8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas IV SD 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empiric dan membahas tentang fakta serta gejala alam.Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empiric dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya.Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri-ciri umum, juga mempunyai cirri khusus/karakteristik.Adapun cirri umum dari suatu disiplin ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Cirri-cirikhusus tersebut dipaparkan berikut: a) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. b) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. c) IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas IV SD ... · BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 . Pembelajaran IPA di Kelas IV SD . 2.1.1 Hakikat . Ilmu Pengetahuan Alam . di SD . Ilmu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran IPA di Kelas IV SD
2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang
bersifat empiric dan membahas tentang fakta serta gejala alam.Fakta dan gejala
alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga
faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang empiric dan faktual. Hakikat IPA sebagai
proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih
keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu
lainnya.Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri-ciri umum, juga mempunyai
cirri khusus/karakteristik.Adapun cirri umum dari suatu disiplin ilmu pengetahuan
adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara
satu dengan lainnya. Cirri-cirikhusus tersebut dipaparkan berikut:
a) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur
seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
b) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c) IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
harus bertanggng jawab dan bekerjasama dengan kelompoknya saling memotivasi
dan menyamakan pendapat satu kelompok.Jika ketrampilan kooperatif menengah,
sudah memulai mendengarkan jawaban pendapat dari masing-masing kelompok.
Dari pendapat-pendapat masing-masing kelompok, kelompok lain kembali
bertanya kepada kelompok yang gilirannya untuk bertanya. Berarti pada tingkatan
ini ada sikap keberanian, aktif dan bertenggang rasa.Sedangkan ketrampilan
kooperatif mahir, setiap kelompok kooperatif memiliki tugas masing-
masingnya.Untuk mengukur ketercapaian materi masing-masing kelompok ada
soal evaluasi.Disinilah soal evaluasi memperlihatkan seberapa jauh dari tiap
indivividu menguasai materi-materi kelompok kooperatif.Yang diperoleh mereka
tidak hanya ketrampilan mahir juga ketrampilan kepemimpinan dan ketrampilan
bekerjasama.
Langkah-langkah tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim, dkk (2000: 10) :
20
Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efesien.
Fase 4
Membimbing
kelompok bekerja dan
belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif mempermudah guru memahami
terlebih dahulu sebelum mengajar menggunakan kooperatif.Bahwa kooperatif
sangat kompleks siswa diajak aktif setiap pembelajaran.Karena disusun dalam
sebuah meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang
21
berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja sama seperti tujuan bersama sangat
bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
2.4.2 Model Pembelajaran Numbered Heads Together / NHT
Menurut Miftahul Huda (2011: 92) Pada dasarnya Numbered Heads
Together merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya
hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama – tama guru meminta siswa
untuk duduk berkelompok. Masing-masing anggota deberi nomor. Setelah selesai
guru memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak
memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu
seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan
memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut.
Model Numbered Heads Togetheradalah bagian dari model pembelajaran
kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Slavin dalam
Miftahul Huda (2011: 130) model Numbered Heads Together yang
dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas
individu dalam diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok
untuk mencapai tujuanpembelajaran. Para siswa dibagi kedalam kelompok-
kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pembelajaran yang telah
ditentukan.Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan
kesempatan kepada siswaagar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
dalam kegiatan – kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas
pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Kegan (dalam Ibrahim 2000: 28) mengemukakan 6 langkah metode
Numbered Heads Together, seperti berikut ini :
22
(1)Persiapan
Dalam tahapini guru mempersiapkanrancangan pelajaran dengan membuat
skenario pembelajaran, lembar kerja siswa yang sesuai dengan metode Numbered
Heads Together.
(2) Pembetukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan metode Numbered Heads
Together. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 siswa. Guru member nomor kepada setiap siswa dalam
kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis
kelamin dan kemampuan belajar.
(3)Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar
memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh
guru.
(4)Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan menyajikan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru.
(5)Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada
siswa dikelas.
(6)Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang disajikan.
23
Tabel 2.3
Sintaks Pembelajaran Numbered Heads Together
Langkah – langkah Kegiatan pembelajaran
Penomoran a. guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
b. memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah
siswa di dalam kelompok.
Pengajuan pertanyaan a. guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
Berpikir bersama a. siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban
dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya
b. semua anggota mengetahui jawaban dari masing-
masing pertanyaan.
Pemberian jawaban a. menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap
kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas
b.secara random guru memilih kelompok yang harus
menjawab pertanyaan tersebut
c. siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok
tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab
pertanyaan.
Kelebihan dari pembelajaran model Numbered Heads Together/Numbered
Heads Together sebagaimana disajikan oleh Hill dalam Tryana (2008) bahwa
model Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
maupun memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar,
mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan
siswa, mengembangkan rasa ingin tahu , rasa mengembangkan keterampilan
untuk masa depan.
24
Kelebihan :
1) Setiap siswa menjadi lebih siap dalam mengikuti pembelajaran
2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai
4) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.
Kelemahan:
1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru
2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
2.5 Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanto Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan pembelajaran kooperatif tipe
NHT dan pemanfaatan media gambar pada siswa kelas V SDN Sumogawe 03.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan yang
berguna untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas V SDN Sumogawe 03.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan
refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sumogawe 03
Kecamtan Getasan Kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes dan non tes. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis
diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pemanfaatan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN Sumogawe 03. Hal ini
dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung
yang semakin meningkat. Nilai sebelum perbaikan menunjukkan dari 27 siswa
hanya 10 siswa tuntas (37%) dan 17 siswa belum tuntas (63%). Setelah tindakan
yang dilakukan dapat dilihat hasil belajar pada siklus I meningkat, dari 27 siswa
17 siswa yang tuntas (67%) dan 10 siswa yang belum tuntas (37%). Hasil belajar
pada siklus II pun meningkat. Dari 27 siswa 24 siswa yang tuntas (89%) dan 3
siswa yang belum tuntas (11%).
25
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Winarti Yuni Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunaan metode NHT(
Numbered Heads Together) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA
siswa Kelas V SD Negeri Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun
Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
menggunakan model Kemmis, dan Mc Taggart dengan langkah
perencanaan,tindakan, pengamatan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus.
Pada siklus I terdiri dari dua pertemuan, sedangkan siklus II terdiri dari tiga
pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan
menggunakan teknik analisis data prosentase .Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah terjadi peningkatan keaktifan dan untuk mata pelajaran IPA
Kelas V Semester 2 Tahun Pelajaran 20011/2012. Melalui metode pembelajaran
NHT (Numbered Heads Together) yang akan dilanjutkan oleh peningkatan hasil
belajar yang dapat dilihat pada ketuntasan pada siklus I dan siklus II peneliti
memberikan patokan KKM = 65 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=65) dari 32 siswa sebanyak 17 siswa atau 53,13% tuntas dan
sebanyak 15 siswa atau 46,87 % belum tuntas. Nilai rata-ratanya adalah 66,25
sedangkan nilai tertinggi adalah 88 dan nilai terendahnya adalah 52 dan II
sebanyak 36 siswa atau 100% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan. Siklus II
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 32 siswa
atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 79,75 sedangkan nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 68. Peneliti telah berhasil dalam
menerapkan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan
memberikan patokan KKM = 65 dan ketuntasan 80% dari jumlah siswa kelas V
SD Negeri Banyumudal 2 dari hasil nilai evaluasi siklus II didapatkan 100% siswa
sudah memenuhi KKM. Maka saran dari penulis adalah metode pembelajaran
NHT ( Numbered Heads Together) dapat digunakan sebagai alternatif dalam
proses belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads
Together) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keaktifan siswa
yang berdampak meningkatnya hasil belajar siswa.
26
Berdasarkan analisis daripenelitian yang dilakukan oleh Susanto dan
Winarti Yuni telah menunjukkan keberhasilan dalam penggunaan model
Numbered Heads Together / NHT. Penulis memilih dua penelitian tersebut karna
sangat relevan untuk penelitian berikutnya dilingkungan yang berbeda. Oleh karna
itu, penulis juga optimis dan yakin bahwa pada penelitian ini juga akan berhasil
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDN Asinan
02 melalui model Numbered Heads Together pada semester 2 tahun pelajaran
2013/2014.
2.6 Kerangka Berpikir
Faktor penyebab kegagalan dalam proses pembelajaran IPA adalah
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sangat kurang dikarenakan guru
dalam penyampaian materi hanya dengan ceramah dan tidak didukung dengan alat
peraga, selain itu guru masih mendominasi proses pembelajaran akibatnya siswa
cenderung bersifat pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Maka dari itu
sudah selayaknya seorang guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik
untuk siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih dapat menyerap materi
pelajaran yang diajarkan.Olehkarena itu, pembelajaran akan menerapkan metode
Numbered Heads Together (NHT) untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
Penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) pada penelitian ini
karena dapatmembangkitkan rasa harga diri siswa menjadi lebih tinggi, saling
menghargai, memperkecil perilaku saling menggangu karena metode ini memberi
rasa tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok dalam mendiskusikan
materi pelajaran. Selain itu metode ini dapat mengurangi konflik dalam kelompok
karena setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat
sehingga siswa lebih giat belajar dan akan lebih tertarik untuk mengikuti
pembelajaran dan akan berimbas pada hasil belajar IPA akan meningkat.
Adapun kerangka berpikir Metode Numbered Heads Together /NHT dapat dilihat
pada bagan di bawah ini.
27
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpiki
Pembelajaran konvensional
Minat belajar
siswa berkurang
Hasil belajar
kurang dari KKM
Aspek minat
belajar
Pembelajaran
menggunakan
model NHT
Aspek-aspek minat belajar siswa: 1) Perasaan senang. 2) Perhatian dalam belajar. 3) Ketertarikan pada materi
dan guru. 4) Kesadaran akan adanya
manfaat pembelajaran.
Pembelajaran IPA
Minat belajar siswa
meningkat
Hasil belajar IPA lebih dari
KKM
Kelebihan model pembelajaran NHT bagi siswa : 1) Meningkatkan prestasi belajar. 2) Mampu memperdalam pemahaman. 3) Menyenangkan dalam belajar. 4) Mengembangkan sikap positif. 5) Mengembangkan sikap kepemimpinan. 6) Mengembangkan rasa ingin tahu. 7) Dapat melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh. 8) Siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai. 9) Tidak ada siswa yang mendominasi
dalam kelompok.
28
2.7 Hipotesis
Dari beberapa teori- teori yang telah dikemukakan dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
diduga dapat meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas IV SDN Asinan 02.
2) Penggunaan langkah – langkah model pembelajaran Numbered Heads
Together diduga dapat memperjelas penyampaian materi pelajaran dalam
kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SDN Asinan 02.
Indikator Keberhasilan :
1) Terjadi peningkatan pada setiap aspek Numbered Heads Together dan secara
keseluruhan pada hasil tes dari setiap siklus
2) Hasil belajar meningkat apabila 80% siswa mendapatkan nilai diatas KKM