9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan- gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah “Atletik” berasal dari bahas yunani yaitu Athlon atau athlum yang berarti “lomba atau perlombaan/pertandingan” (Eddy Purnomo 2007:1). Nomor-nomor atletik yang sering dilombakan sebagai berikut: (a) Nomor jalan dan lari, (b) Nomor lompat (c) Nomor lempar. Menurut pendapat Djumindar (2007:13) atletik adalah satu cabang olahraga yang terdiri dari gerakan-gerakan dinamis dan harmonis seperti jalan, lari, lempar, dan lompat. Banyaknya jumlah perlombaan yang diperlombakan tergantung dari sifat dan tingkat perlombaan, baik ditingkat daerah maupun nasional. Untuk nomor lompat terdiri dari: 1). Lompat tinggi 2). Lompat jauh 3) Lompat jangkit 4) Lompat tinggi galah (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992:73). Jadi atletik mempunyai banyak nomor dan cabang yang sering dilombakan baik di tingkat daerah maupun nasional. Dari pendapat tersebut dapat dikatakana bahwa, atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Jadi atletik mempunyai banyak nomor dan cabang yang sering di lombakan baik ditingkat daerah
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian ...eprints.uny.ac.id/9014/3/bab 2 -10604227055.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A ... Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Atletik
Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-
gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan
lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah “Atletik” berasal dari bahas yunani
Dalam cabang atletik khususnya nomor lompat jauh, maka komponen
kecepatan saat mengambil awalan sangat penting karena hal itu merupakan
unsur utama yang dilakukan sebelum seorang pelompat melakukan
lompatan. Pada nomor atletik kecepatan dibentuk dari panjang langkah
dan frekuensi langkah, selain itu dibentuk pula oleh kondisi fisik masing-
masing individu.
8. Karakteristik Anak SD Kelas IV dan V
Annarino yang dikutip oleh Sukintaka (1992:41), bahwa anak kelas
bawah (6-8 tahun), mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Waktu reaksi lambat, koordinasi jelek, membutuhkan banyak variasi otot besar, senang kejar-mengejar, memanjat, berkelahi, berburu, dan memanjat.
2. Aktif, energik, dan senang kepada suara yang berirama. 3. Tulang lembek dan mudah berubah bentuk. 4. Jantung mudah dalam keadaan yang membahayakan.
24
5. Rasa untuk mempertimbangkan dan pemahaman berkembang. 6. Koordinasi mata dan tangan berkembang, masih tetap belum dapat
menggunakan otot-otot halus dengan baik. 7. kesehatan umum tidak menentu, mudah terpengaruh terhadap
penyakit, dan daya perlawanannya rendah. Pemberian pembatasan umur pada pendapat di atas menandakan
bahwa dalam pemberian aktivitas jasmani, disesuaikan dengan fase dan sifat siswa dalam pemberian pendidikan, dalam hal ini pendidikan jasmani yang diberikan pada siswa oleh guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani perlu mendalami dan memahami karakteristik siswa sebagai peserta didik.
Masa usia sekolah dasar sering disebut juga sebagai masa
intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian ini
secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan
sesudahnya. Menurut Syamsu Yusuf (2000:24) bahwa karakteristik siswa
kelas bawah antara lain: Masa kelas rendah (6/7-9/10 tahun), memiliki
sifat khas sebagai berikut: Adanya hubungan positif yang tinggi antara
keadaan jasmani dengan prestasi. Jadi apabila jasmani sehat akan
berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh.
a. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
b. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri. Dalam hal ini mereka lebih suka menyebut diri mereka sendiri.
c. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. d. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu
dianggap tidak penting. e. Pada masa ini anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 104) Masa anak-anak akhir
sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Masa
ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa puberitas dan
masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini
25
anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 105-117) Menambahkan
Karakterisitik dan perkembangan masa anak-anak akhir dapat dilihat dari:
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum
memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat baik dari
kemampuan akademik dan belajar berbagai ketrampilan. Jaringan
lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang
berkembang pesat pada masa puberitas. Disamping itu kegiatan
jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai
ketrampilan menuju keseimbangan tubuh, bagaimana menedang bola
dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu
aktif bergerak penting bagi anak.
2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget yang dikutip Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 105),
masa anak-anak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam
berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa
kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas
sekarang lebih konkret. Anak menggunakan operasi mental untuk
memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak mampu
menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah
yang bersifat konkret. Berkurangnya rasa egonya dan mulai bersikap
sosial.
26
3. Perkembangan emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak.
Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila
emosi itu kuat dan berulang-ulang. Anak belajar mengendalikan
ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima seperti:
amarah, menyakiti perasaan teman, menakut-nakuti dan sebagainya.
Hurlock yang dikutip Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 112), menyatakan
bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama
dengan masa sebelumnya, seperti: amarah, takut, cemburu, ingin tahu,
iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
4. Perkembangan Sosial
Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia
berada secara terus-menerus. Orang-orang yang disekitarnyalah yang
banyak mempengaruhi perilaku sosialnya. Keinginan untuk diterima
dalam kelompok sebayanya sangat besar. Anak berusaha agar teman-
teman dikelompoknya menyukai dirinya. Santrock yang dikutip Rita
Eka Izzaty, dkk (2008: 105) menyatakan bahwa anak sering berfikir:
Apa yang bisa aku lakukan agar semua temanku menyukaiku?. Apa
yang salah padaku?. Mereka berupaya agar mendapat simpati dari
teman-temannya, bahkan ingin menjadi anak yang paling populer
dikelompoknya.
27
B . Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Supandi (2007) yang berjudul “Hubungan antara
panjang tungkai, power tungkai dengan prestasi lompat tinggi gaya
straddle pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Karang Talun Lor
(skripsi). Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan studi
korelasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai (t) ststistik variabel panjang
tungkai sebesar 3, 711 lebih besar dari nilai (t) dengan df (n-k) sebesar
2,074. Nilai sig t ststistik sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai ∂ sebesar
0,005. Dengan demikian terjadi hubungan yang positif antara panjang
tugkai dengan prestasi lompat tinggi gaya straddle. Nilai (t) statistik
variabel power sebesar 2,225 lebih besar dan nilai (t) tabel dengan (n-k)
sebesar 0,074. Nilai sig (t) statistik sebesar 0,03 lebih kecil dari nilai ∂
sebesar 0,05 terdapat hubungan yang positif antara power tungkai dengan
prestasi lompat tinggi gaya straddle.
Penelitian yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Yohanes Jauwari (2008). Dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat jauh
gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri Grogol Kabupaten Bantul
berjumlah 30 siswa. Dalma penelitian ini menggunakan metode survei
pengukuran. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis product
moment untuk membuktikan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara panjang tungkai
28
dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Grogol Kabupaten Bantul. Hal ini dibuktikan dengan nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung)(r tabel) yaitu t hitung sebesar 0,540
sedangkan r tabel sebesar 0,361 dengan N sebanyak 30 siswa pada taraf
signifikasi 5%.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, bahwa dalam lompat jauh dibutuhkan
kondisi fisik seperti panjang tungkai, daya ledak, dan kecepatan lari.
Dengan kata lain seorang pelompat yang memiliki panjang tungkai yang
panjang, daya ledak yang kuat, dan kecepatan lari yang baik, juga
menguasai teknik-teknik dalam lompat jauh akan menghasilkan
kemampuan lompatan yang maksimal. Teknik-teknik dalam lompat jauh
yaitu awalan, tumpuan, saat melayang diudara, dan mendarat. Dalam
lomat jauh terdapat bermacam-macam gaya yang dipergunakan oleh para
pelompat yaitu gaya jongkok, gaya menggantung, dan gaya berjalan di
udara. Melalui pembelajaran olahraga atletik khususnya lompat jauh di
sekolah dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh yang maksimal.
Selain faktor tersebut yang mempengaruhi hasil lompat jauh yaitu
koordinasi gerak. Koordinasi (Rangkaian gerak) , semakin bagus kordinasi
gerak tubuh dari anak didik maka akan menghasilkan keluwesan dalam
melakukan gerakan, sehingga mencapai hasil yang maksimal
Dari penjelasan ini memungkinkan bahwa panjang tungkai, daya
ledak tungkai, kecepatan lari dan koodinasi sangat erat hubungannya
29
dengan kemampuan lompat jauh peserta didik. Jadi ada hubungan antara
panjang tungkai, daya ledak dan kecepatan lari dangan kemampuan lompat
jauh gaya jongkok.
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang di uraikan di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah”Ada hubungan yang signifikan antara panjang
tungkai, daya ledak otot tungkai, dan kecepatan lari dengan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas IV dan V SDN 2 Tangkisan.