Top Banner
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA Menurut Leo Sutrisno, dkk (2008:1-19) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan ilmu yang bersifar empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. 6
25

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

Mar 06, 2019

Download

Documents

vanlien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 IPA

Menurut Leo Sutrisno, dkk (2008:1-19) IPA merupakan usaha

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

(correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan

dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan

kesimpulan yang betul (truth).

Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan

pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan

untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga

merupakan ilmu yang bersifar empirik dan membahas tentang fakta serta

gejala alam.

6

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

7

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa alam di kehidupan sehari-hari menggunakan beberapa

metode yang dipelajari secara langsung dan memperoleh konsep

pengetahuan dari peristiwa yang konkrit.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA

Berdasarkan Permendiknas No.22 tahun 2006 Mata Pelajaran IPA

SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Berdasarkan Permendiknas No.22 tahun 2006 Mata Pelajaran IPA

SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagi berikut :

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

8

b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan

gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

2.1.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di

SD/MI merupakan standar minimum yang secara rasional harus dicapai

oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di

setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada

pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja

ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Dalam

penelitian ini SK dan KD IPA kelas 4 semester 2 tahun pelajaran

2015/2016 yang disajikan dalam tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 : SK dan KD IPA Kelas 4 Sekolah Dasar Semester 2 Tahun

Pelajaran 2015/2016

Standar Kompetensi

(SK) Kompetensi Dasar (KD)

7. Memahami gaya

dapat mengubah

gerak dan/atau bentuk

suatu benda

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda.

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu benda.

8. Memahami berbagai

bentuk energi dan

cara penggunaannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi

yang terdapat di lingkungan sekitar serta

sifat-sifatnya.

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif

dan cara penggunaannya.

8.3 Membuat suatu karya/model untuk

menunjukkan perubahan energi gerak

akibat pengaruh udara, misalnya roket

dari kertas/baling-baling/pesawat

kertas/parasut.

8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi

melalui penggunaan alat musik.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

9

9. Memahami

perubahan

kenampakan

permukaan bumi dan

benda langit.

9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan

bumi.

9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan

kenampakan bumi dari hari ke hari.

10. Memahami

perubahan lingkungan

fisik dan pengaruhnya

terhadap daratan

10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab

perubahan lingkungan fisik (angin,

hujan, cahaya matahari, dan gelombang

air laut).

10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan

lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,

abrasi, banjir, dan longsor).

10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan

kerusakan lingkungan (erosi, abrasi,

banjir, dan longsor).

11. Memahami hubungan

antara sumber daya

alam dengan

lingkungan,

teknologi, dan

masyarakat

11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber

daya alam dengan lingkungan.

11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber

daya alam dengan teknologi yang

digunakan.

11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan

alam terhadap pelestarian lingkungan.

Sumber : Permendiknas No.22 Tahun 2006

Penelitian ini menggunakan standar kompetensi memahami

perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dengan

kompetensi dasar mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.

2.1.5 Model Pembelajaran Examples Non Examples

Menurut Afrisanti Lusita (2011:83) Model Examples Non

Examples adalah model mengajar yang menggunakan contoh-contoh.

Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan. Model

Pembelajaran Examples Non Examples atau juga disebut Example and Non

example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar

sebagai media pembelajarannya. Penggunaan media gambar ini disusun

dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi

sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.

Model ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang

digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

10

dengan menekankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa

kelas rendah seperti; kemampuan berbahasa tulisan dan lisan, kemampuan

analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Menurut Beuhl (1996) (dalam Apriani dkk, 2010:20) menjelaskan

bahwa Example Non Examples adalah model pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai contoh. Bertujuan untuk mempersiapkan

siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Examples

dan Non Examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa

untuk mengklarifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.

Example memberikan gambaran akan sesuatu menjadi contoh akan suatu

materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Examples memberikan

gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang

dibahas.

Sementara itu, Roestiyah (2001:73) menjelaskan bahwa Examples

Non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan

gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi

dasar, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk

guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok, bimbingan penyimpulan,

evaluasi, dan refleksi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran Examples Non Examples adalah model

pembelajaran yang dalam proses mengajar guru menggunakan contoh

gambar dari suatu materi yang sedang dibahas (examples) dan bukan

contoh gambar dari suatu yang dari suatu materi yang dibahas (non

examples).

2.1.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Example Non Examples

Menurut Suprijono (2009:125) menyebutkan langkah-langkah

dalam model pembelajaran examples non examples sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

11

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas.

5) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

6) Kesimpulan.

Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples

menurut Suprijono diatas ada 6 langkah pembelajaran, dimana guru

mempersiapkan gambar sampai memberikan kesimpulan.

Langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran

examples non examples menurut Herdian (2009) adalah sebagai berikut:

1) Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan

kompetensi.

2) Sajikan gambar ditempel atau pakai OHP.

3) Dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian.

4) Diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi.

5) Presentasi hasil kelompok.

6) Bimbingan penyimpulan.

7) Evaluasi dan,

8) Refleksi.

Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples

menurut Herdian diatas ada 8 langkah pembelajaran, dimana guru

mempersiapkan gambar sampai memberikan refleksi kepada siswa.

Langkah-langkah yang digunakan sedikit berbeda dengan langkah-langkah

yang dikemukakan oleh Suprijono.

Menurut Afrisanti Lusita (2011:83) langkah-langkah model

pembelajaran examples non examples yang dilakukan adalah :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

12

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

Memperhatikan dan menganalisis gambar.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas.

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6) Mulai dari komentar dan hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan.

Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples

menurut Afrisanti Lusita diatas ada 7 langkah pembelajaran, dimana guru

mempersiapkan gambar sampai memberikan kesimpulan. Berbeda dengan

langkah-langkah dari Suprijono, yaitu siswa membacakan hasil diskusinya.

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran examples non

examples dari beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-

langkah model pembelajaran examples non examples yaitu :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

4) Siswa dibagi menjadi kelompok 2-3 orang.

5) Setiap kelompok berdiskusi tentang gambar yang di tempel di papan

atau ditayangkan melalui OHP.

6) Hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

7) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

8) Komentar/hasil diskusi siswa.

9) Guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

10) Evaluasi.

11) Refleksi.

12) Kesimpulan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

13

2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non

Examples

a. Kelebihan

Menurut Buehl (dalam Apriani dkk, 2010:219) mengemukakan

kelebihan model examples non examples antara lain :

1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan

untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam

dan lebih kompleks.

2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang

mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif

melalui pengalaman dari examples dan non examples

3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi

karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian

non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian

yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan

pada bagian examples.

Mahrim (2010:16) mengemukakan bahwa model examples non

examples memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

1) Mendorong siswa agar mampu menumbuhkan motivasi diri untuk

dapat membangun pengetahuan yang sudah berada dalam diri

mereka sendiri.

2) Membangun kerjasama antar sesama siswa sehingga mereka dapat

saling mengemukakan dan meluruskan kompetensi pembelajaran.

3) Dengan contoh-contoh dan media gambar akan dapat menimbulkan

daya tarik, mempermudah pemahaman yang bersifat abstrak

sehingga dapat mempercepat peserta didik membentuk pemahaman

diri terhadap suatu konsep.

Menurut Beuhl (Depdiknas, 2007:219) kelebihan dari model

examples non examples antara lain :

1) Siswa dari satu definisi digunakan untuk memperluas pemahaman

konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

14

2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang

mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif

melalui pengalaman dari examples dan non examples.

3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi

karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian

non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian

yang telah dipaparkan pada bagian examples.

b. Kelemahan

Hary Kurniadi (2010:1) kelemaham model examples non

examples antara lain :

1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2) Memakan waktu yang lama.

Kelemahan model pembelajaran examples non examples

menurut Afrisanti Lusita (2011:83) adalah :

1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2) Memakan waktu yang lama.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran

Examples Non Examples diatas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan

model pembelajaran Examples Non Examples yaitu siswa lebih kritis

dalam menganalisa gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa

contoh gambar, dan siswa diberi kesempatan untuk menggunakan

pendapatnya. Sedangkan kelemahan model pembelajaran Examples Non

Examplse yaitu tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

dan proses pembelajaran akan memakan waktu yang lama.

2.1.8 Model Pembelajaran Konvensional

Ujang Sukandi (Kholik, 2011) mendefinisikan bahwa

pembelajaran konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak

mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah

siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

15

pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini

terlihat bahwa pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah

pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pentransfer”

ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.

Menurut Depdiknas (2001:592) konvesional mempunyai arti

berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum (seperti adat, kebiasaan,

kelaziman); tradisional. Dalam kaitannya dengan peningkatan kulaitas

pendidikan, Zamroni, dalam Nursisto (2001:xxv) pendekatan konvensional

adalah upaya peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu secara kaku

pada paradigma input-proses-output.

Gilstrap dan Martin (dalam Abdul Azis Wahab, 2009: 88) “Model

konvensional (ceramah) yang dalam istilah asing disebut „lecture‟ berasal

dari kata Latin: lego (legere, lectus) yang berarti membaca. Kemudian

lego diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru

menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendektekan

pelajaran dengan penggunaan buku kemudian menjadi “lecture method”

atau metode ceramah”.

Berdasarkan definisi beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa model konvensional sering juga disebut metode ceramah, yaitu

merupakan cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan

penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa dan pembelajaran dimulai

dari penyajian informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal, latihan soal-

soal sampai pada akhirnya guru merasakan apa yang diajarkan telah

dimengerti oleh siswa.

2.1.9 Langkah-langkah Model Pembelajaran Konvensional

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model

konvensional adalah sebagai berikut (FTK, 2011:26) :

1) Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dan memberikan motivasi

kepada siswa tentang materi yang diajarkan.

2) Guru memberikan motivasi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

16

3) Guru menerangkan bahan ajar secara verbal.

4) Guru memberikan contoh-contoh.

5) Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab

pertanyaan.

6) Guru memberikan tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan

contoh soal yang telah diberikan.

7) Guru mengkonfirmasi tugas yang telah dikerjakan oleh siswa.

8) Guru menuntun siswa untuk menyimpulkan inti pelajaran.

2.1.10 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Konvensional

a. Kelebihan

Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar

mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun

kelebihan menurut (Setyawan Heru : 2011) dari ceramah adalah

sebagai berikut :

1) Guru mudah menguasai kelas.

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

6) Lebih ekonomis dalam hal waktu.

7) Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman,

pengetahuan dan kearifan.

8) Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas.

9) Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh

perhatian.

10) Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan

meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.

11) Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber

lain.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

17

Hisyam, Bermawy, Sekar (2008:91) mengemukakan kelebihan

metode ceramah sebagai berikut.

1) Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan.

2) Efisien dari sisi waktu dan biaya.

3) Dapat menyampaikan materi yang banyak.

4) Mendorong guru menguasai materi.

5) Lebih mudah mengkontrol kelas.

6) Siswa tidak pelu persiapan.

7) Siswa dapat langsung menerima ilmu pengetahuan.

Wina Sanjaya (2006:148) mengemukakan kelebihan metode

ceramah sebagai berikut.

1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok nateri yang perlu

ditonjolkan.

4) Melalui ceramah dapat mengontrol keadaan kelas.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat doatur

menjadi lebih sederhana.

b. Kelemahan

Kelemahan model ceramah adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang bertipe visual menjadi rugi, dan hanya siswa yang

bertipe auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.

2) Mudah membuat siswa menjadi jenuh.

3) Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang

menggunakannya.

4) Siswa cendrung menjadi pasif dan guru yang menjadi aktif (teacher

centered).

Hisyam, Bermawy, Sekar (2008:93) mengemukakan kekurangan

metode ceramah sebagai berikut :

1) Membosankan.

2) Siswa tidak aktif.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

18

3) Infomasi hanya satu arah.

4) Menggurui dan melelahkan.

5) Kurang melekat pada ingatan siswa.

6) Kurang terkendali, baik waktu maupun materi.

7) Monoton.

8) Tidak menggembanggkan kreativitas siswa.

9) Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik.

10) Tidak merangsang siswa untuk membaca.

Wina Sanjaya (2006:148) mengemukakan bahwa kelemahan

metode ceramah sebagai berikut.

1) Materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada

yang dikuasai guru.

2) Meramah yang tidak disertai peragaan dapat mengaibatkan

terjadinya verbalisme.

3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,

ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.

4) Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh

siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan model konvensional diatas,

dapat disimpulkan bahwa kelebihan model konvensional guru lebih praktis

dalam menyampaikan materi, materi yang disampaikan lebih luas, dan

efisien waktu serta biaya. Sedangkan kelemahan model konvensional

dalam pembelajaran lebih terpusat pada guru, pembelajaran terlalu

monoton dan membosankan, dan tidak mengembangkan kreativitas siswa.

2.1.11 Hasil Belajar

Menurut A.J Romiszowki dalam (Abdurahman, 2003:38) hasil

belajar merupakan keluaran (output) dari suatu siswa pemrosesan masukan

(input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi

sedangakan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

19

Seperti halnya Romiszowki, Keller dalam (Abdurahman, 1983:391)

memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan

berbagai masukan yang berupa informasi.

Menurut Sudjana dalam (Wardani, 2009:3.20) mengemukakan

bahwa hasil belajar harus diidentifikasi melalui hasil pengukuran

penguasaan materi dan aspel perilaku baik tes maupun non tes.

Penguasaan yang dimiliki siswa tersebut dinyatakan dalam aspek yang

terdiri dari tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psokomotorik.

Selain itu, Hamalik (2011) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah,

yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor yang diperoleh dari hasil

tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari hasil tes atau

evaluasi dalam proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk

angka atau skor.

2.1.12 Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dapat diukur melalui teknik tes dan non tes.

Teknik yang dapat digunakan dalam asesmen pembelajaran untuk

mengukur hasil belajar peserta didik yaitu :

1. Tes

Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai pertanyaan yang

harus dijawab atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes

dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes dan

dalam kaitan dengan pembelajaran aspek tersebut adalah indikator

pencapaian kompetensi (Poerwanti, dkk 2008:4-3). Tes adalah alat ukur

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu

dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan

(Arikunto, 2009:53).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

20

Tes menurut Sudjana (2011:35) seabagi alat penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam

bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil

belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pengajaran, namun demikian dalam batas tertentu tes dapat pula

digunakan untuk mengukur arau menilai hasil belajar bidang afektif dan

psikomotorik.

Jadi dapat disimpulkan pengertian tes adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dengan

menggunakan langkah-langkah dan kriteria-kriteria yang sudah

ditentukan serta memberikan pertanyaan atau pemberian tugas untuk

mengukur tingkat hasil belajar siswa.

2. Non Tes

Teknik non tes sangat penting dalam mengases peserta didik

pada ranah afektif dan pskiomotor, berbeda dengan teknik tes yang

lebih menekankan pada aspek kognitif. Menurut Wardani, dkk

(2012:73-75) ada beberapa macam teknik non tes, beberapa diantaranya

yaitu :

a. Unjuk kerja

Unjuk kerja adalah suatu penilaian/pengukuran yang

dilakukan melalui pengamatan aktivitas peserta didik dalam

melakukan sesuatu yang berupa tingkah laku atau interaksinya.

b. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang berbentuk pemberian

tugas yang mengandung penyelidikan (investigasi) yang harus

selesai tepat waktu. Penyelidikan tersebut dilaksanakan secara

bertahap yakni perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data,

dan penyajian data.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

21

c. Tugas Individu

Tugas individu adalah penilaian berbentuk pemberian tugas

kepada peserta didik yang dilakukan secara individu. Tugas ini

dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk seperti

pembuatan kliping, pembuatan makalah dan yang sejenisnya.

d. Tugas Kelompok

Tugas kelompok sama dengan tugas individu, namun

dikerjakan secara kelompok. Tugas ini diberikan untuk menilai

kompetensi kerja kelompok.

e. Laporan

Laporan adalah penilaian yang berbentuk laporan atau tugas

atau pekerkaan yang diberikan seperti laporan diskusi, laporan

kerja praktik, laporan praktikum dan laporan Pemantapan Praktik

Lapangan (PPL).

f. Responsi atau Uji Praktik

Responsi atau uji praktik adalah suatu penilaian yang

dipakai untuk mata pelajaran yang ada kehiatan praktikumnya

seperti mata kuliah PPL.

g. Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan

perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode

tertentu.

Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran dinamakan dengan alat ukur atau instrument. Ada

instrument butir-butir soal apabila cara pengukurannya menggunkan

tes, apabila pengukurannya menggunkan instrument lembar

pengamatan atau observasi, pengukuran dengan cara/teknik skala sikap

akan menggunakann instrument butir-butir pernyataan.

Untuk dapat mengukur instrument tersebur diperlukan suatu

indikator perilaku yang tercantum dalam kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

22

pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Untuk

merumuskan indikator yang tepat, guru harus memperhatikan materi

yang aka diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan

standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan

jelas. Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang

dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom dan kawan-kawan yang

kemudian direvisi oleh Krathwoll (2001). Revisi Krathwoll terhadap

tingkatan ranah kognitif adalah ingatan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Selain

indikator tersebut dikelompokkan pada tingkatan rendah, sedang, dan

tinggi. Semua hal tersebut terangkum dalam bentuk instrument baik

dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian.

Hasil dari pengukuran tersebut dipergunakan sebagai dasar

penilaian atau evaluasi. Wardani dkk, (2009:2.8) mengartikannya,

bahawa evaluasi itu merupakan proses untuk member makna atau

menetapkan kualitas hasil pengukuran, dengan cara membandingkan

angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria

sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat

ditentukan sebelum proses pengukuran atau ditetapkan setelah

pelaksanaan pengukuran. Kriteria tersebut dapat berupa proses atau

kemampuan minimal yang dipersyaratkan seperti KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal), atau batas keberhasilan, kriteria tersebut juga

dapat pula berupa kemmapuan rata-rata unjuk kerja kelompok, atau

berbagai patokan yang lain.

Kriteria yang berupa batas kriteria minimal yang telah

ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut dengan

Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acuan Kriteria (PAP/PAK),

sedang kriteria yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan

dan didasarkan pada keadaan kelompok dan bersifat relative disebut

dengan Penilaian Acuan Norma/Penilaian Acuan Relatif (PAN/PAR).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

23

Di dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidik menyatakan bahawa

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah criteria ketuntasan belajar

(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir

jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Meirina Dwita Meirina Setowati (2009) dengan

judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Example Non Examples

dalam Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 2 Sukorejo

Pasuruan”. Hasil Penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi

belajar siswa yaitu dengan peningkatan rata-rata presentase motivasi

belajar siswa yaitu dengan peningkatan rata-rata presentase motivasi

belajar dan taraf keberhasilan tindakan dari 63,75% (cukup) pada siklus I

menjadi 82,15% (baik) pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian

disimpulkan bahwa model pembelajaran Example Non Examples dalam

Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar biologi siswa kelas VII-B SMP Negeri 2 Sukorejo. Kelebihan

dalam penelitian ini adalah keberhasilan peneliti menggabungkan dua

model menjadi satu dalam kegiatan pembelajaran yang mampu

meningkatkan hasil belajar siswa yang sangan signifikan, keberhasilan

siswa dalam bekerjasama dengan anggota kelompoknya, dan melatih siswa

berfikir kritis dalam menuangkan pendapatnya. Sedangkan kelemahan

dalam penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar pada siklus II yang

hanya 18,4%, perlunya perhatian dan bimbingan guru saat proses kegiatan

belajar mengajar berlangsung agar suasana kelas lebih kondusif serta

kelemahan dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 siklus saja. Oleh

karena itu, peran guru harus dioptimalkan lagi dalam memperhatikan dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

24

membimbing siswa supaya penelitian ini akan berjalan dengan lancar dan

baik.

Peneliti lain Sofyan Adi Kusuma (2011) dengan judul “Pengaruh

penggunaan model Example Non Example terhadap hasil belajar IPS siswa

kelas III SD N Blotongan 03 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II

tahun pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu 79,75 lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol

yaitu 67,67. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh nilai sig.

0,000 maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar IPS siswa kelas III SD Negeri Blotongan 03

dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Examples

dengan pembelajaran secara konvensional (ceramah). Kelebihan dari

penelitian ini yaitu model yang digunakan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa, walaupun hanya 12,08% saja dan siswa mampu bekerjasama

dengan kelompoknya. Kekurangan dalam penelitia ini adalah peningkatan

hasil belajar hanya 12, 08% saja dan diperlukan waktu yang lama untuk

menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam

penelitian harus mengkondisikan alokasi dengan materi yang akan

diajarkan agar tidak memakan waktu yang lama.

Hasil peneilitan Nopilia (2012) dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Model Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar PKn

Siswa Kelas 5 SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa meningkat, dilihat dari aktivitas

siswa di siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I skor rata-rata yaitu

65,08% dan pada siklus II yaitu 79,89%. Kelebihan dari penelitian ini

adalah penggunaan model berpengaruh pada skor rata-rata hasil belajar

siswa dan siswa mampu bbekerjasama dengan teman sekelompoknya serta

mampu berfikir kritis dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kekurangan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

25

dari penelitian ini adalah perlunya variasi kegiatan pembelajaran yang

dapat menarik perhatian siswa agar tidak bosen. Oleh karena itu, penelitian

ini guru akan melakukan pembelajaran yang dapat menarik perhatian

siswa dan tidak membuat siswa bosan.

Penelitian diatas menunjukkan penggunaan model pembelajaran

example non example mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar siswa secara berkala. Hal itu ditunjukkan dengan adanya perubahan

pada hasil belajar siswa serta tingkat ketuntasan belajar siswa saat guru

menggunakan model pembelajaran example non example. Maka dari itu

peneliti akan melakukan penelitian apakan terdapat pengaruh motivasi

belajar dan hasil belajar perserta didik dengan menggunakan model

example non examples dalam penelitian di kelas 4 SD Negeri Ledok 07

Salatiga mata pelajaran IPA.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

26

Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kelemahan Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama Tahun Variabel Kelebihan Kelemahan

1. Meirina

Dwita

Setowati

2009 Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Model

Example Non Examples

dalam Numbered Head

Together (NHT) untuk

Meningkatkan Motivasi

dan Hasil Belajar Biologi

Keberhasilan peneliti menggabungkan dua

model menjadi satu dalam kegiatan

pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil

belajar siswa yang sangan signifikan,

keberhasilan siswa dalam bekerjasama dengan

anggota kelompoknya, dan melatih siswa

berfikir kritis dalam menuangkan pendapatnya

Peningkatan hasil belajar pada siklus II yang

hanya 18,4%, perlunya perhatian dan bimbingan

guru saat proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung agar suasana kelas lebih kondusif

serta kelemahan dalam penelitian ini hanya

menggunakan 2 siklus saja.

2. Sofyan Adi

Kusuma

2011 Pengaruh penggunaan

model Example Non

Example terhadap hasil

belajar IPS

Model yang digunakan peneliti mampu

meningkatkan hasil belajar siswa, walaupun

hanya 12,08% saja dan siswa mampu

bekerjasama dengan kelompoknya

Peningkatan hasil belajar hanya 12, 08% saja dan

diperlukan waktu yang lama untuk menerapkan

dalam kegiatan belajar mengajar

3. Nopilia 2012 Pengaruh Penggunaan

Model Examples Non

Examples Terhadap Hasil

Belajar PKn

Adalah penggunaan model berpengaruh pada

skor rata-rata hasil belajar siswa dan siswa

mampu bbekerjasama dengan teman

sekelompoknya serta mampu berfikir kritis

dalam setiap kegiatan pembelajaran

Perlunya variasi kegiatan pembelajaran yang

dapat menarik perhatian siswa agar tidak bosen.

Oleh karena itu, penelitian ini guru akan

melakukan pembelajaran yang dapat menarik

perhatian siswa dan tidak membuat siswa bosan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

27

2.3 Kerangka Berfikir

Penelitian ini membandingkan hasil belajar antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen dimana kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan model konvensional dan kelas eksperimen pembelajaran

dengan menggunakan model examples non examples (ENE). Pembelajaran

dengan model pembelajaran konvensional yang pada umumnya

dilaksanakan oleh guru masih kurang memperhatikan ketercapaian

kompetensi siswa. Model konvensional yang digunakan guru adalah

ceramah. Siswa dituntut untuk mendengarkan penjelasan guru, bahkan

catatan siswa juga didektekan oleh guru. Dalam pembelajaran

konvensional, terlihat guru yang aktif dalam menjelaskan, sedangkan

siswa hanya pasif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran IPA menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri

pengetahuannya sehingga dapat diterapkan di dalam kehidupannya sehari-

hari. Penemuan pengetahuan sendiri oleh siswa diperoleh melalui

pengalaman belajar langsung yang dialami siswa disekolah dan lingkungan

sekitarnya. Selain pengalaman belajar langsung siswa juga membutuhkan

suatu teknik belajar yang dapat membantu siswa memahami konsep-

konsep penting dalam pembelajaran IPA. Konsep-konsep penting tersebut

nantinya akan membantu siswa dalam menerapkan apa yang diperolehnya

dari pengalaman belajar langsung ke dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan model pembelajaran examples non examples (ENE)

diharapkan menjadikan siswa lebih mudah memperoleh informasi dan

memahaminya, karena siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya

melalui pengamatan gambar dan kerja sama dalam kelompok. Selain itu

siswa juga dapat berbagi informasi dengan teman satu kelompok maupun

kelompok lain melalui laporan diskusi masing-masing kelompok.

Penggunaan model examples non examples dalam proses belajar.

Diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa menjadi

meningkat yaitu diatas KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 80. Untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran ini dalam

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

28

meningkatkan hasil belajar IPA siswa, diperlakukan kelas kontrol sebagai

pembanding, dimana hasil akhir yang disebut posttest diuji untuk dilihat

rata-rata pengaruhnya.

Kedua kelas diasumsikan memiliki kemampuan hasil belajar yang

sama pada mata pelajaran IPA. Kelas A pada siswa kelas 4 SDN

Cebongan 01 Salatiga disebut kelas kontrol dan kelas B soswa kelas 4

SDN Ledok 07 Salatiga disebut kelas eksperimen. Sebelum dilakukan uji

perlakuan dengan menerapkan model examples non examples, kedua

kelompok baik kelompok kontrol dan eksperimen, diberikan pretest untuk

mengetahui kemampuan rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA. Setelah

diberikan pretest, pada kelompok kontrol diberikan treatment dengan

model konvensional, dan pada kelompok eksperimen diberikan treatment

model examples non examples. Setelah diberikan treatment, kedua

kelompok diuji kembali dengan posttest. Hasil dari posttest inilah yang

kemudian diukur melalui uji regresi untuk menganalisis dan mengambil

kesimpulan bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran

Examples Non Examples (ENE) terhadap hasil belajar IPA kelas 4 SD

Negeri Ledok 07 Kota Salatiga Kecamatan Argomulyo semester 2 tahun

pelajaran 2015/2016.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

29

Gambar 2.3 : Skema Hubungan Hasil Belajar IPA Melalui Model

Pembelajaran Examples Non Examples (ENE) dan

Pembelajaran Komvensional.

Model Examples Non Examples (Kelas

Eksperimen)

Model Konvensional (Kelas Kontrol)

Pretest

Pretest

Menyimak tujuan pembelajaran yang dicapai

Menyimak materi perubahan kenampakan bumi

Menyimak materi perubahan kenampakan bumi

Membuat kelompok @2-3 orang

Memperhatikan gambar kenampakan bumi

Mencatat materi yang didekte guru

Menyimpulkan materi kenampakan bumi

Mencatat hasil diskusi di kertas/buku

Posttest

Rata-rata Skor

Perbandingan skor rata-rata kelas

kontrol < kelas eksperimen Rata-rata Skor

PEMBELAJARAN IPA

SK : 9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. KD : 9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.

Memperhatikan contoh gambar dan bukan

contoh gambar materi perubahan kenampakan

bumi

Mendiskusikan gambar dengan kelompoknya

Membacakan hasil diskusi

Menyimak tujuan pembelajaran yang dicapai

Menyimpulkan hasil diskusi

Menyimak pemberian refleksi

Posttest

Menganalisa gambar yang disediakan guru

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11037/2/T1_292012281_BAB II... · 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi ... sebuah bentuk

30

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas dapat

ditarik hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah terdapat

pengaruh penggunaan model pembelajaran examples non examples

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ledok 07 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga.

Ho Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Examples Non Examples

(ENE) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ledok 07

Salatiga Kecamatan Argomulyo semester 2 tahun pelajaran

2015/2016.

Hi Terdapat pengaruh model pembelajaran Examples Non Examples

(ENE) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ledok 07

Salatiga Kecamatan Argomulyo semester 2 tahun pelajaran

2015/2016.