapat dilakukan. Kelentukan yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada beberapa