6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Kolb dalam Sulistyaningrum (2010) menyatakan bahwa gaya belajar melibatkan pengalaman baru, mengembangkan observasi atau refleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah. Terdapat dua aspek dalam pengertian tersebut, yaitu: pengalaman konkret pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak lain, serta eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif pada pihak lain. Menurut Supeno (2003), gaya belajar adalah pilihan-pilihan siswa dalam berpikir yang berhubungan dengan orang lain dan tipe-tipe khusus dari pengalaman dan lingkungan ruang kelas. Sementara Budianto (2006), mendefinisikan gaya belajar adalah pola kecenderungan yang lebih disukai siswa didalam memproses pengalaman dan informasi yang didapat atau kebiasaan yang mencerminkan cara siswa dalam menangani pengalaman yang diperolehnya melalui modalitas belajar. Gaya belajar menurut Setyowati (2006), gaya belajar merupakan karakteristik perilaku seseorang dalam berinteraksi dan berkreasi dari prinsip-prinsip, aturan-aturan, dan konsep-konsep pengalaman yang mengarah pada situasi yang baru untuk memulai sedangkan definisi lain dikemukakan oleh Gunawan (2006), gaya belajar adalah cara-cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya belajar diartikan sebagai suatu cara yang khas (kecenderungan) yang dilakukan oleh siswa selama proses belajarnya. B. Gaya Belajar Model Kolb Gaya belajar model Kolb mulai dikembangkan oleh David Kolb seorang pelopor bidang gaya belajar di Amerika sejak tahun 1976 pada dasarnya terletak pada cara individu memproses pengalaman (Susilo, 2006). Kolb dalam Endah (2005) menyatakan bahwa belajar adalah proses mencipta pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Kolb dalam Supeno (2003) menyatakan bahwa proses untuk mencipta pengetahuan transformasi melalui Apprehension dan Comprehension. Apprehension adalah suatu kondisi kognitif seseorang untuk dapat mengertisedangkan Comprehension
14
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW II.pdf9 kuadran 4 yang dimaknai oleh Heineman dalam Endah (2005) menghasilkan empat tipe belajar, yaitu : 1. Gaya Diverger Kombinasi dari perasaan dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Gaya Belajar
Kolb dalam Sulistyaningrum (2010) menyatakan bahwa gaya belajar
melibatkan pengalaman baru, mengembangkan observasi atau refleksi,
menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan
masalah. Terdapat dua aspek dalam pengertian tersebut, yaitu:
pengalaman konkret pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak
lain, serta eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif
pada pihak lain.
Menurut Supeno (2003), gaya belajar adalah pilihan-pilihan siswa
dalam berpikir yang berhubungan dengan orang lain dan tipe-tipe khusus
dari pengalaman dan lingkungan ruang kelas. Sementara Budianto (2006),
mendefinisikan gaya belajar adalah pola kecenderungan yang lebih disukai
siswa didalam memproses pengalaman dan informasi yang didapat atau
kebiasaan yang mencerminkan cara siswa dalam menangani pengalaman
yang diperolehnya melalui modalitas belajar.
Gaya belajar menurut Setyowati (2006), gaya belajar merupakan
karakteristik perilaku seseorang dalam berinteraksi dan berkreasi dari
prinsip-prinsip, aturan-aturan, dan konsep-konsep pengalaman yang
mengarah pada situasi yang baru untuk memulai sedangkan definisi lain
dikemukakan oleh Gunawan (2006), gaya belajar adalah cara-cara yang
lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti
suatu informasi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa gaya belajar diartikan sebagai suatu cara yang khas
(kecenderungan) yang dilakukan oleh siswa selama proses belajarnya.
B. Gaya Belajar Model Kolb
Gaya belajar model Kolb mulai dikembangkan oleh David Kolb seorang
pelopor bidang gaya belajar di Amerika sejak tahun 1976 pada dasarnya
terletak pada cara individu memproses pengalaman (Susilo, 2006). Kolb
dalam Endah (2005) menyatakan bahwa belajar adalah proses mencipta
pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Kolb dalam Supeno (2003)
menyatakan bahwa proses untuk mencipta pengetahuan transformasi
melalui Apprehension dan Comprehension. Apprehension adalah suatu
kondisi kognitif seseorang untuk dapat mengertisedangkan Comprehension
7
adalah kecakapan untuk mengerti sesuatu, jadi belajar yang berpusat pada
siswa adalah belajar berpengalaman. Bentuk proses belajar terdiri dari dua
dimensi yaitu dimensi pertama, berposisi vertikal ditunjukkan melalui
pengalaman konkrit dan konseptualisai abstrak dan dimensi dua, berposisi
horizontal ditunjukkan melalui eksperiman aktif dan observasi reflektif.
Gambar 2.1 Gaya Belajar Model Kolb
Kolb dalam Supeno (2003) menjelaskan bahwa kutub di atas terdapat
adanya dua garis yang berpotongan (vertikal dan horizontal) terbentuklah
empat kutub kecenderungan yang digunakan seseorang dalam proses
belajar pada Gambar 2.1, yaitu kutub:
1. Kutub Perasaan atau Feeling (Concrete Experience)
Siswa mengutamakan perasaan, dengan menekankan segi-segi
pengalaman konkrit, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan
kepekaan terhadap perasaan orang lain. Dalam proses belajar, individu
cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan
yang dihadapinya.
2. Kutub Pengamatan atau Watching (Reflective Observation)
Siswa mengutamakan pengamatan, penekanannya mengamati sebelum
menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu
menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Pada proses belajar,individu
8
akan menggunakan pikiran dan perasaan untuk membentuk opini atau
pendapat.
3. Kutub Pemikiran atau Thinking (Abstract Conceptualization)
Siswa mengutamakan pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis
dari ide-ide, perencanaan sistematik, dan pemahaman intelektual dari
situasi atau perkara yang dihadapi. Pada proses belajar, individu akan
mengandalkan perencanaan sistematik serta mengembangkan teori atau
ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
4. Kutub Tindakan atau Doing (Active Eksperimentation)
Siswa mengutamakan tindakan atau berbuat, cenderung kuat dalam
segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan
mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Pada proses belajar anak
akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan.
Berhubungan dengan penjelasan gaya belajar Model Kolb diatas,
Padmomartono dalam Anatawati (2004), menyebutkan bahwa terdapat
empat mod belajar yang bersama-sama membentuk dimensi belajar, yaitu
dimensi belajar konkret abstrak dan dimensi belajar aktif reflektif. Kolb
dalam Sulistyaningrum (2010) menyatakan setiap siswa menggunakan tiap
mod belajar sampai taraf tertentu, namun siswa bergaya belajar hasil
kecenderungan kalau tak belajar melalui Pengalaman Konkret (Concrete
Experience atau CE), maka ia belajar melalui membangun Kerangka Teoritik
(Abstract Conceptualization atau AC), berkombinasi kecenderungan kalau
tidak Eksperimentasi Aktif (Active Experimentation atau AE) maka ia
belajar berefleksi (Reflective Observation atau RO). Berdasarkan rumusan
tentang jenis-jenis gaya belajar seorang siswa, setiap guru perlu
memberikan bantuan kepada siswa untuk menyadari adanya hampiran
alternatif terhadap berbagai situasi pembelajaran yang berbeda-beda.
Seorang guru juga perlu menyadari gaya belajarnya sendiri sebagai
landasan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif
selaras dengan perbedaan gaya belajar dari masing-masing siswa. Menurut
Kolb dalam Anatawati (2004), menyatakan bahwa tidak ada individu yang
gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu saja dari kutub
diatas. Kutub-kutub tersebut saling berkombinasi yang terbentuk dari dua
kutub dan membentuk satu kecenderungan atau orientasi belajar.
Pada Gambar 2.1 gaya belajar model Kolb diatas, terdapat empat
kombinasi gaya belajar model Kolb yang digunakan untuk menentukan
gaya belajar seseorang dan yang diwakili oleh kuadran 1 sampai dengan
9
kuadran 4 yang dimaknai oleh Heineman dalam Endah (2005)
menghasilkan empat tipe belajar, yaitu :
1. Gaya Diverger
Kombinasi dari perasaan dan pengamatan (feeling and watching),
terdapat pada kuadran I. Anak dengan tipe Diverger unggul dalam melihat
situasi konkrit dari banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya
pada setiap situasi adalah “mengamati” dan bukan “bertindak”. Anak
seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan
ide-ide (brainstroming), biasanya juga menyukai isu budaya serta suka
sekali mengumpulkan berbagai informasi.
2. Gaya Assimilator
Kombinasi dari berpikir dan mengamati (thinking and watching),
terdapat pada kuadran II. Anak dengan tipe Assimilator memiliki kelebihan
dalam memahami berbagai sajian informasi serta merangkumnya dalam
suatu format yang logis, singkat, dan jelas. Biasanya anak tipe ini kurang
perhatian pada orang lain dan lebih menyukai ide serta konsep yang
abstrak, mereka juga cenderung lebih teoritis.
3. Gaya Converger
Kombinasi dari berpikir dan berbuat (thinking and doing), terdapat pada
kuadran III. Anak dengan tipe Converger unggul dalam menemukan fungsi
praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan
yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka
juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada
masalah sosial atau hubungan antarpribadi.
4. Gaya Accomodator
Kombinasi dari perasaan dan tindakan (feeling and doing), terdapat
pada kuadran IV. Anak dengan tipe Accomodator memiliki kemampuan
belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukan sendiri.
Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya sendiri dalam
berbagai pengalaman baru dan menantang. Mereka cenderung untuk
bertindak berdasarkan intuisi atau dorongan hati daripada berdasarkan
analisa logis, dalam usaha memecahkan masalah mereka biasanya
mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan masukan atau
informasi) dibanding analisa teknis.
Selain model gaya belajar Kolb terdapat model gaya belajar
DePorter. Berdasarkan model gaya belajar DePorter (2002), terdapat tiga
jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam
10
memproses informasi (perceptual modality) mencakup (a) gaya belajar
Visual (V) yang cenderung lebih dominan dalam penglihatannya dan lebih
fokus pada apa yang siswa lihat, (b) gaya belajar Auditori (A) yang
cenderung siswa dalam belajar lebih memfokuskan pada apa yang siswa
dengar pada panca indra telinga siswa , (c) gaya belajar Kinestetik (K) yang
cenderung siswa belajar melalui gerak atau sentuhan.
1. Visual (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman
penglihatan, artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu agar mereka paham gaya belajar seperti ini mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya. Beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang
yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat
sesuatu (informasi atau pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap
warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik,
keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung,
kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran
secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau
ucapan.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu : (a) cenderung melihat sikap,
gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar, (b) bukan pendengar yang
baik saat berkomunikasi, (c) saat mendapat petunjuk untuk melakukan
sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia
sendiri yang bertindak, (d) tidak suka bicara didepan kelompok dan tidak
suka pula mendengarkan orang lain, (e) kurang mampu mengingat
informasi yang diberikan secara lisan, (f) lebih suka peragaan daripada
penjelasan lisan, (g) dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan
ramai tanpa terganggu.
2. Auditori (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.
Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan
yang berarti gaya belajar auditori ini mendengar terlebih dahulu kemudian
bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang
memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap