7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. IPS 2.1.1.1 Hakikat IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/ MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai (KTSP Standar Isi 2006). Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Sedangkan IPS menurut Zuraik dalam Susanto (2013: 137) adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar- benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai- nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan untuk media pelatihan siswa sebagai warga negara sedini mungkin.Tidak jauh berbeda menurut Banks dalam Susanto (2013: 141) mengatakan bahwa pendidikan IPS atau yang dia sebut social studies, merupakan bagian dari kurikulum yang di sekolah yang bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai- nilai dalam rangka berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, bahkan dunia. Banks
23
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. IPS 2.1.1.1 Hakikat IPS · 2017. 4. 19. · nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. IPS
2.1.1.1 Hakikat IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/ MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis
dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai (KTSP Standar
Isi 2006). Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran IPS
disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu
yang berkaitan.
Sedangkan IPS menurut Zuraik dalam Susanto (2013: 137) adalah
harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para
anggotanya benar- benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional
dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-
nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan
keterampilan untuk media pelatihan siswa sebagai warga negara sedini
mungkin.Tidak jauh berbeda menurut Banks dalam Susanto (2013: 141)
mengatakan bahwa pendidikan IPS atau yang dia sebut social studies,
merupakan bagian dari kurikulum yang di sekolah yang bertujuan untuk
membantu mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai- nilai dalam rangka
berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, bahkan dunia. Banks
8
menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di sekolah-
sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi, terutama di
sekolah dasar dan menengah.
Definisi yang hampir sama dikemukakann oleh Jarolimek dalam
Susanto (2013: 141) yang menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan
IPS berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-
nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok
masyarakat di mana ia tinggal.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan
dasar dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau
pada geografi dan sejarah terutama gejala dan masalah sosial kehidupan
sehari- hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik di SD. Menurut
Permendiknas No. 22 Tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran IPS di
SD meliputi aspek sebagai berikut:
1. Manusia, tempat, dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Dari uraian pembelajaran IPS di atas peneliti mendeskripsikan
bahwa IPS di sekolah dasar yang meliputi materi sejarah, geografi,
sosiologi, dan ekonomi tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan
semata, tetapi juga pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap yang
yang berguna dalam kehidupan sehari- hari untuk menjadi warga negara
yang baik.
2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah dasar
Menurut Mutakhin dalam Susanto (2013: 145) merumuskan tujuan
pembelajaran IPS, sebagai berkut:
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai- nilai sejarah dan
kebudaayan masyarakat.
9
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu- ilmu social yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah- masalah sosial.
3. Mampu mmenggunakan model- model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu- isu dan masalah- masalah social, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggungjawab membangun masyarakat.
Pendapat yang hamper sama dikemukakan oleh Nur Hadi dalam
Susanto (2013: 146) ada 4 tujuan pendidikan IPS yaitu knowledge, skill,
attitude, dan value. Pertama, knowledge, yaitu membantu para siswa
sendiri untuk mengenal diri mereka sendiri dan lingkungannya, dan
mencakup geografi, sejarah, politik, ekonomi, dan sosiologi psikologi.
Kedua, skill yaitu mencakup keterampilan berpikir (thinking skills).
Ketiga, attitudes, yang terdiri atas tingkah laku berpikir (intellectual
behavior) dan tingkah laku sosial (social behavior). Keempat, value, yaitu
nilai yang terkandung di dalam masyarakat yang diperoleh dari lingkungan
masyarakat maupun lembaga pemerintahan, termasuk di dalamnya nilai
ekonomi, pergaulan antar bangsa, dan ketaatan kepada pemerintah dan
hukum.
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran IPS
di tingkat SD / MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
10
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, inkuiri,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal,
nasional dan global.
Kemampuan peserta didik yang memiliki kestandaran yang
dinamakan standar kompetensi (SK) yang kemudian dirincikan ke dalam
kompetensi dasar (KD). Pembelajaran IPS untuk kelas V Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah (BNSP: 2008) sebagai berikut:
Tabel 2
SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas V Semester 1 dan 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai berbagai
peninggalan dan tokoh
sejarah yang berskala
nasional pada masa
Hindu Budha, dan Islam,
keragaman kenampakan
alam, dan suku bangsa
serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
1.1 Mengenal makna peninggalan sejarah
yang berskala nasional dari masa Hindu,
Budha, dan Islam Indonesia.
1.2 Menceritakan tokoh- tokoh sejarah pada
masa Hindu, Budha, dan Islam Indonesia.
1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam
dan buatan serta pembagian wilayah
waktu di Indonesia.
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia
1.5 Mengenal jenis- jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia
2. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia.
2.1 Mendiskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada penjajah Belanda dan
Jepang.
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam memproklamasikan
11
kemerdekaan Indonesia.
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan.
Adapun SK dan KD yang berkaitan dengan penelitian ini adalah SK
ke 2 yaitu menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesiadan KD ke
2.1 Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah
Belanda dan Jepang.
Pada intinya tujuan pendidikan IPS adalah untuk membentuk dan
mengembangkan pribadi warga negara yang baik (good citizenship).
Adapun karakeristik warga negara yang baik, seperti yang dikemukakan
Barth & Shermis dalam Susanto (2013: 146), sebagai berikut:
1. Memiliki sikap pratiotisme, yaitu cinta tanah air, bangsa dan
negara.
2. Mempunyai penghargaan dan pengertian terhadap nilai- nilai,
pranata, dan praktik kehidupan kemasyarakatan.
3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggung jawab sebagai warga
negara.
4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nilai- nilai
budaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya.
5. Mempunyai motivasi untuk turut serta secara aktif dalam
pelaksanaan kehidupan demokratis.
6. Memiliki kesadaran (tanggap akan) masalah- masalah sosial.
7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai
seorang warga negara.
8. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap sistem ekonomi
yang berlaku.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
tujuan dari pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah untuk
memiliki penhetahuan dan keterampilan dasar untuk berinteraksi
antar individu dengan lingkungannya di masyarakat agar menjadi
warga negara yang baik.
12
2.1.2. Belajar
2.1.2.1.Hakikat Belajar
Ada pepatah mengatakan “tiada hari tanpa belajar”, yang
maksudnya adalah setiap hari kita belajar baik tentang mempelajari suatu
hal secara langsung maupun tidak secara langsung. namun, sebenarnya
apakah yang dimaksud dengan belajar? Berikut beberapa definisi belajar
menurut pakar pendidikan (Suprijono: 2013):
1. Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas.
2. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3. Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.
(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
4. Harold Spears
Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,
to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca,
meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).
5. Geoch
Learning is change in performance as aresult of practice. (Belajar
adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
6. Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a
result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang
bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).
7. Reber
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa pakar pendidikan di atas,
menurut peneliti, hakikat belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku yang terjadi karena ada interaksi antara individu yang satu
dengan yang lainnya melalaui pengalaman atau pengetahuan yang
telah didapatkan.
2.1.2.2 Hasil Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh siapapun
hendaknya kita mengetahui bagaimana hasilnya, apakah hasilnya sudah
baik atau belum.
13
Menurut Bloom dalam Suprijono (2013: 6) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah