13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Al-Qur’an dan Pendidikan Al-Qur’an adalah kalam (firman/ucapan) yang memiliki nilai mukjizat yang diturunkan melalui wahyu ilahi kepada Rasulullah SAW, yang tertulis dalam mushaf dan diturunkan secara mutawatir dan bagi siapa saja yang membacanya akan memperoleh nilai ibadah 1 . Allah SWT telah memberikan nama-nama yang berbeda bagi kalam yang bernilai mukjizat ini sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab dalam memberikan nama-nama bagi ucapan mereka, baik secara global maupun terperinci. Sedangkan Al-Qur’an secara harfiah berarti “ bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandini Al-Qur’an Al -Karim, bacan sempurna lagi mulia. Al-Qur’an sebagai kitab terpadu, mengahadapi dan memperlakukan peserta didiknya dengan memperhatikan keseluruhan unsur manusiawi, jiwa akal, dan jasmaninya. Al-Qur’an menempuh berbagai cara guna mngantar manusia kepada kesempurnaan kemanusiannya anatara lain dengan mengumumkan kisah faktual atau simbolik. 2 Al-Qur’an dan hadis memiliki presentasi dan kapabalitas yang sangat memadai untuk dijadikan sebagai rujukan pokok dari segala persoalan pendidikan, Al-Qur’an sebagai sumber pemikiran islam 1 Baqir Hakim, Ulumul Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2006),3. 2 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1996),3-6
26
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/1664/3/BAB II SKRIPSI.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Al-Qur’an dan Pendidikan Al-Qur’an adalah kalam (firman/ucapan) yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Al-Qur’an dan Pendidikan
Al-Qur’an adalah kalam (firman/ucapan) yang memiliki nilai
mukjizat yang diturunkan melalui wahyu ilahi kepada Rasulullah SAW,
yang tertulis dalam mushaf dan diturunkan secara mutawatir dan bagi
siapa saja yang membacanya akan memperoleh nilai ibadah1. Allah
SWT telah memberikan nama-nama yang berbeda bagi kalam yang
bernilai mukjizat ini sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab
dalam memberikan nama-nama bagi ucapan mereka, baik secara global
maupun terperinci.
Sedangkan Al-Qur’an secara harfiah berarti “ bacaan sempurna”
merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena satu
bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang
lalu yang dapat menandini Al-Qur’an Al-Karim, bacan sempurna lagi
mulia. Al-Qur’an sebagai kitab terpadu, mengahadapi dan
memperlakukan peserta didiknya dengan memperhatikan keseluruhan
unsur manusiawi, jiwa akal, dan jasmaninya. Al-Qur’an menempuh
berbagai cara guna mngantar manusia kepada kesempurnaan
kemanusiannya anatara lain dengan mengumumkan kisah faktual atau
simbolik.2
Al-Qur’an dan hadis memiliki presentasi dan kapabalitas yang
sangat memadai untuk dijadikan sebagai rujukan pokok dari segala
persoalan pendidikan, Al-Qur’an sebagai sumber pemikiran islam
Dapat di simpulkan bahwasannya jika kita sudah benar-
benar meyakini dan beriman kepada Allah, atau kita
sepenuhnya telah mempecai Allah, maka sifat syukur itu akan
hadir dengan sendirinya tanpa harus kita cari, orang yang sudah
beriman tinggi dan mendalaminya niscaya segala seesuatu yang
Allah perintahkan dan Allah larang, akan ia laksankan, tanpa
mengharap ibalan apapun dari Allah.
Sementara itu, Quraish Shihab mengatakan bahwa titik
tolak akhlak terhadap Allah adalah pengajuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan melainnkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat
terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat
pun tidak akan mampu menjangkaunnya.43
Tanpa kita sadari
bahwasanya cara berakhlak kepada Allah sangatlah banyak
seperti halnya kita mempunyai rasa malu untuk berbuat sesuatu
yang tidak Allah ridhoi, itu adalah salah satu akhlak terhadap
Allah.
Namun demikian, sesungguhnya Allah telah
memberikan berbagai kenikmatan kepada manusia sebagaimana
disebutkan di atas bukanlah menjadi alasan Allah perlu
dihormati. Bagi Allah dihormati atau tidak, tidak akan
mengurangi kemuliaan-Nya. Akan tetapi, sebagaimana manusia
sudah sewajarnya menunjukan sikap akhlak yang pas kepada
Allah.
42
Abu Ahmad Al-Gozali, Samudra Hikmah Al-Gozali (Yogyakarta:
Pustaka Al- furqon). 305 43
Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an, 262.
33
2. Akhlak Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan kelompok orang yang mempunyai
hubungan darah atau perkawinan. Keluarga merupakan bagian
dari masyarakat, kelurga itulah yang akan mewarnai
masyarakat. Seperti Berbuat baik kepada orang tua dan kerabat
dekat.44
Oleh sebab itu anak wajib berbuat baik kepada
orangtuanya. Sebagaimana Firman Allah SWT Q.S An-Nisa 4:
36.
,,,
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat,”45
Islam sangat memberikan perhatian pada silaturahmi antar
anggota keluarga, orang tua, kerabat dekat, paman, sehingga
mereka menjadi akrab. Menyantuni saudara yang kurang
mampu. Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh
aspek kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang
berat akan terasa mudah. Dan sebaliknya, jika seseorang hatinya
kosong dari cinta maka orang tersebut akan cenderung bersifat
keras dan kasar, dan pada akhirnya bisa berakibat tidak baik
kelangsungan hidup berkeluarga, seperti timbulnya
penyimpangan- penyimpangan dan sebagainya.
Akhlak terhadap keluarga meliputi ayarh, ibu, anak, dan
keturunanya. Kita harus berbuat baik terhadap orang tua. Ibu
44
Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak., 203. 45
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,109.
34
telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah menyusui dan mengasuhnya selama dua tahun.
Bersyukurlah kepada Allah dan kedua orang tua. Jika kedua
orang tua kita menyuruh berbuat dosa, maka jangan diikuti, tapi
tetaplah pergauli keduanya didunia dengan baik. Dalam
kekluarga ikutilah orang- orang yang ada dalam jalan Allah
Lukman 31: 14
Artinya :“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu”46
3. Akhlak Terhadap Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang,
tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai
khalifah. Kehalifahan menurut adanya interaksi manusia
dengan sesamanya dan terhadap alam. Kehalifahan
mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta bimbingan,
agar setip makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Sebagaimana Allah telah menjelaskan dalam firmannya
46
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,581.
35
mengenai perintah di haramkan merusak muka bumi ini Q.S
Al- Baqarah 11-12.
Artinya:“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan.Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
47
Dalam pandangan Islam, seseorang tidak diperkenankan
mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga
sebelum mekar, karena hal ini tiadak memberi kesempatan
kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaanya.48
Dalam Al-Qur’an Allah pun menjelaskan tentang alam ini,
rusaknya alam semsta ini di sebabkan oleh tangan Manusia
Allah berfirman Q.S Ar- Rum 30:41-42
Artinya :“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
47
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 03. 48
Muhamad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, 157-158.
36
kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”.
49
Dari ayat tersebut telah nampak Allah sang pencipta telah
menciptakan berbagai mahluk, bukan hanya saja manusia,
Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya,
namun terkadang manusia tidak menyadarinya, karena
kurangnya pengetahuan manusia tentang Akhlak terhadap
Lingkungan berupa alam. Dari ayat tersebut kita bisa
memngambil kesimpulan, bahwasanya menjaga alam adalah
salah satu sifat terpuji yang di perintahkan oleh Allah Swt.
4. Akhlak terhadap masyarakat
a. Ukhuwah atau persaudaraan Q.S Al- Hujurot 49: 10
Artinya :“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
50
b. Tolong menolong Allah Berfirman dalam Q.S Al-Maidah
5:02.
Artinya:“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
49
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,576. 50
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,744.
37
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”
51
Dari uraian di atas jelas kaitannya dengan segala
tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda
antara satu dengan yang lainnya, yang dikarnakan adanya faktor
dari dalam dan luar diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak:
1. Insting, defenisi insting oleh ahli jiwa masih ada
perselisihan pendapat, namun diungkapkan juga, bahwa
menurut James, insting adalah suatu alat yang dapat
menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan
dengan berfikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tiada
dengan didahului latian perbuatan itu.
2. Pola dasar bawaan (turunan), dalam hal ini secara langsung
atau tidak langsung sangat mempengaruhi pembentukan
sikap dan tingkah laku seseorang.
3. Lingkungan, ialah suatu yang melingkungi tubuh yang
hidup. Salah seorang ahli berkata: Ahli sejarah dari sejak
dahulu telah menerangkan bahwa tempat-tempat dan
keadaan dalam suatu negeri mempunyai pengaruh yang
besar dalam kemajuan bangsa.
4. Kebiasaan, ialah perbuatan yang diulang-ulang terus
sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Orang berbuat
baik atau buruk karena dua faktor dari kebiasaan yaitu:
51
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,744.
38
a. Kesukaan hari terhadap suatu pekerjaan
b. Menerima kesukaan itu, yang akhirnya menampikkan
perbuatan dan diulang-ulang terus menerus.
5. Pendidikan, dunia pendidikan sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, akhlak
seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa dapat
memahaminya dan melakukan suatu perbuatan pada
dirinya.52
Menurut Abuddin Nata faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan akhlak ada 3:
1. Aliran Nativisme, menurut aliran ini bahwa faktor yang
paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang
adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat
berupa kecendrungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika
seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan
kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut
menjadi baik.
2. Aliran Emprisme, bahwa faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar,
yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan yang
diberikan.
3. Aliran Konvergensi, berpendapat pembentukan akhlak
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak,
dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang
dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam