BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar Secara formal belajar dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang dikaitkan dengan kegiatan sekolah. Belajar merupakan kegiatan fisik atau badaniah yang hasilnya berupa perubahan-perubahan dalam fisik itu, misalnya dapat berlari, mengendarai, berjalan, dan sebagainya. Belajar selain merupakan aktivitas fisik juga merupakan kegiatan rohani atau psikis. Belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar merupakan bentuk pertumbuhan dan perkembangan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seorang dikatakan belajar apabila di asumsikan dalam diri seorang tersebut mengalami suatu proses kegiatan belajar yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Dijelaskan pula bahwa belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang menghasilkan atau membuat suatu perubahan tingkah laku yang ada dalam dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan, sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif artinya mencari kesempurnaan hidup. Belajar itu sendiri terdiri dari berbagai tipe yaitu: (1) menghafal dalam pelajaran dengan sedikit tanpa memahami artinya, misalnya rumus-rumus matematika; (2) memperoleh pengertian-pengertian yang sederhana, seperti kenyataan empat ditambah lima semua berjumlah sembilan; (3) menemukan dan memahami hubungan yang menghendaki respon-respon logis dan benar-benar psikologis. Memahami beberapa konsep yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan kegiatan fisik dan badaniah yang akan mengubah tingkah laku seseorang yang di dapat dari hasil pengalaman dan latihan yang bersifat positif. Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang 6
15
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1061/3/T1_292010625_BAB II.pdf · yang lebih baik. Menurut Dimyati dan ... Sebuah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
47
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar
Secara formal belajar dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang
dikaitkan dengan kegiatan sekolah. Belajar merupakan kegiatan fisik atau
badaniah yang hasilnya berupa perubahan-perubahan dalam fisik itu, misalnya
dapat berlari, mengendarai, berjalan, dan sebagainya. Belajar selain merupakan
aktivitas fisik juga merupakan kegiatan rohani atau psikis.
Belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai
seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar.
Pendapat lain mengatakan bahwa belajar merupakan bentuk pertumbuhan dan
perkembangan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seorang dikatakan belajar apabila
di asumsikan dalam diri seorang tersebut mengalami suatu proses kegiatan
belajar yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Dijelaskan pula bahwa
belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang menghasilkan atau membuat
suatu perubahan tingkah laku yang ada dalam dirinya dalam pengetahuan, sikap
dan ketrampilan, sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku
yang positif artinya mencari kesempurnaan hidup. Belajar itu sendiri terdiri dari
berbagai tipe yaitu: (1) menghafal dalam pelajaran dengan sedikit tanpa
memahami artinya, misalnya rumus-rumus matematika; (2) memperoleh
pengertian-pengertian yang sederhana, seperti kenyataan empat ditambah lima
semua berjumlah sembilan; (3) menemukan dan memahami hubungan yang
menghendaki respon-respon logis dan benar-benar psikologis. Memahami
beberapa konsep yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan kegiatan fisik dan badaniah yang akan mengubah tingkah laku
seseorang yang di dapat dari hasil pengalaman dan latihan yang bersifat positif.
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha
penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang
6
7
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat diperoleh hasil
yang lebih baik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 11), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari
sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2007: 24), hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran
atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai
apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah
laku yang lebih baik lagi.
Menurut Rohman Natawidjaya (1992: 29) mengemukakan bahwa “Wujud
lain dari hasil belajar adalah keterampilan individu menggunakan berbagai cara,
seperti cara berorganisasi, membaca puisi, belajar yang efisien dan membaca
yang baik.”
Penilaian adalah proses pengumpulan data/bukti untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa. Berdasarkan definisi tersebut, maka penilaian kelas dapat
diartikan sebagai proses pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru untuk
mengukur proses dan hasil belajar siswa. Definisi ini selaras dengan definisi yang
dikemukakan oleh O’Malley dan Valdez Pierce (1996) yang menyatakan bahwa
penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang merefleksikan proses belajar
siswa, kemampuan siswa, motivasi dan sikap-sikap siswa dalam pembelajaran.
Definisi ini menyatakan bahwa fokus penilaian kelas adalah proses dan hasil
belajar siswa.
Menurut Chasimar Saleh (1988: 54) “Penilaian hasil belajar digunakan
untuk melihat keberhasilan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan”.
8
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah nilai hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran di kelas
sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan, yaitu pokok bahasan
membuat pantun.
2.1.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Pantun
Pengertian bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh warga
negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga. Bahasa indonesia
merupakan salah satu bahasa terbesar di dunia.
Menurut Annie Oktaviani (2010: 23) menyatakan bahwa Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa
kerja.
Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Indonesia adalah suatu varian
bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya
sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
"imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu
yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing.
Menurut Anton M. Moeliono (1995: 77) bahasa diartikan sebagai sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.