11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Nilai Mulyana (dalam Aeni, 2004: 33) nilai merupakan sesuatu yang dianggap penting, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia untuk menentukan pilihan. Suatu yang diyakini tersebut berasal dari pribadi yang utuh atau nilai yang berkaitan dengan konsep benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat tertentu. Di masyarakat, ukuran dalam pentingnya kegunaan suatu, tingkah laku, tindakan, dan yang lainnya banyak sekali kriterianya berupa moral, budaya, politik, dan agama. Encycklopedi Britania menyatakan bahwa nilai merupakan suatu penetapan ukuran pada kualitassuatu objek. Jadi yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu yang selalu dijunjung tinggi, dihargai, serta digunakan oleh manusia agar memporelah apa yang ingin dicapai. Keberadaan nilai dapat memberikan manusia kepuasan. Secara fungsional nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan mempunyai ciri pembeda (Gusal, 2015). Sehubungan dengan konsep nilai, Salfia (2015) bahwa nilai merupakan suatu yang penting atau hal-hal yang berguna untuk manusia atau kemanusiaan yang dijadikan sumber patokan dalam sebuah karya sastra. Nilai adalah pemikiran yang menggambarkan serta membentuk suatu proses dalam ruang lingkup masyarakat sosiali berhubungan secara terus menerus sejak kehidupan sejak zaman dahulu.
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA Hakikat Nilaieprints.umm.ac.id/40741/3/BAB II.pdf · Keberadaan nilai dapat memberikan manusia kepuasan. Secara fungsional nilai merupakan sesuatu yang abstrak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Nilai
Mulyana (dalam Aeni, 2004: 33) nilai merupakan sesuatu yang dianggap
penting, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia untuk menentukan pilihan. Suatu
yang diyakini tersebut berasal dari pribadi yang utuh atau nilai yang berkaitan
dengan konsep benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat
tertentu. Di masyarakat, ukuran dalam pentingnya kegunaan suatu, tingkah laku,
tindakan, dan yang lainnya banyak sekali kriterianya berupa moral, budaya, politik,
dan agama.
Encycklopedi Britania menyatakan bahwa nilai merupakan suatu penetapan
ukuran pada kualitassuatu objek. Jadi yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu
yang selalu dijunjung tinggi, dihargai, serta digunakan oleh manusia agar
memporelah apa yang ingin dicapai. Keberadaan nilai dapat memberikan manusia
kepuasan. Secara fungsional nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan mempunyai
ciri pembeda (Gusal, 2015).
Sehubungan dengan konsep nilai, Salfia (2015) bahwa nilai merupakan
suatu yang penting atau hal-hal yang berguna untuk manusia atau kemanusiaan
yang dijadikan sumber patokan dalam sebuah karya sastra. Nilai adalah pemikiran
yang menggambarkan serta membentuk suatu proses dalam ruang lingkup
masyarakat sosiali berhubungan secara terus menerus sejak kehidupan sejak zaman
dahulu.
12
Sejalan dengan pendapat tersebut, nilai merupakan suatu hal yang tertanam
pada diri manusia yang digunakan untuk pertimbangan sebelum bertindak atas
dasar pilihannya sehingga menghasilkan perilaku yang baik. Dalam bertingkah
laku, sebuah nilai akan ditetapkan sebagai pedoman yang dapat terwujud pada
kehidupan manusia sehari-hari, seperti budaya gotong royong, religius, dan lain-
lain.
2.2 Karakter
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku setiap orang yang dilakukan
dalam kesehariannya. Hal tersbut dapat dilakukan berkaitan dengan lingkungan
keluarga, bermasyarakat, bangsa dan negara. Seorang yang mempunyai karakter
positif adalah seorang yang mempunyai rasa tanggung jawab atas semua tindakan
yang telah dibuat. Dalam hal tersebut perilaku karakter yang dimaksud yakni
tindakan yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan sekitar, dan kebangsaan negara (Samani dan Hariyanto, 2012:
41).
Karakter dalam hal ini memfokuskan pada penerapan nilai kebaikan dalam
bertingkah laku. Selain itu, karakter dapat didefinisikan sebagai jiwa, hati, bawaan,
kepribadian, personalitas, budi pekerti, perilaku, sifat, tabiat, temperamen, dan
watak. Seseorang yang belum melaksanakan nilai-nilai kebaikan, seperti tidak jujur,
rakus, kejam, dan perilaku kurang baik lainnya dapat disebut orang yang memiliki
karakter kurang baik, tetapi orang yang bertingkah laku sesuai dengan moral yang
berlaku pada masyarakat dapat disebut karakter yang mulia (Suyitno, 2012: 3).
13
Menurut Yaumi (2016: 07) karakter merupakan tingkatan paling tinggi dari
kebiasaan yang dihasilkan dari tingkah laku, etika, dan sifat yang dimiliki oleh
setiap individu. Sifat tersebut dapat berupa nilai moral yang utama walaupun
terkadang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Keinginan sesorang untuk
melakukan yang terbaik, kognisi dari pemikiran kritis dan alasan moral, kepedulian
terhadap kesejahteraan orang lain, dan pengembangan keterampilan impersonal dan
emosional yang menyebabkan seseorang untuk bekerja sama setiap saat. Semua hal
tersebut merupakan cakupan dari karakter.
Berdasarkan penjelasan tersebut, karakter dapat diartikan sebagai sifat atau
kepribadian seseorang yang diwujudkan melalui nilai moral dan di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diwujudkan sebagai fondasi terbentuknya
seseorang yang berkualitas yang berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku
pada masyarakat. Hal tersebut diharapkan akan menjadi manusia yang memiliki
prinsip integritas yang baik dan dipertanggung jawabkan.
2.3 Nilai Karakter
Nilai karakter dapat diartikan sebagai segala usaha dalam menerapkan
keyakinan atas dasar pilihan seseorang, sehingga menghasilkan suatu perilaku yang
baik. Hal tersebut dilakukan agar mudah dalam memahami perilaku seseorang yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama manusia,
peduli sosial, dan kebangsaan negara yang tertuang pada sikap, pemikiran, perasaan
seseorang, perkataan, dan perbuatan. Hal tersebut berdasarkan norma-norma yang
berlaku pada agama, tata krama, hukum, budaya, dan adat istiadat (Citra, 2012:
238).
14
Menurut Kemendikbud (2017: 07) nilai-nilai Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) merupakan lanjutan dari dari Gerakan Nasional Pendidikan
Karakter Bangsa Tahun 2010. Selain itu, PPK juga termasuk dari bagian integral
Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita salah satunya berupa Revolusi Karakter
Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Dalam dunia pendidikan, hendaknya mendoroyong seluruh lapisan pendidikan
untuk melaksanakan perubahan paradigma, yaitu perubahan tingkah laku dan pola
pikir dalam sekolah. Oleh karena itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter
sebagai dimensi terdalam dalam Pendidikan yang membudayakan dan
memberadabkan pada para pelaku pendidikan. Terdapat lima nilai utama karakter
yang saling berkesinambungan untuk membentuk nilai yang perlu dikembangkan
sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa tersebut adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Religius
Nilai karakter religius merupakan sikap dan perilaku yang taat dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, toleran
terhadap pemeluk agama lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini mencakup tiga aspek dalam kehidupan, yaitu hubungan
Manusia dengan Tuhan Yang Mahas Esa, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan lingkungan. Terdapat subnilai pada karakter religius antara lain cinta damai,
toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya
diri, kerja sama dengan pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
15
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan,
melindungi yang kecil dan tersisih (Kemendikbud, 2017: 08).
2.3.2 Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan tidakan seseorang sebagai Warga
Negara Indonesia (WNI) dalam mengapresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,