BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan satu diantara 17 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul dan secara administratif berada di kawasan wilayah tenggara serta merupakan daerah perlintasan perbatasan antara Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Gunungkidul. Sektor potensial perekonomian yang mendukung upaya pengembangan Kecamatan Pundong adalah kegiatan sektor pertanian, industri kerajinan kreatif, industri pengolahan hasil pertanian, perdagangan dan jasa serta pariwisata. Arah pengembangaan wilayah yang dapat menunjang fungsi Kecamatan Pundong adalah pusat budidaya pertanian lahan basah di Kabupaten Bantul bagian tenggara, pusat kegiatan ekonomi kreatif (kerajinan gerabah dan olahan pangan berbahan baku tapioka) dan pengembangan paket pariwisata. Peta Kecamatan Pundong dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.1. Peta Kecamatan Pundong 2.1. GEOGRAFIS Kecamatan Pundong berada di arah sebelah tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul di koordinat 7.955783367 0 S, 110.344299316 0 E. Kecamatan Pundong mempunyai luas wilayah 2.363,1830 ha dan secara administratif memiliki 3 desa yaitu Desa Srihardono, Desa Panjangrejo dan Desa Seloharjo dengan sebaran wilayah dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.1. Luas wilayah desa dalam Kecamatan Pundong No Desa Luas (km 2 ) % terhadap luas Jumlah kecamatan kabupaten pedukuhan RT
35
Embed
BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN - kec … · Kecamatan Pundong dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.1. Peta Kecamatan Pundong 2.1. GEOGRAFIS ... Jumlah murid sekolah di Kecamatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN
Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
satu diantara 17 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul dan secara
administratif berada di kawasan wilayah tenggara serta merupakan daerah perlintasan
perbatasan antara Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Gunungkidul. Sektor potensial
perekonomian yang mendukung upaya pengembangan Kecamatan Pundong adalah
kegiatan sektor pertanian, industri kerajinan kreatif, industri pengolahan hasil pertanian,
perdagangan dan jasa serta pariwisata. Arah pengembangaan wilayah yang dapat
menunjang fungsi Kecamatan Pundong adalah pusat budidaya pertanian lahan basah
di Kabupaten Bantul bagian tenggara, pusat kegiatan ekonomi kreatif (kerajinan gerabah
dan olahan pangan berbahan baku tapioka) dan pengembangan paket pariwisata. Peta
Kecamatan Pundong dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1. Peta Kecamatan Pundong
2.1. GEOGRAFIS
Kecamatan Pundong berada di arah sebelah tenggara dari Ibukota Kabupaten
Bantul di koordinat 7.9557833670S, 110.3442993160E. Kecamatan Pundong mempunyai
luas wilayah 2.363,1830 ha dan secara administratif memiliki 3 desa yaitu Desa
Srihardono, Desa Panjangrejo dan Desa Seloharjo dengan sebaran wilayah dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Luas wilayah desa dalam Kecamatan Pundong
No Desa Luas
(km2)
% terhadap luas Jumlah
kecamatan kabupaten pedukuhan RT
1. Seloharjo 11,1 46,88 2,19 16 73
2. Panjangrejo 5,71 24,11 1,13 16 75
3. Srihardono 6,87 29,01 1,36 17 103
Jumlah 23,68 49 251
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
Secara geografis, wilayah Kecamatan Pundong berbatasan dengan :
sebelah utara : Kecamatan Jetis
sebelah timur : Kecamatan Imogiri
sebelah selatan : Kecamatan Kretek
sebelah barat : Kec. Bambanglipuro
2.2. TOPOGRAFIS
Kecamatan Pundong berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatan berada pada
ketinggian 20 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 10 km. Kecamatan Pundong beriklim
seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas
sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Pundong adalah 30ºC
dengan suhu terendah 24ºC.
Bentangan wilayah di Kecamatan Pundong sebesar 67% berupa daerah yang
datar sampai berombak, 30% berupa daerah yang berombak sampai berbukit dan 3%
berupa daerah yang berbukit sampai bergunung. Tinggi beberapa daerah dari permukaan
laut (m dpl) di wilayah Kecamatan Pundong disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.2. Ketinggian dari permukaan laut per desa di Kecamatan Pundong
No DESA Tinggi dari Permukaan Air Laut (meter)
0 - 25 25 - 50 50 - 100 100 - 500 > 500
1. Seloharjo
2. Panjangrejo
3. Srihardono
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
2.3. TATAGUNA LAHAN
Penggunaan lahan di Kecamatan Pundong diklasifikasikan menjadi sawah, bu
kan sawah dan bukan pertanian. Penggunaan lahan berupa sawah terluas berada di
Desa Srihardono dan tersempit di Desa Seloharjo, sedangkan penggunaan lahan bukan
sawah dan bukan pertanian terluas berada di Desa Seloharjo.
Sebagian besar wilayah Desa Seloharjo
berupa lahan bukan sawah atau berupa tegal/kebun sedangkan lahan sawah berupa
lahan sawah tadah hujan. Hal ini karena wilayah Desa Seloharjo sebagian berupa lahan
perbukitan yang tidak ada sarana irigasi. Penggunaan lahan per desa di Kecamatan Pundong
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3. Penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Pundong
No Desa Luas lahan (ha)
Sawah Bukan sawah Bukan pertanian
1. Seloharjo 156 464 490
2. Panjangrejo 342 1 228
3. Srihardono 352 2 334
Jumlah 850 467 1.052
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
Sebagian besar sawah di Desa Panjangrejo dan Srihardono berupa sawah irigasi
semi teknis, sedangkan sawah yang berada di Desa Seloharjo berupa lahan sawah tadah
hujan. Penggunaan lahan di Kecamatan Pundong dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.4. Tataguna lahan di Kecamatan Pundong
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase
1. Permukiman/ Kampung 8.429.06 0.66
2. Sawah 80.313.48 6.31
3. Hutan Lebat 950.024.13 7.64
4. Perkebunan Sejenis 973.25 0.08
5. Kebun Campuran 20.819.13 1.64
6. Semak 92.612.37 7.28
7. Hutan Belukar 94.273.38 7.4
8. Padang Rumput 4.558.28 0.36
9. Perairan 20.823.42 1.64
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
2.4. DEMOGRAFI
2.4.1. Jumlah Penduduk
Kecamatan Pundong dihuni oleh 7.675 kepala keluarga (KK). Jumlah
keseluruhan penduduk Kecamatan Pundong adalah 32.950 orang dengan
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 15.898 orang dan penduduk perempuan
sebanyak 17.052 orang. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Pundong
adalah 1.394 jiwa/km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Pundong
mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dari data monografi kecamatan
tercatat 15.366 orang atau 46,6 % penduduk Kecamatan Pundong bekerja di
sektor pertanian. Pada tahun 2011 tercatat jumlah penduduk dan jumlah
rumah tangga (RT) terbanyak di Desa Srihardono, yaitu 12.668 jiwa dan 3.694
RT sedangkan jumlah terendah di Desa Panjangrejo sebanyak 8.719 jiwa dan
2.616 RT.
Secara umum terdapat adanya keseimbangan antara jumlah dan sex rasio
penduduk di ketiga desa di wilayah Kecamatan Pundong sehingga
diharapkan peran serta dan penyetaraan gender dapat ditingkatkan untuk
meningkatkan kelancaran pembangunan dan pengembangan ekonomi
wilayah secara umum. Jumlah penduduk Kecamatan Pundong menurut data
BPS Kabupaten Bantul disampaikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.5. Jumlah penduduk di Kecamatan Pundong
No Desa
Jumlah penduduk (jiwa) Sex
rasio Laki-laki Perem
puan Jumlah
1 Seloharjo 5.133 5.320 10.453 96,48
2 Panjangrejo 4.288 4.578 8.866 93,66
3 Srihardono 6.311 6.571 12.882 96,04
Jumlah 15.732 16.469 32.201 95,52
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
2.4.2. Kepadatan
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
per satuan luas wilayah yang ditempati penduduk tersebut. Kepadatan
penduduk tertinggi (terpadat) berada di Desa Srihardono, sedangkan terendah
di Desa Panjangrejo. Hal ini dikarenakan masih banyak lahan yang luas dan
jumlah permukiman yang masih relatif sedikit. Kepadatan penduduk per desa
di Kecamatan Pundong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.6. Kepadatan penduduk per desa di Kecamatan Pundong
No Desa Luas (km2) Jumlah
penduduk
Kepadatan
(jiwa / km2)
1. Seloharjo 11,10 10.453 942
2. Panjangrejo 5,71 8.866 1.552
3. Srihardono 6,87 12.882 1.875
Jumlah 23,68 32.201 1.359
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
2.4.3. Penduduk Miskin
Berdasarkan tingkat kesejahteraan, penduduk di wilayah Kecamatan
Pundong dibagi ke dalam kategori sejahtera, pra-sejahtera 1, pra-sejahtera 2
dan miskin. Tingkat kesejahteraan penduduk per desa menunjukkan sebaran
kondisi warga per pedukuhan yang ada di desa. Tingkat kesejahteraan
penduduk untuk Desa Srihardono dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.7. Tingkat kesejahteraan penduduk di Desa Srihardono
No Dusun
Tingkat keluarga sejahtera (KK)
Jumlah
Sejahtera Pra
Sejahtera 1
Pra
Sejahtera 2 Miskin
1. Sawahan 24 59 59 14 156
2. Candi 38 85 38 44 205
3. Monggang 23 113 119 43 298
4. Tangkil 59 43 68 69 239
5. Pundong 38 91 137 69 335
6. Baran 13 69 71 75 228
7. Piring 20 101 39 58 218
8 Ganjuran 44 86 53 43 226
9. Seyegan 58 67 58 65 248
10. Nangsri 37 45 79 41 202
11. Klisat 16 40 88 48 192
12. Tulung 37 67 54 59 217
13. Gulon 88 48 15 42 193
14. Jonggrangan 19 51 80 45 195
15. Paten 61 69 73 52 255
16. Pranti 29 68 74 57 228
17. Potrobayan 20 80 55 51 206
Jumlah 624 1.182 1.160 875 3.841
% 16,25 30,77 30,20 22,78 100
Sumber: Kecamatan pundong Dalam Angka, 2012
Tingkat kesejahteraan penduduk per pedukuhan di Desa Panjangrejo dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.8. Tingkat kesejahteraan penduduk di Desa Panjangrejo
No Dusun
Tingkat keluarga sejahtera (KK)
Jumlah Sejahtera
Pra
Sejahtera
1
Pra
Sejahtera
2
Miskin
1. Grudo 15 43 60 46 164
2. Jamprit 23 49 128 67 257
3. Nglembu 23 42 75 48 188
4. Tarungan 19 51 82 47 199
5. Gedangan 15 54 79 56 204
6. Badan 13 40 85 64 202
7. Panjang 20 50 98 73 241
8. Soronanggan 15 35 62 44 156
9. Gedong 10 30 71 32 143
10. Watu 15 40 62 46 163
11. Jetis 10 29 70 35 144
12. Nglorong 20 43 80 43 186
13. Semampir 15 41 95 74 213
14. Krapyak Kulon 20 40 85 50 190
15. Krapyak Wetan 20 45 101 60 226
16. Gunung Puyuh 14 56 80 26 176
Jumlah 267 688 1.316 811 3.052
Sumber: Kecamatan pundong Dalam Angka, 2012
Sedangkan tingkat kesejahteraan penduduk per pedukuhan di Desa
Seloharjo dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.9. Tingkat kesejahteraan penduduk di Desa Seloharjo
No Dusun
Tingkat keluarga sejahtera (KK)
Jumlah Sejahtera
Pra
Sejahtera
1
Pra
Sejahtera
2
Miskin
1. Jelapan 10 30 80 120
2. Poyahan
3. Ngreco 27 40 80 147
4. Biro 5 20 30 105 160
5. Blali
6. Ngentak 11 26 83 65 185
7. Kalipakem 145 57 202
8. Karangasem 27 80 115 222
9. Soka 2 65 18 168 253
10. Kalinampu 33 80 50 163
11. Pentung
12. Bobok Tempel 14 20 180 214
13. Geger 15 28 14 57 114
14. Nambangan 225 225
15. Dukuh
16. Dermojurang 4 96 52 152
Sumber: Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2012
2.5. SOSIAL EKONOMI
2.5.1. Pendidikan
Pendidikan mempunyai bagian penting dalam upaya pembangunan
manusia, dengan kaitan utama untuk membangun karakter, pola pikir dan
mencerdaskan kehidupan berbangsa. Tantangan ke depan yang dihadapi
bangsa adalah masyarakat global, sehingga bekal pendidikan adalah penting
adanya. Pendidikan yang ada di Kecamatan Pundong meliputi pendidikan
taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama/sederajat,
sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan serta sekolah luar
biasa. Sarana pendidikan berupa sekolah yang ada di Kecamatan Pundong
dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 2.10. Jumlah sekolah menurut status per Desa di Kecamatan Pundong
No Desa TK SD SMP/Sederajat
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Seloharjo 0 6 2 4 0 1
2 Panjangrejo 0 7 2 2 2 0
3 Srihardono 0 11 6 4 1 0
Jumlah 0 24 10 10 3 3
No Desa SMA SMK SLB
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Seloharjo 0 0 0 0 0 0
2 Panjangrejo 0 0 0 0 0 0
3 Srihardono 1 0 1 0 1 0
Jumlah 1 0 1 0 1 0
Sumber: UPT PPD, Kecamatan Pundong Dalam Angka, 2015
Ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan merupakan
elemen penting dalam meningkatkan kualitas bidang pendidikan. Sarana
sekolah yang ada di Kecamatan Pundong mampu memfasilitasi pendidikan
untuk anak usia sekolah di Kecamatan Pundong. Anak usia sekolah yang
menggunakan fasilitas sekolah yang ada di Kecamatan Pundong disampaikan
pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2.11. Jumlah murid sekolah di Kecamatan Pundong
No Tingkat sekolah
Status Sekolah
Jumlah Negeri Swasta
1. TK 0 722 722
2. SD 1.504 997 2.501
3. SMP/Sederajat 1.634 230 1.864
4. SMA 509 0 509
5. SMK 750 0 750
Jumlah 4.397 1.949 6.346
Sumber: UPT PPD, Kecamatan Pundong dalam Angka, 2015
Sarana pendidikan lain yang ada di Kecamatan Pundong adalah sekolah
luar biasa. Jumlah sekolah dan murid sekolah luar biasa disampaikan dalam
tabel berikut.
Tabel 2.12. Jumlah sekolah, murid, guru dan kelas SLB di Kecamatan
Pundong
No Desa Sekolah Murid Guru Kelas
1. Seloharjo 0 0 0 0
2. Panjangrejo 0 0 0 0
3. Srihardono 1 90 12 12
Jumlah 1 90 12 12
Sumber: Dinas Sosial, 2015
2.5.2. Kesehatan
Bidang kesehatan merupakan bidang yang penting dalam membangun
masyarakat yang sehat dan kuat secara fisik maupun mental untuk
menghadapi persaingan ke depan. Keberadaan fasilitas kesehatan yang
terjangkau dan mudah diakses menjadi faktor penunjang dalam pelayanan
kesehatan secara umum di Kecamatan Pundong. Fasilitas kesehatan yang
ada di Kecamatan Pundong dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.13. Fasilitas kesehatan menurut jenis di Kecamatan Pundong
No Desa RSU Rumah
Bersalin
Puskes-
mas
Puskes-
mas
Pembantu
Apotek
Balai
Pengo-
batan
1. Seloharjo 0 0 0 1 0 0
2. Panjangrejo 0 1 0 1 0 0
3. Srihardono 0 0 1 1 2 1
Jumlah 0 1 2 3 2 1
Sumber: Pemerintah Desa, 2015
Fasilitas kesehatan yang berada di wilayah Kecamatan Pundong juga
meliputi pelayanan kesehatan dasar yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.14. Sarana kesehatan dasar di Kecamatan Pundong
No Desa Posyandu Bidan Tenaga
kesehatan lain Dukun bayi
1. Seloharjo 19 4 4 6
2. Panjangrejo 16 10 9 2
3. Srihardono 20 5 11 2
Jumlah 55 19 24 10
Sumber: Pemerintah Desa, 2015
2.5.3. PDRB
Pendapatan domestik regional bruto (PDRB) merupakan salah satu ukuran
mengenai tingkat pendapatan masyarakat di wilayah tertentu. Dengan kata
lain, menunjukkan kegiatan ekonomi yang ada dan berjalan di wilayah
tersebut. Kecamatan Pundong pada tahun 2010 mampu menciptakan nilai
tambah atas dasar harga berlaku sebesar 250.590 juta rupiah dan atas dasar
harga konstan 2000 sebesar 110.869 juta rupiah. Pada tahun 2010 PDRB
Kecamatan Pundong menyumbang pembentukan PDRB Kabupaten Bantul
sebesar 2,76%. Tiga sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB
Kecamatan Pundong adalah sektor pertanian menyumbang 29,53 %; sektor
jasa‐jasa menyumbang 24,02 %; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
bangunan menyumbang 12,11 %. PDRB Kecamatan Pundong tahun 2009 –
2010 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.15. Produk domestik regional bruto Kecamatan Pundong
No Lapangan Usaha
Dasar harga berlaku Dasar harga konstan
Tahun Tahun
2009 2010 2009 2010
1. Pertanian 68.508 74.003 35.787 36.692
2. Pertambangan dan
Penggalian
14.351 16.187 6.796 6.924
3. Industri Pengolahan 13.775 15.496 5.609 5.843
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2.121 2.268 739 758
5. Bangunan 24.798 27.531 10.958 11.405
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
28.290 30.335 14.813 15.259
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
18.152 20.243 8.477 9.058
8. Keuangan, Persewaan dan
Perusahaan
3.882 4.346 1.700 1.767
9. Jasa-jasa 55.104 60.181 22.186 23.164
Produk Domestik Regional
Bruto (Juta Rupiah)
228.980 250.590 107.065 110.869
Penduduk pertengahan tahun
(Jiwa)
31.243 31.667 31.243 31.667
PDRB Per Kapital (Rupiah) 7.329.010 7.913.284 3.426.855 3.501.095
Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2011
2.5.4. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi Kecamatan Pundong menurut kelompok sektor tercatat
bahwa kelompok sektor primer mampu menyumbang 35,99 %, sektor
sekunder menyumbang 18,08% dan sektor tersier menyumbang 45,93 %.
PDRB Kecamatan Pundong sebesar 250.590 juta rupiah dengan dibagi jumlah
penduduk 31.667 jiwa (tahun 2011) diperoleh pendapatan per kapita sebesar
7.913.284 rupiah. Pertumbuhan ekonomi Kecamatan Pundong tahun 2010
mencapai 3,55 %. Tiga sektor yang tumbuh paling besar secara berurutan
adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,85 %, sektor jasa-jasa
sebesar 4,41 % dan sektor industri pengolahan sebesar 4,17 %.
Menurut hasil analisa LQ, sektor ekonomi unggulan yang menjadi sektor
basis dan berpotensial ekspor dengan LQ > 1,25 di Kecamatan Pundong pada
tahun 2010 adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan
sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi hanya
mampu menjadi sektor basis dan belum mampu menjadi sektor dengan
potensial ekspor karena 1 < LQ < 1,25. Begitu pula dengan sektor lainnya
merupakan sektor non basis karena LQ < 1. Analisa LQ di Kecamatan
Pundong disampaikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.16. Analisa LQ per lapangan usaha di Kecamatan Pundong
No Lapangan Usaha Tahun
2009 2010
1. Pertanian 1,43 1,46
2. Pertambangan dan Penggalian 6,76 6,86
3. Industri Pengolahan 0,32 0,32
4. Lirik, Gas dan Air Bersih 0,77 0,76
5. Bangunan 0,89 0,90
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,69 0,69
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,15 1,18
8. Keuangan, Persewaan dan Perusahaan 0,26 0,26
9. Jasa-jasa 1,62 1,61
Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) 1,00 1,00
Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2011
2.6. KONDISI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah, Kecamatan Pundong memiliki
rencana pola pemanfaatan ruang yang terdiri dari rencana pengembangan kawasan
budidaya, rencana penyediaan fasilitas dan rencana kawasan lindung. Permukiman
di Kecamatan Pundong menurut blok sensus disampaikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.17. Jumlah Blok Sensus per Desa di Kecamatan Pundong
No Desa
Jumlah blok sensus Jumlah penduduk
Biasa Khusus Persiapan Laki-laki Perem-
puan Jumlah
1. Seloharjo 35 0 3 5.133 5.320 10.453
2. Panjangrejo 36 3 5 4.288 4.578 8.866
3. Srihardono 44 0 3 6.311 6.571 12.882
Kecamatan 115 3 11 15,732 16.469 32.201
Sumber: Estimasi hasil sensus penduduk-BPS Kabupaten Bantul, 2014
Untuk kondisi perumahan dan tingkat kepadatan hunian yang ada di Kecamatan
Pundong disampaikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.18. Kepadatan penduduk di Kecamatan Pundong
No Desa Luas
(km2)
Jumlah
Penduduk (jiwa)
Kepadatan
penduduk (jiwa/km2)
1. Seloharjo 11,10 10.453 942
2. Panjangrejo 5,71 8.866 1.552
3. Srihardono 6,87 12.882 1.875
Kecamatan 23,68 32.201 1.359
Sumber: Estimasi hasil sensus penduduk-BPS Kabupaten Bantul, 2014
2.7. KONDISI INFRASTRUKTUR
2.7.1. Jalan
Dalam rangka upaya pengembangan suatu wilayah, transportasi
merupakan salah satu aspek yang memegang peran penting untuk
mempermudah interaksi antar wilayah. Interaksi ini menjadi faktor penting
dalam berbagai kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung
terlibat, utamanya dalam arus perpindahan barang dan jasa, dimana dengan
semakin mudah bentuk interaksi tersebut maka Kecamatan Pundong akan
memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dalam konstelasi regional.
Transportasi sangat erat kaitannya dengan ekonomi dalam upaya
membuka isolasi wilayah, menunjang arus perputaran barang dan jasa
sehingga wilayah yang memiliki transportasi baik dapat meningkatkan
perkembangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Faktor utama yang
menunjang dalam bidang transportasi adalah ketersediaan sarana jalan yang
baik dan dapat diakses oleh semua masyarakat. Jalan yang ada di Kecamatan
Pundong terbagi dalam jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan desa dan jalan
lingkungan.
2.7.2. Jalan Lingkungan
Kecamatan Pundong memiliki jaringan jalan dengan status jalan provinsi,
jalan kabupaten, jalan desa dan jalan lingkungan. Kondisi jalan per desa di
Kecamatan Pundong dijelaskan sebagai berikut.
a. Desa Seloharjo
Status jalan yang ada di Desa Seloharjo terdiri dari jalan kabupaten dan
jalan desa. Jenis jalan berupa jalan aspal, makadam, cor blok dan jalan
tanah. Sebagian besar pedukuhan dilalui jalan aspal dengan status jalan
kabupaten kecuali Pedukuhan Surotopo, Geger dan Dermojurang. Adanya
jalan kabupaten ini mempermudah akses transportasi antar wilayah.
Sedangkan jenis jalan makadam terdapat di Pedukuhan Geger. Untuk jenis
jaringan cor blok jumlahnya sangat banyak tersebar di seluruh pedukuhan
mulai dari Pedukuhan Jelapan sampai dengan Dukuh.
b. Desa Panjangrejo
Status jalan yang ada di Desa Panjangrejo terdiri dari jalan provinsi,
jalan kabupaten, jalan lokal dan jalan lingkungan. Jenis jalan berupa jalan
aspal, makadam, cor blok dan jalan tanah. Hampir seluruh pedukuhan
dilalui jalan aspal dengan status jalan kabupaten, kecuali Grudo,
Soronanggan, Watu, Semampir, Krapyak Kulon dan Gedangan. Adanya
jalan kabupaten ini mempermudah akses transportasi antar wilayah.
Sedangkan jenis jalan makadam banyak ditemui dan terdapat hampir di
setiap pedukuhan. Untuk jenis jaringan cor blok jumlahnya masih sedikit,
hanya terdapat di beberapa pedukuhan yaitu Grudo, Jamprit, Nglembu,
Panjang, Soronanggan dan Jetis. Jalan tanah masih sangat banyak karena
jumlah penduduk yang berada di daerah terpencil sedikit sehingga belum
ada upaya perbaikan/pengaspalan menuju daerah tersebut.
c. Desa Srihardono
Status jalan yang ada di desa Srihardono terdiri dari jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan desa dan jalan lingkungan. Jalan provinsi melintasi
wilayah 2 pedukuhan di pedukuhan Sawahan dan pedukuhan Candi, yaitu
Jalan Parangtritis. Jalan kabupaten di Desa Srihardono menghubungkan
antara Desa Srihardono dan desa lainnya seperti Desa Patalan
(Kecamatan Jetis) dan Desa Panjangrejo. Pedukuhan yang dilalui oleh
jalan kabupaten antara lain pedukuhan Tangkil, Pundong, Piring, Klisat,
Nangsri, Sayegan dan Ganjuran. Jalan desa yang ada menghubungkan
antar pedukuhan dan seluruh pedukuhan sudah terkoneksi menjadi
sebuah sistem jaringan jalan desa. Jalan lingkungan adalah jalan‐jalan
yang berada lingkungan pemukiman. Sebagian besar jalan pada
pedukuhan di Desa Srihardono jenis konstruksi jalannya sudah beraspal,
selain cor beton dan sebagian lainnya masih berupa jalan tanah.
2.7.3. Drainase
Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami
atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat.
Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang
atau mengalihkan air. Tingkat pelayanan saluran drainase Kecamatan
Pundong belum optimal dan terbatas, terlihat dari kondisi saluran drainase
yang mengalami sedimentasi lumpur maupun tanah, banyaknya sampah
maupun alang-alang menyebabkan saluran drainase tersumbat dan masih
terdapatnya daerah rawan genangan dan banjir.
Rencana pengembangan sistem drainase yang diupayakan untuk
mengurangi masalah drainase Kecamatan Pundong ialah:
a. Penataan dan pembangunan saluran drainase yang memadai. Tindakan
yang dapat dilakukan ialah:
Pemanfaatan dan pengembangan sistem drainase dengan
konstruksi sisi saluran drainase berupa turap dan atau semenisasi.
Pembangunan dan atau pelebaran saluran drainase tersier di
wilayah yang kapasitas saluran run off nya kecil dan atau belum
optimal.
Peningkatan dimensi saluran dan pembersihan saluran dari
sampah.
b. Minimalisir jumlah titik banjir/genangan, tindakan yang dapat dilakukan
untuk implementasi kebijakan ini ialah:
Pengembangan saluran drainase terhirarki dan optimalisasi
drainase yang sudah ada. Konsep pengembangan saluran drainase
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.19. Konsep pengembangan saluran drainase
Kecamatan Pundong
Saluran drainase Alternatif buangan Contoh
Primer Sungai Kali Opak
Sekunder Sungai Kali Winongo Kecil
Tersier Saluran tersier di
lingkungan
perumahan/permukiman
Selokan, parit
Sumber: Hasil analisis, 2014
Pengelolaan DAS secara optimal dan pengadaan kisi-kisi penyaring
sampah pada saluran drainase tersier (gorong-gorong) untuk
menyaring sampah. Hal ini diupayakan untuk meminimalisir
terjadinya genangan yang disebabkan oleh penumpukkan sampah,
yang sebagian besar terdapat di saluran drainase pinggir jalan dan
sekitar kawasan permukiman.
Pemeliharaan dan pengerukan saluran drainase untuk
meminimalisir terjadinya genangan.
Pemeliharaan sisi Kali Opak melalui pengecekan kondisi turap,
sebagai upaya antisipasi terjadinya genangan/banjir akibat
peningkatan debit air sungai.
c. Pengembangan sistem drainase yang terhirarki melalui pembagian fungsi
pelayanan saluran drainase primer, saluran sekunder alami/buatan dan
saluran drainase tersier yang juga disesuaikan dengan kondisi kontur
kawasan perencanaan. Insentif yang dapat dilakukan ialah:
Mempertahankan fungsi pelayanan sistem drainase terhirarki, yaitu:
Pelayanan saluan drainase primer: Kali Opak
Saluran sekunder: Kali Winongo Kecil
Saluran drainase tersier: saluran drainase di sepanjang jalan
non arteri primer
Perlu dilakukan penataan kegiatan di sepanjang saluran drainase
untuk menjaga kualitas saluran drainase kota.
d. Pengembangan saluran drainase kota perlu juga didukung dengan
kerjasama, manajemen dan koordinasi lintas sektoral. Lebih jelasnya ialah
sebagai berikut:
Pengembangan saluran drainase membutuhkan kerjasama dengan
masyarakat berupa peningkatan kesadaran pentingnya menjaga
saluran drainase.
Pengembangan saluran drainase perlu didukung data Master Plan
Drainase, data hidrologi dan topografi.
Operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi saluran & perubahan saluran
irigasi, normalisasi sungai, manajemen DS, perluasan daerah