17 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Sebelum membahas lebih jauh tentang bimbingan dan konseling, sepatutnya kita mesti memahami arti dari kata bimbingan dan konseling itu terlebih dahulu. Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja”to guide”, yang mempunyai arti”menunjukkan”, “membimbing”, “menuntun”, ataupun “membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. 13 Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian bimbingan, perlu dipertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut: a. Menurut Frank Parson, 1951 bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, 13 Jamal Makmura Asmani, Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Diva Press, 2010), hal 31 17
40
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling 1 ...digilib.uinsby.ac.id/1541/4/Bab 2.pdf · menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan tempat mereka hidup. ... konseling
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
17
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Sebelum membahas lebih jauh tentang bimbingan dan konseling,
sepatutnya kita mesti memahami arti dari kata bimbingan dan konseling
itu terlebih dahulu. Secara etimologis, kata bimbingan merupakan
terjemahan dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja”to guide”,
yang mempunyai arti”menunjukkan”, “membimbing”, “menuntun”,
ataupun “membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum,
bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.13
Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan
pengertian yang saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, untuk
memahami pengertian bimbingan, perlu dipertimbangkan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut:
a. Menurut Frank Parson, 1951 bahwa bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri,
13 Jamal Makmura Asmani, Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Diva Press, 2010), hal 31
17
18
1
dan memangku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan
yang dipilihnya.
b. Menurut Chiskolm, bimbingan membantu individu untuk lebih
mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
c. Menurut Bernard dan Fullmer, 1969 bahwa bimbingan merupakan
kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.
d. Pengertian yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh
Mathewson, 1969 bahwa bimbingan merupakan pendidikan dan
pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik.
e. Penelusuran Ifdil Dahlani juga hampir sama dengan pengertian di atas.
Ia menyatakan pendapat para ahli sebagai berikut:
Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Winkel(2005:27) mendefinisikan bimbingan: pertama, usaha
melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi
tentang dirinya sendiri. Kedua, cara untuk memberikan bantuan kepada
individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan
19
1
efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan
pribadinya. Ketiga, sejenis pelayanan kepada individu-individu agar
mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat,
dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan tempat
mereka hidup. Keempat, proses pemberian bantuan atau pertolongan
kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih,
menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan
tuntutan lingkungan.
f. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Dengan demikian, individu tersebut memiliki
bkemampuan untuk memahami dirinya (self understanding),
kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan
untuk mengarahkan dirinya (self direction), dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan,
baik keluarga, sekolah, dan masyarakat.
g. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang
20
1
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”14 Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.15
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa bimbingan pada prinsipnya merupakan proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri,
menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan
lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Pengertian konseling secara etimologi, berasal dari bahasa latin,
yaitu consilium ( dengan atau bersama), yang dirangkai dengan
menerima atau memahami. Dalam bahasa Anglo Saxon, istilah
konseling berasal dari sellan, yang berarti menyerahkan atau
menyampaikan.16 Berikut ini beberapa definisi konseling yang disusun
oleh mereka yang ahli dibidang tersebut:
a. Menurut Burks dan Stefflre (1979: 14) bahwa konseling
mengindikasikan hubungan profesional antara konselor telatih
14 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal 15 15 Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), hal 5 16 Farid Mashudi, Psikologi Konseling, (Yogyakarta: Ircisod, 2012), hal 16
21
1
dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu,
walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang.17
b. Menurut Shertzer dan Stone (1980), konseling adalah upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi
antara konselor dengan konseli agar konseli mampu memahami diri
dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan
tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif perilakunya.
c. ASCA ( American School Counselor Assosiation) mengemukakan,
bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan
pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien
mengatasi masalah-masalahnya.18
d. Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka,
berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan
klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada
pihak klien.19
17 John Mc Leod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana, 2008),
hal 5 18 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Refika Aditama,
2011), hal 10 19 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press, 2011), hal 3
22
1
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian dari konseling adalah proses hubungan tatap muka yang
dilakukan oleh seorang konselor dengan klien yang bersifat rahasia
guna untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh seorang klien
atau konseli.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling adalah upaya
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor kepada anak
didik agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan
diri dan bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya.20
2. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Setelah memahami tentang pengertian Bimbingan dan Konseling,
maka sangat penting dan perlu dipahami pula mengenai prinsip-prinsip
dasar Bimbingan dan Konseling.21 Karena prinsip merupakan paduan
hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.22 Prinsip-prinsip yang
akan dibahas adalah prinsip secara umum dan prinsip secara khusus.
Prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan
dengan sasaran layanan, prinsip yang berkenaan dengan permasalahan
individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan, dan prinsip-
20 Ahmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Arruz Media, 2011), hal 11
21 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), hal 38
22 Prayitno dan Erman Emti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2009), hal 218
23
1
prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pelaksanaan
pelayanan.
a. Prinsip-Prinsip Umum
1.) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu
terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
2.) Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada
individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan
bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
individu yang bersangkutan.
3.) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
4.) Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus
diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan
berwenang melakukannya.
5.) Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-
kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
6.) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat
7.) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di
sekolah yang bersangkutan.
8.) Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang
petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan
24
1
sanggup bekerjasama dengan para pembantunya serta dapat dan
bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna diluar
sekolah.
9.) Terdapat program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian
teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang
diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang
dirumuskan terdahulu.
b. Prinsip-Prinsip Khusus
1.) Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu:
a.) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status
sosial ekonomi.
b.) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan
tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c.) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap
dan berbagai aspek perkembangan individu
d.) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama
kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok
pelayanannya.
2.) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu,
yaitu:
25
1
a.) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental/ fisik individu terhadap
penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.
b.) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan
faktor timbulnya masalah pada individu dan kesemuanya
menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.
3.) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yaitu:
a.) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan dan pengembangan individu; karena itu program
bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program
pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b.) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel,
disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan
kondisi lembaga.
c.) Program bimbingan dan konseling disusun secara
berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai
yang tertinggi.
d.) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah.
26
1
4.) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan,
yaitu:
a.) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
pengembangan individu yang ahirnya mampu membimbing
diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b.) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang
diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas
kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atas
desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c.) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d.) Kerjasama antara pembimbing, guru dan orangtua amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e.) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil
pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlihat
dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.23
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Ditinjau dari segi sifatnya , layanan bimbingan dan konseling dapat
berfungsi:
23 Dewa Ketut, Op.cit., hal 40-41
27
1
a. Pencegahan (Preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai pencegahan. Artinya,
ia merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu, sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.
c. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan,
namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah
tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya
atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang positif tetap dijaga agar
tetap baik dan mantap. Dengan demikian siswa dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai
28
1
jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling
untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam masing-
masing fungsi bimbingan dan konseling.24
Jadi dapat ditarik benang merang jika setiap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dilaksanakan haruslah secara langsung
mengacu pada salah satu atau pada beberapa fungsi itu, agar hasil
yang hendak dicapai secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling
a. Tujuan Umum
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik
mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk
Tuhan, sosial dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan
konseling adalah membantu individu dalam mencapai: Kebahagiaan
hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan
efektif dalam masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu
lain, harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang
dimiliki.25
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai
dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No.
24 Ibid, hal 42-43 25 Wardati dan Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal 28
29
1
20/2003),yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab ke masyarakat dan kebangsaan.26
b. Tujuan Khusus
Secara khusus pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan
untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar, dan karier.27
Dibawah ini akan lebih diuraikan mengenai tujuan khusus dari
bimbingan konseling dilihat dari beberapa aspek:
1.) Dalam aspek perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan
dan konseling membantu siswa agar:
a.) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan
dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
b.) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan
orang-orang yang mereka senangi.
c.) Membuat pilihan secara sehat.
d.) Mampu menghargai orang lain.
e.) Memiliki rasa tanggung jawab.
f.) Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
26 Ibid, hal 44 27 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), hal 44
30
1
g.) Dapat menyelesaikan konflik
h.) Dapat membuat keputusan secara efektif
2.) Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
a.) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara
efektif.
b.) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
c.) Mampu belajar secara efektif.
d.) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi/ ujian.
e.) Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan bimbingan
dan konseling membantu siswa agar:
f.) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaaan didalam lingkungan kerja.
g.) Mampu merencanakan masa depan.
h.) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah
karier.
i.) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.28
Jadi menurut penulis dapat disimpulkan mengenai tujuan dari
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa untuk
mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta siswa dapat
28 Ibid hal 45
31
1
menerima, memilih dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan
produktif sesuai dengan yang diinginkan dimasa depan.
5. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional.
Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling, dan
diterapkan sesuai dengan asas-asas bimbingan dan konseling.29 Asas-asas
yang dimaksud adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,