18 BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT) 1. Sejarah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi di Jl. Raya Lawu No. 11, Kecamatan Tawangmanggu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kode Pos 57792. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Transformasi Evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di
31
Embed
BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C9413050_bab2.pdf · Obat Tradisional (B2P2TOOT) ... Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
18
BAB II
GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN
PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA
(B2P2TOOT)
1. Sejarah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional berlokasi di Jl. Raya Lawu No. 11, Kecamatan Tawangmanggu
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kode Pos 57792.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M
Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan
semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai
budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun
tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi TO
tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama
Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Transformasi
Evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun
1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi
Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di
19
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan.
Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat
baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai
bahan Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan rakyat
(Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional tahun 2015).
Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No.
491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT). Transformasi II ini memberikan amanah untuk melestarikan,
membudayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan
negara menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan
sumber daya lokal untuk pembangunan kesehatan. Ini berdampak pada
transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada
tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis
Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada
Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnofarmakologi tumbuhan
obat dan Jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik,
20
teknologi, manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan
diseminasi sampai dengan peningkatan kemandirian masyarakat.
Visi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional : Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat
Misi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional : Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang
dan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
2. Modal IPTEK di B2P2TOOT
Transformasi mampu menampilkan gaya dan peran kepemimpinan
yang mau dan mampu membangun dialog, membongkar kebiasaan ”asal
kerja” menjadi kedinamisan positif dan cerdas, membangun komitmen
sebagai institusi IPTEK dan institusi pemerintah, menggerakkan aksi
bersama, yang secara berkesinambungan dan simultan untuk menjamin mutu
kinerja.
Gaya yang sudah di terapkan adalah situasional dan visioner, Gaya
Situasional diterapkan karena perbedaan kapasitas, kompetensi dan
kemampuan masing-masing pegawai. Gaya Visioner merupakan gaya yang
wajib bagi organisasi yang dinamis dan melampaui tugas dan fungsi (Profil
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
tahun 2015).
21
3. Sumber Daya Manusia di B2P2TOOT
Modal tenaga manusia di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional terdiri dari pegawai tetap (PNS dan
CPNS) maupun tidak tetap (tenaga yang dikontrak dengan honor bulanan),
dinilai sebagai faktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Pada Februari 2016, dengan amanah tugas litbang TOOT dan
Saintifikasi JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sebagai
berikut. Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 241,
meliputi 96 pegawai tetap (89 PNS dan 7 CPNS) dan 145 pegawai tidak
tetap/PTT (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional tahun 2015).
4. Fasilitas di B2P2TOOT
Fasilitas – fasilitas yang menunjang kegiatan di Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut:
A. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
Rumah riset jamu hortus medicusme terdiri dari tiga bagian di
antaranya sebagai berikut :
22
a. Klinik Saintifikasi Jamu
Klinik Saintifikasi Jamu hortus medicus adalah klinik Tipe A,
merupakan implementasi peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan untuk
menjamin jamu aman, bermutu dan berkhasiat. Klinik Saintifikasi Jamu
dirintis tahun 2007, dan sejak tanggal 30 April 2012 menempati gedung
baru sebagai rintisan Rumah Riset Jamu Hortus Medicus sebagai tempat
uji klinik dilengkapi dengan rawat inap. Selama tahun 2015 klinik hortus
medicus melayani pasien rata-rata jumlahnya 2.600 pasien per bulannya.
Sumber daya manusia di klinik hortus medicus ini merupakan tenaga ahli
di bidangnya yang terdiri dari : 8 orang dokter, 3 orang apoteker, 9 orang
dari D3 Farmasi, 5 orang perawat, 2 orang analis kesehatan, 3orang
petugas medical record dan 2 orang ahli gizi
b. Laboratorium Klinik
Setiap harinya melayani 12 – 19 pasien. Kegiatan pemeriksaan
Laboratorium klinik sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem
manajemen mutu sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya.
c. Griya Jamu
Griya jamu merupakan bagian akhir pelayanan klinik, yaitu
bagian penyedia jamu baik berupa kapsul maupun rebusan. Jamu yang
digunakan berupa racikan simplisia, serbuk dan juga ekstrak tanaman
obat yang telah diteliti keamanan, mutu dan khasiat melalui riset
23
praklinik dan riset klinik. Selain pasien, griya jamu juga melayani
permintaan dari dokter jejaring Saintifikasi Jamu (Profil Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun
2015).
B. Museum Jamu Hortus Medicus
Museum Jamu Hortus Medicus dikelola untuk memfasilitasi
aktivitas permuseuman Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Museum
ini menyediakan sarana, fasilitas dan artefak Jamu untuk pengoleksian,
pelestarian, riset, komunikasi dan diseminasi benda nyata dalam kerangka
Saintifikasi Jamu. Museum Jamu Hortus Medicus dikelola sebagai pusat
permuseuman Jamu Kemenkes, juga untuk menjadi bahan studi oleh
kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun
dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan (Profil Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
tahun 2015).
Museum Jamu Hortus Medicus terdiri dari beberapa ruangan yaitu:
a. Ruang Utama
Alur Saintifikasi Jamu, atlas tumbuhan obat yang ada di Indonesia,
peralatan membuat jamu tradisional, dan gambar pembuatan jamu
b. Ruang Bahan baku
Koleksi simplisia dan material bahan baku obat tradisonal
c. Ruang Seni dan Alat
24
Koleksi alat pengobatan tradisional dan tradisi adat istiadat dari
nusantara
d. Ruang Produk Jamu
Koleksi ASEAN herbal medicine (produk obat tradisional dari negara
anggota ASEAN) dan Jamu dari Indonesia
e. Ruang Naskah
Naskah kuno yang berhubungan dengan Jamu
f. Ruang Prestasi B2P2TOOT, buku buku terbitan serta foto
C. Perpustakaan
Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan
kepustakaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) serta menyediakan sarana dan fasilitas terkait
sumber data dan informasi iptek dalam kerangka Saintifikasi Jamu.
Perpustakaan B2P2TOOT dikelola sebagai bagian dari pusat data dan
informasi Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak
akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat
(Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional tahun 2015).
Pepustakaan B2P2TOOT memiliki kurang lebih 2000 koleksi buku antara
lain:
a. Humaniora dan Etnografi Kesehatan
b. Budidaya TO
25
c. Budidaya Pascapanen
d. Ilmu Kedokteran dan Ilmu Pengobatan
e. Farmasi
f. Penyakit Tanaman
g. Pertanian dan Teknologi yang berkaitan
h. Kimia
i. Hukum dan Perundang-undangan
j. Ilmu Tumbuhan
k. Biologi dan Ilmu Hayati
l. Ilmu Umum dan Komputer
m. Ensiklopedi
n. Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial
o. Administrasi Negara & Ilmu Kemitraan
p. Seni Fotografi & Foto
D. Kebun Produksi Karangpandan dengan ketinggian 600 dpl seluas ±1,85 Ha
Kebun Produksi Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat
Tradisional di lingkungan Karangpandan sebagai berikut
a. Lokasi : Desa Doplang, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah,
dengan ketinggian : 400 - 600 mdpl serta Luas : 25.000 m². Fungsi :
Lahan percobaan, tempat budidaya, produksi, pembibitan tanaman obat
dan lahan pupuk kompos.
b. Lokasi : Desa Toh Kuning, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa
Tengah, dengan ketinggian : 400 - 600 mdpl serta luas : 7.972 m².
Fungsi : Lahan percobaan, tempat produksi dan pembibitan tanaman
26
obat (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional tahun 2015).
c. Lokasi : Desa Ngemplak, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa
Tengah, dengan ketinggian : 400 – 600 mdpl serta luas : 3.127 m².
Fungsi : Lahan percobaan, lahan produksi dan pembibitan tanaman
obat.
E. Kebun Produksi Kalisoro dengan ketinggian 1.200 dpl seluas ± 2 Ha
Lokasi : Desa Kalisoro, Kec. Tawangmangu, Karanganyar Jawa
Tengah, dengan ketinggian : 1.200 mdpl serta luas : 3.644 m². Fungsi :
Kebun induk TO (Plasma Nutfah), lahan percobaan, kebun koleksi,
pembibitan, kebun produksi tanaman obat dan lahan produksi pupuk
organik (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional, 2015).
F. Kebun Subtropik Tlogodlingo dengan ketinggian 1.600 dpl seluas ±12 Ha
Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kec.
Tawangmangu, Karanganyar , Jawa Tengah, dengan ketinggian : 1.694
s.d 1.800 mdpl serta luas : 135.995 m². Fungsi : Lahan riset,
pembibitan, produksi tanaman obat, ruang destilasi minyak atsiri dan
wisata ilmiah tanaman obat.
G. Sinema Fitomedika
Sinema Fitomedika, merupakan wahana penyebaran informasi,
berupa pemutaran film dokumenter iptek yang merupakan salah satu
27
destinasi awal pada kegiatan Wisata Kesehatan Jamu. Di tempat ini,
pemandu wisata akan menyampaikan presentasi sambutan, pemaparan
profil institusi dan diskusi awal dengan para peserta Wisata Kesehatan
Jamu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional di Tawangmangu.
H. Produksi Jamu
Instalasi produksi Jamu dikelola untuk memfasilitasi aktivitas
produksi Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Di sini diproduksi jamu
instan, jajanan sehat dan kosmetik jamu (Arsip Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
I. Rumah Kaca Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat
Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli dan Desa Kalisoro
Kec Tawangmangu, Karanganyar – Jawa Tengah, dengan ketinggian :
1.800 mdpl dan 1.200 mdpl serta luas : Ruang pelestarian 102,12 m² dan
ruang adaptasi 77,7 m². Fungsi: tempat adaptasi dan pembudidayaan TO