Page 1
MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL
(Kajian Semiotik atas Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury)
Oleh:
Sumarni
NIM: 1120510024
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Dan Filsafat
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab
Yogyakarta
2015
Page 7
vii
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Makna Tanda Verbal dan Visual Karikatur
Jorge Bahjury. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk
tanda verbal dan visual karikatur Jorge Bahjury dalam media online al-Ahram dan
untuk mengungkapkan makna di balik tanda-tanda tersebut serta untuk
mengetahui pesan-pesan yang terkandung di dalam karikatur tersebut. Penulis
tertarik meneliti karikatur tersebut karena karikatur merupakan media yang
ditampilkan untuk menyampaikan kritikan atas masalah yang berkembang secara
tersamar dan tersembunyi. Lewat karikatur, pembaca diajak untuk berpikir,
merenungkan, dan memahami pesan-pesan yang tersurat dan tersirat dalam
gambar tersebut. Karikatur secara umum memiliki kecenderungan untuk membela
pihak yang lemah dan tertindas melalui kritik terhadap praktik ketidakadilan
dalam kehidupan politik yang tidak harus dibuang begitu saja. Hanya saja dibuat
seakan lebih halus sehingga membuat orang yang melihat tersenyum dan tidak
memancing emosi secara berlebihan. Karikatur selain berisi kritikan atau sindiran,
juga berisi saran atau pesan terhadap tingkah laku tokoh masyarakat yang meliputi
permasalahan sosial dan politik. Hal menarik lainnya dalam penelitian ini adalah objek materialnya yaitu
media online al-Ahram. Al-Ahram adalah media online milik Pemerintah Mesir.
Dengan dasar itu penulis ingin melihat sejauh apa karikatur tersebut
melaksanakan fungsinya sebagai media untuk mengkritisi kebijakan pemerintah
ataukah sebaliknya hanya sebagai corong pemerintah Mesir saja?
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan sumber
primer karikatur karya Jorge Bahjury yang diterbitkan dalam harian online Mesir
www.ahram.org.eg. Sementara data sekunder diambil dari berbagai sumber
diantaranya dari buku-buku, literatur-literatur, internet dan lain-lain yang
berkaitan dengan penelitian. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles
Sanders Pierce.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa dalam karikatur terdapat
tanda-tanda sebagai unsur dasar dalam semiotika yang mengandung makna.
Keberadaannya mempunyai dua unsur yaitu penanda (bentuk) dan petanda
(makna). Tanda yang dimanfaatkan dalam karya karikatur karya Jorge Bahjury
sebagian besar menggunakan ikon, indeks, dan simbol. Karena pesan yang
terdapat pada pelbagai karya karikatur yang menjadi objek kajian penelitian ini
adalah pesan yang disampaikan kepada khalayak dalam bentuk tanda karikatur,
maka secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, tanda verbal dan tanda
visual. Tanda verbal didekati dari bahasa, gaya penulisan, tema dan pengertian
yang didapatkan. Tanda visual dilihat dari cara menggambarkannya, apakah
secara ikonis, indeksikal, atau simbolis. Penelitian ini menemukan dua jenis
karikatur yang disampaikan oleh Jorge bahjuri yaitu karikatur sosial (social
carricature) dan karikatur politik (political carricature)
Kata-kata kunci: karikatur, tanda verbal, tanda visual, semiotik.
Page 8
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba‟ b be ة
ta‟ t te ث
ṡa‟ ṡ es (dengan titik di atas) ث
jim j je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
kha kh ka dan ha خ
dal d de د
żal ż zet (dengan titik di atas) ذ
ra‟ r er ر
zai z zet ز
sin s es ش
syin sy es dan ye ش
ṣad ṣ es dan ye ص
ḍad ḍ es (dengan titik di bawah) ض
Page 9
ix
ṭa‟ ṭ de (dengan titik di bawah) ط
ẓa‟ ẓ te (dengan titik di bawah) ظ
ain „ zet (dengan titik di bawah)„ ع
gain g ge غ
fa‟ f e ف
qaf q qi ق
kaf k ka ك
lam l el ل
mim m em و
nun n en
wawu w we و
ha‟ h ha
hamzah „ apostro ء
ya‟ y ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
يفعقدي
عدة
ditulis
ditulis
muta„aidinīn
„iddah
C. Ta’Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
هبت
جسيت
ditulis hibbah
Page 10
x
ditulis jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki laal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h.
ditulis كرايت الأونيبء
karāmah al-auliyāˋ
2. Bila taˋ marbutah hidup atau dengan harakat, athah, kasrah, dan
dammah ditulis t.
زكبة انفطر
ditulis Zakātul
D. Vokal Pendek
kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
i
a
u
E. Vokal Panjang
fathah + alif
جبههيت
Fathah + yaˋ mati
يسعى
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
i
jāhiliyyah
a
yasˋā
Page 11
xi
Kasrah + yaˋ mati
كريى
Dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ῑ
karῑm
u
furūd
F. Vokal Rangkap
Fathah + yaˋ mati
بيكى
Fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaulun
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
أأتى
أعدث
ئ شكرتىن
ditulis
ditulis
ditulis
aˋntum
u‟idat
la‟in syakartum
H. Kata Sandang Ali + Lam
a. Bila diikuti Huruf Qamariyah
انقرأ
انقيبش
ditulis
ditulis
al-Qura‟ān
al-Qiyās
Page 12
xii
b. Bila diikuti Huru Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf
syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf (el)-nya.
انسبء
انشص
ditulis
ditulis
as-Samāˋ
asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
ذوي انفروض
أهم انست
ditulis
ditulis
ẓawῑ al-furūḍ
ahl as-sunnah
Page 13
xiii
MOTTO
لكل جمال عين تنظر
ذن تسمعأ لكل صواب
لكل محبة قلب يسلم
“Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang
Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar.
Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima”.
(Ivan Panin, Matematikawan Rusia (1855-1942)
Page 14
xiv
PERSEMBAHAN
Untuk suamiku tercinta, Chabibullah, S.Ag.,
Kedua orang tuaku tersayang Bapak M. Marsudi dan Ibu Marsukha
dan Almarhum Bapak Muh. Tohir dan Ibu Tukirah serta Segenap
Program Pascasarjana Beserta Civitas Akademik
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Page 15
xv
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيمم و تنا في توسيع العلاواجب ىدبرحمتو نستطيع أن نؤ الحمدلله الحكيم العليم الخبير، الذي
. أشهد أن لاإلو إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسولووالدعارف، ونثر الحب والإبتسام. لو وأصحابو اجمعين. آوالصلاة والسلام على النبي الأخير، محمد خير البشر. وعلى
وبعد.
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas limpahan
cinta dan kasihNya penulis dapat melalukan penelitian ini penuh perjuangan.
Berkat cinta dan kasihNya, dalam keterbatasan waktu masa studi saya dan atas
dorongan dari pihak-pihak tercinta penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman dia
Muhammad Rasulullah saw, sosok teladan umat sepanjang zaman penebar
kebaikan dan ilmu pengetahuan kepada umatnya.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelas Magister Humaniora pada program studi Agama dan Filsafat
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penyelesaian tesis ini terwujud atas bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala hormat dan
ungkapan bahagia, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. H. Akh Minhaji, M.A. Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Page 16
xvi
2. Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Begitu pula seluruh jaaran pimpinan dan
staf yang dengan tulus memberikan pelayanan kepada penulis.
3. Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A., selaku pembimbing tesis merangkap
penguji. Terima kasih atas segala pencerahan dan bimbingannya, sehingga
karya ilmiah sederhana ini menjadi lebih baik.
4. Dr. Uki Sukiman, M.Ag., selaku penguji. Terima kasih atas segala
pencerahan, catatan dan masukannya sehingga tesis ini menjadi lebih baik.
5. Dosen Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah
memberikan ilmu dan pencerahan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.
Penghargaan juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis, Bapak
M. Marsudi dan Ibu Marsukha, yang telah memberikan segalanya terutama
limpahan kasih sayang dan do’a restu kepada penulis “sungkem dalem mugi
tansah marak wonten ngarso keng Bopo soho simbok keng tansah pinayungan
rohmatipun Allah SWT, kantri pangajab mugi dalem dados putro ingkeng saged
mikul dhuwur mendhem jero dateng tiang sepah kekalih”.
Kepada suami tercinta Chabibullah, S.Ag., atas segala cinta-kasih, motivasi,
kesabaran dan keridhoannya. Semoga semua proses ini menjadi senyum
kebahagiaan kita nanti. Amin.
Kepada Sdr. Sugiarto, S.Pd.I., M.M., atas segala motivasi, dukungan dan
bantuan buku yang telah memperkaya sumber dalam penelitian ini sehingga
Page 17
xvii
menjadi karya yang lebih layak dan baik. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan
dibalas oleh Allah swt dengan balasan yang melimpah. Amin.
Kepada Sdr. Nur Khalid Syaifullah, Lc., atas dukungan dan keikhlasannya
menjadi nara sumber selama penulisan tesis, serta semua informasi dan segala
ilmu tentang bahasa Arab Mesir. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan dibalas
oleh Allah swt dengan balasan yang melimpah. Amin.
Sahabat-sahabat seperjuangan di manapun berada yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, atas segala motivasi, canda dan tawanya yang mengiringi
proses perkuliahan kita. Semoga ilmunya bermanfaat untuk masyarakat dan umat.
Amin.
Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penulisan tesis
semoga doa, motivasi, dan pelayanan mereka mendapat apresiasi yang indah dari
Allah swt. Amin.
Yogyakarta, 26 Agustus 2015
Penulis
Sumarni
NIM: 112051002
Page 18
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ....................................................................... iii
PENGESAHAN DIREKTUR .................................................................................... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................................... v
NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................ viii
MOTTO ..................................................................................................................... xiii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... xiv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... xv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxi
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 11
C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................................... 12
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 13
E. Kerangka Teori............................................................................................... 15
F. Metode Penelitian........................................................................................... 26
G. Sistematika Pembahasan ................................................................................ 29
Page 19
xix
BAB II: SEMIOTIKA KOMIK-KARTUN-KARIKATUR (KKK), PERS DAN
SURAT KABAR ...................................................................................... 31
A. SEMIOTIKA .................................................................................................. 31
1. Pengertian Semiotika ............................................................................... 31
2. Serba-serbi semiotika ............................................................................... 34
3. Semiotika Charles Sanders Peirce ............................................................ 38
a. Tanda dan Proses Semiosisnya .......................................................... 41
b. Tipologi Tanda ................................................................................... 47
1) Tipologi pertama: Qualisign, Sinsign, dan legisign ..................... 47
2) Tipologi kedua: Ikon, Indeks, dan Simbol ................................... 48
3) Tipologi ketiga: Rema, disen, dan Argumen ............................... 52
c. Tanda Ikonis ....................................................................................... 53
1) Citra .............................................................................................. 53
2) Diagram ........................................................................................ 55
3) Metafora ....................................................................................... 56
B. KOMIK-KARTUN-KARIKATUR (KKK) ................................................... 57
a. Pengertian Komik-Kartun-Karikatur (KKK) ..................................... 57
b. Jenis Karikatur ................................................................................... 66
c. Fungsi Karikatur ................................................................................ 68
C. TANDA VERBAL DAN NONVERBAL (VISUAL) ................................... 69
a. Tanda Verbal ...................................................................................... 70
b. Tanda Nonverbal (Visual) .................................................................. 72
BAB III: ANALISA KARIKATUR JORGE BAHJURY ........................................ 80
Page 20
xx
BAB IV: PENUTUP .................................................................................................. 154
DATAR PUSTAKA ..................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 21
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Identitas Harian Mesir www.ahram.org.eg
Lampiran 2: Daftar gambar
Lampiran 3: Daftar Tabel
Lampiran 4: Curiculum Vitae
Page 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Bahasa merupakan kunci untuk mengungkapkan realitas dunia
manusiawi.1 Dalam dunia manusiawi inilah kecakapan berbicara secara verbal
menduduki posisi yang sentral. Oleh karena itu, untuk dapat memahami alam
semesta ini manusia harus memiliki kemampuan dalam memahami kata-kata dan
tanda-tanda. Dalam pengertian ini, berarti manusia hanya dapat mengungkapkan
makna realitas dunia melalui medium bahasa. Apabila manusia gagal dalam
menggunakan pendekatan melalui medium bahasa, maka manusia akan dinilai
gagal pula memahami hakikat makna dunia material melalui bahasa.2 Bahasa
benar-benar merupakan pencapaian spesies manusia yang distingtif.3 Dengannya,
orang dapat dengan mudah mengklasifikasi dunia dengan kata-kata dan melipur
diri dengan lelucon dan cerita. Tanpanya, orang mungkin tidak akan dapat
mengembangkan pelbagai institusi dalam kehidupan: bagaimana kita akan mampu
merekacipta praktik religius tanpa teks sakral, dan bagaimana orang akan mampu
mengembangkan hukum-hukum apabila tidak ada kata-kata, akan sulit
diwujudkan.
Ucapan-ucapan (kata-kata) adalah tanda, gerak, isyarat adalah tanda,
lampu lalu lintas, bendera adalah tanda. Dengan kata lain tanda ada di mana-
1 Kaelan, Filsafat Bahasa, Semiotika dan Hermeneutika, (Yogyakarta: Paradigma, 2009),
hlm. v. 2 Ibid., hlm. 157.
3 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, cet.1, (Yogyakarta: Jalasutra, 20011), hlm.
130.
Page 23
2
mana, tanda ada di sekitar kita. Tanda dalam pengertian ini bukan hanya sekedar
harfiah, melainkan lebih luas misalnya dalam struktur karya sastra, film,
bangunan, nyanyian burung, dan segala sesuatu yang dapat dianggap tanda di
dalam kehidupan manusia ini.4
Ilmu yang mengkaji mengenai tanda disebut dengan semiotika. Istilah
semiotika berasal dari bahasa Yunani „semeion‟ yang berarti „tanda‟ atau „seme‟
yang berarti penafsiran tanda.5 Semiotika sangat luas cakupannya, sebagaimana
telah dicontohkan di atas. Selain itu surat cinta, poster politik, komik, kartun
bahkan karikatur serta ungkapan-ungkapan bahasa lain adalah tanda.
Kemunculan semiotika merupakan akibat langsung dari formalisme dan
strukrularisme.6 Strukturalisme lahir pada awal abad ke-20, yang kemudian
disusul oleh semiotika, yang merupakan akibat dari stagnasi strukturalisme.
Pemikiran tentang tanda sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman Yunani. Para
ahli filsafat Yunani sudah sering memikirkan fungsi tanda. Selain itu, pada masa
filsafat Yunani abad pertengahan pengertian serta penggunaan tanda juga telah
disinggung. Istilah semiotika itu sendiri baru digunakan pada abad ke-18 oleh
Lambert (seorang ahli filsafat dari Jerman) sebagai sinonim kata logika, dan orang
baru memikirkan secara sistematis tentang penggunaan tanda dan marak dibahas
pada abad ke -20.7
4 Kaelan, Filsafat Bahasa …, hlm. 162.
5 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 97. 6 Ibid., hlm. 96.
7 Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, Serba Serbi Semiotika, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1996), hlm. vii.
Page 24
3
Pada prinsipnya semiotika atau semiologi (istilah yang dipakai oleh
Ferdinand de Saussure) mempelajari bagaimana manusia memaknai hal-hal,
segala sesuatu. Memaknai dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya
membawa inormasi, dalam arti dalm mana hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, melainkan juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.8
Suatu tanda menandakan sesuatu selalin dirinya sendiri, dan makna (meaning)
adalah hubungan antara sesuatu objek atau ide dan suatu tanda. Prinsip itu
mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol,
bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori yang mejelaskan bagaimana
tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda itu disusun. Secara
umum, studi tanda merujuk kepada semiotika.9
Dengan kerangka berfikir itu, maka kajian atas karikatur merupakan
bagian dari kajian semiotika. Dengan teori semiotika, karikatur akan terungkap
makna dan pesan yang tersirat dan tersurat di dalamnya.
Kehadiran karikatur secara universal telah menjadi alat kontrol yang
aktivitasnya dan perannya cukup berarti. Dengan bahasa visual dan verbalnya,
karikatur mampu menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya sehingga
mampu menembus berbagai tingkat sosial masyarakat, mulai dari yang buta huruf
sampai masyarakat yang berpendidikan. Karena karikatur memiliki gaya bahasa
unik dan terkesan „pelit‟ kata-kata namun „menggelitik‟ dan dapat menawarkan
interpretasi yang lebih luas. Semakin banyak interpretasi atau pemaknaan yang
8 Roland Barthes, The Semiotic Collenge, (New York: Hill and Wang, 1988), hlm. 179.
Lihat juga Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, (Magelang, Yayasan Indonesia, 2001), hlm. 53. 9 Kaelan, Filsaat Bahasa …, hlm. 163.
Page 25
4
dibangkitkan oleh sebuah teks, akan tampak semakin banyak pesan psikologis
yang diberikannya.
Karikatur merupakan gambar lelucon yang muncul dalam media massa
dengan membawa pesan kritik sosial sebagaimana kita lihat di ruang opini surat
kabar. Sedangkan gambar lelucon yang berisikan humor semata, tanpa membawa
beban kritik sosial biasanya disebut dengan kartun. Cerita bergambar dalam
sebuah majalah, surat kabar ataupun berbentuk buku (buku komik) yang isi
kandungannya mudah dicerna dan lucu disebut dengan komik. Walaupun dalam
perkembangannya komik tidak hanya lucu, namun kadang kala terdapat komik
yang bersifat serius. Karikatur-Kartun-Komik (KKK) punya kesamaan dan
kedekatan dalam menyajikan sebuah pesan yaitu bersifat humor.10
Karikatur merupakan bagian dari kartun opini namun dalam
perkembangannya menjadi salah kaprah. Ditegaskan lebih lanjut bahwa karikatur
yang sudah dibebani pesan, kritik, dan sebagainya berarti telah menjadi kartun
opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul
setiap penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon, yaitu
versi lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor11
. Inilah
yang biasa kita sebut dengan karikatur.
Kartun opini setidaknya memuat empat hal yang harus ada di dalamnya: 1)
informatif dan komunikatif, 2) situasional, 3) memuat kandungan humor, 4)
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 137. 11
Sudarta, Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia, (ttp.: Prisma 5, 1987), hlm. 49-53.
Page 26
5
memiliki gambar yang bagus12
. Apabila kurang salah satu dari hal-hal yang telah
disebutkan maka fungsi kartun opini kurang lengkap.
Ditinjau dari fungsinya, komik-kartun-karikatur ditampilkan untuk
menyampaikan kritikan atas masalah yang berkembang secara tersamar dan
tersembunyi. Pembaca diajak untuk berpikir, merenungkan, dan memahami
pesan-pesan yang tersurat dan tersirat dalam gambar tersebut.
Gambar yang terdapat dalam komik-kartun-karikatur tersebut tampil
sebagai „tanda‟ karena ada kedekatan dengan objeknya ada hubungan ikonis
antara gambar itu dengan acuan (reference). Dengan demikian, gambar-gambar
yang terdapat dalam karikatur memiliki pola :proposition-indexical-type
(legisign). Suatu pernyataan yang mengacu pada objeknya secara indeksikal dan
menjadi „tanda‟ karena hukum, tradisi atau kesepakatan.13
Selanjutnya, pendapatnya lagi, bahasa yang tercantum di sekitar ilustrasi
bisa dideskripsikan dengan mempertimbangkan sign, object, dan interpretant.14
Menjadi sesuatu yang menarik apabila teks bahasa dihadapkan dengan ilustrasi
karikatur, hal itu akan menjelma argumen, dan argumen tersebut adalah tema
utama dari karkarikatur. Dengan demikian, proses semiosis yang paling dominan
dalam karikatur adalah gabungan atau proposisi (visual dan verbal) yang dibentuk
oleh kombinasi tanda argumen indexical legisign.
KKK di dalamnya penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya
akan makna. Selain dikaji sebagai teks, secara kontekstual juga dilakukan yakni
12
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 139. 13
Tommy Cristomy, Pengantar Semiotik Pragmatik Peirce: Non Verbal dan Verbal
dalam Pusat Penelitian Kemasyarakatan Dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia,
Bahan Pelatihan semiotika, hlm. 11. Lihat juga Alex Sobur, Semiotika …, hlm. 134 14
Ibid., hlm. 11.
Page 27
6
dengan menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi yang sedang menonjol
di masyarakat. hal itu di maksudkan untuk menjaga signifikasi permasalahan dan
sekaligus menghindari pembiasan tafsiran.15
Penulis tertarik meneliti karikatur sebagai kartun oponi yang terdapat
dalam surat kabar karena karikatur dan surat kabar adalah dua hal yang saling
berkaitan erat. Salah satu fungsi surat kabar dan karikatur adalah untuk
menyampaikan kritikan ataupun pesan kepada pemerintah yang sedang berkuasa
selain itu juga berfungsi untuk mengkritik kondisi sosial politik masyarakat yang
sedang berkembang. Berdasarkan pada permasalahan itu penulis ingin mengetahui
sejauh apa fungsi itu berjalan beriringan sebagai media kontrol atas segala
permsalahan yang berkembang di masyarakat. Namun bagaimanakah jika objek
materialnya adalah media massa online milik pemerintah dalam hal ini pemerintah
Mesir, apakah karikatur dan media massa online masih memiliki fungsi sebagai
kontrol atau penyampai kritikan? Atau sebaliknya, kedua media itu digunakan
untuk mengkampanyekan program dan kinerja pemerintah rezim pada masa itu
saja, serta untuk mengambil simpati rakyat tanpa menghadirkan sisi lain
(keburukan) rezim itu? Apakah pers dan surat kabar masih independen dalam
menjalankan fungsinya? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam bahasan
selanjutnya.
Pers sejauh ini diketahui sebagai salah satu unsur bagi negara dan
pemerintahan yang demokratis karena sarana bagi warga negara untuk
mengeluarkan pikiran dan pendapat. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
15
Muhammad Nashir Setiawan, Menakar Panji Koming; Tafsiran Komik Karya Dwi
Koendoro pada Masa Reformasi Tahun 1998, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002), hlm. 17.
Page 28
7
memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis. Dalam melaksanakan
fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang.
Pers dituntut profesional dan terbuka yang dikontrol oleh masyarakat. Keberadaan
pers dapat membuat terjadinya check and balance dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Di Indonesia pers merupakan alat perjuangan nasional, bukan
sekedar penjual berita untuk mencari keuntungan finansial. Keterkaitan tentang
pers dengan media massa tidak dilepaskan dari artinya itu sendiri. Pers dalam
penyiaran memerlukan peranan media massa, yaitu media elektronik maupun
media cetak. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Penulis
berpendapat peranan media massa sekarang ini, sangatlah penting demi
keberlangsungan hidup manusia. Media massa dalam menyampaikan sebuah
informasi membutuhkan instrumen melalui surat kabar, film, televisi maupun
radio.
Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan
atau sumber daya lainnya.16
Pendapat tersebut penulis pahami merupakan bagian
dari peran media yang memberikan informasi teraktual, tetapi juga dapat dijadikan
alat kekuatan untuk memikat perhatian khalayak luas. surat kabar pada dasarnya
memiliki peran penting dalam menginformasikan berita kepada khalayak luas,
memberikan manfaat bagi pembaca yang membutuhkan, dan itu termasuk ke
16
McQuail Dennis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996), hlm. 3
Page 29
8
dalam fungsi utama surat kabar. Fungsi sekunder bertujuan untuk kegiatan
kemasyarakatan, memberikan sebuah hiburan tentunya bagi pembaca, dan sebagai
agen informasi yang juga dapat berperan memperjuangkan hak-hak setiap orang.
Harian online al-Ahram adalah salah satu surat kabar yang ada di Mesir
berdasarkan pengamatan penulis al-Ahram merupakan harian online milik
pemerintah Mesir yang berdiri sejak 27 Desember 1875 dan pertama kali terbit
pada 5 Agustus 1876 di Iskandariayah atau juga dikenal dengan kota Alexandria.
Pada mulanya al-Ahram hanya berbentuk koran mingguan yang terbit dengan 4
(empat) halaman saja, selanjutnya berkembang menjadi koran yang terbit setiap
hari. Al-Ahram merupakan koran yang paling terkenal dan maju di semenanjung
Arab dan masih terus terbit hingga sekarang.
Surat kabar online al-Ahram dijadikan sampel untuk penelitian karikatur
sebagai salah satu media online yang tak hanya berisi tentang informasi, tetapi
juga memiliki kolom karikatur dalam rubrik opininya yang dimanfaatkan sebagai
sarana mengekspresikan atau merepresentasikan situasi sosial-politik melalui
cara-cara yang lebih menarik. Oleh karena itu, karikatur yang dihadirkan di
dalamnya secara tidak langsung mewakili opini dari redaksi Al-Ahram sendiri.
Karikatur di www.ahram.org.eg merupakan jenis political cartoon atau editorial
cartoon, yakni versi lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar
humor.
Penulis mengamati, karikatur secara umum memiliki kecenderungan untuk
membela pihak yang lemah dan tertindas melalui kritik terhadap praktik
ketidakadilan dalam kehidupan politik yang tidak harus dibuang begitu saja,
Page 30
9
hanya saja dibuat sehalus mungkin sehingga membuat orang yang melihat
tersenyum. Karikatur selain berisi kritikan atau sindiran, juga berisi saran atau
pesan terhadap tingkah laku tokoh masyarakat yang meliputi permasalahan sosial
dan politik.
Berdasar pada intensitas kemunculannya, maka penulis (peneliti) akan
membatasi karikatur yang akan diteliti, dalam hal ini penulis akan mengambil dan
menganalisa karikatur dengan tema sosial-politik Jorge Bahjury pada edisi Juni-
September 2014. Melalui pembatasan ini, diharapkan penelitian lebih fokus dan
terarah.
Kajian karikatur adalah sebuah kajian yang dihadapkan pada tanda-tanda
visual dan kata-kata. Penggunaan bahasa verbal adalah aspek lingusitik yang
seringkali tidak dapat dihindari dalam tampilan sebuah karikatur. Pemanfaatan
unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana, disamping gambar-gambar
jenaka, sangat diperlukan sebagai unsur terpenting dalam karikatur. Walaupun
pada mulanya karikatur miskin akan kata-kata, namun pada prakteknya karikatur-
karikatur tidak hanya menyajikan visualnya saja, melainkan diiringi dengan kata-
kata yang akan membentuk argument tema pokok sebuah karikatur.17
Maka dari
itu, kajian ini akan menggunakan kajian kritis semiotika. Karena semiotika
memandang fenomena sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa
dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan
semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa,
17
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm.11.
Page 31
10
maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda.18
Karikatur sebagai
objek penelitian ini merupakan bagian dari fenomena sosial dengan demikian
secara otomatis bagian dari fenomena bahasa yang terentang luas di tengah-tengah
masyarakat. Karikatur sebagai sebuah tanda termasuk dalam wilayah tanda verbal
dan non verbal. Adapun pembahasan tanda verbal dan non verbal akan dibahas
lebih luas dalam bab selanjutnya.
Berikut ini contoh karikatur Jorge Bahjury yang terdapat dalam harian
online Mesir (www.ahram.org.eg):
Gambar 1.
9 Juni 2014
10 Juni 2014
18
Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang
Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme, (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 262.
Page 32
11
Gambar 2.
9 Juli 2014
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan
sebelumnya, penulis mengemukakan masalah yang dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana bentuk-bentuk tanda verbal dan visual yang terdapat
dalam karikatur Jorge Bahjury pada harian online Mesir
(www.ahram.org.eg)?
2. Apa makna tanda verbal dan visual yang terdapat dalam karikatur
Jorge Bahjury pada harian online Mesir (www.ahram.org.eg) ditinjau
dari kajian semiotik?
3. Apa saja pesan-pesan sosial-politik yang terkandung pada karikatur
Jorge Bahjury?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Page 33
12
1. Mengetahui bentuk-bentuk tanda verbal dan visual karikatur Jorge
Bahjury terutama karikatur yang bertema sosial-politik dalam harian
online (www.ahram.org.eg) edisi Juni-September 2014.
2. Mengungkap makna di balik tanda-tanda verbal dan visual yang
terdapat dalam karikatur sosial-politik Jorge Bahjury pada harian
online (www.ahram.org.eg) edisi Juni-September 2014.
3. Mengetahui pesan-pesan sosial-politik yang terkandung dalam
karikatur Jorge Bahjury dalam surat kabar online (www.ahram.org.eg).
Kegunaan dari penulisan ini adalah adalah sebagai berikut: Secara teoritis,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik bagi mahasiswa
bidang bahasa, dan sebagai bahan referensi penelitian semiotika. Selebihnya,
diharapkan dari penelitian ini dapat meningkatkan sensitifitas pembaca dalam
menangkap tanda-tanda verbal dan visual dalam realitas kehidupan manusiawi.
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi kerangka acuan bagi
media massa untuk menghasilkan karikatur yang lebih inovatif dan variatif dalam
menggambarkan realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat, sehingga mudah
dipahami oleh masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
Sejauh ini penulis telah melakukan riset melalui penelusuran digital
library opac perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
opac Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan opac Universitas Indonesia Depok
Jakarta, belum ditemukan penelitian yang secara khusus membahas tentang
“Makna Tanda Verbal dan Visual Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury” yang
Page 34
13
terdapat dalam harian online Mesir (www.ahram.org.eg). Namun demikian,
penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas tentang karikatur
sebagaimana berikut ini:
Tesis “Dimensi Notasional Dalam Penafsiran Makna Karikatur Siswa
SMK Di Lihat Dari Tulisan Mereka” tesis ini di susun oleh Nur Azizah yang
merupakan mahasiswi Program Magister Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia tahun 2011. Tesis ini merupakan kajian semiotik
yang dikaitkan dengan kompetensi berbahasa menulis. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan dimensi notasional (denotasi, konotasi, dan anotasi) yang
terdapat di dalam penafsiran makna karikatur siswa SMK, dan untuk mengetahui
keterkaitan antara dimensi notasional dalam penafsiran makna karikatur oleh
siswa SMK dan ciri-ciri jenis tulisan yang terdapat di dalam tulisan yang mereka
hasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun hasil
penelitian menunjukan bahwa unsur dominan yang terdapat di dalam penafsiran
makna karikatur siswa tersebut adalah unsur konotatif, sedangkan ciri jenis tulisan
mereka adalah ciri tulisan argumentasi. Ada keterkaitan antara dimensi notasional
dalam penafsiran makan karikatur dengan ciri jenis tulisan yang terdapat di dalam
tulisan siswa SMK tersebut.
Selain hasil penelitian yang berupa tesis terdapat juga hasil penelitian yang
telah diterbitkan berupa buku diantaranya adalah: Karikatur dan Politik karya
Augustin Sibarani, dan Kumpulan Karikatur Politik karya Eko Gatot Cahyono.
Buku Karikatur dan politik karya Augustin Sibarani diterbitkan oleh Garba
Budaya di Jakarta, cetakan pertama terbit pada tahun 2001 dengan ketebalan 422
Page 35
14
halaman. Buku tersebut merupakan hasil karya luar biasa yang menyajikan
kumpulan karikatur politik sebelum jatuhnya Orde Baru dan sesudahnya.
Jumlahnya sekitar seratus buah karikatur yang berhasil dikumpulkan oleh Sibarani
dalam buku itu. Untuk menjelaskan makna karikatur Sibarani menggunakan
sajak-sajak untuk penjelasan makna karikatur. Menurutnya sajak sebagai
penjelasan atas karikatur-karikaturnya lebih efektif dibandingkan dengan
penyajian teks di bawah ilustrasi, hal itu kaku menurutnya. di samping itu ia sejak
kecil menyukai sajak-sajak, maka sangat tepat bila ia menjelaskan makna
karikaturnya dengan sajak-sajak. Berdasarkan jenisnya, karikatur karya Sibarani
dalam buku Karikatur dan Politik adalah karikatur sosial-politik.
Sedangkan buku Kumpulan Karikatur Politik karya Eko Gatot Cahyono
yang dicetak dengan bahasa Indonesia di terbitkan di Jakarta oleh Pustaka Sinar
Harapan pada tahun 2001 dengan ketebalan 160 halaman. Buku ini berisi tentang
karikatur politik yang menggambarkan kondisi perpolitikan Indonesia pada tahun
1998.
Dari kedua buku yang telah penulis sebutkan di atas, secara eksplisit tidak
dijelaskan metode penelitian yang digunakan maupun pedekatan yang digunakan
dalam penelitian tersebut, namun penulis menyimpulkan bahwa kedua buku
tersebut sama-sama menyajikan banyak karikatur-karikatur politik dan
memberikan pemaknaan dengan bahasa teks (bahasa verbal) baik menggunakan
metode sajak, ataupun sekedar pemaknaan di bawah ilustrasi tersebut.
Berdasarkan pada hasil riset di atas, penulis yakin bahwa masalah yang
penulis teliti belum pernah diteliti ataupun diterbitkan oleh lembaga manapun.
Page 36
15
Terutama adalah tema yang akan penulis angkat dalam tesis ini yaitu, “Makna
Tanda Verbal Dan visual Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury Dalam Harian
Online Mesir www.ahram.org.eg Edisi Juni-September 2014”. Dalam penelitian
ini penulis akan menganalisa karikatur dalam pandangan semiotik untuk
mengetahui makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturis dalam
karikaturnya.
E. Kerangka Teori
1. Tanda Verbal dan Non Verbal (Visual)
Berdasarkan sifatnya, tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat
dibedakan menjadi dua, verbal dan non verbal.19
Yang disebut dengan
tanda verbal adalah tanda-tanda yang digunakan untuk berkomunikasi
yang dihasilkan oleh alat bicara. Sementara itu tanda non verbal adalah
tanda yang dihasilkan oleh: 1) anggota badan, lalu diikuti dengan
lambang, misalnya “pergi!”. 2) dihasilkan oleh suara misalnya siulan,
deheman (jawa) yang mempunyai makna memanggil seseorang. 3) yang
diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu dan menjaga
kerahasiaan, misalnya rambu-rambu lalu lintas, bendera dan lain-lain. 4)
benda-benda yang bermakna kultural dan ritual, misalnya bayem, dan
kacang panjang dalam ritual doa di dalam adat Magelang harus selalu ada
dalam hidangan yang disajikan, karena semua itu mempunyai makna.
19
Mansur Pateda, Semantik Leksikal, cet. 2. (Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), hlm. 48.
Lihat juga Alex Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 122.
Page 37
16
Bayem bermakna ben ayem20
, kacang panjang bermakna agar diberi umur
panjang oleh sang Khalik.21
Tanda non verbal dihasilkan oleh persepsi atas tubuh sebagai
sesuatu yang lebih dari zat fisik. Kedipan mata, isyarat tangan, ekspresi
wajah, postur, dan tindakan badaniyah lainnya mengomunikasikan
sesuatu secara relevan dengan budaya dalam situasi-situasi sosial
tertentu.22
2. Komik-Kartun-Karikatur (KKK)
Sebelum penulis memaparkan panjang lebar mengenai karikatur,
terlebih dahulu akan penulis paparkan komik dan kartun, dengan ini akan
terurai perbedaan dan persamaannya secara gamblang.
Komik secara umum adalah cerita bergambar dalam majalah,
surat kabar, atau berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerana
dan lucu, dan ada juga yang menampilkan cerita-cerita serius. Komik
bertujuan utama menghibur pembaca dengan bacaan ringan, cerita rekaan
yang dilukiskan relatif panjang dan tidak selamanya mengangkat masalah
hangat meskipun menyampaikan moral tertentu. Bentuk penyampaian
komik lebih atraktif dan menjangkau sasaran yang lebih luas. Bahasa
20
Bayem (Jawa) berarti bayam dalam bahasa Indonesia adalah jenis sayuran yang
berwarna hijau. Ben ayem (Jawa) dalam bahasa Indonesia berarti agar damai. 21
Alex Sobur,Semiotika Komunikasi …, hlm. 122. 22
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
teori Komunikasi, (Yogyakarta: jalasasutra, 2004), hlm. 54.
Page 38
17
komik terutama sekali adalah bahasa gambar karena komik hadir sebagai
bahasa gambar dan bahasa teks.23
Kartun adalah sebuah gambar lelucon yang muncul di media
massa, yang hanya berisikan humor semata, tanpa membawa beban kritik
sosial apapun. Namun ada juga yang mengungkapkan masalah sesaat
secara ringkas namun tajam dan humoristis sehingga tidak jarang
membuat pembaca tersenyum sendiri.24
Karikatur (caricature/cartoon) adalah gambar lelucon yang
membawa pesan kritik sosial sebagaimana kita lihat di setiap ruang opini
surat kabar. Menurut Sudarta, kartun adalah semua gambar humor,
termasuk karikatur itu sendiri. Sedangkan karikatur adalah deformasi
berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan
mempercantiknya penggambaran ciri khas lahiriahnya untuk tujuan
mengejek.25
Karikatur adalah bagian dari kartun opini, kemudian menjadi
salah kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik, dan
sebagainya berarti telah menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun
yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul di setiap penerbitan
surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon, yakni versi
23
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa, Mengungkap hakikat bahasa, makna, tanda,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 ). hlm. 130 24
Ibid., hlm. 140. 25
Ibid., hlm. 138.
Page 39
18
lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor. Inilah
yang disebut sebagai karikatur.26
Sebagai kartun opini, setidaknya empat hal teknis harus diingat,
yaitu: 1) harus informatif dan komunikatif, 2) harus situasional dengan
pengungkapan yang hangat, 3) cukup memuat kandungan humor, dan 4)
harus mempunyai gambar yang baik.
Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan
dalam wujud gambar-gambar khusus. Pada awal kemunculannya
karikatur hanya sebuah selingan dan ilustrasi belaka dalam sebuah surat
kabar. Namun pada perkembangannya, karikatur dijadikan sarana untuk
menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan demikian karena
diungkapkan dengan wujud gambar-gambar lucu dan menarik.27
Pada dasarnya, karikatur mengungkapkan masalah sesaat secara
ringkas namun tajam dan humoristis sehingga tidak jarang membuat
pembaca tersenyum sendirian. Karena itu, pada umumnya satu “kisah”
karikatur hanya terbit satu kali di dalam surat kabar atau majalah.
Ditinjau dari fungsinya, komik-kartunal bertujuan utama
menghibur pembaca dengan bacaan ringan, cerita rekaan yang dilukiskan
relatif lebih panjang dan tidak selamanya mengangkat masalah hangat
meskipun menyampaikan moral tertentu. Ditinjau dari bentuknya, komik-
kartunal lebih atraktif dan menjangkau sasaran yang lebih luas.
Sebaliknya, fungsi kartun dan karikatur memiliki fungsi yang khas, yaitu
26
Sudarta, Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia , (ttp.: Prisma 5, 1987), hlm. 49.
Lihat juga Ale Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 138-139. 27
Ale Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 140.
Page 40
19
bertujuan utama menyindir atau memperingatkan. Karena itu, dapat
dijumpai kartun editorial, kartun politis, kartun sosial, kartun moral yang
kisahnya selalu membidik sasaran tertentu, lazimnya masalah penting di
dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, tokohnya yang umumnya
berupa manusia menjadi semacam representasi dari rakyat. Dengan
bahasa parodinya, kartun yang bagus berhasil menyampaikan amanat
rakyat secara humoristis sehingga masalah penting semakin menarik
perhatian atau bahkan berubah menjadi tanda bahaya dan pihak yang
disindir tidak marah, paling-paling tersenyum kecut.28
Karikatur adalah sebuah kajian yang dihadapkan dengan tanda-
tanda visual dan kata-kata. Penggunaan bahasa verbal adalah aspek
lingusitik yang seringkali tidak dapat dihindari dalam tampilan sebuah
karikatur. Pemanfaatan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat,
wacana disamping gambar-gambar jenaka sangat diperlukan sebagai
unsur terpenting dalam kartun. Walaupun pada mulanya karikatur miskin
akan kata-kata, namun pada prakteknya karikatur-karikatur tidak hanya
menyajikan visualnya saja, melainkan diiringi dengan kata-kata yang
akan membentuk argument tema pokok sebuah karikatur.
Gambar yang terdapat dalam komik-kartun-karikatur tersebut
tampil sebagai „tanda‟ karena ada kedekatan dengan objeknya ada
hubungan ikonis antara gambar itu dengan reference (acuan). Dengan
demikian gambar-gambar yang terdapat dalam karikatur memiliki pola
28
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa …, hlm. 141.
Page 41
20
:proposition-indexical-type (legysign). Suatu pernyataan yang mengacu
pada objeknya secara indeksikal dan menjadi „tanda‟ karena hukum,
tradisi dan kesepakatan. Bahasa yang tercantum di sekitar ilustrasi bisa
dideskripsikan dengan mempertimbangkan sign, object, dan interpretant.
29 Menjadi sesuatu yang menarik apabila teks bahasa dihadapkan dengan
ilustrasi karikatur, hal itu akan menjelma argumen, dan argumen tersebut
adalah tema utama dari karkarikatur.30
Dengan demikian, proses semiosis
yang paling dominan dalam karikatur adalah gabungan atau proposisi
(visual dan verbal) yang dibentuk oleh kombinasi tanda argumen
indexical legisign.
KKK penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya akan
makna. Selain dikaji sebagai teks, secara kontekstual juga dilakukan
yakni dengan menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi yang
sedang menonjol di masyarakat. Hal ini di maksudkan untuk menjaga
signifikasi permasalahan dan sekaligus menghindari pembiasan
tafsiran.31
3. Pengertian semiotika dan Tokoh Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti
“tanda”.32
Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai
metode kajian ke dalam pelbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan
29
Tommy Cristomy, Pengantar Semiotik …, hlm. 11. Lihat juga Alex Sobur, Semiotika
Komunikasi …, hlm. 134. 30
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa …, hlm. 141. 31
Muhammad Nashir Setiawan, Menakar …, hlm. 22. 32
Umberto Eco, The Limits of Intrepretation, (Bloomington: Indiana University Press,
1990), hlm. 49.
Page 42
21
karena ada kecenderungan untuk memandang pelbagai wacana sosial
sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa digunakan model
dalam pelbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila
seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka
semuanya dapat dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena
luasnya pengertia tanda itu sendiri.33
Tokoh semiotika yang terkenal adalah Ferdinand de Saussure
(187-1913) dan Charles Sanders Peirce (1839-1914). Kedua tokoh
tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak saling
mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika
Serikat. Latar belakang keilmuan saussure adalah linguistik sedangkan
Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya dengan
semiologi (semiology).34
Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya dengan semiotika
(semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya manusia hanya dapat bernalar
lewat tanda. Dalam pikirannya logika sama dengan semiotika dan
semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda.35
Dalam
perkembangannya istilah semiotika lebih poluper daripada semiologi
33
Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia …, hlm. 262. 34
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), hlm.
11. 35
Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kotemporer, terj. M. Dwi
Marianto dan Sunarto, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000), hlm. 11-25.
Page 43
22
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign). Tanda
adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti tanda lain. Zoest berpendapat,
semiotika adalah ilmu tanda yaitu sebuah metode analisis untuk mengkaji
tanda. Adapun tanda-tanda adalah alat yang kita pakai dalam upaya
mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah kehidupan manusia dan
bersama-sama manusia. Tanda- tanda terletak di mana-mana, kata adalah
tanda, demikian juga gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan
sebagainya. Tanda dalam hal ini bukan sekedar harfiah, melainkan lebih
luas cakupannya misalnya struktur karya sastra, struktur film, bangunan,
nyanyian burung, dan segala sesuatu yang dianggap sebagai tanda di
dunia ini.36
Menurut Peirce, tanda (representament) ialah sesuatu yang dapat
mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu37
tanda akan selalu
mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh Peirce disebut dengan objek
(denotatum). Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru
dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda
melalui interpretant. Jadi, interpretant ialah pemahaman makna yang
muncul dalam diri penerima tanda. Artinya, tanda baru dapat berfungsi
sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground
yaitu pemahaman tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat.
36
Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, Serba Serbi …, hlm. vii. 37
Ibid., hlm. 15.
Page 44
23
Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan Peirce terkenal dengan nama
segitiga semiotik.38
Tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi
ikon, indeks, dan simbol.39
Ikon adalah tanda yang antara tanda dengan
acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut metafora. Contoh
ikon adalah potret. Bila ada kedekatan eksistensi, tanda yang demikian
disebut indeks. Tanda seperti ini disebut metonimi. Contoh indeks adalah
tanda panah petunjuk arah bahwa di sekitar tempat itu ada bangunan
tertentu. Langit berawan tanda akan turun hujan. Simbol adalah tanda
yang diakui keberadaannya berdasarkan hukum konvensi. Contoh simbol
adalah bahasa tulisan.40
Proses antara representamen, objek, dan interpretan yang dikenal
sebagai proses semiosis ini niscaya menjadi objek kajian yang
sesungguhnya dari setiap studi semiotika. Jika interpretan, seperti
disampaikan sebelumnya, pada gilirannya dapat berposisi sebagai
representamen, maka pada dasarnya objekpun demikian. Objek dapat
bergeser posisinya menjadi tanda, menduduki posisi sebagai
representamen, di dalam struktur triadik ini. Dengan kata lain, proses
semiosis adalah sebuah rangkaian yang tidak berujung-pangkal, tanpa
38
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi …, hlm. 15. Lihat juga Aart van Zoest dan
Panuti Sudjiman, Serba-serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 8. 39
Kaelan, Filsafat Bahasa …, hlm. 196-197. 40
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, Dan Problem Ikonisitas, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2011), hlm. 19-23.
Page 45
24
awal dan akhir. Sebuah semiosis tanpa batas.41
Interpretant pada
rangkaian semiosis lapisan pertama akan menjadi dasar untuk mengacu
pada objek baru dan dari sini terjadi rangkaian semiosis lapisan kedua.
Jadi, apa yang berstatus sebagai tanda pada lapisan pertama berfungsi
sebagai penanda pada lapisan kedua, dan demikian seterusnya. Ini sejalan
dengan pendapat Eco bahwa sebuah karya (teks) adalah sebuah “karya
yang terbuka”, yaitu terbuka untuk berbagai interpretasi.42
Jadi, proses
semiosis dapat berlanjut secara tak terbatas. Semiosis berlanjut mengikuti
waktu dan pengalaman seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat
luas.
Terkait dengan itu, Barthes mengemukakan teorinya tentang
makna konotatif. Ia berpendapat bahwa konotasi dipakai untuk
menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam tatanan
pertandaan kedua. Konotasi menggambarkan interaksi yang berlangsung
tatkala tanda bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan
nilai-nilai kulturalnya. Ini terjadi tatkala makna bergerak menuju
subjektif atau setidaknya intersubjektif. Semuanya berlangsung ketika
interpretant dipengaruhi sama banyaknya penafsir dan objek atau
tanda.43
41
Kris Budiman, Semiotika Visual …, hlm. 76. 42
Umberto Eco, The Limits of …, hlm. 41. Lihat juga Marcel Danesi, Pesan, Tanda …,
hlm 164 43
Jhon Fiske, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling
Komprehensif, terj. Yosa Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, (Yogyakarta: Jala Sutra, 2005), hlm.
118-119.
Page 46
25
Bagi Barthes, faktor penting dalam konotasi adalah penanda
dalam tatanan pertama. Penanda tatanan pertama merupakan tanda
konotasi. Jika teori itu dikaitkan dengan desain karya KKK, maka setiap
pesan KKK merupakan pertemuan antara signifier (lapisan ungkapan)
dan sinified (lapisan makna). Lewat unsur verbal dan visual (nonverbal),
diperoleh dua tingkatan makna, yaitu makna denotatif yang didapat pada
semiosis tingkat berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat
kedua atau pada tingkat signified, makna pesan dapat dipahami secara
utuh.44
Mengingat KKK mempunyai tanda berbentuk bahasa verbal dan
visual (nonverbal) serta merujuk teks KKK dan penyajian visualnya juga
mengandung ikon, maka pendekatan semiotik terhadap KKK layak
diterapkan.
Konsep dasar semiotik yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada Roland Barthes yang dikembangkan dari pendapat
Ferdinan de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Pendekatan Barthes
lebih digunakan untuk mengungkap makna denotatif dan konotatif
sedangkan pendekatan Peirce digunakan untuk melihat tanda KKK
sebagai ikon, indeks, simbol
44
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi …, hlm. 15. Lihat juga Roland Barthes, The
Semiotics challenge, (New York: Hill and Wang, 1998), hlm. 172-173.
Page 47
26
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang interpretasi-
interpretasi alternatif dengan metodologi analisis-deskriptif. 45
Jenis riset
deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual,
dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
Melalui kerangka konseptual, periset melakukan operasionalisasi konsep
yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Hasil dari
pengumpulan data yang didapat penulis mengenai karikatur dalam
www.ahram.org.eg ini kemudian akan dianalisis melalui pendekatan
semiotik.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber
data primer adalah sumber yang dijadikan rujukan utama dalam hal ini
yang menjadi sumber data primer adalah karikatur-karikatur dalam surat
kabar online Mesir (www.ahram.org.eg). Sedangkan sumber data sekunder
adalah didapat dari buku-buku tentang karikatur dan hasil penelitian
tentang karikatur serta teori yang membentuknya.
3. Teknik Pengumpulan Data
45
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, cet. VI, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hlm. 147.
Page 48
27
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data
primer yaitu observasi sebagai kegiatan mengamati secara langsung –tanpa
mediator- sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan objek tersebut, dengan tehnik Purposive Sampling mencakup
karikatur yang diseleksi berdasarkan tujuan riset. Purposive Sampling
digunakan karena didasarkan pada tujuan penelitian yakni mengungkap
makna yang termuat dalam tanda pada kriteria tertentu, yakni teks dan
karikatur Oom Pasikom Harian Kompas yang bertema politik, sosial, dan
perorangan pribadi.
Dikutip dari Dedy Mulyana,46
“Purposive sampling termasuk salah satu dari beberapa jenis
pengambilan sampel non probabilitas (non probability sampling)
yang biasanya disebut dalam penelitian kualitatif. Disebut non
probabilitas karena,anda sebagai peneliti tidak bertujuan untuk
menggeneralisasikan temuan penelitian.”
Dari pendapat di atas penulis memahami bahwa tujuan dari
penelitian tidak untuk menggeneralisasi melainkan melakukan interpretasi
terhadap temuan penelitian. Dengan demikian, untuk mengumpulkan data
penulis menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan),
dengan tujuan untuk mengetahui makna tanda dari tiap-tiap karikatur yang
bertema politik, sosial, dan perorangan pribadi di dalam harian online al-
Ahram.
46
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 5.
Page 49
28
Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari studi kepustakaan dan literatur-literatur yang relevan
dengan objek yang diteliti.
Penulis juga menggunakan informan yaitu Nurkholid Syaifullah47
.
Informan dibutuhkan penulis dalam penelitian ini untuk membantu
meneremahkan bahasa amiyah Mesir yang terdapat dalam karikatur serta
untuk menggali informasi seputar harian al-Ahram.
4. Teknik Analis Data
Analisis data dilakukan dengan cara periset sebagai instrumen riset
memberi makna kepada data berdasarkan tingkat reliabilitas dan validitas
data menggunakan cara berfikir induktif yaitu cara berpikir yang berangkat
dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal umum (tataran
konsep).
Data yang diperoleh di lapangan melalui observasi, dokumen, studi
kepustakaan dan literatur diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori
tertentu. Setelah diklasifikasikan, periset melakukan pemaknaan terhadap
data. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar riset kualitatif, yaitu bahwa
realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi manusia.
Analisis data dalam penelitian ini berdasarkan model semiotika Charles
Sanders Peirce mengenai tanda-tanda verbal dan visual dalam karikatur
sosial-politik Juruj Bahjury.
47
Nur Kholid Syaifullah adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan telah
menyelesaiakan pendidikan strata satu di Universitas al-Azhar Kairo Mesir.
Page 50
29
Untuk menganalisis data, yang pertamakali dilakukan adalah
melihat dan memilah gambar (karikatur) dan teks yang ada dalam
karikatur. Kemudian menganalisisnya dengan menggunakan analisis
semiotika. Dalam hal ini kata dan gambar tersebut dianalisis ke dalam
komponen-komponen semiotika, yaitu mengaitkan hubungan tanda dan
acuannya untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya.
G. Sistematika Pembahasan
Disebut dengan karya ilmiah yang baik apabila disajikan secara teratur,
kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.
Berdasarkan pada pemikiran di atas, maka penulis menyajikan sistematika
penyusunan penelitian yang dapat dijadikan sebagai kerangka berfikir penulis.
Semua itu terangkum dalam sebuah sistematika penulisan. Dengan sistematika
tersebut, diharapkan penelitian (tesis) ini dapat tersusun dengan sistematis.
Adapun sistematika yang akan digunakan dalam menyusun tesis ini adalah
sebagai berikut ini:
Bab pertama, pendahuluan. Berisi uraian latar belakang masalah, tujuan
dan kegunaan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua, dalam bab ini penulis akan menyajikan landasan teori
semiotika yang berisi teori semiotika Charles Sanders.
Bab ketiga, data penelitian yang meliputi data karikatur sosial-politik edisi
Juni sampai dengan September 2014, serta analisis terhadap karikatur sosial-
Page 51
30
politik dan pembahasannya dalam mengungkap makna tanda verbal dan visual
berdasarkan jalinan tanda teori segitiga makna Charles Sanders Peirce.
Bab keempat, penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Page 52
BAB IV
PENUTUP
Tanda sebagai unsur dasar dalam semiotika adalah segala sesuatu
yang mengandung makna. Keberadaannya mempunyai dua unsur yaitu
penanda (bentuk) dan petanda (makna). Tanda yang dimanfaatkan dalam
karya karikatur sebagian besar menggunakan ikon, indeks, dan simbol.
Karena pesan yang terdapat pada pelbagai karya karikatur yang
menjadi objek kajian penelitian ini adalah pesan yang disampaikan kepada
khalayak sasaran dalam bentuk tanda yaitu karikatur. Secara garis besar,
tanda dapat dilihat dari dua aspek, tanda verbal dan tanda visual. Tanda
verbal didekati dari bahasa, gaya penulisan, tema dan pengertian yang
didapatkan. Tanda visual dilihat dari cara menggambarkannya, apakah
secara ikonis, indeksikal, atau simbolis.
Berdasarkan pengamatan penulis, harian online www.ahram.org.eg
adalah media massa online milik pemerintah Mesir yang berfungsi sebagai
corong dari pemerintah Mesir atau rezim yang sedang berkuasa maka tidak
heran apabila karikatur-karikatur yang di muat di dalamnya adalah
karikatur yang berpihak dengan pemerintah Mesir sebagaimana karikatur
karya Jorge Bahjury. Karikatur karyanya yang di muat dalam harian online
al-Ahram tidak lagi berfungsi untuk mengkritisi kebijakan pemerintah baik
dalam kaitannya dengan kebijakan politik maupun kondisi ekonomi dan
Page 53
155
kehidupan sosial di Mesir namun lebih bersifat menggambarkan capaian-
capaian pemerintah Mesir dan rezim yang sedang berkuasa dalam hal ini
adalah rezim Abdul Fatah as-Sisi.
Kondisi politik Mesir yang sedang berguncang akibat revolusi di
Mesir serta akibat pengaruh politik eksternal yang sedang berlangsung di
Negara Timur Tengah menjadi bahan utama Jorge Bahjury dalam
membuat karikaturnya. Kebijakan ekonomi dan kehidupan sosial Mesir
tak luput menjadi perhatian sang karikaturis walaupun intesitasnya sangat
jarang.
Penelitian ini menemukan dua jenis karikatur yang disampaiakan
oleh Jorge bahjuri yaitu karikatur sosial (social carricature) dan karikatur
politik (political carricature)
Karikatur Jorge Bahjury ingin menyampaikan beberapa pesan dari
pemerintah Mesir:
1. Negara memeperhatikan rakyat Mesir sekalipun negara dalam
kondisi carut marut akibat kondisi sosial politik yang tidak
stabil, karena rakyat sesunguhnya adalah pemegang kekuasaan
yang sesungguhnya. Hak-hak mereka harus diberikan dan
kewajiban para pemimpin yang telah diberikan mandat penuh
oleh rakyat harus ditunaikan. Hal tersebut ditunjukan dalam
karikatur Jorge Bahjury yang terbit pada 9 Juni 2014, 10 Juni
2014, 10 Juli 2014, 4 September 2014;
Page 54
156
2. Pemerintah Mesir terutama pada masa rezim Abdul Fattah as-
Sisi adalah pemerintah yang berprestasi. Hal itu ditunjukan
dengan gambaran para Menterinya yang giat bekerja demi
kemakmuran Mesir dan pembangunan mega proyek yang
dilakukan oleh pemerintahannya. Gambaran tersebut
ditunjukan dalam karikatur Jorge Bahjury yang terbit pada edisi
9 Juli 2014, 14 Agustus 2014 dan 26 September 2014.
3. Pemerintah Mesir sangat berpengaruh bagi negara tetangga.
Hal itu digambarkan dalam karikatur Jorge Bahjury yang terbit
pada edisi 6 Agustus 2014 dan 28 Agustus 2014
Secara umum karikatur Jorge Bahjury yang terbit dalam harian
online al-Ahram belum mewakili aspirasi rakyat kecil, selain itu penulis
melihat subjektifitas Bahjury masih sangat terlihat dalam setiap
karikaturnya. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat
dan dapat disempurnakan serta ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian
berikutnya dengan mengemukaan masalah-masalah yang belum tertuang
dalam penelitian ini.
Page 55
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hidayat, Asep, Filsafat Bahasa, Mengungkap hakikat bahasa, makna,
tanda, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Ali, Atabik, Kamus Inggris- Indonesia, Yogyakarta: Multi karya Grafika, 2003.
Ardiansyah, Warna Dalam Al-Qur’an Analisa Semiotika Terhadap Warna-Warna
Dalam Al-Qur’an), Yogyakarta: Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Amir Piliang, Yasraf, Sebuah Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan
Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme, Bandung:
Mizan, 1999.
Barthes, Roland, Element of Semiology, New York: Hill and Wang, 1981.
______, Petualangan Semiologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
______, Roland, The Semiotic Collenge, New York: Hill and Wang, 1988.
Berger, Arthur Asa, Pengantar Semiotika Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan
Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010.
Budianto, Irmawanti M, “Aplikasi Semiotik pada Tanda Non-verbal” dalam
Bahan Pelatihan Semiotika, Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan
dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2001.
Budiman, Kris, Kosa Semiotika, Yogyakarta: LKIS, 1999.
________, “Membaca Mitos Bersama Roland Brthes: Analisa Wacana Dengan
Pendekatan Semiotik” dalam Analisis Wacana: Dari Linguistik Sampai
Dekonstruktif, Yogyakarta: Penerbit Kanal, 2002.
________, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas,
Yogyakarta:Jalasutra, 2011.
Cristomy, Tommy, “Pengantar Semiotik Pragmatik Peirce: Non Verbal dan
Verbal”, Bahan Pelatihan semiotika, Jakarta: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan Dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.
Danesi, Marcel, Pesan, Tanda, dan Makna, cet. Ke-1, Yogyakarta: Jalasutra,
20011.
Page 56
De Saussure, Ferdinand, Course In General Linguistic, New York: Mc Graw Hill,
1996.
Eco, Umberto, The Limits of Intrepretation, Bloomington: Indiana University
Press, 1990.
Enscyclopedia International, New York: Grolier Incorcorated, 1970. 4 Vols.
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta:
LKIS, 2012.
Fiske, Jhon, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling
Komprehensif, terj. Yosa Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, Yogyakarta:
Jala Sutra, 2005.
Hodge, Robert dan Guther Kress, “Saussure and the Origin of Semiotics” dalam
The Polity Reader in Cultural Theory, Cambridge: Polity Press, 1994.
Hoed, Benny H, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Depok: Komunitas
Bambu, 2011.
Hidayat, Asep Ahmad, Filsafat Bahasa, Mengungkap hakikat bahasa, makna,
tanda, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Hidayat, Komarudin, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik,
Jakarta: Paramadina, 1996.
http://galerisoemardja.fsrd.itb.ac.id/?p=1906#sthash.946wBy3D.dpuf , Akses
pada tanggal 20 Oktober 2014.
http://basnendar.dosen.isi-ska.ac.id/2010/07/22/bahasa-ungkap-dalam-kartun-
politik-indonesia-tahun-1965-2/, Akses pada tanggal 21 November 2014.
Kaelan, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
______, Filsafat Bahasa, Semiotika, dan Hermeneutika, Yogyakarta: Paradigma,
2009.
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang: Yayasan Indonesia, 2001, hlm.
53.
Kutha Ratna, Nyoman Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004.
Lechte, Jhon, Filsuf Kontemporer Dari Strukturalis Sampai Postmodernitas,
Yogyakarta: Pustaka Kanisius, 2001.
Page 57
Nashir Setiawan, Muhammad, Menakar Panji Koming; Tafsiran Komik Karya
Dwi Koendoro pada Masa Reformasi Tahun 1998, Jakarta: Penerbit
Buku Kompas, 2002, hlm. 17.
Maharsi, Indira, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kata Buku,
2011.
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya,
Jakarta: Rajawali Press, 2011.
McCloud, Scot, Under Standing Comics atau Memahami Komik, terj. S. Kinanti,
Jakarta: KPG, 2001.
Pateda, Mansoer, Sosiolinguistik, Cet. Ke- 2, Jakarta: Rieneka Cipta, 2001.
Pramono, Kartun Bukan Sekedar Seni, ttp.: Prisma 1, 1996.
Priyanto, Metafora Visual Kartun pada Surat Kabar Jakarta 1950-157, Disertasi
Bandung: FSRD, 2005.
Santoso, Puji, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, Bandung: Angkasa,
1990.
______, Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra, cet. Ke-10, Bandung:
Angkasa, 1993.
Segers, Rien T, Evaluasi Teks Sastra, terj. Sumino A. Suyuti, Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa, 2000.
Sibarani, Augustin, Karikatur Dan Politik, Jakarta: Garba Budaya, 2001.
Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya 2006.
_________, Analisis Teks Media:Suatu pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis framing, Bandung, Rosda Karya, 2006.
Sidarta, dalam http://www.rastika.com. Akses pada tanggal 10 Januari 2015.
Sudarta, Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia, ttp.: Prisma 5, 1987.
Sudjiman , Panuti dan Aart van Zoest, Serba-Serbi Semiotika, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992.
The New Encyclopedia Britanica, The Chicago University: Helen Hemingway
Benton, 1943-1973. 2 Vols.
Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2012.
Page 58
Zoest, Aart van, Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita
Lakukan Dengannya, Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1993.
W.J.S. Poerwadarminta, S. Wojowasito, Kamus lengkap Inggris- Indonesia,
Indonesia- Inggris, Bandung: Hasta, 1980.
www.ahram,org.eg
Page 67
Lampiran 2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Contoh karikatur Jorge Bahjury tanggal 10 Juni 2014, 11.
Gambar 2 Contoh karikatur Jorge Bahjury tanggal 9 Juli 2014, 11.
Gambar 3 Struktur triadik Charles Sanders Peirce, 42.
Gambar 4 Bunga Mawar, 43.
Gambar 5 Contoh aplikasi struktur triadik Charles Sanders Peirce, 44.
Gambar 6 Contoh aplikasi struktur triadik Charles Sanders Peirce, 46.
Gambar 7 Hubungan antara tanda dan acuannya menurut Charles Sanders
Peirce, 47.
Gambar 8 Contoh ikon, 49.
Gambar 9 Contoh indeks, 50.
Gambar 10 Contoh simbol, 51.
Gambar 11 Contoh emoticon, 54.
Gambar 12 Contoh ikon diagramatis, 55.
Gambar 13 Contoh ikon diagramatis, 56.
Gambar 14 Contoh metafora, 56.
Gambar 15 Contoh boneka yang didistorsi, 61.
Page 68
Lampiran 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Trikotomi ikon, indeks, simbol Charles Sanders Peirce, 51.
Page 69
Lampiran 4
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Sumarni, S.S
Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 06 Agustus 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dsn. Tosaren, RT 003 RW 06 Kradenan,
Srumbung, Magelang
No Telepon : 081904242474
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK Pertiwi Karang Bolong Kebumen Jawa Tengah (Lulus Th. 1990)
b. SDN Karang Bolong Buayan Kebumen Jawa Tengah (Lulus Th. 1996)
c. MTs Nururrohmah, Kuwarasan, Kebumen Jawa Tengah (Lulus Th. 1999)
d. MA Wali Songo, Ngabar Ponorogo Jawa Timur (Lulus Th. 2003)
e. S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Lulus Th. 2008)
2. Pendidikan Non Formal
a. Pon. Pes Modern Al-Kamal, Kuwarasan Kebumen Jawa Tengah (1996-1999)
b. Pon. Pes Modern Wali songo, Ngabar Ponorogo Jawa Timur (1999-2003)
C. Pengalaman Organisasi
a. Mayoret Grup Marching Band Nururrohmah Kebumen (1996-1999)
b. Pramuka Garuda Penegak (2000-2003)
c. Ketua OSIS MA Walisongo, Ngabar Ponorogo Jawa Timur (2001-2002)
d. Senat Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2004-2007)
e. Sekretaris Lingkar Studi Tarjamah Yogyakarta (2004-2007)
f. Pimpinan Redaksi Buletin Kinasih Lembaga Dakwah UIN (2004-2006)
g. Wakil Ketua Pusat Pengembangan Bahasa Asing UIN (2004-2005)
h. Divisi Advokasi dan Politik Fatayat NU Kab. Magelang (2014-Sekarang)
D. Pengalaman Kerja
a. Staf LSM FPUB Yogyakarta (2005-2006)
b. Staf LSM Serikat Tani Merdeka (2006-2008)
Page 70
Lampiran 4
c. Staf Div. Pengawasan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Magelang (2013-2014)
E. Prestasi/Penghargaan
a. Juara 3 MTQ Kecamatan Kuwarasan (1997)
b. Juara I Putri Muslimah Fatayat NU Provinsi Jawa Tengah (2015)
F. Karya Tulis
a. Skripsi ترجمة رواية لم اعد أبكي لزينب حفني ومشكلة التكافؤ في مسفتوى العبارات الإسمية
فيها
(2008)