Top Banner
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pendekatan Saintifik Permendikbud 81A Tahun 2013 menjelaskan bahwa pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Hosnan (2014: 31) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan.” Ridwan (2015: 50) menyatakan bahwa pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada 9 Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016
52

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

Mar 24, 2019

Download

Documents

phungphuc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Pendekatan Saintifik

Permendikbud 81A Tahun 2013 menjelaskan bahwa pembelajaran

saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta

didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-

tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

ditemukan.

Hosnan (2014: 31) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-

tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan.”

Ridwan (2015: 50) menyatakan bahwa pendekatan saintifik

berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada

9

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

10

umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau obsevasi yang dibutuhkan

untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada

umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui

pengamatan. Oleh sebab itu kegiatan percobaan dapat diganti dengan

kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Hosnan (2014: 36) menyatakan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)

berpusat pada siswa; 2) melibatkan keterampilan proses; 3) melibatkan

proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan

intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa; dan 4) dapat

mengembangkan karakter siswa.

Sedangkan karakteristik pembelajaran di sekolah dasar dengan

menerapkan pendekatan saintifik menurut Direktorat Pembinaan Sekolah

Dasar (2016: 22) adalah sebagai berikut: 1) berpusat pada siswa; 2)

melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, prinsip

atau teori (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/

mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan); 3) melibatkan proses-

proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual,

khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; dan 4) dapat

mengembangkan karakter siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang

menyerah, komunikatif, dll.)

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Hosnan

(2014: 36) adalah: 1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

11

kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa; 2) untuk membentuk kemampuan

siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; 3) terciptanya

kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan

suatu kebutuhan; 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi; 5) untuk melatih

siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel

ilmiah; dan 6) untuk mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pembelajaran di sekolah dasar yang menerapkan pendekatan

saintifik menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 22) adalah

sebagai berikut: 1) untuk meningkatkan kemampuan intelektual siswa,

khususnya kemampuan berpikir tinqkat tinggi; 2) untuk membentuk

kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis; 3)

untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang mendorong minat dan

keinginan siswa bahwa belajar merupakan kebutuhan; 4) untuk melatih

keterampilan proses ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar,

mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan);

5) diperolehnya hasil belajar siswa yang tinggi; 6) untuk melatih siswa dalam

mengomunikasikan ide-idenya; dan 7) untuk mengembangkan karakter/sikap

ilmiah siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang menyerah,

komunikatif, dll.)

Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Hosnan

(2014: 37) adalah: 1) pembelajaran berpusat pada siswa; 2) pembelajaran

membentuk students self concept; 3) pembelajaran terhindar dari verbalisme;

4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

12

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip; 5) pembelajaran

mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa; 6)

pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan memotivasi mengajar

guru; 7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi; dan 8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum,

dan prinsip yang dikontruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Beberapa prinsip pembelajaran di sekolah dasar yang menerapkan

pendekatan saintifik menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 22)

adalah: 1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa dalam mengamati,

menanya, menalar, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan

mengomunikasikan; 2) pembelajaran mengarah kepada penemuan dan

pengembangan pengetahuan oleh siswa dan terhindar dari verbalisme

(transfer pengetahuan); 3) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan

kemampuan berpikir siswa; 4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melatih kemampuan keterampilan proses ilmiah (mengamati, menanya,

menalar, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan

mengomunikasikan); dan 5) adanya proses validasi terhadap konsep, prinsip

atau teori yang dikonstruksisiswa baik melaluipenguatan oleh guru maupun

siswa.

Adapun sasaran pembelajaran yang tertuang dalam Lampiran

Permendikbud Nomor 65 (2013: 3), mencakup pengembangan ranah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan

pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

13

(proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.

Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh

melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan

turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat

pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran),

dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran

berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk

mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual,

baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan

masalah (project based learning).

Jadi langkah-langkah umum pembelajaran dengan menggunakan

saintifik, meliputi: menggali informasi melalui observing/pengamatan,

questioning/bertanya, experimenting/percobaan, kemudian mengolah data

atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan

menganalisis, associating/menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta

serta membentuk jejaring/networking.

Adapun bentuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik

yang sesuai Permendikbud 81 A (2013: 43) adalah:

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

14

a. Observing/mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan

bervariasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih

mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang

penting dari suatu benda atau objek.

1) Tujuan Observasi

Menurut Hosnan (2015: 41), observasi bertujuan adalah untuk

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari

perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.

2) Tahap-tahap dalam kegiatan observasi

Observasi memiliki 7 tahap kegiatan sebagai berikut :

a) seleksi suatu latar (setting), yaitu dimana, kapan proses-proses dan

individu-individu yang menarik itu dapat diobservasi

b) berikan pengertian tentang apa yang dapat didokumentasikan dalam

observasi itu dan dalam setiap kasus

c) berikan latihan untuk pengamatan supaya ada standarisasi, misalnya

apa yang dijadikan fokus-fokus pengamatan

d) observasi deskriptif yang memberikan suatu pemaparan umum

mengenai hasil pengamatan

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

15

e) observasi terfokus yang semakin terkonsentrasi pada aspek-aspek

yang relevan dengan pertanyaan pengamatan

f) observasi selektif yang dimaksudkan untuk secara sengaja menangkap

hanya aspek-aspek pokok

g) akhir dari observasi apabila kepemenuhan teori telah tercapai, yaitu

apabila observasi lebih lanjut tidak memberikan pengetahuan lanjutan

3) Langkah-langkah dalam mengamati/observasi

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah, seperti berikut ini.

a) menentukan objek apa yang akan diobservasi

b) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan

diobservasi

c) menentukan secara jeras data-data apa yang perlu diobservasi, baik

primer maupun sekunder

d) menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

e) menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk

mengumpulkan data agar berjalan dengan mudag dan lancar

f) menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi seperti

menggunakan buku catatan, kamera, tape rekorder, vidio perekam,

dan alat-alat tulis lainnya.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

16

4) Manfaat observasi

Menurut Guba dan Lincoln (1981: 191-193) dalam Moleong,

(2001: 125-l) alasan-alasan pengamatan (observasi) dimanfaakan sebesar-

besarnya dalam pengamatan kualitatif intinya karena hal berikut ini.

a) Pengamatan memberi pengalaman langsung dan pengalaman langsung

dinilai merupakan alat yang ampuh untuk memperoleh kebenaran.

Apabila informasi yang diperoleh kurang meyakinkan, maka

pengamat dapat melakukan pengamatan sendiri secara langsung untuk

mengecek kebenaran informasi tersebut.

b) Dengan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

sebenarnya.

c) Pengamatan memungkinkan pengamat mencatat peristiwa yang

berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun pengetahuan

yang diperoleh dari data.

d) Sering terjadi keragu-raguan pada pengamat terhadap informasi yang

diperoleh yang dikarenakan kekhawatiran adanya bias atau

penyimpangan. Bias atau penyimpangan dimungkinkan karena

responsden kurang mengingat peristiwa yang jadi atau adanya jarak

psikologis antara pengamat dengan yang diwawancarai. Jalan yang

terbaik untuk menghilangkan keragu-raguan tersebut, biasanya

pengamat manfaatkan pengamatan.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

17

e) Pengamatan memungkinkan pengamat mampu memahami situasi-

situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika pengamat

ingin memperhatikan tingkah laku sekali gus. Jadi, pengamatan dapat

menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk

perilaku yang kompleks.

f) Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak

dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Misalkan, seseorang mengamati perilaku bayi yang belum bisa

berbicara atau mengamati orang-orang luar biasa, dan sebagainya.

5) Pencatatan hasil observasi

Catatan hasil pengamatan mutlak dibuat secara lengkap dengan

keterangan tanggal dan waktu yang lengkap. Untuk mampu menulis

catatan hasil pengamatan yang lengkap dan informatif, peneliti perlu

melatih kedisiplinan untuk melakukan pencatatan secara kontinu, dan

menuliskannya langsung saat melakukan observasi di hasil pengamatan.

Apabila pencatatan tidak mungkinkan dilakukan langsung di hasil

pengamatan, maka hal tersebut wajib dilakukan sesegera mungkin setelah

peneliti meninggalkan hasil pengamatan.

6) Aspek-aspek tingkah laku yang cocok dievaluasi dengan metode

observasi

Aspek tingkah laku yang cocok dievaluasi dengan metode

observasi adalah temperamen, karakter, penyesuaian, sikap, dan minat.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

18

Intelegensi, bakat dan hasil belajar dapat pula dievaluasi dengan metode

observasi, tetapi pelaksanaannya sangat sulit dan kurang efektif.

7) Prosedur Kegiatan Mengamati berdasarkan Permendikbud Nomor 103

tahun 2014 adalah:

a) kegiatan mengamati dilakukan melalui kegiatan membaca, melihat,

menyimak, menonton, mendengar, merasa, meraba, mencium dan

sebagainya dengan menggunakan panca indera (mata, hidung, telinga,

kulit dan lidah) tanpa atau menggunakan alat bantu (teleskop,

stetoskop, angket, kuesioner, interview, dll.).

b) kegiatan ini didasari oleh kesadaran akan objek observasi.

c) hasil dari kegiatan mengamati adalah skema dari fakta/fenomena.

d) guru harus menyusun indikator-indikator pengamatan yang dilakukan

siswa.

e) kompetensi yang dikembangkan pada langkah mengamati adalah

kesungguhan dan ketelitian.

f) guru harus menilai proses ketika siswa melakukan kegiatan mengamati

sesuai dengan indikator.

8) Langkah-langkah dalam kegiatan mengamati menurut Direktorat

Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 23) terdiri dari:

a) Guru menentukan objek yang akan diamati

b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun dan pelacak

Contoh: "Apa yang kalian amati?" "Bagaimana kalau ...?"

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

19

c) Guru mengecek apakah yang diamati peserta didik sudah tepat sesuai

indikator. Contoh: "Ceritakan apa yang telah kalian amati!"

b. Questioning/menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,

disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk

dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan

objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,

konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

Kegiatan menanya dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan

dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 adalah mengajukan pertanyaan

tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan

untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai

dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotik.

Bertanya merupakan salah satu pintu masuk untuk memperoleh

pengetahuan. Karena itu bertanya dalaan kegiatan pembelajaran merupakan

kegiatan guru untuk mendorong membimbing dan menilai kemampuan

berpikir siswa. Demikian pula, bertanya merupakan bagian penting dalam

melaksanakan pembalajaran inquiry, yaitu menggali informasi,

mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian

pada aspek yang belum diketahuinya.

Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan

dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

20

sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan

secara mandiri.

1) Fungsi Bertanya dalam Kegiatan Pembelajaran adalah :

a) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang

tema atau topik pembelajaran.

b) mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta

mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c) mendiagnosis kesulitan berajar peserta didik sekaligus menyampaikan

rancangan untuk mencari solusinya.

d) menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas

substansi pembelajaran yang diberikan.

e) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan

pertanyaan, dan membenri jawaban secara logis, sistematis, dan

menggunakan bahasa yang baik dan benar.

f) mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,

mengembangkan kemampuan berpikir dan menarik simpulan.

g) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima

pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan

toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

h) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap daram

merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

21

i) melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan

berempati satu sama lain.

2) Manfaat Penggunaan Model Pembelajaran Questioning

Manfaat penerapan model questioning dalam sebuah pembelajaran adalah

sabagai berikut:

a) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis.

b) mengecek pemahaman siswa.

c) membangkitkan respons kepada siswa.

d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.

e) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.

f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.

g) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3) Kriteria Pertanyaan yang Baik

Kriteria pertanyaan yang baik adalah: 1) singkat dan jelas; 2)

menginspirasi jawaban; 3) memiliki fokus; 4) bersifat probing atau divergen;

5) bersifat validatif atau penguatan; 6) memberi kesempatan peserta didik

untuk berfikir ulang; 7) merangsang peningkatan tuntutan kemampuan

berfikir kognitif; dan 8) merangsang proses interaksi.

4) Tingkatan Pertanyaan

Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik

untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami

kualitas pertanyaan, sehingga mmenggambarkan tingkatan kognitif seperti

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

22

apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih

tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih

rendah hingga yang lebih tinggi, sebagai berikut.

Tabel 2.1 Bobot Pertanyaan Berdasarkan Tingkatan Kognitif

Tingkat Subtingkat Kata-kata kunci pertanyaan

Kognitif yang

lebih rendah

Pengetahuan Apa...

Siapa ... .

Kapan ...

Di mana...

Sebutkan ...

Jodohkan atau pasangkan...

Persamaan kata ...

Golongkan ...

Berilah nama ...

Dan lain-lain

Pemahaman

(comprehension)

Terangkahlah ...

Bedakanlah ...

Terjemahkanlah ...

Simpulkan ...

Bandingkan..,

Ubahlah ...

Berikanlah interpretasi .

Penerapan

(application\

Gunakanlah ...

Tunjukkanlah ...

Buatlah ...

Demonstrasikanlah ,

Carilah hubungan ...

Tulislah contoh ...

Siapkanlah ...

Klasifikasikanlah ...

Kognitif yang

lebih

Tinggi

Analisis

(analysis)

Analisislah ...

Kemukakan bukti-bukti ...

Mengapa ...

Identifikasikan...

Tunjukkanlah sebabnya.

Berilah alasan-alasan ...

Sintesis

(synthesis)

Ramalkanlah ...

Bentuk ...

Ciptakanlah ...

Susunlah ...

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

23

Rancanglah ...

Tulislah ...

Bagaimana kita dapat

memecahkan .. .

Apa yang terjadi seaindainya...

Bagaimana kita dapat

memperbaiki ...

Kembangkan ...

Evaluasi

(evaluation)

Berilah pendapat ...

Alternatif mana yang lebih baik ...

Setujukah anda ...

Kritiklah ...

Berilah alasan ...

Nilailah ...

Bandingkan ...

Bedakanlah ...

5) Prosedur Kegiatan Menanya

Prosedur Kegiatan Menanya menurut Direktorat Pembinaan Sekolah

Dasar (2016: 22) adalah :

a) Kegiatan dilakukan melalui kegiatan membuat dan mengajukan

pertanyaan, tanya jawab dan sebagainya.

b) Kegiatan ini merupakan perwujudan dari rasa ingin tahu siswa terhadap

apa yang tidak dipahaminya.

c) Pada saat siswa menanya, guru harus memfokuskan pada pertanyaan yang

sesuai dengan cakupan materi.

d) Bentuk pertanyaan dari siswa dapat berupa pertanyaan faktual, konseptual,

prosedural atau hipotetik.

i. Contoh Pertanyaan Faktual:

" Apa nama benda itu?"

" Di mana itu terjadi?"

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

24

" Kapan kejadiannya?"

Jawabannya berupa fakta

ii. Contoh Pertanyaan Konseptual:

" Apa yang dimaksud dengan gaya?"

Jawabannya berupa konsep

iii. Contoh Pertanyaan Prosedural: " Bagaimana caranya?"

" Bagaimana menggunakannya?"

" Bagaimana melakukannya?"

Jawabannya berupa prosedur

iv. Contoh Pertanyaan Hipotetik " Mengapa bisa begitu?" " Mengapa itu

terjadi?" Jawabannya berupa prinsip atau generalisasi

e) Guru harus menyusun indikator-indikator pertanyaan yang baik dan tepat

f) Kegiatan menanya dapat mengembangkan kreativitas dan rasa ingin tahu

g) Guru harus menilai proses pada saat siswa membuat, menyusun dan

menyampaikan pertanyaannya.

6) Langkah-Langkah Penerapan Model Questioning

Beberapa langkah penerapan model questioning (bertanya) yang

dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

a) Model pertama

Langkah-langkah dalam pengembangan model ini adalah seperti berikut.

i. Pilihlah salah satu kompetensi dasar yang sesuai.

ii. Tentukan media kontekstual, sesuai KD dan dapat merangsang siswa

untuk bertanya atau mengembamkan pertanyaan.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

25

iii. Buatlah kelompok atau pasangan siswa untuk saling membuat

pertanyaan.

iv. Berikan waktu kepada siswa untuk membuat pertanyaan berdasarkan

media yang telah disediakan guru.

v. Tukar pertanyaan yang telah dibuat siswa atau kelompok yang satu

dengan siswa atau kelompok yang lain.

vi. Adakan pembahasan di bawah panduan guru.

b) Model kedua

i. Pilihlah salah satu kompetensi dasar yang sesuai.

ii. Tentukan media kontekstual, sesuai KD dan dapat merangsang siswa

untuk bertanya atau mengembangkan pertanyaan.

iii. Pajangkan atau bagikan media yang telah disiapkan kepada siswa.

iv. Berikan waktu kepada siswa untuk memperhatikan media yang telah

dipersiapkan.

v. Tugaskan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

guru dan membuat pertanyaan untuk dibahas.

vi. Adakan kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa atau sebaliknya

sekitar materi/KD yang dibahas dengan mengacu pada media

pembelajaran yang disampaikan.

c) Model ketiga

i. Pilihlah salah satu kompetensi dasar yang sesuai.

ii. Tentukan media kontekstual, sesuai KD dan dapat merangsang siswa

untuk bertanya atau mengembangkan pertanyaan.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

26

iii. Buatlah kelompok atau pasangan siswa untuk saling membuat

pertanyaan.

iv. Berikah waktu kepada siswa untuk membuat pertanyaan berdasarkan

media yang telah disediakan guru.

v. Tukarkan pertanyaannya yang telah dibuat siswa atau kelompok yang

satu dengan siswa atau kelompok yang lain.

vi. Adakan kegiatan tanya jawab multi-arahan yang dipandu oleh guru

sekitar materi/KD yang dibahas dengan mengacu pada media

pembelajaran dan daftar pertanyaan yang telah dibuat siswa di

kelompoknya.

Menurut Silberman (2007: 13-14) dalam Hosman (2014: 56)

Langkah yang strategis questions students have adalah sebagai berikut.

a) bagikan kartu kosong kepada masing-masing siswa.

b) mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki

tentang matapelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelaiari.

c) putarlah kartu tersebut searah jarum jam. ketika setiap kartu diedarkan

kepada siswa berikutnya, siswa tersebut harus membacanya dan

memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan

mengenai pembaca.

d) saat kartu kembali kepada penulisnya, maka setiap perserta telah

memeriksa seluruh pertanyaan yang ada. Poin ini mengidentifikasi

pertanyaan yang memperoreh suara terbanyak.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

27

e) panggil beberapa siswa berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun

mereka tidak memperoleh suara terbanyak.

f) kumpulkan semua kartu. kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang

menurut guru penting untuk dijawab.

Langkah-langkah kegiatan menanya menurut Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar (2016: 24) adalah:

a) Guru memastikan bahwa apa yang diamati siswa sudah tepat;

b) Guru memberikan stimulus supaya siswa berani bertanya;

c) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun supaya muncul

pertanyaan dari siswa sesuai dengan yang guru harapkan;

d) Guru memfokuskan pertanyaan-pertanyaan siswa pada pertanyaan yang

sesuai dengan materi atau apa yang akan dicari oleh siswa; dan

e) Guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah berani bertanya

dan motivasi bagi siswa yang belum berani bertanya.

7) Kelebihan dan kekurangan kegiatan menanya.

Adapun kelebihan questions students have, diantaranya sebagai

berikut.

a) dapat mengaktifkan siswa secara penuh.

b) melatih rasa percaya diri siswa.

c) melatih siswa untuk berbuatjujur.

d) meningkatkan kreativitas siswa.

e) dapat memeperdalam pengu asaanmateri pelajaran.

f) dapat digunakan untuk semua matapelajaran.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

28

Sedangkan kelemahan questions students have, diantaranya sebagai

berikut.

a) memakan waktu lama jika digunakan dalam kelas besar.

b) pertanyaan dari siswa sering kali tidak sesuai dengan topik yang dibahas.

c. Percobaan/Experimenting

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik

dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek

yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut

terkumpul sejumlah informasi.

Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu

memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan

informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan

mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

Langkah ketiga pada scientific approach adalah experimenting

(mencoba). Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan

informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen,

membaca sumber lain selain buku teks mengamati objek kejadian aktivitas,

wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,

kemamuan berkomunikasi menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

metalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

29

berajar sepanjang hayat. Pada langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut

untuk mencoba mempraktikkan apa yang dipelajari.

Eksperimen/mencoba dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang

direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau

menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang

dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam

suatu hipotesis juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. uUntuk

keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian diuji

coba.

Menurut Syaifin Bahri Djamarah (1995) dalam Hosnah (2014: 58),

metode ersperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Kemudian Mulyani Sumantri, dkk, (1999); mengatakan bahwa metode

eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa

dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.

Menurut Roetiyah (2001: 80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar di

mana siswa merakukan sesuatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan itu

disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Menurut Schoenherr (1996, yang dikutip oleh Palendeng, 2003: Bl)

dalam Hosnah (2014: 58), metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk

pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi

berajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

30

optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam

struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Menurut Al-Farisi (2005: 2) dalam Hosnan (2014: 58) metode

eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak

dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

Karakteristik metode eksperimen menurut Winataputra (Triadi, 2011)

dalam Hosnan (2014: 58) adalah :

1) ada alat bantu yang digunakan,

2) siswa aktif melakukan percobaan,

3) guru membimbing,

4) tempat dikondisikan,

5) ada pedoman untuk siswa,

6) ada topik yang dieksperimenkan,

7) ada temuan-temuan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode eksperimen

adalah :

1) setiap siswa harus engadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau

materi percobaan harus cukup bagi siswa,

2) agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan

atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu

bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih,

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

31

3) siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka

perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga mereka menemukan

pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu,

4) siswa sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas,

sebab mereka di samping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta

keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru

dalam memilih objek eksperimen,

5) tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai

kejiwaan beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001: 81) dalam Hosnan

(2014: 60) adalah :

1) perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus

memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen,

2) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang

akan diperlukan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol ketat, urutan

eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat,

3) selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. bila

perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

jalannya eksperimen,

4) setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Prosedur kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba menurut

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 25) adalah:

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

32

1) kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan eksperimen, mencoba sesuatu,

membuat sesuatu, mendemonstrasikan, meniru gerak, membaca berbagai

sumber, mewawancara narasumber dan sebagainya.

2) guru perlu menyusun indikator-indikator bahwa siswa mengumpulkan

informasi dengan benar dan tepat

3) guru melakukan penilaian proses ketika siswa melaksanakan kegiatan

mengumpulkan informasi

4) hasil dari kegiatan ini berupa dalal informasi

Tahap-tahap eksperimen menurut Palendeng (2003: 82) dalam Hosnan

(2014: 61) adalah :

1) percobaan awal yaitu pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan

yang didemontrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.

demontrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fisika

yang akan dipelajari,

2) pengamatan yang merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.

siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut,

3) hipotesis awal yaitu siswa dapat merumuskan hipotesis sementara

berdasarkan hasil pengamatannya,

4) verifikasi yaitu kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal

yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. siswa

diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,

selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya,

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

33

5) aplikasi konsep yaitu setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,

hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. kegiatan ini merupakan

pemantapan konsep yang dipelajari,

6) evaluasi merupakan kegiatan terakhir setelah selesai satu konsep. penerapan

pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk

memahami konsep.

Langkah-langkah kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba menurut

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 25) adalah:

1) guru merumuskan tujuan pengumpulan informasi yang akan dilakukan

2) guru bersama siswa menyiapkan perlengkapan

3) siswa memperhitungkan tempat dan waktu

4) guru menyediakan keftas kerja untuk mengarahkan kegiatan siswa

5) siswa mengumpulkan informasi menggunakan kertas kerjanya

6) guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan mengevaluasinya

Kelebihan metode eksperimen menurut Rusyan (Maulidia, 2011) dalam

Hosnan (2014: 63) adalah:

1) melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya, terutama

kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan

eksperimen,

2) kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa melalui

eksperimen yang dilakukanya sendiri secara langsung.

3) siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat

kebenaran secara langsung,

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

34

4) mengembangkan sikap terbuka bagi siswa,

5) melibatkan aktivitas dan kreativitas siswa secara langsung dalam pengajaran,

sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.

Kelemahan metode eksperimen adalah :

1) memakan waktu yang banyak,

2) metode ini kebanyakan cocok untuk sain dan teknologi, kurang tepat jika

diterapkan pada pelajaran lain, terutama bidang ilmu sosial,

3) pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,

kemunginan memiliki bahaya selalu ada,

4) memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap, jika kurang salah satu padanya,

maka eksperimen tidak akan berhasil dengan baik.

d. Menalar / Associating

Kegiatan menalar dengan menganalisis data dalam bentuk membuat

kategori, menentukan hubungan data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis

data. Kegiatan menalar sebagaimana dalam Permendikbud No 81a Tahun 2013

adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil

kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi.

1) Metode menalar

Metode dalam menalar menurut Hosnan (2014: 72) ada 2 yaitu metode

induktif dan metode deduktif. Metode induktif adalah metode yang digunakan

dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Sedangkan metode

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

35

deduktif adalah metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih

dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

2) Cara menalar

Cara menalar dengan metode induktif merupakan cara menalar dengan

menarik simpulan dari fenomena atau artribut-artribut khusus untuk hal-hal yang

bersifat umum. Jadi menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan

dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi

simpulan yang bersifat umum. Cara menalar dengan deduktif dengan menarik

kesimpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum

menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan

pola silogisme. Cara kerja penalaran deduktif adalah menerapkan ha-hal yang

umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagian

yang khusus.

3) Hubungan Antarfenomena

Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan satu atau

beberapa fakta yang lain. Penalaran sebab akibat ini masuk dalam ranah

penalaran induktif yang disebut dengan penalaran induktif sebab akibat.

Penalaran induktif sebab akibat terdiri atas tiga jenis.

a) Hubungan sebab akibat. Pada penalaran hubungan sebab akibat hal-hal yang

menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik kesimpulan

yang berupa akibat.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

36

b) Hubungan akibat sebab. Pada penalaran hubungan akibat sebab, hal-hal yang

menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik kesimpulan

yang merupakan penyebabnya.

c) Hubungan sebab akibat 1, akibat 2. Pada penalaran hubungan sebab akibat 1,

akibat 2 suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat, akibat yang

pertama menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat yang kedua. Akibat

yang kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga dan

seterusnya.

4) Prosedur kegiatan menalar/mengasosiasikan menurut Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar (2016: 25) adalah:

a) kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan mengolah informasi, menganalisis

data, menemukan pola, menyimpulkan dan sebagainya.

b) hasil dari kegiatan ini adalah dala/informasi yang telah diolah dan

digeneralisasi

c) guru perlu merumuskan indikator-indikator bahwa siswa melakukan

kegiatan mengasosiasi dengan tepat

d) guru harus menilai proses ketika siswa melakukan kegiatan mengasosiasi

5) Langkah-langkah dalam kegiatan menalar/mengasosiasikan menurut

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 25) mengasosiasi terdiri dari:

a) siswa mencermati data/ informasi satu per satu

b) siswa mengolah data/ informasi tersebut

c) siswa melihat keunikan dari kumpulan informasi/ data tersebut dan

d) mengambil benang merahnya (menyimpulkan)

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

37

e. Mengomunikasikan

Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan menuliskan atau

menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan

dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik

tersebut.

Beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan

mengkomunikasikan adalah sebagai berikut.

1) setiap kelompok bekerja sama untuk mendiskripsikan karakter dan kegiatan

pada kotak-kotak yang telah disediakan dalam buku siswa,

2) setiap peserta didik memahami bagaimana mendeskripsikan orang dan

binatang yang ada dilingkungan sekitar rumahnya,

3) peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan kelas,

4) setiap kelompok mendengarkan dengan baik, dan bisa memberikan

masukan/tambahan tentang karakter dan kegiatan yang dilakukan oleh orang

maupun binatang yang ada dilingkungan sekitar rumahnya,

5) setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja kelompoknya di depan

kelas,

6) guru mengarahkan dan memastikan jalannya roses kegiatan penerapan ini

bisa berjalan dengan baik,

7) semua peserta didik harus terlibat aktif dalam proses kegiatan

mengkomunikasikan ini,

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

38

8) setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan

menampung masukan-masukan dari kelompok lain, guru memberikan

penjelasan di depan kelas.

9) guru menjelaskan tentang karakter-karakter orang, binatang, dan

benda/pepohonan.

10) guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan baik dan benar.

Prosedur kegiatan mengkomunikasikan menurut Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar (2016: 26) adalah :

1) kegiatan ini dapat dilakukan melalui presentasi, pajang karya, kunjung karya,

menyajikan laporan secara lisan atau tertulis mulai dari proses, hasil dan

kesimpulan.

2) guru harus merumuskan indikator-indikator bahwa siswa mengomunikasikan

dengan tepat.

3) guru harus menilai proses ketika siswa melakukan kegiatan

mengomunikasikan.

Langkah-langkah dalam kegiatan mengkomunikasikan menurut

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2016: 26) terdiri dari:

1) siswa menentukan apa yang akan dikomunikasikan

2) siswa menentukan siapa yang akan menjadi penerima informasi

3) siswa memikirkan bagaimana cara mengomunikasikan supaya penerima

informasi bisa menerimanya atau memahaminya

4) siswa memberikan kesempatan kepada penerima informasi untuk bertanya

hal-hal yang belum dipahaminya

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

39

2. Posisi Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013

Kedudukan Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 berperan sangat

penting yaitu sebagai penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

Pembelajaran di Sekolah Dasar tidak lagi berbasis mata pelajaran, melainkan

berbasis tema, baik tema alam, sosial, maupun tema budaya. Di dalam buku yang

tematik masih mengandung 8 (delapan) mata pelajaran inti untuk SD yaitu

Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS SBdp dan PJOK.

Walaupun terdapat mata pelajaran, tetapi penyampaian pembelajarannya

dilakukan secara tematik-terpadu. Materi pelajaran tidak disajikan dalam buku-

buku mata pelajaran tetapi dalam bentuk buku tema-tema pelajaran. Tentu semua

tema pelajaran itu bukan saja ditulis dalam Bahasa Indonesia melainkan pula

Bahasa Indonesia dijadikan sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan

(carrier of knowledge): Bahasa Indonesia tidak semata diajarkan sebagai ilmu

pengetahuan tetapi dipraktikkan sebagai penghela ilmu pengetahuan.

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Permendiknas No 22

(2006: 317) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis

b. menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara

c. memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

40

untuk berbagai tujuan

d. menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

e. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa

f. menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Permendiknas

Nomor 22 (2006: 318) mencakup komponen kemampuan berbahasa dan

kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1)

mendengarkan; 2) berbicara; 3) membaca; dan 4) menulis.

Mendengar/menyimak (Asnah 2014: 3) merupakan salah satu jenis

keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian,

menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada

dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan

situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam

percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam

menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara.

Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh

penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau

mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-

situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah,

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

41

atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak

noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak

bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta

pembicaraan diperlambat.

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika

kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus

mampu menguasai beberapa hal berikut:

a. menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat

jangka pendek (short-term memory);

b. berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa

target;

c. menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan

adanya reduksi bentuk-bentuk kata;

d. membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;

e. mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);

f. mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;

g. menebak makna dari konteks;

h. mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);

i. menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;

j. mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);

k. mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan

unsur-unsur lainnya.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

42

Berbicara (Asnah 2014: 4) merupakan salah satu jenis keterampilan

berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan

berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan

noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap

muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara

berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi,

pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara

dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif,

misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini,

audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun

pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh

mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat

noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam

berbicara. Seorang pembicara harus dapat:

a. mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat

membedakannya;

b. menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga

pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;

c. menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;

d. menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi

komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan

pendengar;

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

43

e. berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas

bagi pendengar;

f. berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan

ide-ide utama;

g. berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah

mengikuti pembicaraan.

Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis

yang bersifat reseptif (Asnah 2014: 5). Keterampilan membaca dapat

dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan

berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah

berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi

dengan keterampilan menyimak dan berbicara.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca

yang harus dimiliki pembaca adalah:

a. mengenal sistem tulisan yang digunakan;

b. mengenal kosakata;

c. menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan

utama;

d. menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis;

e. mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;

f. menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat,

objek, dan preposisi;

g. mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

44

h. merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;

i. menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik

kesimpulan-kesimpulan;

j. menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan

gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama;

k. membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan;

l. menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca

yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan

studi secara mendalam.

Menulis (Asnah 2014: 6) merupakan salah satu jenis keterampilan

berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan

keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan

berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan

kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-

pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam

menulis, penulis perlu untuk:

a. menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;

b. memilih kata yang tepat;

c. menggunakan bentuk kata dengan benar;

d. mengurutkan kta-kata dengan benar;

e. menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;

f. memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

45

g. mengupayakan ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide

atau informasi tambahan;

h. mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga

pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;

i. membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca

sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal

yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis.

Hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah

merupakan proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan

sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya

sastra. Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai

berikut :

a. membaca (reseptif) dan menulis (produktif);

b. menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi,

sedangkan membaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi

dalam tulisan;

c. sebelum menulis, seringkali penulis melakukan aktifitas membaca;

d. dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan,

bagan, rangkuman, atau komentar; dan

e. Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis

Ruang lingkup materi Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar tertuang dalam

Permendikbud Nomor 64 (2013: 49) sebagai berikut:

a. Materi Bahasa Indonesia untuk kelas I dan kelas II meliputi:

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

46

1) bentuk dan ciri teks faktual (deskriptif, petunjuk/arahan, laporan

sederhana), teks tanggapan (ucapan terima kasih, permintaan maaf,

diagram/tabel), teks cerita (narasi sederhana, puisi) teks cerita non-naratif

(cerita diri/personal, buku harian);

2) konteks budaya, norma, serta konteks sosial yang melatarbelakangi

lahirnya jenis teks;

3) paralinguistik (lafal, kelantangan, intonasi, tempo, gestur, dan mimik); dan

4) satuan bahasa pembentuk teks: kalimat sederhana dua kata pola SP.

b. Materi Bahasa Indonesia untuk kelas III dan kelas IV

1) bentuk dan ciri teks genre faktual (teks laporan informatif hasil observasi,

teks arahan/petunjuk, teks instruksi, teks surat tanggapan pribadi), genre

cerita (cerita petualangan, genre tanggapan, teks dongeng, teks

permainan/dolanan daerah (teks wawancara, ulasan buku );

2) konteks budaya, norma, serta konteks sosial yang melatarbelakangi

lahirnya jenis teks; dan

3) satuan bahasa pembentuk teks: kalimat sederhana pola SPO dan SPOK,

kata, dan kelompok kata Penanda kebahasaan dalam teks.

c. Materi Bahasa Indonesia untuk kelas V dan kelas VI

1) bentuk dan ciri teks genre faktual (teks laporan buku, laporan investigasi,

teks penjelasan tentang proses, teks paparan iklan), genre cerita (teks

narasi sejarah, teks pantun dan syair), dan genre tanggapan (pidato

persuasif, ulasan buku, teks paparan, teks penjelasan);

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

47

2) konteks budaya, norma, serta konteks sosial yang melatarbelakangi

lahirnya jenis teks;

3) satuan bahasa pembentuk teks: kalimat sederhana pola SPPel, SPOPel,

SPOPelK, kata, frasa, pilihan kata/diksi;

4) penanda kebahasaan dalam teks; dan

5) paralinguistik (lafal, kelantangan, intonasi, tempo, gestur, dan mimik)

Implementasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2005: 441) adalah

implementasi/impleméntasi/E pelaksanaan: pertemuan kedua ini bermaksud

mencari bentuk – dari apa yang telah disepakati dulu.

Jadi implementasi pembelajaran saitifik yang tematik adalah pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

tema sebagai pengikat antar mata pelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran tematik, menurut Hosnan (2014: 366) perlu

dilakukan kegiatan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar,

pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

a. Menentukan tema

1) mempelajari standar kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing

mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

2) menetapkan lebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. untuk

menentukan tema tersebut, guru bekerja sama dengan peserta didik sehingga

sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

b. Prinsip penentuan tema

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

48

1) memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa

2) dari yang termudah menuju yang sulit

3) dari yang sederhana menuju yang kompleks

4) dari yang kongkrit menuju ke yang abstrak

5) tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri

siswa.

6) ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa,

termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.

c. Menetapkan jejaring tema

Buatlah jejaring tema yang menghubungkan kompetensi dasar dan

indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat

kaitan antartema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.

Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap

tema. Untuk jejaring tema pada kurikulum 2013 sudah dibuatkan jejaring oleh

tim penyusun buku kurikulum 2013.

d. Tahap kegiatan

Pelaksanaan pebelajaran tematik setiap hari dapat dilakukan dengan

menggunakan tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pembukaan/awal/

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap

tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 X 35

menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran ( 3 X 35 menit), dan kegiatan penutup satu

jam pelajaran (1 X 35 menit).

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 41: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

49

Untuk tahapan kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 sudah

dibuatkan alur pembelajaran yang ada dalam buku pegangan guru, contoh

pembelajaran sebagai berikut.

1) Pembelajaran kelas I

Langkah-langkah pembelajaran Kelas I, Tema 2 Kegemaranku, Subtema

2 Gemar Menyanyi dan Menari, Pembelajaran 2 dalam Kemendikbud (2014: 37-

38) sebagai berikut.

Tabel 2.2 Contoh Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas I

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati teks lagu anak-anak “Naik Naik ke

Puncak Gunung” di buku siswa.

2. Siswa bertanya jawab tentang isi lagu bersama guru.

3. Siswa membaca nyaring isi lagu dengan mengikuti guru

membaca.

4. Siswa dan guru menyanyikan lagu tersebut secara

bersama-sama dengan penuh semangat.

5. Setelah semua siswa bernyanyi, siswa menghitung jumlah

kata yang terdapat dalam lagu.

6. Kemudian siswa melanjutkan kegiatan dengan mencari

kata-kata yang sudah ditentukan di buku siswa dan

menghitung jumlah kata tersebut dalam teks lagu yang

dipelajari. Siswa menuliskan hasil pengamatannya dengan

benar pada tabel yang telah disiapkan. Siswa dan guru

membahas hasil penghitungan secara bersama-sama.

7. Siswa mendengarkan teks lagu anak-anak yang dibacakan

guru. (“Naik Puncak Gunung”). Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok beranggotakan orang per kelompok.

8. Dengan mengamati teks lagu siswa melengkapi kalimat

yang terdapat pada buku siswa sehingga menjadi teks lagu

yang utuh secara berkelompok.

9. Kelompok siswa yang sudah selesai boleh membantu

kelompok lain yang membutuhkan.

10. Setelah selesai dengan kegiatan melengkapi kalimat, siswa

menuliskan kata-kata yang belum dimengerti di buku

11. Siswa dan guru mendiskusikan kata-kata yang sulit

dimengerti siswa pada teks lagu.

Penutup 12. Kegiatan ditutup dengan membuat kesimpulan tentang

gunung sebagai karunia Tuhan.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 42: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

50

2) Pembelajaran Kelas II

Langkah-langkah pembelajaran Kelas II Tema 2 Bermain di

Lingkunganku, Subtema 1 Bermain di Lingkungan Rumah, Pembelajaran 6 yang

tertuang dalam Kemendikbud (2014: 45-47) sebagai berikut.

Tabel 2.3 Contoh Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas II

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan inti Guru memberikan arahan kepada siswa untuk membaca teks

dengan cermat.

Siswa mengamati gambar tentang kegiatan ibu di dapur

pulang dari berbelanja.

Siswa mengamati teks percakapan antara Tiur, Beni, dan Ibu

Siswa membaca teks percakapan.

Siswa menanya tentang gambar kegiatan ibu di dapur pulang

dari berbelanja

Siswa menanya tentang teks percakapan antara Tiur, Beni,

dan Ibu

Siswa bertanya tentang pembagian kelompok dalam membaca

teks percakapan

Siswa bermain peran sesuai teks percakapan Tiur, Beni dan

Ibu tentang bersatu dalam keragaman di lingkungan rumah

Siswa melengkapi kalimat berdasarkan teks percakapan Tiur,

Ibu, dan Beni

Guru memberikan arahan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan dengan bertanggung jawab.

Siswa menjawab pertanyaan dari teks percakapan yang dibaca

Siswa mendiskusikan jawaban yang didapat

Siswa mengisi tabel tentang manfaat daun pisang, daun

kelapa dan beberapa daun lainnya berdasarkan teks

percakapan mengenai berbelanja

Siswa menjelaskan manfaat hidup bersatu dalam keragaman

dari pertanyaan yang diberikan guru

Siswa menjelaskan akibat hidup tidak bersatu dalam

keragaman

Siswa memperhatikan jadwal harian Beni

Siswa menyebutkan urutan aktivitas Beni

Siswa ditugaskan guru menyusun ulang jadwal sehari Beni

Siswa ditugaskan menulis jadwal harian sendiri berdasarkan

kegiatan dan aktivitas bermain yang dilakukan

Siswa menyimpulkan isi cerita tentang jadwal kegiatan

sendiri yang telah ditulis dengan bimbingan guru

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 43: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

51

Guru membimbing siswa agar mengerjakan soal dengan

cermat.

Siswa mengerjakan soal tentang menentukan suku yang

belum diketahui dari kalimat matematika yang berkaitan

dengan pengurangan ( ruas kanan dan kiri dari 2 suku) dengan

bimbingan guru

Siswa mengemukakan langkah-langkah menentukan suku

yang belum diketahui dari kalimat matematika pengurangan

(ruas kanan dan kiri terdiri dari 2 suku

Guru memberi arahan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan dengan percaya diri.

Siswa membaca petunjuk sederhana tentang membuat

anyaman dari daun kelapa

Siswa menjelaskan cara mengolah bahan alam yang dapat

digunakan sebagai karya kreatif

Siswa membuat anyaman dari daun kelapa

3) Pembelajaran Kelas III

Langkah-langkah pembelajaran Klas III Tema 3 Perubahan Alam,

Subtema 4 Kegiatan Berbasis Proyek, Pembelajaran 5 yang tertuang dalam

Kemendikbud (2014: 129) sebagai berikut.

Tabel 2.4 Contoh Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas III

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Inti Guru mengingatkan siswa untuk mencatat kecepatan angin selama

lima menit.

Siswa membuat draft diagram batang mengenai kecepatan angin

yang telah dicatat selama empat hari (pembelajaran 2-

pembelajaran 4).

Guru memeriksa draft diagram batang yang diberikan oleh setiap

kelompok.

Siswa mulai membuat diagram batang dalam lembar presentasi

besar (karton atau kardus bekas) setelah draft yang dibuat

disetujui oleh guru.

Guru berkeliling dan memberi masukan pada siswa dalam proses

pembuatan diagram batang mengenai kecepatan angin.

Setiap kelompok siswa mempresentasikan diagram batang yang

telah dibuatnya.

Guru memberi apresiasi pada kelompok yang telah bekerja dengan

baik.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 44: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

52

4) Pembelajaran Kelas IV

Langkah-langkah pembelajaran di Kelas IV, Tema 4 Berbagai Pekerjaan,

Subtema 2 Barang dan Jasa, Pembelajaran 4 yang tertuang dalam Kemendikbud

(2014: 78-81) sebagai berikut.

Tabel 2.5 Contoh Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas IV

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Inti Siswa mengamati 2 gambar yang ada di buku siswa dan

mendiskusikan peralatan yang dipakai oleh kedua tukang kayu.

Saat kegiatan membandingkan, guru dapat meminta untuk melihat

secara detail tentang apa saja yang berbeda dari dua gambar itu

jika dihubungkan dengan pekerjaan mereka.

Siswa menjawab pertanyaan yang ada di buku siswa dengan

kegiatan membandingkan gambar. Kegiatan ini dapat dilakukan

secara individu terlebih dahulu. Kemudian siswa dapat berdiskusi

dengan teman sebangkunya utuk mengecek jawaban mereka.

Guru mengonfirmasi jawaban siswa

Siswa menyimpulkan tentang penggunaan teknologi dari kedua

tukang kayu dengan mengisi tabel yang ada di buku siswa.

(Penilaian no. 3)

Siswa membaca dialog yang ada di buku paket dengan teman

sebangkunya

Siswa mengisi pertanyaan dalam bentuk peta pikiran. (Penilaian

no. 1) Siswa mengerjakan soal cerita yang berhubungan dengan

luas segitiga. (Penilaian no. 2)

Penutup Siswa menuliskan ide-ide agar penggunaan teknologi modern

dapat digunakan dengan sebaik-baiknya tanpa menggangu

lingkungan.

Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan

perenungan di halaman 150.

Pengayaan

Siswa dapat mencoba membuat soal sendiri yang berhubungan

dengan luas segitiga.

Siswa dapat berkreasi membuat soal sendiri dengan

menggabungkan dua bangun yang sudah dipelajari (bangun datar

persegi panjang dan segitiga).

Remidial

Siswa yang belum menguasai konsep luas segitiga dapat diberikan

latihan khusus penguatan materi. Materi yang belum dikuasai

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 45: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

53

dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah. Siswa mencoba dahulu

untuk mengerjakan semampunya. Guru akan memeriksa kembali

pekerjaan siswa dan melihat hal–hal yang belum dikuasai.

Penguatan akan diberikan setelah pulang sekolah.

5) Pembelajaran Kelas V

Pembelajaran Kelas V, Tema 2 Peristiwa dalam Kehidupan, Subtema 2

Peristiwa-peristiwa Penting, Pembelajaran 4 yang tertuang dalam Kemendikbud

(2014: 98-105) sebagai berikut.

Tabel 2.6 Contoh Pembelajaran di Kelas V

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Inti Mulai kegiatan dengan membaca teks bacaan secara cermat

tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang, dan sosialisasikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada tema peristiwa sejarah

Siswa menyimak tentang informasi penting dalam bacaan.

(Mengamati)

Siswa kemudian mengamati dan meringkas dengan teliti

tentang kehidupan bermasyarakat pada masa penjajahan

secara mandiri dari bacaan.

Hasil yang diharapkan :

Pengetahuan siswa tentang topik bacaan

Keterampilan siswa dalam mencari informasi melalui bacaan

Kecermatan dan ketelitian siswa dalam menjawab pertanyaan

Siswa membuat pertanyaan dengan menggunakan informasi

yang ada pada bacaan yang telah disediakan

sebelumnya.(Menanya)

Siswa berdiskusi (tanya-jawab) dengan menggunakan

informasi yang ada. penting dari bacaan dengan bimbingan

guru

Siswa menulis ringkasan dengan teliti dan mandiri tentang

kehidupan bermasayarakat di Indonesia pada masa

penjajahan.

Siswa dapat berkolaborasi dengan teman sebangku untuk

menanyakan informasi apa yang teman mereka dapatkan dari

kegiatan membaca

Hasil yang diharapkan :

Siswa dapat meringkas isi atau informasi penting dalam

bacaan secara cermat dan teliti

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 46: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

54

Siswa dapat menunjukkan sikap tertib dan berpikir sistematis

dalam membuat ringkasan tentang kehidupan bermasyarakt

dan perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan

Gunaka rubrik “Membuat Ringkasan” untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik

Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan meminta

mereka mencari dari berbagai sumber tentang kondisi pulau-

pulau bekas wilayah jajahan Belanda dan Jepang di

Indonesia. (Mencari Informasi)

Siswa membentuk kelompok terdiri atas 3-4 peserta didik

Siswa memperhatikan petunjuk langkah penyelidikan serta

informasi apa yang harus mereka dapatkan dalam

penyelidikan mereka.

Siswa secara berkelompok melakukan studi literatur secara

sederhana dari berbagai sumber.

Guru membimbing siswa dalam merumuskan dan mencatat

informasi-informasi penting dalam proses penyelidikan dan

studi literatur mereka.

Hasil yang diharapkan :

Siswa diharapkan timbul sikap rasa ingin tahu dan terampil

berdiskusi memecahkan masalah terhadap topik yang sedang

dipelajari.

Siswa dapat bekerja kelompok secara mandiri

Siswa dapat mencari dan mencatat informasi yang penting

yang mereka dapatkan guna melengkapi tabel penyelidikan

mereka dengan cermat dan sistematis.

Siswa mempresentasikan dan mendiskusikan hasil kerja

kelompok mereka.

Siswa melengkapi hasil catatan penelitian mereka

berdasarkan hasil diskus

Siswa menggolongkan beberapa syair sesuai tema (Menalar)

Siswa menyimpulkan karakteristik karya syair dengan cermat

dan teliti.

Siswa secara berkelompok mengisi dan melengkapi karya

sastra syair di kolom yang telah disediakan dengan percaya

diri dan kompak.

Hasil yang diharapkan :

Pengetahuan siswa tentang syair dan pantun

Siswa bersikap cermat dan teliti ketika membedakan

karakteristik syair dan pantun.

Siswa dapat melatih kekompakan dan bersikap percaya diri

ketika mencoba melengkapi syair danpantun yang ada

bersama teman-temannya

Kemandirian peserta didik dalam mengerjakan tugas

Gunakan rubrik “Menulis Syair dan Pantun” untuk mengukur

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 47: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

55

pencapaian kompetensi peserta didik.

Siswa mengidentifikasikan permasalahan tentang

pemeliharaan museum dan pemeliharaan barang-barang

peninggalan bersejarah di museum. (Mengasosiasi)

Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai topik

Pemeliharaan barang-barang bersejarah di museum dan

bagaiman menyelamatkan barangbarang peninggalan

bersejarah dan mengaitkannya dengan pembahasan kewajiban

Siswa secara berkelompok menuliskan hasil diskusi dalam

bentuk essay dengan memperhatikan kriteria penulisan essay

yang baik.

Hasil yang diharapkan :

Siswa terampil dalam berdiskusi dan menyampaikan pendapat

sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Siswa dapat menunjukkan sikap saling menghargai pendapat

teman dalam proses diskusi.

Siswa dapat melatih sikap teliti dan bepikir kritis dalam

memecahkan permasalahan sosial dan budaya di Indonesia

Siswa mencoba membuat poster dengan mengingat kembali

teknik dan kriteria membuat sebuah poster.

Siswa menyajikan poster yang berisi ajakan untuk

menyadarkan orang lain agar bertanggung jawab terhadap

pemeliharaan barang bersejarah di museum sebagai sebuah

tindakan yang mencerminkan kewajiban.

Bimbing siswa untuk memilih gambar dan kalimat ajakan

(persuasif) yang sesuai tema untuk pembuatan poster.

Siswa mencoba merumuskan hak dan kewajiban mereka

dalam anggota kelompok.

Hasil yang diharapkan :

Siswa dapat membuat sebuah poster yang menarik sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan kreatif.

Siswa dapat berpikir kritis dalam memahami, merumuskan,

serta menuliskan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota

dalam kelompok.

Siswa dapat menilai diri mereka sendiri secara jujur tehadap

pemahaman akan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota

kelompok.

Siswa dapat menunjukkan sikap kemandirian dan terampil

dalam membuat poster

Gunakan rubrik “Membuat Poster” dan “ceklis penilaian hak

dan kewajiban” untuk mengukur pencapaian kompetensi

siswa.

Hasil yang diharapkan :

Pengetahuan siswa tentang hak dan kewajiban

Keterampilan siswa dalam menyajikan informasi dalam

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 48: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

56

bentuk poster

Sikap mandiri dan bertanggung jawab siswa

Siswa dapat bersikap reflektif dan jujur dalam menyimpulkan

penguasaan hasil pembelajaran mereka.

Merupakan media untuk mengukur seberapa banyak materi

yang sudah dipelajari dan dipahami siswa.

Pada aktivitas ini lebih ditekankan pada sikap siswa setelah

mempelajari materi.

Penutup Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini, guru dapat memberikan

remedial dan pengayaan sesuai dengan tingkat pencapaian

masing-masing siswa.

Penilaian

6) Pembelajaran Kelas VI

Langkah-langkah pembelajaran Kelas VI, Tema 3 Tokoh dan Penemuan,

Subtema 3 Ayo Menjadi Penemu, Pembelajaran 1 yang tertuang dalam

Kemendikbud (2014: 136-140 ) sebagai berikut.

Tabel 2.7 Contoh Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas 6

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN

Inti Siswa membaca teks singkat tentang Thomas Alva Edison.

Siswa berdiskusi bersama seorang teman, tentang: Nilai-

nilai keteladanan Thomas Alva Edison. Contoh sikap dari

setiap nilai dalam kehidupan sehari- hari. Manfaat setiap

nilai tersebut bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Siswa menuliskannya dalam bagan yang tersedia

Motivasi siswa bahwa setiap orang memiliki kesempatan

untuk menjadi seorang penemu dengan menerapkan nilai-

nilai tersebut dalam sikap keseharian mereka.

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk

melakukan percobaan guru menemukan listrik statis di

sekitar mereka.

Siswa mengikuti instruksi yang diberikan di dalam buku.

Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hasil percobaan.

Siswa menuliskan hasil percobaan dalam bentuk teks

eksplanasi. (Penilaian 1 dan 2)

Siswa membaca senyap teks eksplanasi tentang listrik statis.

Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan teks.

Siswa menuliskan persamaan dan perbedaan antara listrik

statis dan listrik dinamis dalam bentuk Diagram Venn.

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 49: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

57

(Penilaian 1)

Meminta siswa melakukan refleksi apakah telah

mempraktikkan sikap ingin tahu yang tinggi, tekun, dan

pantang menyerah saat melakukan

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil.

Siswa dalam kelompok mengamati satu poligon yang

terdapat di buku.

Siswa berdiskusi untuk menentukan luas poligon tersebut,

kemudian mendiskusikan hasilnya dengan kelompok lain.

Jika terdapat perbedaan jawaban, siswa akan mencari tahu

strategi yang mereka gunakan.

Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

Siswa bersama guru bersama-sama membahas dua strategi

untuk mencari luas poligon tersebut.

Siswa mengerjakan latihan mencari luas poligon yang

terdapat di buku.

Siswa membandingkan cara yang mereka gunakan dengan

teman yang lain.

Penutup Siswa melakukan refleksi harian, apakah mereka telah

menerapkan rasa ingin tahu dan tekun.

Pengayaan

Siswa diberikan latihan tambahan soal problem solving

mencari luas bangun datar segi banyak (poligon) pada kertas

berpetak

Siswa bercerita pada orang tua tentang muatan listrik statis

dalam kehidupan.

Siswa diminta mengamati lingkungan sekitar rumah jika

terdapat rumah yang memasang penangkal petir pada atap

rumah mereka.

B. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian Sumaryo tahun 2015, menunjukkan bahwa: 1) guru

memiliki sikap positif/baik tentang pendekatan saintifik; 2) guru Bahasa

Indonesia telah mengimplementasikan pendekatan saintifik meskipun masih

terdapat kekurangan; dan 3) kendala yang dihadapi guru Bahasa Indonesia di

depan kelas antara lain sarana prasarana masih kurang memadai, pemahaman

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 50: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

58

guru tentang pendekatan saintifik belum optimal dan mengalokasian 4 jam

pelajaran dalam seminggu dibuat 2 kali tatap muka.

Demikian halnya penelitian I Nyoman Sumayasa tahun 2015,

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar Bahasa Indonesia

antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan pendekatan saintifik dan siswa

yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada siswa Kelas VI

Gugus VI Kecamatan Abang, Karangasem adalah : 1) motivasi belajar siswa

yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen)

hasilnya lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang mengikuti model

pembelajaran konvensional (kelompok kontrol); 2) hasil belajar siswa yang

mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya

lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran

konvensional (kelompok kontrol); 3) motivasi dan hasil belajar siswa yang

mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya

lebih baik daripada motivasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model

pembelajaran konvensional (kelompok kontrol).

Demikian pula, penelitian Rokhis Setiawati (2015: 73) menyatakan

bahwa pembelajaran pendekatan Scientific Learning pada materi konsep dan

pengelolaan koperasi mendapat respon positif dari siswa, mencapai hasil

belajar yang baik dan efektif terhadap hasil belajar siswa.

Sedangkan penelitian Ni Luh Gede, 2014 menunjukkan bahwa: 1)

dalam tahap perencanaan pembelajaran kelima kegiatan pokok pendekatan

saintifik direncanakan pada komponen langkah-langkah pembelajaran; 2)

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 51: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

59

dalam tahap pelaksanaan pembelajaran kelima kegiatan pokok pendekatan

saintifik tampak dalam kegiatan pembelajaran dan terlaksana dalam dua kali

pertemuan; 3) dalam tahap evaluasi pembelajaran penilaian meliputi penilaian

aspek pengetahuan dan keterampilan; dan 4) kendala-kendala yang dialami

guru adalah ketidaksesuaian antara waktu dengan cakupan materi

pembelajaran, serta contoh yang disajikan dalam buku pegangan siswa tidak

kontekstual.

C. Kerangka pikir

Pendekatan saintifik yang menjadi metode ilmiah dalam kurikulum

2013 harus dipahami dan dimengerti oleh guru, baik konsep maupun langkah-

langkah kerja pendekatan saintifik di kelas. Dengan demikian apabila guru

menguasai pendekatan saintifik dan mahir mengimplementasikan

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik, maka hasil pembelajaran akan

baik/positif. Demikian halnya sebaliknya bila guru kurang menguasai

pendekatan saintifik dan tidak mampu mengimplementasikan pembelajaran

Bahasa Indonesia, maka pembelajaran tidak berjalan dengan lancar dan

hasilnya tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan ketentuan.

Oleh karena itu perlu penelitian untuk mengetahui seberapa baik

penguasaan guru terhadap pendekatan saintifik, bagaimana

mengimplementasikan pendekatan saintifik, dan hubungan penguasaan

pendekatan saintifik dengan implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia di

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 52: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/2473/3/SUGENG HARYADI BAB II.pdf · A. Deskripsi Konseptual 1. ... khususnya dalam menulis artikel ... dari

60

Sekolah Dasar se-Kabupaten Cilacap dengan kerangka pikir pada tabel 2.1

sebagai berikut.

Bagan 2.1 Kerangka Pikir.

Pendekatan

Saintifik

Penguasaan

Guru

Implementasi

Pembelajaran

Bahasa Indonesia

Hubungan Penguasaan Guru

dengan Implementasi

Pembelajaran Bahasa

Indonesia

Posisi

Bahasa

Indonesia

Pemahaman dan Implementasi..., Sugeng Haryadi, Program Pascasarjana UMP, 2016