10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebagai berikut: Penelitian karya Arif Sunarya yang berjudul Proses Morfofonemik dalam Surat Kabar Harian Metro Banjar (2010). Penelitian ini menghasil beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut: (1) peristiwa morfofonemik pada dasarnya adalah proses berubahnya sebuah fonem dalam pembentukan kata yang terjadi karena proses afiksasi karena pertemuan antara morfem dasar dengan afiks, (2) morfofonemik terdapat pada setiap bahasa yang mengalami proses morfologi, (3) morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi pada proses morfologis sehingga dibahas pada bidang morfologi, (4) analisis terhadap peristiwa morfofonemik perlu dilakukan agar dapat diketahui kaidah pembentukan kata yang benar dalam pemakaian bahasa serta dalam upaya memperkaya kasanah bahasa Indonesia. Dalam penelitian tersebut, objek yang digunakan adalah surat kabar harian Metro Banjar, tetapi dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah majalah Gadis. Penelitian karya Desi Fatmawati yang berjudul Analisis Morfofonemik Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata (2014), juga meneliti tentang morfofonemik. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang karya Desi Fatmawati tersebut adalah objek penelitiannya. Desi Fatmwati menggunakan novel jawa sebagai objek kajiannya, jadi
22
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212059_bab2.pdf · afiks, (2) morfofonemik terdapat pada setiap bahasa yang mengalami
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebagai berikut:
Penelitian karya Arif Sunarya yang berjudul Proses Morfofonemik dalam
Surat Kabar Harian Metro Banjar (2010). Penelitian ini menghasil beberapa
simpulan, yaitu sebagai berikut: (1) peristiwa morfofonemik pada dasarnya
adalah proses berubahnya sebuah fonem dalam pembentukan kata yang
terjadi karena proses afiksasi karena pertemuan antara morfem dasar dengan
afiks, (2) morfofonemik terdapat pada setiap bahasa yang mengalami proses
morfologi, (3) morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi pada
proses morfologis sehingga dibahas pada bidang morfologi, (4) analisis
terhadap peristiwa morfofonemik perlu dilakukan agar dapat diketahui kaidah
pembentukan kata yang benar dalam pemakaian bahasa serta dalam upaya
memperkaya kasanah bahasa Indonesia. Dalam penelitian tersebut, objek
yang digunakan adalah surat kabar harian Metro Banjar, tetapi dalam
penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah majalah Gadis.
Penelitian karya Desi Fatmawati yang berjudul Analisis Morfofonemik
Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata (2014), juga
meneliti tentang morfofonemik. Yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian yang karya Desi Fatmawati tersebut adalah objek penelitiannya.
Desi Fatmwati menggunakan novel jawa sebagai objek kajiannya, jadi
11
tinjauan yang digunakan oleh Desi Fatmwati adalah suatu tinjauan morfologi
bahasa Jawa. Berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan tinjauan
morfologi bahasa Indonesia dan menggunakan objek penelitian rubrik
“Percikan” majalah Gadis.
Penelitian karya Wulandari Nur Fajriyah yang berjudul Proses
Morfofonemik Prefiks me-, ber-, ter-, dan di- dengan Istilah Teknologi
Informasi dalam Tujuh buku Teknologi Informasi, juga membahas tentang
morfofonemik. Penelitian tersebut terfokus pada proses morfofonemik prefiks
me-, ber-, per-, ter-, dan di- dengan istilah TI sehingga terjadilah satuan yang
berstatus kata. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses
morfofonemik prefiks me-, ber-, ter-, dan di- dalam tujuh buku TI. Hasil
penelitian yang dihasilkan adalah ditemukannya empat jenis perubahan
proses morfofonemi, yaitu: pengekalan fonem, perubahan fonem,
penambahan fonem, dan penghilangan fonem. Penggunaan prefiks dalam
proses morfofonemik dalam istilah TI yang produktif adalah prefiks me-,
ditemukan sebanyak 60 penggunaan prefiks me-. Prefiks di- yang merupakan
bentuk pasif, prefiks ini menempati urutan kedua setelah prefiks me-,
ditemukan sebanyak 55 penggunaan prefiks di-. Setelah itu, penggunaan
prefiks ter- ditemukan sebanyak 14 dan yang terakhir adalah prefiks ber-
ditemukan penggunaan prefiks ber- sebanyak 11.
Tesis milik Teguh Sarosa dari S2 Linguistik Universitas Gadjah Mada
2005 berjudul Proses Morfofonemik Afiksasi dalam Bahasa Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses
morfofonemik yang terjadi pada proses afiksasi dalam bahasa Indonesia.
12
Yang dimaksud dengan proses morfofonemik adalah proses perubahan fonem
yang terjadi dari proses afiksasi. Perubahan tersebut mencakuup perubahan
bunyi yang berupa fonem. Penyediaan data dilakukan peneliti adalah dengan
observasi, wawancara, dan intuisi. Data diperoleh dari intuisi peneliti yang
merupakan seorang penutur asli bahasa Indonesia. Analisis data yang
dilakukan peneliti didasarkan pada empat dasar proses morfofonemik yaitu
proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, proses penghilangan
fonem, dan proses pergeseran posisi fonem. Proses analisis dibatasi hanya
dengan setiap bentuk afiksasi. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan
variasi proses morfofonemik yang mungkin terjadi. Afiks yang digunakan
dalam proses afiksasi yaitu {meN-}, {meN-i}, {meN-kan}, {peN- }, {peN-