BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan buku 1. Pengertian Buku Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 67) mendefinisikan bahwa,buku merupakan lembar kertas berjilid, berisi karya tulis yang dikomposisikan memiliki fungsi untuk memberikan informasi bagi orang yang membacanya. Buku bacaan memiliki tujuan untuk menyajikan keseluruhan cerita secaraberurutan dengan kualitas yang maksimal, yang ditunjukkan dari aspek verbaldan visualnya. Pengertian buku dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya karangan Lia Anggraini S. 2014 : 74. Layout merupakan tata letak ruang atau bidang. Layout dapat kita lihat pada majalah, website, iklan televisi, bahkan susunan furnitur di salah satu ruangan di rumah kita. Dalam Desain Komunikasi Visual, layout merupakan salah satu hal utama. Sejarah dunia perbukuan menurut Joko D. Muktiono (2003 : 20), dalam bukunya Aku Cinta Buku menyebutkan bahwa adanya buku telah dimulai sejak lama sebelum Johann Guttenberg menemukan mesin cetaknya yang pertama pada pertengahan abad 15. Kedudukan buku menjadi tak tergoyahkan karena hubungannya erat dengan agama yang mencapai pemeluknya tentunya dengan adanya sebuah kitab dalam bentuk 11
30
Embed
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan buku 1. Pengertian Buku · bahwa,buku merupakan lembar kertas berjilid, berisi karya tulis yang dikomposisikan memiliki fungsi untuk memberikan informasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan buku
1. Pengertian Buku
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 67) mendefinisikan
bahwa,buku merupakan lembar kertas berjilid, berisi karya tulis yang
dikomposisikan memiliki fungsi untuk memberikan informasi bagi orang
yang membacanya. Buku bacaan memiliki tujuan untuk menyajikan
keseluruhan cerita secaraberurutan dengan kualitas yang maksimal, yang
ditunjukkan dari aspek verbaldan visualnya.
Pengertian buku dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya
karangan Lia Anggraini S. 2014 : 74. Layout merupakan tata letak ruang
atau bidang. Layout dapat kita lihat pada majalah, website, iklan televisi,
bahkan susunan furnitur di salah satu ruangan di rumah kita. Dalam Desain
Komunikasi Visual, layout merupakan salah satu hal utama.
Sejarah dunia perbukuan menurut Joko D. Muktiono (2003 : 20),
dalam bukunya Aku Cinta Buku menyebutkan bahwa adanya buku telah
dimulai sejak lama sebelum Johann Guttenberg menemukan mesin
cetaknya yang pertama pada pertengahan abad 15. Kedudukan buku
menjadi tak tergoyahkan karena hubungannya erat dengan agama yang
mencapai pemeluknya tentunya dengan adanya sebuah kitab dalam bentuk
11
buku. Maka tidak heran apabila buku mendapatkan kehormatan yang luar
biasa sebagai dokumen yang berisi ajaran agaman dan buku selanjutnya
sering dianggap sebagai sumber kebenaran.
Buku mempunyai peran yang tidak penting dalam mendorong
perkembangan sosial, budaya, teknologi, politik, dan ekonomi. Buku
bacaan tersebut bermanfaat untuk menumbuhkembangkan masyarakat
yang semakin cerdas, mengembangkan intelektualitasnya, juga kreatifitas
serta membentuk pola pikir dan budaya masyarakat. Namun, buku juga
dapat menjadi tidak berguna apabila berorientasi pada kepentingan pribadi
dan tidak berorientasi kepada kepentingan dan manfaatnya bagi
masyarakat umum sehingga buku bacaan harus memperhatikan
segmennya, tujuan apa yang dikehendaki dan metode apa yang
dipergunakan serta apakah dengan metode tersebut segmen konsumennya
dapat menyerap dengan baik isi buku.
1.1 Buku sebagai sarana untuk melestarikan karya
Peradaban manusia memang selalu seiring dengan perjalanan
sejarah manusia. Ia tidak akan terbina tanpa tradisi “budaya ilmu”
yang meliputi tradisi kehidupan perpustakaan, tulis menulis, dan
buku. Dengan kata lain, peradaban sebuah bangsa akan ditulis
dengan tinta emas bila budaya ilmu tersebut mendapat prioritas
utama di dalamnya. Dari situlah muara peradaban terbentuk.
Sebagai entitas ilmu kebudayaan, eksistensi buku sangatlah
penting. Buku bukan sekedar karya kreasi manusia dalam
12
menginterpretasikan peradaban dan kebudayaan yang ada, tetapi
juga mengusung peradaban baru. Bila kita hidup tanpa buku, tentu
sejarah diam, sastra bungkam, saint lumpuh dan seni kebudayaan
tenggelam. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, “
mercusuar yang dipancangkan di samudra waktu.
Pada era perkembangan teknologi yang amat canggih dewasa
ini pun , dimana kemajuan peradaban pikir juga semakin tinggi
terdapat berbagai sarana untuk mendokumentasikan informasi ,
namun tidak dapat kita pungkiri bahwa buku merupakan dokumen
paling sederhana dan paling familiar bagi masyarakat dan mungkin
salah satu sarana yang tidak dapat sepenuhnya tergantikan oleh
sarana penyimpan informasi yang lain. (Tuchman 1989 : 56 )
Pada hakekatnya buku bukan hanya sekedar suatu benda
berupa kumpulan kertas tempat menitipkan hasil pemikiran, ide atau
gagasan orang dalam karya tulis/cetak lain, karya rekam atau sumber
informasi elektronik yang tertata rapi di atas rak-rak mati yang pasif,
namun buku merupakan ruang yang dinamis, aktif, hidup dan
berdaya guna mengkonstruksi sikap budaya manusia dari masa ke
masa.
Buku dari masa ke masa memang tidak lepas dari
perkembangan budaya umat manusia, karena itu buku sangat erat
kaitannya dengan kebudayaan dan masyarakat, bahkan dapat
dikatakan bahwa buku merupakan produk dari kebudayaan itu
sendiri dan keberadaannya untuk melayani masyarakat (Tuchman
13
1989 : 58). Buku sebagai wahana pelestarian budaya sejalan dengan
penjelasan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, bahwa keberadaan buku tidak dapat dipisahkan dari
peradaban dan budaya umat manusia. Buku sebagai sistem
pengelolaan rekaman gagasan, pemikiran ,pengalaman dan
pengetahuan manusia, mempunyai fungsi utama melestarikan hasil
budaya umat manusia tersebut, khususnya yang berbentuk dokumen
karya cetak dan karya rekam. Kemudian melalui bukulah
penyampaian gagasan, pemikiran, pengalaman dan pengetahuan
tersebut kepada generasi selanjutnya.
Oleh karena itu sudah sewajarnya buku ditempatkan sebagai
institusi budaya yaitu suatu media dimana seseorang berkunjung
untuk mengembangkan dan memelihara budayanya melalui kegiatan
membaca, mengumpulkan informasi dan mampu menulis atau
menciptakan lagi sesuatu yang berguna untuk dirinya maupun untuk
meningkatkan pengetahuan orang lain.
Kegiatan membaca salah satunya tentu saja berhubungan
dengan buku yang merupakan rekaman hasil pemikiran manusia
yang sampai saat ini masih merupakan komponen yang paling
dominan dalam koleksi perpustakaan. Menurut Purwono, sejak dulu
buku telah membuktikan fungsinya yang sangat efektif sebagai
wadah memori manusia dan pranata ilmu pengetahuan. Buku
merupakan wadah untuk menampilkan dan memelihara warisan
14
budaya bangsa dan juga alat ampuh untuk menyebarkan budidaya
tersebut kepada masyarakat.
Ditemukannya buku menjadi langkah penting dalam
perkembangan cara berfikir. Munculnya tradisi tulis dengan media
buku membuat sistem pewarisan ilmu pengetahuan berlangsung di
lingkungan masyarakat. Buku yang memungkinkan tulisan dalam
komunitas besar disatukan dan disimpan serta pengetahuan abstrak
universal struktural dapat berkembang. Buku adalah prasyarat untuk
muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam semua
dimensi.
1.2 Buku sebagai Coffee Table Book
Ada berbagai teori mengenai coffee table book. Menurut
Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik (2010 : 98),
Coffee Table Book adalah lembar kertas berjilid, berisi karya tulis
yang dikomposisikan memiliki fungsi untuk memberikan informasi
(dalam hal ini kebanyakan adalah sejarah atau dokumentasi sebuah
perjalanan budaya) bagi orang yang membacanya. Coffee Table book
memiliki tujuan untuk menyajikan keseluruhan cerita/ kronologi/
sejarah suatu budaya secara berurutan dengan kualitas yang
maksimal, yang ditunjukkan dari aspek verbal dan visualnya.
Kedudukan coffee Table Book menjadi tak tergoyahkan
karena hubungannya erat dengan pelestarian suatu budaya. Suatu
sejarah budaya dapat mencapai masyarakat tentunya dengan adanya
15
sebuah sajian rekam dalam bentuk buku. Maka tidak heran apabila
coffee table book mendapatkan kehormatan yang luar biasa sebagai
dokumen yang berisi sejarah budaya dan buku selanjutnya sering
dianggap sebagai saksi dan dokumenter budaya yang paling
sederhana.
2. Tinjauan Internasional
2.1. Pengertian Internasional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 209 )
pengertian kata internasional bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang
menyangkut bangsa atau seluruh dunia. Suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau seseorang) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah yang dengan tekunnya bekerja
atau menghasilkan sebuah karya sehingga hasil yang didapat tersebut
dapat diminati oleh masyarakat yang ada diseluruh dunia.
Mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Di sisi lain, ada juga yang menyebutnya sebagai Globalisasi
ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
16
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh
besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte
merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi
pada tahun 1985 (Globalization of markets 1983 : 35). Jan Aart
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang
dengan globalisasi (Globalization of critical introduction 2002 : 112).
a) Internasionalisasi : Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya
hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara
tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
b) Liberalisasi : Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor
impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
c) Universalisasi : Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia.
Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh
dunia.
d) Westernisasi : Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya
dari barat sehingga mengglobal.
e) Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas : Arti kelima ini
berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi
17
pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki
status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
2.2 Internasionalisasi Kebudayaan
Internasionalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di
masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat
diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat
ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-
aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan
subsistem dari kebudayaan.
Internasionalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai- nilai dan
budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran
budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa
Barat ke berbagai tempat di dunia ini.
Manfaat : Pelayanan,citra diri dan nilai kepuasan.
Status pemakai : Potensial dan tetap.
Status kesetiaan : Loyalitas tinggi terhadap brand name produk
18
Sikap terhadap produk : Positif
Namun, perkembangan internasionalisasi kebudayaan secara
intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai
sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan
komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan
semakin cepatnya perkembangan internasionalisasi kebudayaan.
3. Kajian Desain
3.1 Pengertian Desain
Secara harafiah kata desain adalah rancangan; motif;
kerangka bentuk (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sedangkan dalam
lingkup ilmu,desain berarti suatu elemen visual yang dikembangkan
dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan pengiklanan
atau pengemasan, Merupakan suatu usaha deskripsi gagasan mengenai
bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya
yang membentuk wajah suatu benda. Tahapan lima desain menurut
para ahli diantaranya adalah:
a. Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen – elemen desain
yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk
suatu susunan artistik. Hal ini juga bisa disebut manajemen
bentuk dan bidang. ( Amborse & Harris, 2005 : 74 ).
19
Secara umum, layout merupakan tata letak ruang atau
bidang. Layout dapat kita lihat pada majalah, website, iklan
televisi, bahkan sususnan furniture di salah satu ruangan di rumah
kita. Dalam Desain Komunikasi Visual, layout merupakan salah
satu hal yang utama. Dalam sebuah layout, terdapat beberapa
elemen seperti elemen teks, elemen visual dan elemen lainnya.
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan
teks agar menjadi komunikatif dan dapat memudahkan pembaca.
Prinsip – prinsip layout tersebut adalah :
Gambar 1
Sumber : www.flickr.com
i). Sequence, yakni urutan perhatian dalam layout. Layout yang baik
dapat mengarahkan ke dalam informasi yang disajikan pada
Layout. Agar lebih jelas, berikut ini susunan layout yang dapat
digunakan pada sebuah karya desain :
20
Gambar 2
Sumber : www.layout.com
ii). Emphasis, yaitu penekanan di bagian – bagian tertentu pad
layout. Penekanan ini berfungsi agar pembaca dapat lebih terarah
atau fokus pada bagian yang penting. Emphasis/penekanan dapat
diciptakan dengan cara berikut :
- Memberi ukuran huruf yang lebih besar dibandingkan elemen –
elemen layout lainnyapad halaman tersebut.
- menggunakan warna yang kontras/berbeda dengan latar
belakang dan elemen lainnya.
- Meletakan hal yang penting tersebut pada posisi yang menarik
perhatian.
- Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengna
sekitarnya.
21
Gambar 3
Sumber : www.idnworld.com
iii). Keseimbangan (balance), teknik mengatur keseimbangan
terhadap elemen layout. Prinsip keseimbangan terbagi menjadi
dua jenis, keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.
Pada keseimbangan simetris, sisi yang berlawanan harus sama
persis agar tercipta sebuah keseimbangan. Sementara itu pad
keseimbangan asimetris objek – objek yang berlawanan tidak
sama persis agar tercipta keseimbangan
22
Gambar 4
Sumber : www.gridness.net
b. Logo
Logo adalah penyingkatan dari Logotype. Istilah logo baru
muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada
logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja : tulisan,
logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lainnya. (Rustan, 13, 2009 ).
Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan
identitas yang digunakan untuk menggambarkan citra dan
karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Dari
definisi yang diberikan oleh para ahli dan raktisi dapat dipahami
bahwa logo ibarat sebuah pakaian, identitas seseorang dapt dilihat
dari unsur pakaian yang dikenakannya. Apakah ia seorang
manajer, eksekutif, salesman, kasir bank, seniman atau seorang
office boy. Selain membangun citra perusahaan, logo juga sering
kalli dipergunakan untuk membangun spirit secara internal di
23
antara komponen yang ad dalam perusahaa tersebut. Sebuah logo
yang baik dan berhasil akan dapat menimbulkan sugesti yang
kuat, membangun kepercayaanm rasa memiliki dan menjaga
image perusahaan pemilik logo itu. (Kusrianto, 2007 : 237).
Gambar 5 Sumber : www.wikipedia.org
c. Warna
Umumnya ada dua macam warna pada identitas visual,
yaitu warna pada logo dan warna untuk corporate color/warna
perusahaan. Ada kalanya corporate color yang digunakan dalam
aplikasi-aplikasi desain menggunakan warna yang sama dengan
warna pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkauan
area warnanya. (Rustan, 2009 :72 ).
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili
suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga
merupakan unsur sangat tajam untuk menyentuh kepekaan
penglihatan sehingga mampu meransang munculya rasa haru,
24
sedih, gembira, mood atau semangat, dan lain-lainnya. (
Kusrianto, 2007 : 46 ).
Gambar 6 Sumber : Riskifb.wordprees.com
d. Tipografi
Huruf atau biasa yang disebut dengan tipografi merupakan
bagian dari kehidupan manusia modern saat ini. Adanya
kebutuhan untuk memandang yang lebih indah dari huruf,
membuat tulisan instan kreatif selalu berusaha menampilkan seni
“penataan huruf” semaksimal mungkin. Hal itu bisa kita lihat
pada tulisan-tulisan pendek iklan dipinggir jalan. Selama ini
pengertia tipografi sering dijelaskan secara sangat sederhana
sebagai ilmu yang berurusan dengan “penataan huruf cetak”. Hal
ini tidaklah salah karena sejarah menceritakan demikian. Arti
harafiah dari tipografi adalah “bentuk tulisan”, kemudian dalam
kata kerjanya disebut “pembentukan” atau “kreasi” huruf. Karya
25
David Crystal ( 1987 ), barangkali lebih tepat untuk menjelaskan
secara singkat. Di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa tipografi
merupakan “kajian tentang fitur-fitur grafis dari lembar halaman”.
(Anggraini S, 2014 : 50).
Tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan
jumlah rancangan/ desain jenis huruf yang tersedia,
menggabungkan dengan jenis huruf yang berbeda;
menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang
tersedia; dan menandai naskah untuk proses typesetting,
menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda (Jefkins,
1994 :248).
Gambar 7
Sumber : www. Adsoftheword.com
4. Batik
4.1 Sejarah batik
Di indonesia, Batik sudah ada sejak jaman Majapahit dan sangat
populer pada abad XIX. Sampai abad XX, semua batik yang dihasilkan
adalah Batik Tulis. Kemudian seteleh perang dunia ke 1 Batik cap baru
dikenal. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk
26
pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja – raja
Indonesia. Memang pada awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam
keraton. Hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga, serta para pengikutnya.
Batik yang masuk dikalangan istana diklaim sebagai milik dalam benteng,
orang lain tidak boleh mempergunakannya.
Sebagai contoh pada tahun 1769 berbunyi sebagai berikut : “Ana
dene kang arupa jajarit kang kalebu ing larangangsun : batik sawak lan
batik parang rusak, batik cumangkiri kang modang, bangun – tulak, lenga
– lerng, daragem lam tumpal. Anadene batik cumangkirang ingkang
acalacap lung – lungan utawa kekembangan, ingkang ingsun
kawenangaken anganggoha pepatih ingsun lan sentanaingsun, kawulaning
wedana”. Hal inilah yang menyebabkan kekuasaan raja serta pola tata laku
masyarakat dipakai sebagai landasan penciptaan batik. Akhirnya didapat
konsepsi pengertian adanya batik klasik dan bati tradisional, penentuan
ukuran klasik adalah hak prerogatif raja. (Musman & Arini, 2011 : 4)
Walaupun ada larangan pemakaian batik motif tertentu, kerajaan
juga memberikan sugesti tinggi terhadap pemakaian sinjangan batik.
Misalnya Raden Wijaya menganugrahkan kain batik bermotif lancingan
gringsing kepada punggawa terkemuka sebagai tanda derajat kepadanya,
yaitu derajat Senopati Agung. (Musman & Arini, 2011 : 5). Istilah ini
dihubungkan dengan perang mati-matian. Kharisma raja dengan anugrah
tersebut dapat memberikan semangat keperwiraan yang tinggi. Dan di lain
pihak, semangat tersebut merupakan dorongan yang kuat untuk
mengorbankan jiwa dan raga.
27
Sementara itu, Bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari
tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri, antara lain pohon
mengkudu, tinggi, soga dan nila. Sodanya dibuat dari soda abu, serta
garamnya dibuat dari tanah lumpur. Bahan kainnya umumnya berupa
mori, sutra, katun, atau pun media lainnya. Bahan lain yang biasa
digunakan adalah malam atau lilin lebah. Dalam ensiklopedia Indonesia
disebut bahwa malam adalah hasil sekresi dari lebah madu dan jenis lebah
lainnya untuk keperluan tertentu tidak dapat digantikan dengan lilin
buatan. (Musman & Arini, 2011 : 5)
Pada awal keberadaannya, motif terentuk dari simbol-simbol yang
bermakna, yang bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme dan
Budhisme. Dalam perkembangannya, batik diperkaya oleh nuansa budaya
lain seperti China dan Eropa modern.
Dasar dari jiwa batik adalah kelembutan, kedamaian dan toleransi.
Jiwa batik bersedia membuka pintu bagi masuknya kebudayaan-
kebudayaan lain yang justru memperkaya pernak-pernik dalam
kehidupannya. Itulah yan gmerupakan kedigdayaan budaya batik sehingga
mampu bertahan hidup dan berkembang hingga rambahnya secara
signifikan menembus batas-batas kedaerahan, menjadi identitas nasional
dan menjadi bagian dari budaya dunia.
Kecintaan budaya batik terhadap kebinekaan merupakan refleksi
dari sikap budaya masyarakat Mataram-Surakarta-Yogyakarta. Di dalam
budaya batik, hal tersebut tampak pada pola-pola yang disusun dengan
28
“seni mozaik” yang indah dari berbagai pola yang menampilkan
kebinekaan budaya, seperti pola-pola ceplokan, tambal dan sekar jagad.
Simbol adalah kreasi manusia untuk mengejawantahkan ekspresi
dan gejala-gejala alam dalam bentuk-berntuk bermakna, yang artinya
dapat dipahami dan disetujui oleh masyarakat tertentu. (Musman & Arini,
2011:7) Manusia tidak dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya tanpa
simbol-simbol karena manusia sebgai makluk budaya tidak dapat
mengekpresikan jalan pikiran atau penalarannya.
Sementara itu, konsep yang diterapkan adalah filsafat sebgaia seni
bertanya diri, yaitu usaha manusia untuk memperoleh pengertian dan
pengetahuan tentang hidup menyeluruh dengan mempergunakan
kemampuan rasa dan karsanya. (Musman & Arini, 2011 : 3-7).
4.2 Proses pembuatan batik
Menurut prosesnya, batik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
batik tulis, batik cap dan kombinasi antar batik tulis dan cap. Selanjutnya
sesuai dengan perkembangan teknologi dan menghindari lamanya prose
produksi batik, digunakan screen printing agar dapat diproduksi dengan
cepat. Walaupun begitu, produk ini tidak bisa digolongkan sebagai suatu
batik tetapi dinamakan tekstil maotif batik atau batik printing.
i). Batik tulis
Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting. Canting
merupakan alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa
menampung malam (lilin batik). Ujungnya berupa saluran/pipa kecil
untuk keluarnya malam yang digunakan untuk membentuk gambar
29
apada permukaan bahan yang akan dibatik. Pengerjaan batik tulis
dibagi menjadi dua, yaitu batik tulis halus dan batik tulis kasar.
(Musman & Arini, 2011 : 17)
Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada
pengulangannya yang jelas, sehingga gambar lebih luwes dengan
ukuran garis motif yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan batik
cap. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna
pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan). Setiap potongan
gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak
akan pernah sama bentukdan ukurannya. Berbeda dengan batik cap
yang kemungkinannya bisa sama persis antara satu gamabar dengan
gambar lainnya.
Mencorak batik berkualitas adalah pekerjaan yan gmemakan
waktu. Batik tulis memiliki ratusan corak yang mesti digambar dengan
tangan padasecarik kain dengan menggunakan lilin cair dan alat gambar
berupa canting. Batik tulis bukan sekedar pekerjaan tukang, akan tetapi
merupakan energi kreatif yang menyatukan tangan, hati dan pikiran
untuk memahami malam, canting bagaimana cara menyapikan malam
panas di atas kain dan melihatnya meresap dan menciptakan efek yang
berbeda. Semua memerlukan tangan yang sangat terampil dengan
banyak praktik supaya bisa melakukannya dengan baik. Hal itu
merupakan bagian yang bersifat meditatif dari keseluruhan proses.
Mengalir dengan garis malam, mendapatkan ritme yang tepat, tidak
30
terlalu cepat, tidak terlalu pelan dan dengan temperatur malam yang
tepat.
Batik tulis, sebagai baatik dengan kualitas tinggi, memiliki
segmen pasar tersendiri. Harga jual batik tulis relatif mahal karena
kualitasnya lebih bagus, mewah dan unik. Nilai estetika indonesia yang
mengandung arti batik tulis versi Jawa tidak dapat diproduksi
dimanapun selain di Indonesia. Tidak mengehrankan untuk
memproduksi sepotong kain tulis halus dibutuhkan empat bulan. Tetapi
untuk menyelesaikan batik tulis kasar dengan motif sederhana,
diperlukan waktu hanya satu minggu.
Gambar 9
Sumber : www.wikipedia.com
31
ii). Batik Cap
Batik cap adaalah kain yang dihias dengan motif atu corak
baatik dengan menggunakan media canting cap. Canting cap adalah
suatu alat dari twembaga di mana terdapat desain suatu motif. (Musman
dan Arini, 2011 :19)
Permintaan akan batik cap didorong oleh banyaknya permintaan
akan batik. Permintaan ini direpons oleh pengusaha batik dengan
membuat cap mengingat pembuatan batik tulis memerlukan waktu yang
relatif lama. Sekitar pertwngahan abad ke 19, cantik cap ( biasanya
disebut hanya cap saja ) mulai dikembangkan.
Cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar
yang telah digambar pola batik. Pad umumnya, pola pada canting cap
ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang
dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produsksi batik cap ini,
pembatik bisa menghemat tenaga dan tidak perlu menggambar pola
atau desain di atas kain.
Batik cap juga mengalami perkembangan dengan
dikenalkannya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu lebih ekonomis
dan lebih mudah pembuatannya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk
seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan
cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak
menghantrkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang
menempel pada kayu lebih tipis dan hasil pengecapannya yang
terbentuk pin memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit
32
warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu
tipis, sehingga terlhat gradasi warna pada pola antara pinggir motif
san tengahnya.
Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi
panjang dan lebar 20x20 cm, dibutuhkan rata-rata dua minggu.
Adapun batik cap merupaka jenis batik yang lebih murah, dimana
corak tidak dilukis tetapi disablin secara manual. Untuk membuat
batik cap dengan beragam motif, maka diperlukan banyak cap,
sementra harga cap batik relatif lebih mahal daripada canting. Jangak
waktu pemakaian batik cap dalam kondisis baik bisa mencapai 5-10
tahun. Harga jual batik cap relatif murah dibandingkan dengan batik
tulis, karwn biasanya jumlahnya banyak dan memiliki kesamaan satu
dan lainnya. Sehingga kurang unik, tidak istimewa dan kurang
eksklusif.
Gambar 10
Sumber : www.wikipedia.com
33
iii). Batik cap dan tulis
Proses prembuatan batik dapat dilakukan dengan
menggunakan perpaduan antar screen printing ( sablon ) atau
memakai cap dengan malam ( lilin ).Caranya memberi warna pertama
dengan menggunakan screen printing atau cap, kemudian tutup
sebagian motifnya degan cantik tulis. Setelah itu, lilin pertama
dilekatkan dengan screen printing dan dilanjutkan dengan proses
pencelupan atau pewarnaan.
iiii). Batik Printing
Teknik pembuatan batik printing relatif sama dengan produksi
sablon yaitu menggunakan klise (kasa) untuk mencetak motif batik
diatas kain. Proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan
tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur
pewarna sesuai keinginan, kemudian dicetak sesuai motif yang dibuat.
Batik ini dapat dikerjakan secara manual ataupun menggunakan
mesin. Oleh karean itu, batik printing merupakan salah satu jenis batik
yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa
seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam
seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutkan kain bermotif
batik.
Secara kasat mata, kita dapat membedakan batik printing dan
batik tulis atau cap dengan melihat permukaan di balik kain. Biasanya
warna kain batik printing tidak meresap keseluruh serat kain dan
34
hanya menempel pada permukaan kain, sehingga kain di baliknya
masih terlihat jelas berwarna putih. (Musman & Arini, 2011 : 17-22 ).
5. Kajian Fotografi
5.1 Pengertian fotografi
Kata “Photography” (fotografi) berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua kata : “Photo” yang berarti sinar dan
“Graphos” yang berarti menggambar. Jadi Photography dapat
diartikan “menggambar dengan cahaya”. Jika kita ibaratkan
fotografi dengan melukis, dalam fotografi kita menggunakan
kamera dan lensa sebagai alat lukisnnya (brush/kuas), film dan
sensor digital sebagai kanvas/kertas dan cahaya sebagai catnya.
(Burhanuddin, 2014 : 1).
Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan
khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk
membeli kesan sebagai „dapat dipercaya‟. Menurut penelitian
Poynter Institute sebuah sekolah jurnalisme di Amerika: orang
lebih tertarik pada foto berwarna dibandingkan hitam putih. Foto
berwarna mendapat perhatian 20% lebih besar dibandingkan foto
hitam putih (Rustan, 2008:54-55).
35
Gambar 10
Sumber : Dok.pribadi
i) Artworks
Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada
situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih tepat dan
dapat diandalkan dibandingkan bila memakai teknik fotografi.
Sedang artwork sendiri adalah segala jenis karya seni bukan
fotografi baik itu berupa ilustrasi, kartun, sketsa, dan lain-lain
yang dibuat secara manual maupun dengan komputer (Rustan,
2008 : 56)
ii) Garis
Merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis
pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis
mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi suatu
36
area, penyeimbang berat dan sebai elemen pengikat sistem
desain supaya terjaga kesatuannya (Rustan, 2008:60).
iii) Kotak
Berisi artikel yang bersifat tambahan/suplemen dari artikel
utama. Bila letaknya di pinggir halaman disebut sebagai sidebar.
Elemen visual juga sering diberi kotak supaya terlihat lebih rapi.
Dengan adanya kotak, tiap informasi tambahan baik itu teks
maupun visual dapat dibedakan dengan jelas oleh pembaca
(Rustan, 2008 : 60).
iv) Inzet (inline graphics)
Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam
elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi
pendukung. Banyak terdapat pada informational graphic. Inzet
kadang juga disertai dengan caption maupun callouts. Inzet
juga berfungsi seakan-akan memperbesar gambar (zoom) untuk
menunjukkan detail struktur (Rustan, 2008 : 61).
5.2 Invisible Element
i) Margin
Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan
ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout.
Berfungsi mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu
jauh kepinggir halaman (Rustan,2008 : 64)
37
ii) Grid
Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam
melayout. Grid mempermudah kita menentukan di mana harus
meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan
kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai
beberapa halaman. Dalam membuat grid, kita membagi halaman
menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, dan ada
juga yang horisontal. Sedangkan untuk merancangnya harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut: berapa ukuran dan
bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa
ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak isinya/informasi
yang ingin dicantumkan (Rustan,2008: 68).
5.3 Kamera dan Lensa
Zaman berubah, namun manusia masih terus gemar merekam
dengan melukis dan menulis. Saat ini dengan alat rekam semakin
berkembang kegemaran orang terhadap merekam semakin
menggila. Kita menggunakan tipe recorder maupun ipod untuk
merekam suara. Sementara merekam visual kita juga sekarang
sudah memiliki alat rekam yang bernama kamera.
i). Kamera
Kamera merupakan alat paling populer dalam aktivitas fotografi.
Nama ini didapat dari kamera obscura, bahasa latin untuk
“ruang gelap. Sebagaimana dijelaskan bahwa fotografi dapt
diartikan “menggambar dengan cahaya”. Kita dapat memotret
38
kalau ada cahaya, tanpa cahaya kegiatan fotografi tidak pernah
akan terjadi, meskipun memiliki kanvas bagaimana dapat
menggambar bila kita tidak memiliki cat.(Burhanuddin, 2014 :
25)
ii). Lensa
Lensa merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi
memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium
penangkap (atau lebih umum dikenal dengan nama film/sensor
digital). Lensa sederhana terbuat dari sebuah kaca atau plastik
lengkung. Sebaliknya jenis lensa rumit terdiri dari sejumlah
keping kaca optik yang disebut lensa elements. Di bagian luar
lensa fotografi biasanya ditempatkan tiga ring pengatur, yaitu
ring, fokus, lenght (untuk lensa jenis variable atau lensa zoom),
ring diafragma dan ring fokus. .(Burhanuddin, 2014 : 36)
6. Rory Wardana
Seorang Desainer yang tekun dan ulet dalam mengerjakan busana
pria dan wanita, serta memiliki karakter prefeksionis yang menjadikan
setiap karya dari Rory Wardana ini nyaris sempurna dan memiliki kualitas
dan kuantitas yang sangat tinggi. Tidak pernah mengerjakan sesuatu
dengan setengah hati dan selalu memberikan yang terbaik pagi masyarakat
dan pecinta seni yang ada di Indonesia juga Internasional.
Keluarga yang berdarah seni mempermudah Rory Wardana dalam
memahami dan mendapatkan Chemistry dalam hal seni itu sendiri dengan
kepekaan Rory Wardana terhadap sejarah dan tradisional batik inilahpun
39
40
menghantarkannya pada desain-desain yang luar biasa dan begitu penuh
arti bagi dirinya sendiri maupun bagi oran gyang mengenakan busananya
ini.
7. Heritage
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2008 : 102) “Heritage”
dapat diartikan sebagai “warisan”. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
Rory Wardana mencoba memperkenalkan warisan yang dimiliki oleh
budaya Solo agar tidak punah, dikembangkan agar bisa dinikmati dari
semua umur dan kalangan. Dan terus mempertahankan jati diri pulau Jawa
khususnya batik.
8. Cloth’s
Cloth’s dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008 : 82)
adalah “pakaian”. Dengan demikian pakaian yang dimaksud tersebut dapat
membuat kaum pria menjadi lebih nyaman dan praktis karena rancangan
dari desainer Rory Wardana ini dapat digunakan diberbagai acara seperti,
pernikahan, kumpul keluarga, bertemu teman-teman, bekerja bahkan