7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kematangan Karier 2.1.1. Pengertian Kematangan Kerier Crites (dalam Heer & Cramer,1979) kematangan karier adalah kesesuaian antara perilaku karier individu yang nyata dengan perilaku karier yang diharapkan pada usia tertentu di setiap tahap. Kesesuaian perilaku individu terhadap rangsangan dari lingkungannya yang berkaitan dengan karier yaitu rangkaian sikap dan kompetensi individu yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengalaman dan aktifitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dengan rangkaian aktifitas pendidikan dan kerja yang terus berkelanjutan, dengan demikian karier seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan yang diharapkan dapat sesuai pada usia – usia tertentu yang berkaitan dengan tahap proses perkembangan karier. Menurut Super (dalam Winkel 2006) menyatakan pada tahap proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu : a. Fase pengembangan (Growth), dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, dimana anak-anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri.
21
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kematangan Karier 2.1.1 ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kematangan Karier
2.1.1. Pengertian Kematangan Kerier
Crites (dalam Heer & Cramer,1979) kematangan karier adalah kesesuaian
antara perilaku karier individu yang nyata dengan perilaku karier yang diharapkan
pada usia tertentu di setiap tahap. Kesesuaian perilaku individu terhadap
rangsangan dari lingkungannya yang berkaitan dengan karier yaitu rangkaian
sikap dan kompetensi individu yang berkaitan dengan tingkat pendidikan,
pengalaman dan aktifitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dengan
rangkaian aktifitas pendidikan dan kerja yang terus berkelanjutan, dengan
demikian karier seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai
macam kesempatan yang diharapkan dapat sesuai pada usia – usia tertentu yang
berkaitan dengan tahap proses perkembangan karier.
Menurut Super (dalam Winkel 2006) menyatakan pada tahap proses
perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu :
a. Fase pengembangan (Growth), dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15
tahun, dimana anak-anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan
khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam
struktur gambaran diri.
8
b. Fase eksplorasi (Eksploration), dari umur 15 - 24 tahun, dimana orang
muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil
keputusan yang mengikat.
c. Fase pemantapan (Establishment) dari umur 25 – 44 tahun, yang
bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman
selama menjalani karier tertentu.
d. Fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 – 64 tahun, di mana orang
yang sudah dewasa menyesuaiakan diri dalam penghayatan jabatannya
e. Fase kemunduran (Decline), bila orang memasuki masa pensiun dan harus
menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap
dan perilakunya yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak
dalam tugas-tugas perkembangan karier. Pada masa-masa tertentu dalam
hidupnya individu diharapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu
Super (dalam Winkel 2006), yaitu :
a. Perencanaan garis besar masa depan (Crystallization) antara umur 14 – 18 tahun,
yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya
b. Penentuan (Specification) antara umur 18 – 24 tahun, yang bercirikan
mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu
c. Pemantapan (Establishment) antara umur 24 – 35 tahun, yang bercirikan
membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih
d. Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pension, yang
bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.
9
Pada tahap proses perkemabangan karier siswa SMK pada Fase eksplorasi
(Eksploration), dari umur 15 - 24 tahun, dimana orang muda memikirkan
berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat dan
pada tugas-tugas perkemabangan siswa SMK pada perencanaan garis besar masa
depan (Crystallization) antara umur 14 – 18 tahun, yang terutama bersifat
kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. Khususnya pada siswa
SMK diharapkan lebih memahami mengenai kematangan kariernya karena siswa
SMK yang memang setelah lulus akan langsung terjun ke dunia pekerjaan.
Rendahnya kematangan karier dapat menyebabkan kesalahan dalam
mengambil keputusan karier, termasuk kesalahan dalam menentukan pendidikan
lanjutan. Remaja yang memilih suatu jurusan pendidikan tanpa
mempertimbangkan kemampuan, minat, ataupun kepribadian, cenderung memilih
pendidikan lanjutan atas dasar mengikuti pilihan teman, popularitas pekerjaan,
identifikasi dengan orangtua, ataupun atas dasar pilihan orangtua dapat
mengakibatkan kegagalan dalam belajar, kerugian finansial, kerugian waktu, dan
efek psikis bagi remaja seperti penurunan rasa percaya diri karena merasa tidak
mampu dan bodoh dalam jurusan yang diambilnya. Kesalahan pemilihan
pendidikan seperti memilih suatu jurusan pendidikan tanpa mempertimbangkan
kemampuan, minat, ataupun kepribadian sehingga kematangan karier tampaknya
menjadi hal penting bagi pemilihan dan perencanaan karier bagi para siswa. Siswa
yang terlibat memilih suatu jurusan pendidikan dengan mempertimbangkan
kemampuan, minat dan kepribadian yang dimilikinya cenderung dapat memilih
jurusan yang tepat untuk dirinya. Pemilihan jurusan pendidikan yang sesuai
10
dengan kemampuan, minat dan kepribadian siswa dapat mengakibatkan siswa
semangat, lebih serius dan termotivasi dalam belajar. Kemandirian siswa dalam
pembuatan keputusan karier, yaitu siswa memilih jurusan tidak karena pengaruh
orang lain, seperti orangtua atau teman, tetapi karena pilihannya sendiri yang
disesuaikan dengan kemampuan dirinya.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karier dikemukakan Crites
1981 (dalam Manrihu 1986), meliputi :
a. Sikap. Mengukur sikap-sikap klien terhadap pemilihan karier,
kecenderungan –kecenderungan disposisional yang dimanifestasikan
dalam : Keterlibatan, Independensi, Orientasi, Ketegasan dan
Kompromi.
b. Kompetensi . aspek ini meliputi : Penilaian diri, penilaian dari sifat-
sifat dan kecenderungan-kecenderungan hipotesis seseorang dalam
hubungan dengan keberhasilan dan kepuasan karier; Informasi,
pengetahuan tetang syarat-syarat pekerjaan, pendidikan / latihan, dan
pengetahuan praktis tentang pekerjaan; Seleksi tujuan, nilai-nilai
pribadi yang dikejar dalam pekerjaan; Perencanaan, langkah-langkah
logis dalam proses pengambilan keputusan karier; Pemecahan,
pemecahan masalah dalam proses pengambilan keputusan karier.
2.1.3. Pengukuran Kematangan Karier
Adapun alat pengukuran kematangan karier ada beberapa macam, yaitu :
a. Skala kematangan karier
11
a). Skala Keputusan Karier (Career Decision Scale / CDS), yang
dikembangkan oleh Osipow, Carney, Winer, Yanico, & Koschier,
1976. Terdiri dari 19 item skala 18 diantaranya dijawab pada skala 4
poin (1= sama sekali tidak seperti saya 4= sangat mirip dengan saya).
Ke 18 item terdiri atas dua bagian : 2 item skala kepastian dan 16 item
skala kebimbangan. Item sisanya adalah pertanyaan terbuka terakhir
yang menunjukkan perhatian dari klien. Biasanya memakan waktu
10-15 menit untuk menyelesaikan semua skala.
b). Inventory Kekhawatiran Karier Dewasa (Adult Career Concerns
Inventory / ACCI), yang dikembangkan oleh Super, Thompson, &
Lindeman, 1988. Terdiri dari 61 item yang diperuntukkan bagi siswa
sekolah menengah dan dewasa. Super menemukan bahwa beberapa
konsep yang diaplikasikan untuk remaja tidak sesuai untuk orang
dewasa. 60 dari 61 item pada ACCI berhubungan dengan orang
dewasa. 60 item tersebut dibagi menjadi 5 tingkatan utama. Setiap
tingkat kemudian dibagi menjadi 3 sub tingkat pengembangan karier
dewasa dan dikelompokkan berdasarkan 5 tingkat pada inventory.
Jadi, 5 item pertama berhubungan dengan sub-set pertama dari
tingkatan yang pertama. 5 item berikutnya berhubungan dengan sub
set kedua pada tingkatan pertama, dan seterusnya. Untuk setiap
pertanyaan, setiap individu diminta untuk memberikan respon
terhadap pertanyaan pada skala likert dari 1 (tidak memperhatikan)