-
7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori2.1.1 Matematika2.1.1.1 Pengertian
Matematika
Menurut Karso (2008: 1.40) matematika merupakan suatu ilmu yang
berhubungandengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur
yang abstrak dan hubungan diantara hal-hal itu.
Menurut Herman Hudoyo dalam Karso (2008: 1.41) matematika
berkenaan denganide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara
hierarkis dan penalarannya deduktif.
Menurut Amir Al Murazi (2011: 1) matematika adalah ilmu yang
mempelajaritentang perhitungan, pengkajian dan menggunakan nalar
atau kemampuan berpikirseseorang secara logika dan pikiran yang
jernih.
Menurut Johnson dan Rising dalam Amir Al Maruzi (2011: 1)
mengatakan bahwamatematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik,matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengancermat,
jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih
berupa bahasasimbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwamatematika adalah ilmu yang mempelajari pola
berpikir, pola pengorganisasianpembuktian yang logis, serta bahasa
dan penelaahannya yang dibangun melalui prosespenalaran
deduktif.
2.1.1.2 Tujuan Mata Pelajaran Matematika SD/MIDalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi (2006: 417), disebutkan bahwa tujuan
matematika adalah:1. Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat,
efisien, dan tepatdalam pemecahan masalah;
-
8
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematikadalam membuat generalisasi, menyusun bukti
atau menjelaskan gagasan danpernyataan matematika;
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan mamahami masalah,
merancangmodel matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh;
4. Mengkomunikasikan gagasan dalam simbol, tabel, diagram, atau
media lain untukmemperjelas keadaan atau masalah;
5. Memilki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memilki rasaingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet danpercaya diri dalam pemecahan
masalah.
2.1.1.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika SD/MIDalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
tahun
2006 tentang Standar Isi (2006:417), disebutkan bahwa mata
pelajaran Matematika padasatuan pendidikan SD/MI memiliki
aspek-aspek sebagai berikut:1. Bilangan2. Geometri dan pengukuran3.
Pengolahan data.
2.1.1.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarPencapaian tujuan
matematika yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) tersebut harus dimiliki oleh kemampuan peserta
didik yang berstandarnasional dinamakan dengan Standar Kompetensi
(SK) dan dirinci ke dalam KompetensiDasar (KD). Standar kompetensi
(SK) merupakan ketentuan pokok untuk dijabarkan lebihlanjut dalam
serangkaian kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan
secaraefektif. Penjabaran lebih lanjut ke dalam kompetensi dasar.
Kompetensi dasar adalahkemampuan minimal yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan denganefektif.
Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang secara
nasional harusdicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuanpendidikan. Pencapaian SK
dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk
-
9
membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri
yang difasilitasi olehguru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran di
satuan pendidikan harus mengacu pada SKdan KD yang diterbitkan oleh
BSNP. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaranmatematika yang
ditujukan bagi siswa Kelas 5 SD Semester 2 disajikan melalui Tabel
2berikut ini:
Tabel 2SK dan KD Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Semester
2
Standar Kompetensi Kompetensi DasarBilangan5. Menggunakan
pecahan
dalam pemecahanmasalah
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dandesimal serta
sebaliknya
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagaibentuk pecahan
5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentukpecahan
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalahperbandingan dan skala
Geometri dan Pengukuran6. Memahami sifat-sifat
bangun dan hubunganantar bangun
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar6.2
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang6.3 Menentukan
jaring-jaring berbagai bangun ruang
sederhana6.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri6.5
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bangun datar dan bangun ruang sederhana
2.1.1.5 Pembelajaran MatematikaMenurut Rusman (2010: 1)
pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas
berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain.
Komponen tersebutmeliputi: tujuan, materi, metode, dan
evaluasi.
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008: 9) pembelajaran adalah suatu
upaya yangdilakukan seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan
siswa yang belajar.
-
10
Menurut Rombepajung dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa
(2011: 18)berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu
mata pelajaran ataupemerolehan suatu keterampilan melalui
pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.
Nabisi Lapono (2008: 14) mengartikan pembelajaran sebagai upaya
membuatindividu belajar. Sedangkan Robert W. Gagne dalam Nabisi
Lapono (2008: 14)merumuskan pembelajaran sebagai pengaturan
peristiwa yang ada di luar diri seorangpeserta didik, dan dirancang
serta dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar.
Dari berbagai pendapat tentang pembelajaran yang telah diuraikan
tersebut, dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem
yang terdiri atas berbagaikomponen yang saling berhubungan yang
dilakukan sebagai upaya untuk membelajarkansiswa yang belajar dan
dirancang serta dimanfaatkan untuk mempermudah proses belajar.
Karso (2008: 1.42) menyatakan bahwa dalam pembelajaran
matematika, guru harusmenguasai matematika yang akan diajarkan.
Peserta didik harus berpartisipasi secara aktifdengan kemampuan
yang relatif berbeda-beda. Guru hendaknya berpedoman padabagaimana
mengajarkan matematika itu sesuai dengan kemampuan berpikir
siswanya.Pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu proses yang
komprehensif, yang harusdiarahkan untuk kepentingan peserta
didik.
Gatot Muhsetyo (2007: 1.26) menjelaskan bahwa pembelajaran
matematika adalahproses pemberian pengalaman belajar kepada peserta
didik melalui serangkaian kegiatanyang terencana sehingga peserta
didik memperoleh kompetensi tentang bahanmetematika yang
dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan
ketercapaiankompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran
matematika, yang sesuai dengan;(1) topik yang sedang dibicarakan,
(2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3)prinsip dan
teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5)
keterkaitan dengankehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6)
pengembangan dan pemahaman penalaranmatematis.
Sebagai seorang guru seharusnya secara sungguh-sungguh membuat
perencanaandan melaksanakan pembelajaran yang lebih interaktif
dengan menggunakan strategipembelajaran matematika yang sesuai
dengan topik yang sedang dibicarakan, tingkatperkembangan
intelektual peserta didik, prinsip dan teori belajar, keterlibatan
aktif pesertadidik, keterkaitan dengan kehidupan peserta didik
sehari-hari, dan pengembangan dan
-
11
pemahaman penalaran matematis sehingga peserta didik memperoleh
kompetensimatematika yang dipelajari yang nantinya dapat diterapkan
dalam memecahkan masalahsehari-hari.
2.1.2 Hasil Belajar2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Sudjana (dalam Padmono, 2002: 37) menyatakan bahwa hasil belajar
adalahkemampuan yang dimiliki oleh siswa atau mahasiswa setelah ia
menerima pengalamanbelajarnya.
Menurut Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2011: 24) hasil
belajar adalahperubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensikemanusiaan saja.
Menurut Suprijono dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa
(2011: 22) hasilbelajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi, dan keterampilan.
Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar dapat diambil
kesimpulan bahwa hasilbelajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan yang dimiliki siswa setelahmenerima pengalaman
belajarnya.
2.1.2.2 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Hasil BelajarMenurut
Sri Anitah W, dkk (2008: 2.7) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor dalam diri siswa
(intern) dan faktor dari luardiri siswa (ekstern).1. Faktor dalam
diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya
adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan
dan kesehatan, sertakebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam
kegiatan belajar yang harusditanamkan dalam diri siswa bahwa
belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhandirinya. Minat belajar
berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atautidak suka
terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat, motivasi, dan
perhatiansiswa dapat dikondisikan oleh guru.
-
12
2. Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar di
antaranya adalahlingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana
kelas dalam belajar, seperti rianggembira, menyenangkan),
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, programsekolah
(termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksana pembelajaran
danteman sekolah. Guru merupakan faktor yang yang paling
berpengaruh terhadapproses maupun hasil belajar, sebab guru
merupakan manajer atau sutradara dalamkelas.
Guru harus berupaya memahami berbagai faktor yang mempengaruhi
hasil belajarsiswa tersebut. Guru dapat menerapakan suatu model
pembelajaran yang dapatmembangkitkan minat, motivasi, dan perhatian
siswa serta dapat membuat suasanabelajar yang menyenangkan sehingga
siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
2.1.2.3 Manfaat Data Penilaian Hasil BelajarNana Sudjana (2011:
156) menguraikan beberapa manfaat data penilaian hasil
belajar yang terbagi dalam manfaat data penilaian hasil belajar
formatif, manfaat datapenilaian hasil belajar sumatif, dan manfaat
data hasil penilaian proses belajar mengajar.1) Manfaat data
penilaian hasil belajar formatif
a. Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa
mendatang,terutama dalam merumuskan tujuan instruksional,
organisasi bahan, kegiatanbelajar mengajar dan pertanyaan
penilaian.
b. Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam
memilih danmenggunakan metode mengajar, mengembangkan kegiatan
belajar siswa,bimbingan belajar, tugas dan latihan para siswa,
dll.
c. Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum dikuasai para
siswa sebelummelanjutkan dengan bahan baru atau memberi penugasan
kepada siswa untukmemperdalam bahan yang belum dikuasainya.
d. Melakukan diagnosis kesulitan belajar para siswa sehingga
dapat ditemukan faktorpenyebab kegagalan siswa dalam menguasai
tujuan instruksional hasil diagnosisini dapat dijadikan bahan dalam
memberikan bantuan dan bimbingan belajarkepada para siswa.
-
13
2) Manfaat data penilaian hasil belajar sumatifa. Membuat
laporan kemajuan belajar siswa, setelah mempertimbangkan pula
nilai
dari hasil tes formatif dan kemajuan-kemajuan belajar lainnya
dari setiap siswa.b. Menata kembali seluruh pokok bahasan dan
subpokok bahasan setelah melihat
hasil tes sumatif terutama kelompok materi yang belum
dikuasainya.c. Melakukan perbaikan dan penyempurnaan alat penilaian
tes sumatif yang telah
digunakan berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh atau
dicapai siswa.d. Merancang program belajar bagi siswa (GBPP) pada
semester berikutnya
berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai dari tes sumatif
program belajarsebelumnya.
3) Manfaat data hasil penilaian proses belajar-mengajarData
hasil penilaian proses belajar-mengajar sangat bermanfaat bagi
guru,
siswa dan kepala sekolah. Bagi guru ialah ia dapat mengetahui
kemampuan dirinyasebagai pengajar, baik kekurangan maupun
kelebihannya. Guru juga dapatmengetahui pendapat dan aspirasi para
siswanya dalam berbagai hal yangberkenaan dengan proses
belajar-mengajar. Berdasarkan informasi ini guru dapatmemperbaiki
dan menyempurnakan kekurangannya dan mempertanahankan
ataumeningkatkan kelebihan-kelebihannya. Bagi siswa dapat dijadikan
bahan untukmeningkatkan upaya dan motivasi belajar yang lebih baik.
Bagi kepala sekolah dapatmemikirkan upaya-upaya pembinaan para guru
dan siswa berdasarkan pendapat,saran, aspirasi, dari berbagai
pihak, yaitu melengkapi sarana belajar, meningkatkankemampuan
profesional tenaga guru, pelayanan sekolah, perpustakaan sekolah,
tatatertib sekolah, disiplin kerja, pengawasan, dll.
Data penilaian hasil belajar sangat bermanfaat bagi siswa, guru,
maupun sekolah.Oleh karena itu, sangat diharapkan guru secara rutin
melaksanakan penilaian hasil belajarsiswa baik yang berupa hasil
belajar formatif, sumatif, maupun proses belajar mengajar.Data
hasil penilaian sebaiknya didokumentasikan secara teratur agar
sewaktu-waktu dapatdigunakan manakala diperlukan.
-
14
2.1.3 Model Student Teams Achievement Divisions (STAD)2.1.3.1
Pengertian STAD
STAD merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert
E. Slavindan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut
Robert E. Slavin (2005: 143)STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana danmerupakan model
yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru
menggunakanpendekatan kooperatif.
Menurut Agustina Sri Purnami (2012: 126) STAD merupakan tipe
pembelajarankooperatif yang sederhana. Ide dasar yang melatar
belakangi adalah untuk memotivasisiswa dalam usahanya memahami dan
mendalami materi yang telah disampaikan olehguru melalui
kelompok.
Rusman (2010: 213) menyatakan bahwa dalam STAD, siswa dibagi
menjadikelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin, dansukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan
siswa-siswa dalam kelompok memastikanbahwa semua anggota kelompok
itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semuasiswa
menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat
itu merekatidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai
hasil kuis siswa diperbandingkandengan nilai rata-rata mereka
sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberihadiah
berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka
capai. Nilai-nilaiini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai
kelompok, dan kelompok yang dapat mencapaikriteria tertentu bisa
mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah yang lainnya.
Menurut Sutrisni Andayani (2007: 2) Student Teams Achievement
Divisions (STAD)adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Siswa ditempatkandalam tim belajar beranggotakan
empat orang yang merupakan campuran menurut tingkatkinerjanya,
jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerjadalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajarantersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis
tentang materi itu dengan catatan, saat kuismereka tidak boleh
saling membantu.
Slavin (2005: 12) memaparkan bahwa gagasan utama di belakang
STAD adalahuntuk memotivasi siswa agar saling mendukung dan
membantu satu sama lain dalammenguasai keterampilan yang diajarkan
guru. Jika para siswa ingin agar timnya
-
15
mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu
timnya untukmempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman
satu timnya untuk melakukanyang terbaik, menunjukkan norma bahwa
belajar itu penting, berharga, danmenyenangkan. Para siswa bekerja
sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran,tetapi tidak saling
membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa
harusmenguasai materi itu. Tanggung jawab individual seperti ini
memotivasi siswa untukmemberi penjelasan dengan baik satu sama
lain, karena satu-satunya cara bagi tim untukberhasil adalah dengan
membuat semua anggota tim menguasai informasi ataukemampuan yang
diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang
dibuatanggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya, semua
siswa mempunyaikesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu
tersebut.
Dari berbagai uraian pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
STADmerupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Siswa
ditempatkan dalam kelompokbelajar yang heterogen beranggotakan
empat sampai lima siswa yang beragamkemampuan, jenis kelamin, dan
suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerjadalam
kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah
menguasaipelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa diberikan kuis
perseorangan tentang materitersebut, dan pada saat kuis mereka
tidak boleh saling membantu. Skor hasil kuisperseorangan
diperbandingkan dengan skor rata-rata mereka sendiri yang
diperolehsebelumnya untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan
yang bisa dicapai setiapsiswa, kemudian poin perbandingan skor ini
dijumlah untuk mendapat skor kelompok, dankelompok yang dapat
mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau
hadiahyang lainnya.
2.1.3.2 Teori Belajar yang Mendasari Model STADSTAD dikembangkan
berdasarkan teori belajar kooperatif kontruktivitis. Hal ini
terlihat pada salah satu teori Vigotsky yaitu pada hakikat
sosiokultural dari pembelajaranVigotsky yakni bahwa fase mental
yang lebih tinggi pada umumnya muncul padapercakapan atau kerja
sama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih
tinggiterserap dalam individu tersebut. Implikasi dari teori
Vigotsky dikendakinya susunan kelasberbentuk kooperatif. Dalam
membangun sendiri pengetahuannya, siswa dapat
-
16
memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam
dengan guru sebagaifasilitator. Kegiatan itu dapat berupa diskusi
kelompok kecil, diskusi kelas, mengerjakantugas kelompok, tugas
mengerjakan ke depan kelas 2-3 orang dalam waktu sama danuntuk soal
yang sama (sebagai bahan pembicaraan/diskusi kelas), tugas menulis
(karyatulis, karangan), tugas bersama membuat laporan kegiatan
pengamatan atau kajianmatematika, dan tugas menyampaikan penjelasan
atau mengkomunikasikan pendapatatau presentasi tentang sesuatu yang
terkait dengan matematika. Dengan kegiatan yangberagam, siswa akan
membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi,tanya
jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan
presentasi.
2.1.3.3 Komponen Utama STADShlomo Sharan (2012: 9) menjelaskan
bahwa STAD terbentuk atas lima komponen
utama yaitu: presentasi kelas, kelompok, kuis, skor kemajuan
individual, dan penghargaankelompok.1. Presentasi kelas.
Materi dalam STAD pada awalnya diperkenalkan dalam presentasi
kelas.Seringkali ini adalah diskusi pelajaran yang dipimpin oleh
guru, tetapi bisa jugamemasukkan presentasi audiovisual. Presentasi
dalam STAD berbeda denganpengajaran biasa karena mereka harus
benar-benar fokus pada satuan STAD.Dengan cara ini, siswa menyadari
bahwa selama presentasi kelas berlangsungmereka harus memperhatikan
dengan seksama, karena dengan begitu akanmembantu mereka menjalani
kuis dengan baik, dan nilai-nilai kuis itu menentukannilai kelompok
mereka.
2. KelompokKelompok terbentuk dari empat atau lima siswa yang
mewakili kemampuan,
jenis kelamin, dan ras siswa di kelas itu. Fungsi utama dari
kelompok adalahmenyiapkan para anggotanya untuk menjalani kuis
dengan baik. Setelah gurumenyajikan materi, kelompok berkumpul
untuk mempelajari lembar tugas dan materi-materi lainnya. Yang
sering terjadi, pelajaran berjalan dengan siswa
mendiskusikanmasalah bersama-sama, bertukar jawaban, dan mengoreksi
kekeliruan apa saja yangmungkin dibuat teman.
-
17
Kelompok merupakan yang paling penting dalam STAD. Pada setiap
nilai, yangditekankan adalah apa yang dilakukan anggota kelompok
untuk kelompok mereka,dan apa yang dilakukan kelompok untuk
membantu anggotanya. Kelompokmenyediakan dukungan sesama teman
untuk memperoleh kemajuan akademik yangpenting sebagai pengaruh
pembelajaran, tetapi kelompok juga menyediakan salingperhatian dan
penghargaan yang penting bagi hubungan antarkelompok,penghargaan
diri, dan penerimaan siswa-siswa yang terpinggirkan.
3. Kuis.Setelah satu sampai dua kali presentasi guru dan satu
sampai dua kali praktik
kelompok, para siswa mengerjakan kuis perseorangan. Siswa-siwa
tidak diijinkansaling membantu selama kuis berlangsung. Hal ini
untuk memastikan bahwa setiapsiswa secara perseorangan bertanggung
jawab atas pengetahuan yang merekaperoleh.
4. Skor Kemajuan Individual.Gagasan di belakang skor kemajuan
perseorangan adalah menanamkan tujuan
prestasi yang bisa diperoleh kepada siswa, jika dia bekerja
lebih keras dan berbuatlebih baik dibandingkan sebelumnya. Setiap
siswa dapat menyumbang nilai maksimaluntuk kelompok mereka dalam
sistem penilaian ini, tetapi tidak ada siswa yang bisamelakukan itu
tanpa menunjukkan kemajuan yang lebih baik daripada yangsebelumnya.
Tiap-tiap siswa diberikan nilai dasar yang diambil dari rata-rata
prestasisiswa pada kuis yang sama. Kemudian, siswa memperoleh nilai
untuk kelompokmereka berdasarkan pada seberapa banyak nilai kuis
mereka melebihi nilai yangsebelumnya.
5. Penghargaan KelompokKelompok bisa saja memperoleh sertifikat
atau penghargaan lain jika nilai rata-
rata mereka melampaui kriteria tertentu. Skor kelompok siswa
bisa juga digunakanuntuk menentukan sampai lima nilai tambahan
perolehan nilai mereka. Sertifikatuntuk kelompok yang mencapai
standar prestasi tinggi, pengakuan laporan berkala,pemasangan pada
papan buletin, pengakuan khusus, hadiah kecil-kecilan,
ataupenghargaan lain menegaskan gagasan bahwa bekerja baik secara
kelompok adalahpenting.
-
18
2.1.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Model STADNovi Damayanti (2013:
7) menyebutkan ada beberapa keunggulan dan kelemahan
model STAD. Keunggulan Model STAD yaitu: (1) Siswa bekerja sama
dalam mencapaitujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
(2) Siswa aktif membantu danmemotivasi semangat untuk berhasil
bersama. (3) Aktif berperan sebagai tutor sebayauntuk lebih
meningkatkan keberhasilan kelompok. (4) Interaksi antar siswa
seiring denganpeningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. (5)
Meningkatkan kecakapanindividu (6) Meningkatkan kecakapan kelompok.
(7) Meningkatkan komitmen. (8)Menghilangkan prasangka buruk
terhadap teman sebaya. (9) Ada interaksi langsung antarsiswa dengan
siswa dan siswa dengan guru. (10) Siswa dilatih untuk
mengembangkanketerampilan sosial. (11) Mendorong siswa untuk
menghargai pendapat orang lain. (12)Dapat meningkatkan kemampuan
akademik siswa. (13) Melatih siswa untuk berani bicaradi depan
kelas dalam model diskusi tertentu.
Sedangkan kelemahan model STAD yaitu: (1) Membutuhkan kemampuan
khususguru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran
kooperatif. (2) Menuntutsifat tertentu dari siswa, misalnya sifat
suka bekerja sama. (3) Siswa berprestasi tinggiakan mengarah pada
kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
(4)Memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran.(5) Siswa tidak dapat menggunakan waktu
latihan tim secara efektif.
Untuk menerapkan model STAD tersebut, peneliti berusaha
meminimalisirkelemahan–kelemahan model STAD sehingga dengan
penerapan model STAD akandapat meningkatkan hasil belajar
matematika.
2.1.3.5 Langkah-langkah Pembelajaran Model STADMenurut Rusman
(2010: 215) langkah-langkah pembelajaran Model STAD yaitu:
1. Penyampaian tujuan dan motivasiMenyampaikan tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotivasi siswa untuk belajar.2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap
kelompoknya terdiridari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasiakademik,
gender/jenis kelamin, ras, atau etnik.
-
19
3. Presentasi dari guruGuru menyampaikan materi pelajaran dengan
terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut
serta pentingnya pokokbahasan tersebut dipelajari. Guru memberi
motivasi siswa agar dapat belajar denganaktif dan kreatif. Di dalam
proses pembelajaran guru dibantu oleh media,demonstrasi, pertanyaan
atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan
dikuasaisiswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta
cara-cara mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)Siswa belajar dalam
kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga
semua anggotamenguasai dan masing-masing memberikan kontribusi.
Selama tim bekerja, gurumelakukan pengamatan, memberikan bimbingan,
dorongan, dan bantuan biladiperlukan.
5. Kuis (evaluasi)Guru mengevaluasi hasil belajar melalui
pemberian kuis tentang materi yang
dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi
hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara
individual dan tidak dibenarkanbekerja sama. Ini dilakukan untuk
menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri
sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
6. Penghargaan prestasi timSetelah pelaksanaan kuis, guru
memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan
atas keberhasilankelompok dapat dilakukan oleh guru dengan
melakukan tahapan-tahapan sebagaiberikut:a. Menghitung skor
individu
Menurut Slavin (dalam Rusman 2010: 216), untuk menghitung
perkembanganskor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut:
-
20
Tabel 3Penghitungan Perkembangan Skor Individu
Nilai Tes SkorPerkembanganLebih dari 10 poin dibawah skor dasar
0 poin
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
Skor 0 sampai 10 poin diatas skor dasar 20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skordasar)
30 poin
b. Menghitung skor kelompokSkor kelompok dihitung dengan membuat
rata-rata skor perkembangan
anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor
perkembanganindividu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota
kelompok tersebut.Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan
kelompok, diperoleh skor kelompoksebagaimana dalam Tabel 4
berikut:
Tabel 4Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok
No. Rata-rata Skor Penghargaan
1. 0 ≤ N ≤ 5 -
2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang Baik (Good Team)
3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang Baik Sekali (Great Team)
4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang Istimewa (Super Team)
c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompokSetelah
masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, gurumemberikan
hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuaidengan
prestasinya.
-
21
Menurut Agustina Sri Purnami (2012: 126) Langkah-langkah dalam
pembelajaranmodel STAD adalah sebagai berikut:1. Guru menyampaikan
materi pembelajaran kepada siswa secara klasikal.2. Guru membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok, yang setiap kelompok
anggotanya 4 – 5 siswa yang bervariasi atau heterogen3. Diskusi
kelompok untuk penguatan atau mendalami materi, dan siswa dalam
kelompok saling membantu.4. Guru memberikan tes secara individu,
dan setiap siswa tidak boleh saling membantu.5. Guru memberi
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan
individual dari skor dasar ke skor kuis.Sedangkan menurut
Sutrisni Andayani (2007: 4) Langkah- langkah pembelajaran
model STAD yaitu:1. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam
kelompok.
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan
lembarjawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelompok
kooperatif. Kemudianmenetapkan siswa dalam kelompok heterogen
dengan jumlah maksimal 4-6 orang,aturan heterogenitas dapat
berdasarkan pada:a. Kemampuan akademik (pandai, sedang, dan
rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu
diingatpembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok
terdiri dari siswadengan siswa dengan tingkat prestasi
seimbang.
b Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat
(pendiam danaktif), dll.
2. Penyajian materi pelajaran, ditekankan pada ha-hal berikut :a
Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok danmenginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa
ingin tahu siswatentang konsep-konsep yang akan mereka
pelajari.
b. PengembanganDilakukan pengembangan materi yang sesuai dengan
yang akan dipelajari siswadalam kelompok. Di sini siswa belajar
untuk memahami makna bukan hafalan.
-
22
Pertanyaan-pertanyaan diberikan penjelasan tentang benar atau
salah. Jikasiswa telah memahami konsep maka dapat beralih ke konsep
lain.
c. Praktek terkendaliPraktek terkendali dilakukan dalam
menyajikan materi dengan cara menyuruhsiswa mengerjakan soal,
memanggil siswa secara acak untuk menjawab ataumenyelesaikan
masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugasjangan
menyita waktu lama.
3. Kegiatan KelompokGuru membagikan LKS kepada setiap kelompok
sebagai bahan yang akan dipelajarisiswa. Isi dari LKS selain materi
pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif.Guru memberi
bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep danmenjawab
pertanyaan.
4. EvaluasiDilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telahsiswa pelajari selama bekerja dalam
kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilaiperkembangan
individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan KelompokDari hasil nilai perkembangan, maka
penghargaan pada prestasi kelompok diberikandalam tingkatan
penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6. Penghitungan Skor Awal dan Perubahan KelompokSatu periode
penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor
evaluasisebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan
perubahan kelompok agarsiswa dapat bekerja dengan teman yang
lain.
Langkah-langkah pembelajaran model STAD yang digunakan dalam
penelitian iniyaitu dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran
yang merupakan perpaduandari pendapat Rusman, Agustina Sri Purnami,
dan Sutrisni Andayani. Langkah-langkahpembelajaran model STAD yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:1. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar2. Guru
menyampaikan materi pelajaran.3. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa yang heterogen dalam kemapuan akademik dan jenis
kelamin.
-
23
4. Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk dengan
berpedoman pada LKS.5. Guru memberikan kuis atau evaluasi secara
individual.6. Guru memberikan penghargaan atas prestasi kelompok
dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:a. Menghitung skor individub. Menghitung skor
kelompokc. Pemberian penghargaan dan pengakuan skor kelompok
2.1.3 Langkah-langkah Penerapan Model STAD dalam Pembelajaran
MatematikaPelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, danpenutup.1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran.b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.c. Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.d.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2. Kegiatan IntiPelaksanaan kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapaikompetensi dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikanruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat,minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti meliputia. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
“alamtakambang” jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
-
24
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dansumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didikdengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau
lapangan.b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;2) memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;3)
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;4) memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;5) memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;7)
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun
kelompok;8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;9) memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
-
25
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didikmelalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalamanbelajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermaknadalam mencapai kompetensi dasar:
5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaanpeserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yangbaku dan benar;
6) membantu menyelesaikan masalah;7) memberi acuan agar peserta
didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh;9) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum
berpartisipasi aktif.3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:a. Bersama-sama peserta didik atau sendiri membuat
rangkuman atau kesimpulan
pelajaranb. Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.c. Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran.d. Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
pengayaan, layanan konseling atau memberi tugas, baik
indivividual maupunkelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.Berdasarkan uraian tentang pelaksanaan pembelajaran
tersebut, maka penerapan
model STAD dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
-
26
Tabel 5Penerapan Model STAD dalam Pembelajaran Matematika
Aspek Indikator Item
Pendahuluan 1. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan
fisikuntuk mengikuti proses pembelajaran.
2. Melakukan apersepsi untuk mengaitkanpengetahuan sebelumnya
dengan materi yangakan dipelajari.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akandicapai
4. Menyampaikan rencana kegiatan yang akandilaksanakan
menggunakan model STAD besertalangkah-langkahnya.
5. Memotivasi siswa untuk aktif mengikutipembelajaran yang akan
dilakukan.
Kegiatan inti
Eksplorasi 1. Guru memberikan contoh masalah dalamkehidupan
sehari-hari yang berkaitan denganmateri yang akan dipelajari
2. Guru menyampaikan materi secara garis besarmenggunakan alat
peraga.
3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentangmateri yang
sedang dijelaskan.
4. Guru memanggil siswa secara acak untukmengerjakan beberapa
contoh soal di papan tulis
5. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok denganberanggotakan 4-5
siswa yang heterogen padakemampuan akademik dan jenis
kelaminnya.
6. Guru meminta siswa untuk memberi nama danmenyusun struktur
organisasi kelompok
-
27
Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk melakukan kerjakelompok
menyelesaikan soal-soal yang terdapatdalam LKS.
2. Guru meminta siswa saling mencocokkan jawabansecara
berpasangan dan saling menjelaskanjawaban.
3. Guru meminta siswa untuk bekerja sama, salingmembantu teman
satu kelompok yang masihkesulitan dalam menyelesaikan soal pada LKS
ataukesulitan dalam memahami materi.
4. Guru memberikan dorongan, bimbingan, danbantuan kepada siswa
atau kelompok yangmengalami kesulitan
5. Guru meminta siswa menuliskan hasil kerjakelompok pada lembar
jawab yang telahdisediakan.
6. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasilkerja
kelompok.
7. Guru meminta siswa untuk mengerjakan kuisindividual
Konfirmasi 1. Guru bersama siswa mengoreksi dan
membahaspenyelesaian kuis individual serta memberi nilaipada lembar
kuis individual.
2. Guru meminta siswa menghitung skor kemajuanindividu dan
kelompok
3. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilankelompok
berdasarkan perolehan skor kemajuankelompok.
4. Guru meminta kelompok yang berprestasi untukmemajang
sertifikatnya di papan pajangan
-
28
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materipembelajaran
yang telah dilakukan.
2. Guru menyampaikan rencana pembelajaran padapertemuan
berikutnya.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang RelevanAda beberapa penelitian
yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang telah
menerapkan model STAD untuk memecahkan masalah pembelajaran
matematika diSekolah Dasar. Penelitian tersebut antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Neli Nurhayati. Judul
penelitiannya yaitu PenerapanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbasis Realistik untuk Meningkatkan HasilBelajar Matematika
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kebaturan Bawang Batan.
Hasilpenelitian pada siklus I menunjukkan rata-rata skor aktivitas
siswa 2,5 dengan kriteria baik,siklus II meningkat menjadi 3,1
dengan kriteria sangat baik. Selain aktivitas siswa, aktivitasguru
juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata yang diperoleh
2,7 dengankriteria baik, siklus II meningkat menjadi 3,1 dengan
kriteria sangat baik. Hasil belajarmatematika pada tes awal sebelum
siklus diperoleh rata-rata 50 dengan ketuntasanbelajar yang
diperoleh 40%, pada siklus I rata-rata yang diperoleh 55 dengan
ketuntasanbelajar klasikal 50%. Pada siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar dengan nilai rata-ratapada 68 dengan ketuntasan
belajar klasikal 70%. Pada siklus III hasil belajar jugameningkat
dengan nilai rata-rata 79 dengan ketuntasan belajar klasikal 87%.
Ini berartidiakhir siklus III sudah menunjukkan ketuntasan belajar
klasikal sesuai dengan indikatorkeberhasilan penelitian. Dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif TipeSTAD Berbasis
Realistik dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru serta hasil
belajarsiswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Wijayanto. Judul
penelitiannya yaitu PenerapanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan HasilBelajar Materi Bangun
Datar Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri TanggungsariKetanggungan
Brebes. Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh nilai
rata-rata siswapada siklus I sebesar 64,44 kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 76,66.Peningkatan hasil belajar ini diikuti
dengan peningkatan keaktifan siswa. Data hasil
-
29
aktivitas siswa siklus I 62,96% kemudian naik pada siklus II
menjadi 75,92% Siswamenjadi semakin aktif dalam pembelajaran serta
aktif dalam kegiatan kelompok. Begitujuga dengan performansi guru,
performansi guru pada siklus I mendapat nilai 69,38 padasiklus II
naik menjadi 80. Dari hasil penelitian tersebut, simpulan yang
dapat diambil adalahPenerapan model kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDNTanggungsari, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dan dapat meningkatkanperformansi
guru dalam pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Mey Syaroh Lies Wurtanti yang
berjudulPeningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menerapkan
Model STAD (Student TeamsAchievement Division) dengan Media
Manikmanik Pada Siswa Kelas II SDN Sumur 03Semester I/2011-2012.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa prosentase hasil
belajardalam pembelajaran meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat
dari hasil evaluasi rata-ratakelas 58,5 pada pra siklus menjadi
70,5 pada siklus I dan 83 pada siklus II. Ketuntasanbelajar
klasikal dari 35% pada pra siklus menjadi 80% pada siklus I dan 90%
pada siklus II.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran STAD (StudentTeams Achievement Division) di SDN
Sumur 03 kelas II dapat ditingkatkan. Hasilpenelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
STAD(Student Teams Achievement Division) dengan media manik-manik
dapat meningkatkanhasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika tentang penjumlahan bilangan sampai500 di SD Sumur 03
kelas II semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
penerapan modelSTAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.3 Kerangka PikirPembelajaran matematika adalah proses
pemberian pengalaman belajar kepada
siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperolehkompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Guru
sebagai komponen yangmemiliki peran sangat penting dalam proses
belajar mengajar diharapkan dapatmempermudah siswa untuk memperoleh
kompetensi matematika yang nantinya dapatditerapkan dalam
memecahkan masalah sehari-hari.
-
30
Berdasarkan latar belakang masalah pada pembelajaran matematika
di Kelas 5 SDNegeri 2 Kritig belum melaksanakan proses pembelajaran
yang inovatif sehinggamenyebabkan siswa tidak tertarik atau
termotivasi, dan merasa bosan dalampembelajaran. Pembelajaran
tersebut cenderung terkesan teacher centered. Hal inimengakibatkan
hasil belajar matematika siswa rendah. Oleh karena itu, peneliti
inginmemperbaiki hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan
model pembelajaranyang lebih inovatif dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini,peneliti menekankan pada
penggunaan model pembelajaran yang lebih efektif,
menarik,menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran yaitu denganmenerapkan model STAD.
Melalui penerapan model STAD siswa akan belajar dalam kelompok
yang memilikikemampuan akademik yang heterogen, sehingga siswa yang
memiliki kemampuanakademik tinggi akan membantu siswa yang memiliki
kemampuan akademik sedang ataurendah dalam memahami materi
pelajaran. STAD merupakan salah model pembelajaranyang melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkanperan siswa sebagai tutor sebaya. Aktivitas belajar yang
dirancang dalam pembelajaranSTAD memungkinkan siswa dapat belajar
lebih santai tetapi materi pelajaran yangdikuasai siswa lebih
intensif, selain itu dapat menumbuhkan tanggung jawab,
kerjasama,persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
Adanya pemberian penghargaan bagi kelompok-kelompok yang
berprestasi akanmemotivasi siswa untuk lebih semangat dan antusias
dalam belajar. Penghargaankelompok diberikan berdasarkan perolehan
skor kemajuan kelompok. Semantara itu, skorkemajuan kelompok
diperoleh berdasarkan rata-rata skor kemajuan individual
setiapanggota kelompok dari skor dasar ke skor kuis individual.
Apabila siswa menginginkanagar kelompoknya memperoleh penghargaan,
mereka akan lebih giat dalam bekerjadengan kelompoknya, karena
satu-satunya cara bagi kelompok untuk berhasil adalahdengan membuat
semua anggota kelompok menguasai kemampuan atau materi
yangdiajarkan guru. Sehingga siswa yang berkemampuan akademik
tinggi akan mengajariatau membantu teman-temannya dalam memahami
materi. Mereka akan menggunakankesempatan kerja kelompok dengan
sebaik-baiknya agar berhasil dalam melaksanakan
-
31
kuis individual dan dapat memperoleh skor kemajuan kelompok yang
tinggi sehinggadapat memperoleh penghargaan.
Dengan penerapan model STAD diharapkan pembelajaran matematika
menjadipembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Materi yang
dipelajari mudah dipahamidan dikuasai oleh siswa yang pada akhirnya
terjadi peningkatan hasil belajar matematikasiswa Kelas 5 SD Negeri
2 Kritig Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
2.4 Hipotesis tindakanBerdasarkan kajian teori, kerangka pikir,
dan penelitian yang relevan, hipotesis
dalam penelitian ini yaitu:1) Penerapan model STAD diduga dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa
Kelas 5 SD Negeri 2 Kritig Semester 2 tahun pelajaran
2012/2013.2) Dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai
sintaks model STAD
diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas 5
SD Negeri 2 KritigSemester 2 tahun pelajaran 2012/2013.