Top Banner
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Tanggung jawab menurut Listyarti (2012: 8) adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Pendapat Listyarti sejalan dengan pendapat Yaumi (2014: 114), tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya serta menanggung segala sesuatunya terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan Yang Maha Esa. Seorang siswa memiliki kewajiban belajar, apabila siswa belajar berarti siswa tersebut telah memenuhi kewajibannya dan telah bertanggung jawab atas kewajibannya. 7 Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016
25

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

Mar 30, 2019

Download

Documents

nguyenliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tanggung Jawab

a. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Tanggung jawab menurut Listyarti (2012: 8) adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dilakukan, terhadap dirinya maupun orang lain

dan lingkungan sekitarnya. Pendapat Listyarti sejalan dengan

pendapat Yaumi (2014: 114), tanggung jawab adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya serta menanggung segala

sesuatunya terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan

Tuhan Yang Maha Esa. Seorang siswa memiliki kewajiban

belajar, apabila siswa belajar berarti siswa tersebut telah

memenuhi kewajibannya dan telah bertanggung jawab atas

kewajibannya.

7

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

8

b. Indikator Tanggung Jawab

Indikator keberhasilan pendidikan karakter tanggung jawab

menurut Fitri (2012: 43) adalah sebagai berikut:

1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik.

2) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.

3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal piket yang telah

ditetapkan.

4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yakni

prestasi dan belajar. Kata pertama adalah prestasi, prestasi adalah

hasil yang telah dicapai. Prestasi menurut Arifin (2013: 12)

berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie dan dalam Bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Kata kedua

adalah belajar, belajar adalah suatu proses usaha perubahan

tingkah laku. Belajar menurut Slameto (2010: 2) ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

9

Pendapat Slameto searah dengan pendapat Susanto (2013:

4) yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku

yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah belajar.

Prestasi belajar menurut Mulyasa (2014: 189) adalah hasil yang

diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Pendapat

lain yang mengemukakan tentang pengertian prestasi belajar

adalah Arifin (2013: 12), prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan. Beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

usaha yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan

belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam aspek

pengetahuan.

b. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa indikator, menurut

Syah (2011: 217) indikator prestasi belajar ditunjukkan dengan

tabel berikut:

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

10

Tabel 2.1 Indikator Prestasi Belajar

Prestasi Belajar/

Ranah Kognitif Indikator

2) Pengamatan

a) Dapat menunjukkan

b) Dapat membandingkan

c) Dapat menghubungkan

3) Ingatan a) Dapat menyebutkan

b) Dapat menunjukkan kembali

4) Pemahaman

a) Dapat menjelaskan

b) Dapat mendefinisikan dengan lisan

sendiri

5) Aplikasi/ Penerapan a) Dapat memberikan contoh

b) Dapat menggunakan secara tepat

6) Analisis

(Pemeriksaan dan

pemilahan secara

teliti)

a) Dapat menguraikan

b) Dapat mengklasifikasikan atau

memilah-milah

7) Sintesis (Membuat

paduan baru dan

utuh)

a) Dapat menghubungkan materi-

materi, sehingga menjadi kesatuan

baru

b) Dapat menyimpulkan

c) Dapat menggeneralisasikan (mem-

buat prinsip umum)

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

menurut Mulyasa (2014: 191-193), antara lain sebagai berikut:

1) Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri

siswa, baik secara fisiologis maupun secara psikologis, serta

usaha yang dilakukannya.

a) Faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan dengan

jasmani atau fisik seseorang, yang dibedakan menjadi

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

11

dua macam yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan

kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani

tertentu terutama panca indera.

b) Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari

dalam diri seseorang seperti intelegensi, minat dan

sikap.

(1) Intelegensi merupakan dasar potensial bagi

pencapaian prestasi belajar. Semakin tinggi

tingkat intelegensi, maka semakin tinggi tingkat

prestasi belajar yang dicapai.

(2) Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Siswa yang menaruh minat besar

terhadap suatu mata pelajaran akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak daripada orang lain,

sehingga memungkinkan siswa belajar lebih giat

dan akhirnya mencapai prestasi belajar yang

diinginkan.

(3) Sikap adalah gejala internal yang berdimensi

afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi

atau merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang dan barang baik secara

positif maupun negatif.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

12

Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu dan

kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh

setiap individu berbeda. Siswa yang memiliki banyak waktu

dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi

yang tinggi. Guru hendaknya memberikan pelayanan

individual yang berbeda untuk setiap siswa, sehingga dapat

mengembangkan dirinya secara optimal.

2) Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri

siswa yang digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-

sosial.

a) Faktor sosial adalah faktor yang menyangkut

hubungan antarmanusia yang terjadi dalam berbagai

situasi sosial, misalnya lingkungan keluarga, sekolah,

teman, dan masyarakat.

b) Faktor non-sosial adalah faktor lingkungan yang

bukan sosial, misalnya keadaan rumah, ruang belajar,

fasilitas belajar, dan buku-buku sumber belajar.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

siswa di sekolah bersifat relatif, artinya dapat berubah setiap saat.

Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor

tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

13

Kelemahan salah satu faktor dapat mempengaruhi keberhasilan

seseorang dalam belajar. Faktor internal dan eksternal di atas

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai

siswa di sekolah.

d. Usaha Meningkatkan Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya siswa belajar sebagian besar terletak

pada usaha dan kegiatan siswa sendiri, di samping faktor internal

dan faktor eksternal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar menurut

Mulyasa (2014: 198-199) adalah sebagai berikut:

1) Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan

belajar bersama siswa yang kurang paham terhadap materi

dapat diberitahu oleh siswa yang telah paham.

2) Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan oleh guru

hendaknya dikerjakan segera dan sebaik-baiknya.

3) Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau

berdebat mengenai suatu masalah atau pelajaran, karena

perasaan negatif akan menghambat dan mengurangi

kejernihan pikiran.

4) Rajin membaca buku atau majalah yang bersangkutan

dengan pelajaran. Batas pandangan mengenai suatu

pelajaran akan bertambah jauh dan luas dengan banyak

membaca.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

14

5) Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat

belajar (alat tulis dan perlengkapan sekolah). Alat-alat yang

tidak lengkap akan mengganggu siswa dalam belajar.

6) Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik,

tidur teratur, makan bergizi, dan cukup istirahat.

7) Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk

menghilangkan kelelahan.

8) Melakukan persiapan minimal seminggu sebelum ujian

berlangsung, antara lain:

a) Persiapan yang matang untuk menguasai isi pelajaran.

b) Mengenal jenis pertanyaan (tes objektif atau

subjektif).

c) Berlatih mengombinasikan isi dan bentuk tes.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam disingkat menjadi IPA, sering

disebut juga dengan istilah pendidikan sains. IPA menurut Trianto

(2010: 136) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains

yang semula berasal dari Bahasa Inggris yaitu science. Kata

science sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin yaitu scientia

yang berarti saya tahu. Uraian tersebut menjadi acuan bahwa IPA

bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa

keingintahuan tersebut membuat manusia selalu mengamati

gejala-gelaja alam yang ada dan mencoba memahaminya.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

15

IPA adalah pengetahuan yang sistematis, seperti yang

dituliskan H.W Fowler (dalam Trianto, 2010: 136) bahwa IPA

adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang

berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan

terutama atas pengamatan dan deduksi. Pendapat lain yang

mengemukakan tentang pengertian IPA yaitu Wahyana (dalam

Trianto, 2010: 136) bahwa IPA adalah suatu kumpulan

pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan

fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis yang lahir

dan berkembang melalui metode ilmiah serta menuntut sikap

ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam IPA misalnya

observasi dan eksperimen. Sikap ilmiah yang diharapkan dalam

IPA misalnya sikap rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur.

b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hakikat IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses

ilmiah, dan sikap ilmiah. Hakikat IPA menurut Susanto (2013:

167) didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa

Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan alam

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

16

sebagai produk, proses, dan sikap. Pertama, IPA sebagai produk,

yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan

sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan

empiris dan kegiatan analitis. Kedua, IPA sebagai proses, yaitu

untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.

Ketiga, IPA sebagai sikap, yaitu sikap yang harus dimiliki dalam

melakukan penelitian dan mengomunikasikan hasil penelitiannya.

Uraian hakikat IPA di atas, dapat dipahami bahwa

pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada

prinsip-prinsip proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah

siswa terhadap konsep-konsep IPA. Pembelajaran IPA di sekolah

dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan

hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Kegiatan-kegiatan dalam

pembelajaran IPA tersebut akan memberikan pengalaman

langsung kepada siswa melalui pengamatan, diskusi, dan

penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian dapat

menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan

merumuskan masalah sampai menarik kesimpulan, sehingga

mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA.

c. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan

Nasional Standar Pendidikan menurut Mulyasa (2009: 111)

adalah sebagai berikut:

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

17

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-

konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki

alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat

keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/

MTS.

4. Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation

a. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan

sistem belajar kelompok kecil secara kolaboratif untuk menguasai

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

18

materi. Cooperative learning menurut Slavin (2005: 8) adalah

suatu model pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara

kolaboratif untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

Setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar dalam

cooperative learning dikatakan belum selesai apabila salah satu

teman dalam kelompoknya belum menguasai bahan pelajaran.

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran

yang berpusat pada siswa, seperti yang dituliskan Isjoni (2011:

16) bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran

yang saat ini digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama

untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa. Pendapat lain yang mengemukakan tentang

pengertian cooperative learning adalah Rusman (2011: 202)

bahwa cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

cooperative learning adalah model pembelajaran dengan

membentuk kelompok-kelompok kecil bersifat heterogen yang

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

19

anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang yang saling

bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Kelompok heterogen artinya kelompok yang terdiri

dari campuran latar belakang kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Manfaat kelompok

heterogen adalah untuk melatih siswa menerima perbedaan

pendapat dan bekerjasama dengan teman yang berbeda latar

belakangnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Lima Unsur Model Cooperative Learning

Model cooperative learning memiliki lima unsur penting,

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2008: 31-35) menguraikan

lima unsur penting dalam cooperative learning untuk mencapai

hasil yang maksimal dengan sebagai berikut:

1) Saling ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran

kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok

tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh

kinerja tiap anggota kelompok, sehingga semua anggota

dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

2) Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan

kelompok sangat tergantung dari tiap anggota

kelompoknya. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas

dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok

tersebut.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

20

3) Tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka

melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan

menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4) Komunikasi antaranggota, yaitu melatih siswa untuk dapat

berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan

pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu

khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja dan

hasil kerja sama kelompoknya, agar selanjutnya bisa bekerja

sama dengan lebih efektif.

c. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Group

Investigation

Group investigation adalah salah satu tipe model

cooperative learning. Group investigation menurut Slavin (2005:

24) adalah model cooperative learning dengan siswa bekerja di

dalam kelompok kecil untuk menanggapi berbagai macam proyek

kelas. Setiap kelompok memilih sub topik yang kemudian diteliti

untuk mempersiapkan laporan dalam mencapai tujuan kelompok.

Tiap kelompok lalu mempresentasikan laporannya di hadapan

seluruh kelas.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

21

Group investigation adalah tipe cooperative learning

dengan sistem belajar setiap kelompok memilih subtopik yang

berbeda, seperti Burns, et al. (dalam Taniredja 2012: 74)

menjelaskan bahwa tipe cooperative learning group investigation

adalah pembelajaran kelompok dengan beranggotakan 2-6 orang.

Setiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit

materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian

menghasilkan laporan kelompok. Setiap kelompok

mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh

kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan

kelompoknya.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa group

investigation adalah model cooperative learning dengan cara

siswa belajar dalam kelompok kecil beranggotakan 2-6 siswa

secara heterogen, setiap kelompok dilibatkan dalam perencanaan

pembelajaran, investigasi sampai ke laporan hasil investigasi.

Seluruh anggota kelompok bertanggung jawab atas kontribusinya

untuk menyelesaikan masalah bersama.

d. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe Group

Investigation

Langkah-langkah model cooperative learning tipe group

investigation menurut Sharan, dkk (dalam Al-Tabany 2014: 128-

129) ada enam, yaitu sebagai berikut:

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

22

1) Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah

masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Siswa

diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap

kelompok menjadi kelompok yang berorientasi tugas.

Komposisi kelompok hendaknya heterogen, baik dari sisi

jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

2) Perencanaan Kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,

tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik

yang telah dipilih pada tahap pertama. Hasil dari langkah ini

adalah pembagian tugas dalam kelompok.

3) Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah dikembangkan

di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya

melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas serta

mengarahkan siswa kepada jenis sumber belajar yang

berbeda baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara

ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan

bantuan bila diperlukan.

4) Analisis dan Sintesis

Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang

diperoleh pada tahap ketiga. Siswa juga meringkas

informasi tersebut dan merencanakan cara menyajikan yang

menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada

seluruh kelas.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

23

5) Presentasi Hasil Final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh

kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu

sama lain dalam pekerjaannya dan memperoleh perspektif

luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru.

6) Evaluasi

Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai

topik tersebut, mengenai tugas yang telah dikerjakan, dan

mengenai keefektifan pengalaman-pengalamannya. Guru

dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran.

Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual

atau kelompok.

Model pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah

model cooperative learning tipe group investigation dengan

metode eksperimen, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah

masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Siswa

diorganisasikan menjadi enam anggota tiap kelompok

menjadi kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi

kelompok hendaknya heterogen, baik dari sisi jenis

kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

24

2) Perencanaan Kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,

tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik

yang telah dipilih pada tahap pertama. Hasil dari langkah ini

adalah pembagian tugas dalam kelompok.

3) Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah dikembangkan

di dalam tahap kedua. Setiap kelompok bekerjasama sesuai

dengan tugasnya masing-masing. Setiap kelompok

melakukan penyelidikan melakukan eksperimen sesuai

dengan subtopik dengan bantuan LKS. Langkah-langkah

dalam menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan

belajar mengajar menurut Said (2015: 156-157) antara lain

sebagai berikut:

a) Tujuan, alat, bahan, dan langkah kerja eksperimen

yang akan digunakan lebih awal dipahami oleh siswa.

b) Siswa disarankan diberi kuis mengenai langkah kerja

eksperimen, alat dan bahan yang akan digunakan

sebelum kegiatan eksperimen berlangsung (agar siswa

memahami dengan baik langkah-langkah keja serta

kegunaan alat dan bahan).

c) Guru sudah menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)

sebelum eksperimen dimulai.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

25

d) Alat dan bahan disiapkan dalam satu tempat yang

akan diambil oleh kelompok eksperimen sebelum

eksperimen dilaksanakan.

e) Setiap kelompok melakukan eksperimen sekaligus

mengisi LKS.

f) Aktivitas eksperimen adalah proses kerja, maka

diperlukan kontrol terbimbing dari guru (laboran).

4) Analisis dan Sintesis

Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang

diperoleh pada tahap ketiga. Siswa juga meringkas

informasi tersebut dan merencanakan cara menyajikan yang

menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada

seluruh kelas.

5) Presentasi Hasil Final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh

kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu

sama lain dalam pekerjaannya dan memperoleh perspektif

luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru.

6) Evaluasi

Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai

topik tersebut, mengenai tugas yang telah dikerjakan, dan

mengenai keefektifan pengalaman-pengalamannya. Guru

dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

26

Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual

atau kelompok.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh S. Pt.

Bagus Rustina, Siti Zulaikha, dan I Km. Ngr. Wiyasa tahun 2014 dengan

judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus II

Tampaksiring. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang belajar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berbantuan media

konkret dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian dengan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang belajar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berbantuan media

konkret dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Hasil

thitung lebih besar dari ttabel yaitu thitung=5,22, ttabel=2,00 dengan taraf

signifikan 5% sehingga thitung > ttabel, ini berarti H0 ditolak dan Ha

diterima, dan di perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 86,97 > 77,98. Simpulan penelitian ini

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

berbantuan media konkret memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA

siswa.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

27

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini, yaitu menerapkan

model cooperative learning tipe group investigation pada mata pelajaran IPA.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini, pada penelitian di atas

bertujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa melalui penerapan model

cooperative learning tipe group investigation berbantuan media konkret

dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi

Cahyaningrum tahun 2014 dengan judul penelitiannya yaitu Penerapan Model

Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas V SDN 1 Megawon. Penelitian tindakan

kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Megawon dengan subjek penelitian

berjumlah 36 siswa. Penelitian ini melalui dua siklus, setiap siklusnya terdiri

dari dua kali pertemuan. Tiap siklus meliputi empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini antara lain melalui wawancara, observasi, tes, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data

kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada siklus I, rata-rata skor

aktivitas guru dalam pembelajaran IPA menerapkan model pembelajaran

Group Investigation sebesar 77 dengan kriteria penilaian baik. Siklus II

meningkat menjadi 94 dengan kriteria penilaian sangat baik. Hal ini

memberikan peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dari siklus I

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

28

sebesar 67 dengan kriteria penilaian baik menjadi sebesar 86 pada siklus II

dengan kriteria penilaian sangat baik. Hasil belajar kognitif siswa juga

mengalami peningkatan, hal ini ditandai oleh peningkatan nilai rata-rata siswa

berturut-turut dari kondisi awal (66,75), siklus I (77,36), dan siklus II (84,86).

Hasil ini juga diikuti oleh peningkatan ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu

dari kondisi awal (41,7%), siklus I (72,22%), dan siklus II (88,89%). Hasil

penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh Dwi Cahyaningrum dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V

SDN 1 Megawon.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini, yaitu menerapkan

model cooperative learning tipe group investigation pada mata pelajaran IPA

materi sifat-sifat cahaya. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini,

pada penelitian di atas bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

sedangkan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab dan

prestasi belajar siswa.

Beberapa penelitan yang ada dapat disimpulkan bahwa model

cooperative learning tipe group investigation dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Model

cooperative learning tipe group investigation juga efektif untuk diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran oleh guru, sehingga memberikan dasar yang

kuat pemilihan model pembelajaran dalam PTK ini.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

29

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal siswa kelas V SD Negeri 2 Srowot sebelum belajar

menerapkan model cooperative learning tipe group investigation, ditemukan

permasalahan dalam pembelajaran IPA yaitu permasalahan terkait dengan

rendahnya tanggung jawab dan prestasi belajar siswa. Tanggung jawab siswa

dalam mempelajari materi IPA yang masih rendah, karena siswa tidak

melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.

Rendahnya tanggung jawab siswa ini berakibat pada rendahnya prestasi

belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar mata pelajaran IPA ditunjukkan

dengan masih banyak siswa yang belum tuntas mencapai KKM.

Penerapan model cooperative learning tipe group investigation

merupakan salah satu alternatif yang diharapkan dapat menjadi solusi

pemecahan masalah tanggung jawab dan prestasi belajar yang terjadi pada

proses pembelajaran IPA terutama materi sifat-sifat cahaya di kelas V SD

Negeri 2 Srowot. Pemilihan model pembelajaran tersebut berdasarkan diskusi

dengan guru kelas V SD Negeri 2 Srowot dan berdasarkan dari dua penelitian

sebelumnya. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh S. Pt.

Bagus Rustina, Siti Zula ikha, dan I Km. Ngr. Wiyasa tahun 2014 yaitu

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

(GI) berbantuan media konkret memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

IPA siswa. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi

Cahyaningrum tahun 2014 yaitu dengan penerapan model pembelajaran

group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Megawon.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

30

Secara skematis, berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat

kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Kondisi awal proses pembelajaran masih belum menerapkan model

cooperative learning tipe group investigation, ditemukan permasalahan yaitu

rendahnya tanggung jawab dan prestasi belajar siswa. Tindakan perbaikan

dilaksanakan dengan menerapkan model cooperative learning tipe group

investigation. Penerapan model ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA

materi sifat-sifat cahaya.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam sekurang-

kurangnya dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri dari empat

Guru belum menerapkan

model cooperative learning

tipe group investigation

Kondisi

Awal

Tanggung jawab

dan prestasi belajar

siswa rendah

Kondisi Akhir

Melalui model cooperative learning tipe

group investigation dapat meningkatkan

tanggung jawab dan prestasi belajar IPA

kelas V SD Negeri 2 Srowot

Guru menerapkan

model cooperative learning

tipe group investigation Siklus II

Tindakan

Siklus I

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4918/3/BAB II.pdf... Melakukan piket sesuai dengan ... yang mengartikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

31

tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Apabila

pelaksanaan siklus II selesai ternyata permasalahan belum dapat teratasi maka

akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kondisi akhir yang diharapkan

adalah melalui model cooperative learning tipe group investigation dapat

meningkatkan tanggung jawab siswa kelas V SD Negeri 2 Srowot pada mata

pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya tahun pelajaran 2015/ 2016.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah

dirumuskan di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas diajukan hipotesis

tindakan sebagari berikut:

1. Penerapan model cooperative learning tipe group investigation dapat

meningkatkan tanggung jawab siswa kelas V SD Negeri 2 Srowot pada

mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya tahun pelajaran 2015/

2016.

2. Penerapan model cooperative learning tipe group investigation dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Srowot pada

mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya tahun pelajaran 2015/

2016.

Peningkatan Tanggung Jawab..., Anis Fadlilah, FKIP, UMP, 2016