Top Banner
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Lempar Lembing a. Pengertian Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Lembing terdiri dari tiga bagian yaitu: mata lembing, badan lembing, tali pegangan. Badan lembing terbuat dari kayu atau metal, dan mata lembing yang runcing terpasang di ujung depan badan lembing. Tali pegangan (melilit badan lembing) berada di titik berat badan lembing, dipasang tanpa benjolan ataupun gerigi pada badan lembing. Adapun dalam peraturan untuk panjang dan berat lembing yang digunakan seperti yang dikutip oleh Syarifudin (1992:85) sebagai berikut: Untuk putra: panjang lembing putra = 2,60 m 2,70 m berat = 800 gram (antara 805 825) sedangkan, 2) untuk putri berat: 600 gram (antara 605 620). 3) baik untuk putra ataupun putri, pada titik tengah (di tengah-tengah) lembing dililit dengan tali yang terbuat dari benang sepanjang kurang lebih 150-160 mm, yaitu untuk pegangannya. Kemudian Berdasarkan gaya lempar lembing, Riyadi (1985:137) menyatakan bahwa: Sampai saat ini hanya ada dua macam gaya dalam lempar lembing yang banyak dipkai yaitu jingkat/ hop step dan gaya langkah silang/ crros step. Disamping itu sebenarnya ada pula gaya berputar, tetapi gaya ini tidak boleh dipakai karena gerakan melempar akan lebih cenderung berubah menjadi gerakan melontar. Pendapat tersebut menunjukkkan bahwa, gaya lempar lembing yang digunakan sampai skarang ada dua macam yaitu (1) gaya langkah silang (crros step) yaitu gaya yang banyak dipakai para juara, awalan ini diakhiri dengan satu langkah silang dimuka untuk mengamil posisi lempar. (2) gaya langkah jingkat (hop step). Berikut ini akan dibahas lebih lanjut lempar lembing hop step style atau jingkat.
33

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

Oct 25, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Lempar Lembing

a. Pengertian Lempar Lembing

Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar pada cabang

olahraga atletik. Lembing terdiri dari tiga bagian yaitu: mata lembing, badan

lembing, tali pegangan. Badan lembing terbuat dari kayu atau metal, dan

mata lembing yang runcing terpasang di ujung depan badan lembing. Tali

pegangan (melilit badan lembing) berada di titik berat badan lembing,

dipasang tanpa benjolan ataupun gerigi pada badan lembing. Adapun dalam

peraturan untuk panjang dan berat lembing yang digunakan seperti yang

dikutip oleh Syarifudin (1992:85) sebagai berikut:

Untuk putra: panjang lembing putra = 2,60 m – 2,70 m berat = 800

gram (antara 805 – 825) sedangkan, 2) untuk putri berat: 600 gram

(antara 605 – 620). 3) baik untuk putra ataupun putri, pada titik

tengah (di tengah-tengah) lembing dililit dengan tali yang terbuat dari

benang sepanjang kurang lebih 150-160 mm, yaitu untuk

pegangannya.

Kemudian Berdasarkan gaya lempar lembing, Riyadi (1985:137)

menyatakan bahwa:

Sampai saat ini hanya ada dua macam gaya dalam lempar lembing

yang banyak dipkai yaitu jingkat/ hop step dan gaya langkah silang/

crros step. Disamping itu sebenarnya ada pula gaya berputar, tetapi

gaya ini tidak boleh dipakai karena gerakan melempar akan lebih

cenderung berubah menjadi gerakan melontar.

Pendapat tersebut menunjukkkan bahwa, gaya lempar lembing yang

digunakan sampai skarang ada dua macam yaitu (1) gaya langkah silang

(crros step) yaitu gaya yang banyak dipakai para juara, awalan ini diakhiri

dengan satu langkah silang dimuka untuk mengamil posisi lempar. (2) gaya

langkah jingkat (hop step). Berikut ini akan dibahas lebih lanjut lempar

lembing hop step style atau jingkat.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

7

b. Lempar Lembing hop step style

Lempar lembing hop step style merupakan gaya lempar lembing

yang pelaksanaaanya sebelum melempar dilakukan langkah jingkat.

Berkaitan dengan lempar lembin hop step style Riyadi (1985:138)

menyatakan, “lempar lembing gaya jingkat adalah saat akan mengambil

posisi/ sikap lempar didahului dengan gerakan jingkat. (hop)”.

Prinsip dari hop step atau langkah jingkat itu bertujun untuk

membuat posisi lempar, atau sikap akan melemparkan lembing kemudian

mendarat. Tujuan pendaratan ini adalah menurut Bremicker (2012:3)

“our primari goal was to achieve an exactly measurable landing of the

javelin so that it was no longer completely up to the discretion of the

judge on the infield to declare a throw valid or in- valid”.

Adapun cara pelaksanaan gerakan jengket atau hop menurut

syarifudin (1992:166) sebagai berikut:

(1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan

dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk

memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jingkat.

(2) Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai pada tanda yang

ke dua, kaki kanan tersebut melakukan gerakan jingkat ke

depan. Pada sat kanan mendarat lambing diturunkan di bawa ke

belakang.

(3) Ketepatan dan keberhasilan untuk membuat gerakan jengket

(hop) dibutuhkan tanda (checkmark) yaitu tanda pertama untuk

memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jengket.

Dengan menggunakan tanda, maka gerakan jingkat dapat

dilakukan dengan tepat, sehingga dapat mendukung gerakan

selanjutnya dan hasil belajar dapat diperoleh secara maksimal.

c. Teknik Lempar Lembing Hop Step Style

Teknik lempar lembing telah mengalami perkembangan dari teknik

yang diciptakan oleh bangsa Swedia sebelum perang dunia I, kemudian

bangsa Finlandia, bangsa Polandia dan uni soviet setelah tahun 1945 dan

kemudian bangsa Finlandia kembali mengembangkan teknik baru.

Namun teknik yang diterima sebagai paradiga baru yaitu pada saat

persiapan melemparkan lembing harus ditarik atau didorong lurus ke

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

8

belakang untuk meluruskan sumbu bahu dan membuat lengkung

punggung yang diperlukan untuk melempar dengan baik, titik pusat

busur harus sedekat mungkin dengan lembing.

Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan teknik pelaknsanaan

lempar lembing hop step style sebagai berikut:

1) Cara Memegang Lembing

Yang dimaksud cara memgag lembing adalah cara-cara

memegang lembing yang pada umumnya dipelajari. Cara memegang

lembing ada 3 macam antara lain: (a) Cara biasa (Amerika style) yaitu

dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk berada di pangkal bulatan

lembing, sedagkan jari lainnya menelakup wajar. (b) Cara finlandia

(Fin style) yaitu dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk bertemu pada

ujungnya tepat di pangkal balutan, jari telunjuk agak lurus ke atas, jari

lainnya menelangkup wajar. (c) Cara menjepit (Tang style) yaitu

dengan cara: jari tengah dan jari telunjuk sebagai tumpu pegangan

saling menjepit, ibu jari dan jari lainnya menelungkup wajar. (Slamet

S. R, 1994:9)

A B C

Gambar 1 Cara Memegang Lembing : A (Gaya Amerika), B

(Gaya Finlandia), C (Gaya Menjepit)

(Slamet S.R, 1994:10)

2) Cara membawa Lembing

Yang dimaksud dengan membawa lembing adalah cara

membawa lembing pada saat lari mengambil awalan. Cara membawa

lembing ada 3 macam antara lain: (a) Tangan membawa lembing lurus

ke belakang serong ke bawah. Lembing dipegang disamping badan

segaris dan menempel pada lengan, ujung lebing disamping dada. (b)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

9

Tangan yang membawa lembing dilipat +/- 90 derajat lembing

dipegang setinggi telinga dan tepat diatas bahu. Posisi lembing dapat

menuju serong atas dan serong bawah dan dapat pula lurus mendatar.

(c) Seperti cara yang ke dua, tetapi sikap tangan yang membawa

lembing diangkat lebih tinggi lagi. Posisi lembing diatas kepala.

Gambar 2. Cara membawa lembing

(Slamet S.R, 1994:10)

3) Gerakan Lempar Lembing

Gerakan lempar dilakukan setelah mendapat posisi sikap

lempar, yaitu lengan yang membawa lembing lurus ke belakang dan

badan menyamping sektor, gerakan selanjutnya yang dijelaskan

Basoeki (2003:112) adalah sebagai berikut:

Menentukan tanda-tanda (checkmark), tanda yang dipergunakan

3 jumlahnya, pertama tempat start, kedu pada langkah 7, yang

ketiga pada langkah 13. Pelempar berdiri tegak mata lembing

menunjukkan serong atas. Genggam pada lembing sedang-

sedang saja dan langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan.

Pada langkah 7 kaki kanan sampai paa langkah kedua. Sekarang

larinya dipercepat sampai ¾ kecepatannya. Dari tanda kedua

yaitu langkah 8 diteruskan dengan kaki kiri Langkah ketiga belas

dilakukan dengan kaki kanan yang langsung sampai tanda ke 3 .

Begitu kaki mendarat dilakukan langkah jangkit dengan kaki kanan

mendarat dilakukan langkah jangkit dengan kaki kanan ini. Ujung

kaki ini mendarat serong kekanan. Ini adalah langkah pertama dalam

persiapan lempar.tangan yang lurus tadi segera ditekuk dengan

disertai memutar pinggul diikuti badan menuju sektor lemparan. Atas

depan serta lewat bidang bahu. Pandangan tertuju kearah sasaran

(serong atas). Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang

dan diteruskan meluruskan kaki depan. Pada saat itu sikap tangan

kanan sudah lurus dan diputar kedepan dari atas kepaa dan saat itu

pula lembing segera dilepas dari genggaman disertai gerak leutan

pergelangan tangan. Setelah lembing lepas dari tangan, kaki yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

10

belakang atau kanan (untuk yang tidak kidal) dilangkkahkan kedeoan

menggantikan kaki kiri yang diayun ke belakang (sebagai gerak lanjut

utuk menjaga keseimbangan badan). Selanjutnya, bagaimana teknik

lemparan dikerjakan adalah sama dengan gaya finlandia. Lembing

lepas agak sedikit ke muka sedikit dari bahu kanan; lembing

meluncur dekat kepala sebelah kanan; lembing meluncur dekat

kepala sebelah kanan; sudut lemparan ± 40 derajat.

Gambar 3. Rangkaian gerakan Lempar Lembing Hop step style

(Slamet S.R, 1994:11)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari lempar

lembing antara lain dideskripsikan sebagai berikut:

a. Hal-Hal yang Harus Dihindari

(1) Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh

(menggenggam)

(2) Meloncat keatas padal angkah terakhir

(3) Melakukan dua kali atau lebih langkah silang

(4) Membawa kedua bahu menghadap ke depan

(5) Pinggul ditekuk sehingga badan membungkuk ke depan

(6) Membengkokkan lengan lemparpada saat memulai lemparan

(7) Penempatan kaki depan ditanah terlalu jauh kekiri

(8) Melempar berputar melalui samping badan

b. Hal-Hal yang Disarankan

(1) Memegang lembing sepanjang jalur lengan

(2) Melebarkan langkah terakhir dan membengkokan secara

perlahan tungkai kanan.

(3) Berlari lurus selama melakukan awalan.

(4) Bawalah berat badan melewati tulang belakang.

(5) Dapatkan sebuah pilinan antara tubuh bagian atas dan bagian

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

11

bawah.

(6) Luruskan lengan-lempar dan telapak tangan lempar dalam

posisi menghadap ke atas

(7) Langkah kantung kaiki kiri jauh kedepan dan cakarkan.

(8) Busurkan badan dalam posisi lempar dan bawalah siku ke

atas sewaktu melakukan lemparan.

d. Tujuan Pembelajaran Lempar Lembing Hop step style di SMP

Setiap pembelajaran dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu,

begitu pun dalam pembelajaran pokok bahasan lempar lembing hop

step style. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran

penjasorkes tujuan dari pembelajaran lempar lembing hop step style

mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani

secara umum menurut Depdiknas(2006:2-3)yaitu:

(1) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak

(2) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui

internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas,

kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan

demokratis)

(3) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai

informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola

hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang

positif.

Sedangkan dilihat dari perkembangan anak kelas VIII, secara

umum pembelajaran lempar lembing hop step style sebagai materi yang

disampaikan di kelas VIII mempunyai tujuan untuk mengembangkan

teknik dasar siswa. Tujuan umum tersebut dapat terealisasi dengan

tercapainya tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran tersebut

sebagaimana dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

yang disusun oleh guru dengan mengacu pada kurikulum dan silabus

mata pelajaran Penjasorkes untuk kelas VIII SMP, antara lain: (1) siswa

dapat melakukan teknik dasar memegang lembing; (2) siswa dapat

melakukan teknik dasar membawa lembing; (3) siswa dapat melakukan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

12

teknik dasar melempar lembing hop step style; (4) siswa dapat

melakukan lomba lempar lembing hop step styledengan peraturan yang

dimodifikasi. Siswa usia kelas VIII juga termasuk usia masa bermain

sehingga materi dalam pembelajaran pun cocok jika disajikan dalam

bentuk permainan. Wardani (2009:24) menyebutkan, ”Mempelajari dunia

permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan anak kita dan

lebih jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba mengkaji

alternatif metodologi belajar baru untuknya”.

Selain itu dalam pembelajaran lempar lembing hop step style juga

mempunyai tujuan agar siswa mempunyai perubahan dalam watak dan

perilaku yaitu dengan memperhatikan nilai-nilai proses yang terkandung

dalam pembelajaran seperti nilai keberanian, percaya diri, semangat,

toleransi dan tanggung jawab.

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Kehidupan manusia tidak lepas dari belajar, baik secara individu

maupun dalam kelompok. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai

aktifitas untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan , dan sikap.

Dalam Husdarta dan Yudha M. Saputra (2013:2) mengemukakan bahwa:

Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”

Belajar juga dapat dikatakan sebagai proses komunikasi. Belajar

merupakan proses komunikasi antara pengirim (sender) dengan

penerima (receiver) dan dalam proses itu terjadi saling tukar biasanya

secara informasi (message). Kegiatan proses belajar mengajar ini

berlangsung secara disengaja.

Sedang menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009:7), “Belajar

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,

maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi

atau tidak terjadinya proses belajar”.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

13

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

belajar adalah aktifitas pada diri seorang untuk memperoleh pengetahuan.

Dalam belajar terjadi proses komunikasi untuk penyampaian informasi.

Hasil belajar ditandai dengan perubahan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan seorang karena adanya pengalaman baru.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu yang baru yang dapat

berupa nilai atau kemampuan. Didalam sebuah pembelajaran terjadi

kegiatan timbal balik antara guru dan peserta didik yang saling

mempengaruhi satu samalain. Maka dari itu guru harus mengupayakan

untuk menyusun program pebelajaran secara sistematis sehingga perhatian

siswa terhadap mata pelajarannya dapat meningkat.Menurut Syaiful Sagala

(2010:61) bahwa:

pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan konsep

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleeh guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

c. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Tujuan adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan

yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target

pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman

belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2008:73), “tujuan belajar adalah sejumlah

hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan

belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap

baru yang diharapkan tercapai siswa”. Tujuan belajar sendiri merupakan

suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa

setelah berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran

adalah cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

14

Sedangkan Tujuan pembelajaran menurut Sumiati (2009: 86)

berpendapat bahwa :

Tujuan pembelajaran ini dapat menentukan seluruh kegiatan maupun

isi pembelajaran. Tujuan pembelajaran atau dikenal juga dengan

tujuan instruksional pada dasarnya merupakan rumusan tentang

bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah

melakukan proses belajar, atau setelah mengikuti proses

pembelajaran.

Sementara untuk merumuskan tujuan pembelajaran menurut Oemar

Hamalik (2008:76) menyatakan bahwa:

Dalam menentukan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu

rumusan tujuan dan menetukan tingkah laku siswa yang spesifik yang

mengacu ke tujuan tersebut, suatu tujuan seyogianya memenuhi

kriteria sebagai sebagia berikut:

1) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat

diukur dan diamati.

2) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar.

3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dihendaki.

Jadi tujuan utama dari pembelajaran adalah agar siswa dapat

mencapai kompetensi seperti apa yang telah diharapkan, dan untuk

mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran perlu dirancang secara

sistematik. Untuk itu seorang guru harus memiliki atau menentukan

pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk pembelajaran yang tepat

dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran yang

efektif.

d. Ciri Belajar dan Pembelajaran

1) Ciri belajar

Belajar merupakan sesuatu yang berlangsung sepanjang hayat,

dimanapun dan kapanpun, sebenarnya kita telah melewati proses belajar.

Aunurrahman (2009:48) menyatakan, bahwa:

Definisi belajar mencakup tiga unsur, yaitu: (1) belajar adalah

perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut terjadi

9karena latihan atau pengalaman, (3) perubahan tingkah laku

tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk waktu yang cukup

lama.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

15

Pendapat yang telah dikemukakan oleh tokoh tersebut sejalan

dengan pernyataan Syaiful Sagala (2010:53) tentang ciri-ciri perubahan

yang spesifik setiap perilaku belajar bahwa:

a) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian

yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses

belajar selanjutnya.

b) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat

individual.

c) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang

ingin dicapai melalui proses belajar.

d) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan

keseluruhan tingkah laku secara integral.

e) Belajar adalah proses interaksi.

f) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada

kompleks.

Pendapat lain tentang ciri-ciri perubahan perilaku belajar

dikemukakan oleh Agus Suprijono (2012: 4) yaitu:

a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan

yang disadari.

b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d) Positif atau berakumulasi.

e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar

sebagai any relatively permanent change in an organism’s

behavioral reperoire that occurs as a result of experience.

g) Bertujuan dan terarah.

h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2) Ciri pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2008:65) ada tiga ciri khas yang

terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah:

a) Rencana, ialah ketenagaan, material, dan prosedur, yang

merupakan unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana

khusus.

b) Kesaling ketergantungan (interdependence), antaraunsur-unsur

sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap

unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan

sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

c) Tujuan, sistem pembelajaran tertentu yang hendak di capai.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri khas

belajar terletak pada perubahan perilaku yang relatif tetap dalam diri

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

16

siswa yang mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Perubahan

tersebut merupakan hasil latihan, pengalaman dan pengembangan dimana

hasilnya dapat diamati selama periode waktu tertentu..

3. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses belajar mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan

tingkah laku baik pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sehingga

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Nana Sudjana (2012:3) “hasil belajar ialah perubahan tinggkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa

setalah menerima pengalaman belajarnya”.Menurut Agus Suprijono

(2011:5), bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Pendapat Gagne (1985) yang dikutip dari Agus Suprijono (2009:5)

menyebutkan ada lima macam hasil belajar berikut ini :

1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang

mencakup belajar deskriminasi, konsep prinsip, dan pemecahan

masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan

guru disekolah.

2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing

individu dalam memperhatikan, mengingat dan berikir.

3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu

dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang

relevan.

4) Keterampilan motorik, yaitu keterampilan untuk melakukan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan

otot.

5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang memperngaruhi

tingkah laku seseorang didasari emosi, kepercayaan-kepercayaan,

serta faktor intelektual.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

17

Kemudian Bloom mengatakan bahwa:

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan), comprehenshion

(pemahaman), application (menerapkan), analysis (menguraikan),

synthesis (mengorganisasi), dan evaluation (menilai). Domain afektif

adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),

organization (organisasi), characterization (karakter). Domain

psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized.Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, managerial dan intelektual. (Agus Suprijono.

2009 : 06)

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Namun

hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak

pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialami

yaitu proses yang ditempuh melalui program dan kegiatan yang dirancang

dan dilaksanaan oleh pendidik/pengajar dalam proses pengajarannya.

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan

menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai

pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang

besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik

dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai

tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang

baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan

terjadinya hasil belajar yang baik.Hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan

faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.Faktor yang

datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor

kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang

dicapai.Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

18

lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat

dikategorikan menjadi tiga yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual),

bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang

psikomotorik (kemampuan atau keterampilan, bertindak atau berperilaku).

Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.Sebagai tujuan yang

hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di

sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil

belajar siswa dari prosespembelajaran. Dan setelah itu dapat dinilai untuk

dijadikan hasilpembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang dapat diperoleh siswa setelah terjadinya

proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh

guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

b. Tujuan dan Fungsi Hasil belajar

Menurut teori yang dikemukakan, Hamdani (2011:302) menyebutkan

tujuan dan fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut:

1) Tujuan penilaian hasil belajar

a) Tujuan umum:

(1) Menilai mencapai kompetensi siswa

(2) Memperbaiki proses pembelajaran

(3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa

b) Tujuan khusus

(1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa

(2) Mendiagnosis kesulitan belajar

(3) Memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar

(4) Mengajar

(5) Menentukan kenaikan kelas

(6) Motivasi belajar siswa dengan mengenal dan memahami diri dan

merangsang untukmelakukan usaha perbaikan

2) Fungsi penilaian hasil belajar

a) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas;

b) Umapan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar;

c) Meningkatkan motivasi belajar siswa;

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

19

d) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa

Jadi tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk melihat

tercapaiannya proses pembelajaran yang telah diberikan guru terhadap

siswa, dengan tujuan dapat mengetahui kesulitan belajar siswa dan untuk itu

guru dapat memotivasi siswa untuk melakukan usaha perbaikan agar hasil

belajar yang telah diterima bisa lebih baik darisebelumnya.

c. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan langkah yang dilakukan untuk

menilai hasil belajar, jadi penilaian hasil belajar digunakan untuk

melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Menurut Nana Sudjana (2008: 3), “ Penilaian hasil belajar adalah suatu

proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu”. Karena itu, dalam menilai hasil belajar, peran

tujuan yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan

dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan dalam

kegiatan penilaian. Dimyati dan Mudjiono (2009: 200) mengungkapkan

bahwa, “Penilaian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai

belajar siswa melalui kegiatan penelitian atau pengukuran hasil belajar”.

Lebih lanjut Hamdani (2011:303) mengungkapkan bahwa dalam

pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru harus memperhatikan prinsip-

prinsip penilaian hasil belajar adseblah sagai berikut:

1) Valid (sahih), yang berarti penilaian hasil belajar harus mengukur

pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standart isi dan

standart kompetensi lulusan.

2) Objektif, yang berarti hasil belajar siswa hendaknya tidak

dipengaruhi oleh unsur subjektivitas penilai, perbedaan latar

belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan

hubungan emosional.

3) Transparan (terbuka), yang berarti prosedur penilaian, kriteria

penilaian , dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil

belajar siswa dapat diketahui oleh semua pihak yang

berkepentingan.

4) Adil, yang berarti hasil belajar tidak menguntungkan atau

merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

20

latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi dan gender.

5) Terpadu yang berarti penilaian hasil belajar merupakan suatu

komponen yang tidak terpiah dari kegiatan pembelajaran.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yang berarti penilaian hasil

belajar mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan

berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau

perkembangan kemampuan siswa.

7) Bermakna, yang berarti penilaian hasil belajar mudah dipahami,

mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua

pihak, terutama guru, siswa, orang tua, serta masyarakat.

8) Sistematis yang berarti hasil belajar dilakukan secara berencana

dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

9) Akuntabel, yang berarti penilaian hasil belajar dapat

dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun

hasilnya.

10) Beracuan kriteria, yang berarti penilaian hasil belajar didasarkan

pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, inti penilaian hasil belajar adalah proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu

kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan langkah yang dilakukan

untuk menilai hasil belajar, jadi penilaian hasil belajar digunakan untuk

melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Ganon dan Collay “Model adalah keseluruhan, struktur,

kerangka, rencana atau outline dan urutan dari kegiatan”. (Pribadi 2009:58).

Riyanto (2009:26) mendefenisikan model sebagai, “Prosedur terorganisasi

yang mencangkup langkah-langkah dalam menganalisis, mengembangkan,

mengimplementasikan, dan mengadakan avaluasi”. Selain itu, Pribadi

berpendapat (2009:58) “Model juga dapat diartikan sebagai proses

perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum melakukan tindakan

pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan”. Proses perencanaan

sebelum melakukan tindakan merupakam langkah awal untuk

mempermudah jalannya kegiatan. Dalam hal ini mendesain sangat

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

21

diperlukan, seperti halnya dalam pembelajaran perlu adanya model

pembelajaran untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran.

Kemudian istilah model berkembang jika dimaknai sebagai disiplin,

ilmu, sistem dan proses. Lebih lanjut Pribadi (2009:58) menjelaskan,

“Model pembelajaran yaitu suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk

menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan

sistem penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang dimaksud”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran adalah proses sistematik yang dilakukan oleh

guru atau pelaksana pembelajaran dengan menerjemahkan prinsip-prinsip

belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang dikembangkan dan

kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan tertentu.

b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran

1) Dasar atau Fondasi Profesional (Professional Foundation)

Kemampuan mendasar yag harus dimiliki oleh seorang perancang

atau designer model pembelajaran adalah kemampuan profesional,

meliputi: (a) mampu berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan

sarana, visual, verbal, dan tulisan; (b) menerapkan hasil studi dan teori

mutakhir dalam mempraktikkan desain sistem pembelajaran; (c)

memperbarui dan memperbaiki kualitas pengetahuan (up to date

information) termasuk didalamnya kemampuan ilmu, keterampilan

ataupun sikap; (d) menerapkan keterampilan yang terbaru berdasarkn

hasil riset tentang desain pembelajaran; (e) mengidentifikasi implikasi

legal dan etis dari penerapan sistem desain pembelajaran.

2) Kemampuan Perencanaan dan Analisis (Planing and Analize)

Seorang guru hendaknya mampu melakukan perencanaan dan

analisis. Berikut beberapa kompetensi perencanaan dan analisis yang

harus dimiiki: (a) melakukan analisis kebutuhan; (b) merancang program

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

22

dengan mengacu kurikulum; (c) memilih dan menggunakan berbagai

teknik untuk melaksanakan pembelajaran atau latihan; (d) menganalisis

lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran; (e) menganalisis

karakteristik teknologi yang tersedia dan tengah berkembang

pemanfaatannyadalam lingkungan pembelajaran; (f) menganalisis

unsurunsur situasional sebelum membuat rancangan solusi dan strategi

yang bersifat final.

3) Kemampuan Perancangan dan Pengembangan (Design and

Development)

Beberapa kompetensi dalam perancangan dan pengembangan

meliputi: (a) memilih, memodifikasi dan mengembangkan model yang

tepat; (b) memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk membuat

penjelasan sistematika dan strategi pembelajaran; (c) memilih dan

memodifikasi materi pembelajarantnpa menghilangkan unsur pokok dari

kurikulum; (d) mengembangkan materi sesuai kebutuhan dan

karakteristik siswa; (e) mengevaluasi dan menilai program pembelajaran

serta dampaknya terhadap pencapaian kompetensi siswa.

4) Kemampuan Implemantasi dan Menejemen (Implementation and

Management)

Kemampuan dalam melaksanakan dan mengelola program model

pembelajaran meliputi: (a) merencanakan dan mengelola aktivitas

pembelajaran; (b) meningkatkan kolaborasi kemihtraan dengan personil

yang terlibat; (c) menerapkan keterampilan manajemen dan atau

leadership; (d) mengimplementasikan program pembelajaran yang

inovatif, efektif, dan efisien menuju situasi belajar yang aktif. Dari

beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa para perancang

dan pengelola program desain pembelajaran perlu memiliki kemampuan

dalam hal menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan,

mengelola dan mengevaluasi program pembelajaran yang inivatif, eektif,

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

23

efisien sehingga tujuan-tujuan yng dimaksud dapapai dan pembelajaran

terkesan menarik pada siswa.

5. Definisi Model Pembelajaran ADDIE

Salah satu pembelajaran yang memperhatikan tahapan-tahapan dasar

sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model

ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase ataupun

tahap utama, yaitu (1) Analysis, (2) Desain, (3) Development, (4)

Implementation, (5) Evaluation.

Berikut penjelasan dan dskripsi model ADDIE (Analysis, Desain,

Development, Implementation, Evaluation) menurut Pribadi. (2009: 128-137).

a) Analysis

Analisis merupakan langkah pertama dari model pembelajaran

ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu

1) Analisis Kerja

Analisis kerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi

apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa

penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen.

2) Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk

menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu

dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai

solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

b) Design

Desain merupakan langkah kedua dari model pembelajaran

ADDIE. Langkah ini merupakan inti dari Langkah analisis karena

mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang

berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah

penting yang harus dilakukan untuk menentukan pengalaman belajar

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

24

yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas belajar serta

langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program

pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan

performa yang terjadi pada siswa.

c) Development

Pengembangan merupakan langkah ke tiga dalam

mengimplementasikan model pembelajaran ADDIE. Langkah

pengembangan meliputi kegiatan membut, membeli, dn memodifikasi

bahan ajar. Dengan kata lain, mencangkup kegiatan memilih,

menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai

digunakan dalam penyampaian materi substansi program. Dalam

melakukan langkah pengembangan ada dua tujuan penting yang harus

dicapai antara lain (1) memproduksi, membeli, atau merefisi bahan ajar

yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telh

dirumuskan sebelumnya; (2) memilih media atau kombinasi media

terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d) Implementation

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan

langkah keempat dari model pembelajaran ADDIE. Langkah

implementasi sering diasosialisasikan dengan program pembelajaran itu

sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian

materi pembelajaran dari guru atu instruktur kepada siswa.

e) Evaluation

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model pembelajaran

ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk

memberikan nilai terhadap program pembelajaran.

Lima langkah tersebut merupakan arahan untuk mencapai tujuan-

tujuan instruksional yang efektif, efisien, dan menerik. Guru harus

melaksanakan fase-fase yang ada dalam prinsip-prinsip ADDIE dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

25

siswa pun harus aktif dalam pembelajaran. Adapun fase pembelajaran

ADDIE sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 1. Fase Pembelajaran ADDIE

D

l

i

h

a

t

Dari perkembangan geneasi pembelajaran, ADDIE merupakan model

pembelajaran generasi konstruksivistik yang dilatari oleh beberapa teori,

yaitu teori sistem, teori komunikasi, teori belajar, teori pembelajaran.

Pribadi (2009:74-80) berpendapat mengenai teori-teori tersebut adalah:

1) Teori sistem memandang bahwa pemelajaran merupakan suatu

komponen-komponen yang berhubungan menjadi suatu sistem

untuk mencapai tujuan yang diinginka. Output dari sebuah

komponen merupakan input bagi komponen-komponen yang

lain;

2) Teori komunikasi merupakan suatu aspek yang difungsikan

dalam model pembelajaran untuk mendiskripsikan tentang cara

pesan dan informasi yang dikomunikasikan dari seseorang yang

berperan sebagai sumber atau fasilitator kepada pembelajar;

3) Teori belajar dan pembelajaran merupakan prinsip-prinsip yang

menjelaskan tentang bagamana individu belajar serta

memeroleh pengetahuan dan keterampilan yang baru serta

bagaimana designer atau perancang memahami dan

Fase Kegiatan Guru

Analysis Guru menganalisis kebutuhan untuk menentukan

masalah dan solusi yang tepat dan menentukan

kompetensi siswa.

Design Guru menentukan kompetensi khusus, metode, bahan

ajar, dan strategi pembelajaran.

Development Guru memproduksi program dan bahan ajar yang

akan digunakan dalam program pembelajaran.

Implementation Guru melaksanakan program pembelajaran dengan

menerapkan model program pembelajaran.

Evaluation Guru melakukan evaluasi program pembelajaran dan

hasil belajar.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

26

memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat merancag

pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.

6. Pembelajaran Lempar Lembing Hop step style dengan ADDIE

Pembelajaran dengan model ADDIE dalam lempar lembing hop step

style disesuaikan dengan langkah-langkah menganalisis dan mensintesis model

ADDIE dengan lempar lembing hop step style yang mengarah pada 4 (empat)

pengembangan.

Pada pokok bahasan lempar lembing hop step style di kelas VIII ini

ADDIE merupakan model yang bisa menggunakan teknologi media video

(gambar bergerak) sebagai contoh (modeling) gerakan dalam permainan.

Teknologi video dapat memberi keuntungan optimal jika dimanfaatkan

sesuai dengan potensi yang ada. Siswa dapat belajar melalui unsur suara

(audio) dan gambar (visual) secara simultan. Pribadi (2009:146-147)

menyatakan “Media ini dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi dan

pengetahuan yang realistik dan konkrit”. Video yang dimaksud adalah

video contoh latihan dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing hop step

styleyang telah didesain dan disesuaikan oleh peneliti dengan prinsip

ADDIE. Latihan gerakan tersebut mengarah pada lempar lembing hop step

style dengan bentuk permainan agar siswa tidak terkesan bosan sehingga

mudah untuk mengikuti, menirukan, serta mengembangkan gerakan yang

dimaksud. Saputra (2001:179-188) menyatakan “tujuan gerakan lempar

lembing hop step style yang dimaksud mengarah pada 4 (empat)

pengembangan pembelajaran yaitu : (a) Kebugaran jasmani; (b) Skill

(keterampilan); (c) Kerjasama dan; (d) Aspek kompetitif”.

Berikut Sintak dan Matrik Analisis, Sintesis Desain ADDIE untuk

lempar lembing hop step style Kelas VIII SMP :

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

27

Tabel 2.Tabel Sintak Pengembangan Kebugaran Jasmani dengan Model

ADDIE dalam Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style.

Matrix

ADDIE

Analysis Desain Deve

lopment

Implemen

tation

Evaluation

Pengem

bangan

kebu

garan

jasmani

Mengalisis

kebutuhan

siswa dalam

pembelaja

ran lempar

lembing

hop step

style.

Menentuk

an

kompeten

si khusus,

metode,

bahan

ajar,

dansetrate

gipem

belajaran.

Memprodu

k si bahan

ajar yang

akan

digunakan.

Melaksanaka

n program

pembelajaran

dengan

menerapkan

program

pembelajaran.

Mengeval

uasi aktivitas

pembelaja ran

pengemba

ngan

kebugaran

jasmani.

Kebutuhan

siswa dalam

meningkat

kan

kebugaran

jasmaninya.

1. Lempar

pada

Jarak

Tertent u

2. Lempar

bola di

atas meja

Penerapan

permainan

,

mengguna

k an

metode

pembelajar

a n

bermain,

inquiridan

latihan dan

strategi

pem-

belajaran

mengguna

k an media

video.

Menyusun

bahan ajar

pengemban

gan

kebugaran

jasmani

dalambentu

k RPP dan

pelaksanaa

n dalam

tayangan

video.

Menerapkan

pembelajaran

pengembanga

n kebugaran

jasmani

dengan

memperlihatk

an tayangan

video tersebut

kepada siswa

Mengeval

uasi aktivitas

siswa dengan

memberik an

nilai setelah

melaksana

kan program

pembelaja ran

tersebut

Berikut ini permainan pengembangan kebugaran jasmani yaitu :

1) Lempar pada Jarak Tertentu

Siswa melakukan lempar tangkap bola berekor dengan satu

tangan pada jarak tertentu dengan masing-masing anak ada yang

menjadi pelempar dan penangkap lalu siswa yang sudah melempar

berpindah dengan berlari mengikuti arah lemparan bola.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

28

Gambar 4. Permainan Lempar pada Jarak Tertentu

(Saputra, 2001168)

2) Melempar Bola Tenis Kesasaran Bola yang Diletakan di Atas Meja

Siswa melakukan lemparan kesasaran bola yang di letakan

diatas meja sampai bola tersebut jatuh.

Gambar 5. Permainan Lempar Bola Di Atas Meja

(Saputra, 2001164)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

29

Tabel 3 Sintak Pengembangan Keterampilan dengan Model ADDIE dalam

Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style.

Matrix

ADDIE Analysis Desain

Developmen

t

Implemen

tation

Evalua tion

Pengemb

angan

ketrampi

lan

Mengalisis

kebutuhan

siswa dalam

pembelajaran

lempar

lembing

hopstep

style.

Menentuka

n

kompetens

i khusus,

metode,

bahan ajar,

dan

setrategi

pem

belajaran

Memproduks

i bahan ajar

yang akan

digunakan.

Melaksanak

an program

pem

belajaran

dengan

menerapkan

program

pembelajara

n.

Mengeval

uasi aktivitas

pembelaja

ran

pengemba

ngan

ketrampila n

Kebutuhan

siswa dalam

pengembang

an

keterampilan

lempar

lembinghop

step

styleyaitu:lat

ihanTeknik

dasar lempar

lembing

hopstep

style. 1. Lempar

bola tangan

tanpa

awalan

2. Lempar bola

tangan

diikuti

garakanlari

3. Lempar bola

tenis

berekor

diikuti

gerakanlari

4. Lempar bola

tangandengan

awalan lari

5. Lempar bola

tenis

berekor

padadinding

Penerapan

bahan ajar

pengemba

ngan

ketrampila

n lempar

lembing

hop step

style

dengan

permainan,

mengguna

kan

metode

pem

belajaran

bermain,

inquiri dan

latihandan

strategi

pem

belajaran

mengguna

kan media

video

Menyusun

Bahan ajar

pengembanga

nketrampilan

lempar

lembing hop

step

styledalam

bentuk RPP

dan

pelaksanaan

pembelajaran

menggunaka

n tayangan

video

Menerapkan

pembelajara

n

pengemban

gadan

ketrampilan

lempar

lembing

hop step

style

dengan

memperliha

tkan

tayangan

video

tersebut

kepada

siswa.

Mengeval

uasi ketram

pilan siswa

dengan

menilainy a

Berikut ini latihan pengembangan keterampilan yaitu:

1) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan

tanpa awalan.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

30

Gamar 6. Melempar Bola Tangan Tanpa Awalan

(Roji, 2006:99)

2) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan diikuti

gerakan lari setelah melempar.

Gambar 7. Melempar Bola Tangan Diikuti Dengan Lari

(Roji, 2006:101)

3) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tenis

berekor diikuti gerakan lari setelah melempar.

Gambar 8. Melempar Bola Berekor Diikuti Gerakan Lari

(Roji, 2006:101)

4) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan

dengan awalan berlari.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

31

Gambar 9. Melempar Bola Tangan dengan Awalan Lari

Roji, (2006:100)

5) Latihan teknik dasar lempar lembing menggunakan bola tenis berekor pada

dinding dengan rangsangan jarak pantulan.

Gambar 10. Melempar Bola Berekor pada Dinding

(Roji, 2006:99)

6) Latihan rangkaian gerakan lempar lembing hop step styledengan bola tenis

berekor.

Gambar 11. Latihan Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Hop

Step Style dengan Bola Tenis Berekor

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

32

Tabel 4. Sintak Pengembangan Kerjasama dengan Model ADDIE dalam

Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style

Matrix

ADDIE Analysis Desain

Develop

ment

Implementat

ion

Evaluation

Pengemb

angan

kerja

sama

Mengalisis

kebutuhan

siswa

dalam

pembelajar

an lempar

lembing

hop step

style

Menentukan

kompetensi

khusus,

metode,bah

an ajar, dan

setrategi

pembelajara

n.

Mempro

duksi

bahan ajar

yang akan

digunakan.

Melaksanaka

n program

pembelajaran

dengan mene

rapkan

program pem

belajaran.

Mengeva

luasi aktivi

tas pem

belajaran

pengem

bangan

kerjasama

.

Kebutuhan

siswa

dalam

pengem

bangan

kerja

samanya. 1.Bola

hadang

2. Melempar

dengan

dua tangan

Penerapan

bahan ajar

pengembang

an kerjasama

dengan

permainan,

metode

pembelajaran

bermain,

inquiri dan

latihan dan

strategi

pembelajaran

menggunaka

n mediavideo

Menyusun

Bahan ajar

pengemban

gan kerja

sama

dalam

bentuk

RPP dan

pelaksanaa

n pem

belajaran

meng

gunakan

tayangan

video.

Mene rapkan

pembelajaran

pengembanga

n kerja sama

dengan

memperlihatk

an tayangan

video

tersebut

kepada

siswa.

Meng

evaluasi

aktivitas

pengemba

ngankerja

sama siswa

dengan

menilainy a

Berikut ini permainan pengembangan kerja sama yaitu :

1) Permainan Bola Hadang

Permainan ini bisa dilakukan dalam sebuah lapangan bola voli atau

bulu tangkis. Dengan membagi regu permainan ini di mulai di tengah

lapangan dilemparkan oleh guru. Kedua regu berusaha memasukkan bola

kekardus atau tempat sampah yang dipegang temannya di sisi lapangan.

Permainan ini sangat bermakna terutama dalam upaya memupuk siswa SMP

untuk saling kerjasama sesama kelompok. Meskipun ada unsur persaingan

tetapi ditanamkan sikap jujur. Menang dan kalah bukan tujuan, yang

terpenting konsep melempar yang menjadi pokok bahasan dapat

tersampaikan.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

33

Gambar 12. Permainan Bola Hadang

(Saputra, 20001:169)

2) Melempar dengan Dua Tangan

Siswa berpasangan dan melakukan lempar tangkap bola dengan arah

lemparan ke arah teman. (lemparan bola berada di atas kepala dengan dua

tangan).

Gambar 13. Permainan Melempar dengan Dua Tangan

(Saputra, 2001 : 166)

Pelempar Merebutbola

Kardus Bola

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

34

Tabel 5. Sintak Pengembangan Sikap Kompetitif dengan Model ADDIE dalam

Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style

Matrix

ADDIE Analysis Desain

Develop

ment

Implemen

tation Evaluation

Pengem

bangan

sikap

kom

petitif

Mengalisis

kebutuhansisw

a dalam pem-

belajaran

lempar

lembing hop

steps style

Menentukan

kompetensi

khusus,

metode,baha

n ajar,

dan setrategi

pembelajara

n

Mem

produksi

bahanajar

yang akan

digunakan

Melaksanak an

program

pembelajaran

dengan

menerapkan

program

pembelajaran.

Mengevalu

asiaktivitas

pembelaja

ran

pengemba

n gan

sikap

kompetitif

Kebutuhan

sisw dalam

pengem

bangan sikap

kompetitif.

Penerapan

bahan ajar

pengem

bangansika

p

Menyusun

Bahanajar

pengem-

bangan

Menerapkan

pembelajara n

pengemban

Mengevalu

asiaktivitas

pembelajar

an

1. Lomba

lempar bola

ke sasaran

kardus

2. Lomba

lempar

bolake

sasaran

gantung

kompetitif

dengan

permainan,

meng-

gunakan

metode

pem-

belajaran

bermain,

inquiri dan

latihan dan

meng

gunakanmed

ia video

sikap

kompetitif

dalam

bentuk

RPP dan

pelak

sanaan

pembelaja

ran meng

gunakan

tayangan

video.

an sikap

kompetitif

dengan

memperliha kan

tayangan video

tersebut kepada

siswa.

pengemban

gan sikap

kompetitif

Berikut ini permainan pengembangan sikap kompetitif yaitu :

1) Lomba Lempar Bola Kesasaran Kardus

Siswa di bagi menjadi dua sampai 5 kelompok, masing-masing

kelompok siswa mempraktikkan permainan lomba melempar bola ke

sasaran kardus yang berada di depan yang berjarak ±15m. Kelompok yang

berhasil memasukkan bola paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

35

Gambar 14. Permainan Melempar Bola Kesasaran Kardus

(Saputra, 2001:169)

2) Lomba Lempar Sasaran Gantung

Siswa dibagi menjadi dua kelompok atau dua regu,masing –masing

kelompok melakukan lemparan masing –masing lima bola arah lemparan ke

sasaran .menggantung, siapa yang memasukan bola terbanyak menjadi

pemenang dan kelompok yang kalah diberi hadiah menggendong temanya

yang menang atau

menyanyi.

Gambar 15. Permainan Melempar Bola Kesasaran Gantung

(Saputra, 2001:173)

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

36

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat skema

kerangka berpikir sebagai berikut:

C.

D.

Gambar 16. Bagan Konseptual Kerangka Berpikir

Rendahnya hasil belajar siswa dapat menunjukkan bahwa ada permasalahan

yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Permasalahan yang sering

dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara

guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru

kurang tertanam kuat dalam pemahaman siswa. Khususnya dalam pembelajaran

praktik teknik dasar lempar lembing hop step style. Siswa kurang mampu

menganalisis gerakan yang diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan

materi secara verbal, serta dalam memberikan demonstrasi atau contoh kurang

dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.

Masalah dalam

pembelajaran lempar

lembing hop step style

Kondisi Awal

Menerapkan model

pembelajaran ADDIE

dalam pembelajaran

lempar lembing hop

step style

Tindakan

Kondisi Akhir

Hasil belajar lempar

lembing hop step

style rendah

Aplikasi model

pembelajaran ADDIE

dapat meningkatkan

hasil belajar lempar

lembing hop step style

Siklus I : Menyusun

bentuk pembelajaran

dengan model

pembelajaran ADDIE

untuk meningkatkan

kemampuan dan

keterampilan teknik

dasar lempar lembing

hop step style

Siklus II : Upaya

perbaikan siklus I

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

37

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk

menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Salah satu

upaya mencapai pembelajaran pendidikan jasmani yang baik yaitu harus

diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat juga. Banyak model

pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran pendidikan

jasmani. Model pembelajaran ADDIE dengan alat bantu pembelajaran merupakan

salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani khususnya pembelajaran lempar lembing hop step style.

Model pembelajaran ADDIE lempar lembing hop step style merupakan

pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif dan kreatif menciptakan suasana

pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan

pembelajaran lempar lembing hop step style. Inovatif menuntut seorang guru

untuk menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran lempar lembing hop

step style. Kreatif menuntut seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar

mengajar lempar lembing hop step style yang beragam atau bervariasi, sehingga

memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu menghendaki tujuan

pembelajaran lempar lembing hop step style dapat tercapai. Sedangkan

menyenangkan menuntut seorang guru menciptakan suasana pembelajaran lempar

lembing hop step style yang menyenangkan, siswa tidak memiliki rasa takut,

sehingga perhatian siswa lebih terarah terhadap pelajaran yang diterimanya.

Ditinjau dari ragam alat bantu pembelajaran dengan aplikasi model

pembelajaran ADDIE dalam proses pembelajaran lempar lembing hop step style,

maka diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan lempar

lembing hop step style sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat

tercapai secara optimal.

Macam-macam bentuk pengembangan pembelajaran lempar lembing

hop step style dengan model pembelajaran ADDIE ini dapat di identifikasi

beberapa kelebihan. Kelebihan pembelajaran lempar lembing hop step style

dengan model pembelajaran ADDIE terangkum dalam nilai-nilai permainan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari

38

antara lain: dengan bermain siswa bisa aktif bergerak sehingga dapat

meningkatkan kebugaran jasmani sebagai bentuk pengembangan kebugaran

jasmani, dapat meningkatkan penguasaan teknik lempar lembing hop step

style sebagai bentuk pengembangan skill, dapat meningkatkan rasa solidaritas

dan menghargai sesama teman sebagai bentuk pengembangan kerjasama,

hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan

gembira serta motivasi belajar meningkat sebagai bentuk pengembangan sikap

kompetitif.

Berdasarkan karakteristik pendekatan pembelajaran dengan model ADDIE

di atas menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran yang tepat

akan diperoleh hasil belajar lempar lembing hop step style yang optimal.