Page 1
BAB IIGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Geografis
Propinsi Jawa Tengah terdiri dari 35 kabupaten/kota, 17 diantaranya
terdapat di wilayah pesisir meliputi 13 kabupaten/kota di wilayah pantai
utara dan lima kabupaten di wilayah pantai selatan. Secara geografis
Propinsi Jawa Tengah memiliki garis pantai sepanjang 791,76 km yang
terdiri dari pantai utara sepanjang 502,69 km dan pantai selatan
sepanjang 289,07 km.
Wilayah penelitian Studi Penanganan Abrasi di Pantura Jawa Tengah
tahun 2004 terletak di Kabupaten Batang, Kota Pekalongan dan Kabupaten
Pekalongan. Panjang pantai masing-masing Kabupaten adalah sebagai
berikut: Kabupaten Batang 38,75 Km, Kota Pekalongan 5,7 Km dan
Kabupaten Pekalongan 8 Km.
Secara geografis letak dari masing-masing wilayah penelitian adalah
sebagai berikut:
Kabupaten Batang terletak pada koordinat 6o 51’ 46” – 7o 11’ 47”
Lintang Selatan dan 109o 40’ 19” – 110o 03’ 06” Bujur Timur.
Kota Pekalongan terletak pada koordinat 6o 50’ 42” – 6o 55’ 44” Lintang
Selatan dan 109o 37’ 55” – 109o 42’ 19” Bujur Timur.
Kabupaten Pekalongan terletak pada koordinat 6o 83’– 7o 23’ 19”
Lintang Selatan dan 109o 49’– 109o 78’ Bujur Timur.
Secara ringkas batas wilayah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1Batas Wilayah di Tiga Kabupaten/Kota
Kabupaten/
kotaUtara Timur Selatan Barat
Kab. Batang Laut Jawa Kab. Kendal Kab. Banjarnegara
Kota Pekalongan danKab. Pekalongan
Kota Pekalongan Laut Jawa Kab. BatangKab. Pekalongan dan Kab. Batang
Kab. Pekalongan
Hal II - 1
Page 2
Kab. Pekalongan Laut Jawa
Kota Pekalongan dan Kab. Batang
Kab. Banjarnegara Kab. Pemalang
Sumber: Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid 3, tahun 2003
Hal II - 2
Page 3
1. Pembagian wilayah administratif
Secara administratif Kabupaten Batang terdiri dari 12 kecamatan, 236
desa dan 9 kelurahan, Kota Pekalongan terdiri dari 4 (empat)
kecamatan dan 46 kelurahan. Sedangkan Kabupaten Pekalongan terdiri
dari 19 kecamatan, 270 desa dan 12 kelurahan.
2. Luas wilayah
Luas wilayah dari masing-masing wilayah pengkajian yaitu:
Kabupaten Batang mempunyai luas wilayah 788,64 km2,
Kota Pekalongan mempunyai luas wilayah seluas 45,25 km2
Kabupaten Pekalongan mempunyai luas wilayah seluas 836,13
km2 dan
3. Perincian penggunaan lahan
Pada wilayah penelitian Kabupaten Batang, Kota Pekalongan dan
Kabupaten Pekalongan kehidupan sebagian besar masyarakat
tergantung pada sektor pertanian. Namun demikian setiap tahunnya
terjadi penurunan luas lahan sawah yang disebabkan karena semakin
bertambahnya jumlah penduduk yang mengakibatkan kebutuhan akan
perumahan meningkat. Perincian penggunaan lahan dari masing-
masing wilayah penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2Penggunaan Lahan Sawah di Tiga Kabupaten/Kota yang Diteliti
Tahun 2002
Penggunaan LahanKab.
Batang
Kota Pekalonga
n
Kab. Pekalongan
Pengairan teknis Pengairan ½ teknis Pengairan sederhana Pengairan desa/non
PU Tadah hujan
7.7617.7849.1092.1781.727
1.4720000
14.4611.8521.7342.6995.329
Jumlah 22.559 1.472 26.138 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2003.
Penggunaan lahan sawah dibagi menjadi sawah pengairan teknis,
pengairan setengah teknis, pengairan sederhana, pengairan desa/non
PU, tadah hujan, pasang surut dan lebak, polder dan lainnya.
Kabupaten Batang lahan sawah sebagian besar digunakan untuk sawah
Hal II - 3
Page 4
pengairan sederhana. Sedangkan untuk Kota Pekalongan semua lahan
sawah yang ada merupakan lahan sawah dengan pengairan teknis dan
untuk Kabupaten Pekalongan sebagian besar digunakan untuk lahan
sawah dengan pengairan teknis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.2.
Sedangkan penggunaan lahan bukan sawah pada wilayah penelitian
terdiri dari bangunan pekarangan, tegal/huma, padang rumput,
tambak, hutan rakyat/negara, perkebunan dan lainnya. Penggunaan
lahan bukan sawah di Kabupaten batang sebagian besar (34,82%)
digunakan untuk tegal/kebun. Sedangkan untuk Kota Pekalongan
sebagian besar digunakan untuk bangunan pekarangan sebesar
82,27% dari total lahan bukan sawah, dan Kabupaten Pekalongan
sebagian besar lahan bukan sawah berupa hutan rakyat dan negara
sebesar 46,49% dari total lahan bukan sawah. Untuk mengetahui lebih
rinci luas penggunaan lahan bukan sawah tersebut dapat dilihat pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3Penggunaan Lahan Bukan Sawah di Tiga Kabupaten/Kota yang Diteliti
Tahun 2002
Penggunaan LahanKab.
Batang
Kota Pekalonga
n
Kab. Pekalongan
Lahan Bukan Sawah Bangunan/pekarangan Tegal/kebun Ladang/huma Padang rumput Sementara tdk
diusahakan Hutan rakyat Hutan negara Perkebunan
negara/swasta Lain-lain Rawa-rawa Tambak Kolam/Tebat/Empang
11.15419.614
0134
01.35412.5338.1232.930
2128
4
2.488175
007000
2107074
0
12.25611.125
1.223397
2482
26.2392.5992.580
0550
22
Jumlah 56.336 3.024 57.475
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2003.
Hal II - 4
Page 5
B. Gambaran Umum Demografis
1. Jumlah dan kepadatan penduduk.
Jumlah penduduk Kabupaten Batang tercatat sebanyak 674.638 jiwa
dengan kepadatan 855 jiwa per Km2 dan jumlah rumah tangga
sebesar 161.223 rumah tangga. Kota Pekalongan memiliki jumlah
penduduk sebesar 130.276 jiwa dengan tingkat kepadatan paling
tinggi sebesar 5.824 jiwa per Km2. walaupun memiliki tingkat
kepadatan paling tinggi, namun Kota Pekalongan memiliki jumlah
rumah tangga paling sedikit yaitu sebanyak 62.393 rumah tangga.
Sedangkan Kabupaten Pekalongan memiliki jumlah penduduk dan
jumlah rumah tangga paling banyak dibandingkan wilayah penelitian
lainnya yaitu sebesar 816.712 jiwa dan 188.542 rumah tangga
dengan kepadatan sebanyak 977 jiwa per Km2. Untuk selengkapnya
data potensi kependudukan masing-masing wilayah penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, kepadatan dan Jumlah Rumah
Tangga
Kabupaten/ Kota
Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa per Km2)
Rumah TanggaLaki-laki Perempuan Jumlah
Kab. Batang 335.581 339.057 674.638 855 161.223
Kota
Pekalongan
130.276 133.264 263.540 5.824 62.393
Kab.
Pekalongan
406.555 410.157 816.712 977 188.542
Sumber: Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan Dalam Angka 2002, Profil Daerah Kabupaten dan Kota jilid 3
2. Penduduk menurut lapangan usaha.
Jika dilihat dari sektor lapangan usaha yang paling banyak digeluti
oleh masyarakat Kabupaten Batang adalah pertanian tanaman
pangan baik sebagai buruh tani maupun petani sendiri sebesar
37,47% (120.488 jiwa). Selain itu, sebesar 1,2 % (7.675 jiwa) jumlah
penduduk Kabupaten Batang bekerja di bidang perikanan di wilayah
administrasi Kabupaten Batang. Hal ini menunjukkan besarnya
Hal II - 5
Page 6
sumberdaya manusia yang menjadi potensi utama dalam
pembangunan Kabupaten Batang khususnya dalam bidang perikanan.
Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hal II - 6
Page 7
Tabel 2.5Banyaknya Penduduk Berumur 15 th Ke Atas Menurut Wilayah
Administrasi dan Lapangan Usaha Berdasarkan Hasil SP 2000 di Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan akhir Tahun 2002
No. Lapangan Usaha
Kab. Batang (jiwa)
Kota Pekalongan
(Jiwa)
Kab. Pekalongan
(jiwa)1. Pertanian tanaman
pangan120.488
2.587 91.188
2. Perkebunan 6.226 - 2.987
3. Perikanan 7.675 - 6.011
4. Peternakan 1.752 - 1.603
5. Pertanian lainnya 16.105 - 7.796
6. Industri pengolahan 35.670 17.070 63.391
7. Perdagangan 45.490 1.071 67.981
8. Jasa 55.219 814 88.747
9. Angkutan 7.417 942 5.683
10
.
Lainnya25.522
1.856 28.927
Jumlah 321.56
4
24.340 364.314
Sumber: Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pekalongan Dalam Angka 2002
Berdasarkan tabel 2.5, diketahui bahwa sebesar 9,23 % (24.340 jiwa)
dari jumlah penduduk Kota Pekalongan bekerja di wilayah
administrasi Kota Pekalongan. Dari tabel diatas diketahui pula bahwa
lapangan kerja yang paling banyak digeluti oleh penduduk Kota
Pekalongan adalah pada sektor industri sebesar 70,13% (17.070 jiwa),
yang memiliki lebih banyak pekerja laki-laki dibandingkan pekerja
perempuan. Sedangkan lapangan usaha pertanian pada wilayah
kajian ini hanya sebesar 10,63% penduduk yang bekerja pada
lapangan usaha ini.
Sedangkan untuk Kabupaten Pekalongan, diketahui bahwa sebagian
besar penduduk bekerja pada sektor pertanian tanaman pangan yaitu
sebesar 25,03% (91.188 jiwa) dan sebesar 1,65 % penduduk (6.011
jiwa) bekerja pada bidang perikanan di wilayah administrasi
Kabupaten Pekalongan. Hal ini menunjukkan besarnya sumberdaya
Hal II - 7
Page 8
manusia yang menjadi potensi utama dalam bidang perikanan cukup
besar.
C. Gambaran Umum Ekonomi
Tabel di bawah ini menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Batang, Kota
Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan berdasarkan kontribusi masing-
masing bidang usaha.
Tabel 2.6Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang, Kota Pekalongan
dan Kabupaten Pekalongan Tahun 2001
Bidang UsahaKabupaten
BatangKota
PekalonganKabupaten Pekalongan
1. Pertanian 523.449.101 206.306.939 523.449.1012. Pertambangan dan Air
Bersih26.233.607 - 26.233.607
3. Industri 901.850.217 395.961.837 901.850.217
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
18.208.641 13.761.508 18.208.641
5. Bangunan 128.238.190 121.643.730 128.238.1906. Perdagangan, Hotel &
Restoran586.893.678 356.547.330 586.893.678
7. Pengangkutan dan Komunikasi
108.149.819 110.244.374 108.149.819
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
128.208.073 125.459.557 128.208.073
9. Jasa-Jasa 386.896.262 176.396.588 386.896.262PDRB 2.808.127.587 1.506.321.863 2.808.127.587
Sumber: Pendapatan Regional Jawa Tengah 2001
Tabel diatas menunjukkan PDRB dari ke-tiga wilayah penelitian yang
dijabarkan menurut lapangan usaha. Untuk Kabupaten Batang, bidang
usaha yang memberikan kontribusi paling besar adalah sektor industri,
sedangkan bidang usaha yang memberikan kontribusi paling kecil adalah
sektor listrik, gas dan air bersih.
Sedangkan untuk Kota Pekalongan pada tahun 2001 bidang usaha yang
memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Kota Pekalongan adalah
industri, sedangkan yang memberikan kontribusi paling kecil adalah
bidang usaha listrik, gas dan air bersih.
Sama halnya dengan Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, pada
Kabupaten Pekalongan bidang usaha yang memberikan kontribusi paling
Hal II - 8
Page 9
banyak terhadap PDRB adalah bidang usaha industri, sedangkan yang
memberikan kontribusi paling sedikit adalah bidang usaha listrik, gas dan
air bersih.
Hal II - 9
Page 10
D. Gambaran Potensi Pantai dan laut Kabupaten/Kota yang Diteliti
1. Kabupaten Batang
a. Potensi pantai
Kabupaten batang mempunyai panjang garis pantai 38,75 km
selebar 4 mil (Sumber: Makalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.
Batang, 2002). Daerah pesisir Kabupaten Batang berada di
Kecamatan Batang, Tulis, Subah, Limpung dan Gringsing.
Permasalahan pantai Batang relatif sama dari tahun ke tahun, yaitu
terjadinya penyumbatan muara pada Kali Gabus, Kali Boyo, Kali
Sambong, dan Kali Anyar. Penyumbatan ini antara lain disebabkan
oleh sampah lokal yang berasal dari daerah hulu.
Pantai Klidang Lor/Muara Sungai Sambong
Sungai Sambong yang bermuara di Klidang Lor, Kecamatan
Batang, Kabupaten Batang dimanfaatkan sebagai alur pelayaran
perahu nelayan dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Klidang Lor.
Secara geografis Muara Sambong terletak pada 06o52’45.1” LS
dan 109o44’59.4” BT. Lahan pinggir pantai di sisi barat muara
merupakan permukiman, pertambakan dan fasilitas PPI/TPI,
sedangkan di sebelah timur dimanfaatkan sebagai areal
pertambakan dan kawasan wisata.
Geomorfologi pantai Klidang Lor merupakan pantai berpasir yang
bercampur dengan Lumpur. Kemiringan dasar pantai berkisar
0,004 sampai 0,005, termasuk dalam kategori pantai yang
landai. Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Bappeda Batang
tahun 2000, kedalaman pantai kurang dari 2 m berada pada
jarak + 200 m dari garis pantai, sedangkan kedalaman kurang
dari 3 m berada pada jarak + 1.200 m dari garis pantai.
Sedimen pantai yang mengendap berwarna hitam dipengaruhi
oleh sedimen daerah hulu yang dibawa arus sungai. Kualitas air
tercemar dan berwarna hitam karena adanya sampah lokal yang
berasal dari daerah hulu. Kondisi ini sangat memprihatinkan,
apalagi pada sisi timur dimanfaatkan sebagai kawasan wisata.
Hal II - 10
Page 11
Pada mulut muara sungai dibangun jetty dengan panjang + 300
m. Permasalahan yang ada di lokasi pantai ini adalah tingginya
sedimentasi sungai yang mengganggu alur pelayaran,
penanganan yang selama ini dilakukan adalah dengan
pengerukan rutin oleh Dinas Perikanan dan Kelautan.
Faktor pasang surut juga mempengaruhi lahan permukiman
penduduk dan jalan. Pada saat pasang tinggi, lahan dan jalan di
sekitar PPI Klidang Lor menjadi tergenang. Namun demikian
pengaruh pasang disini tidak mempengaruhi adanya intrusi air ke
persawahan atau sumber air karena daerah udik dari sungai
Sambong berupa irigasi teknis yang dapat menekan laju intrusi
pada saat musim kering (Sarana Antar Nusa Perekayasa, 2000).
Pantai Celong
Lokasi pantai berada di Dukuh Mangunsari, Desa Kedawung,
Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang. Secara geografis Pantai
Celong terletak pada 06o54’56.6” LS dan 109o56’05.9” BT. Lahan
di sekitar pantai dimanfaatkan sebagai lahan permukiman,
perkebunan/hutan, TPI/PPI, dan jalan rel kereta api. Geomorfologi
pantai Celong merupakan pantai berpasir dan berbatu.
Untuk Pantai Celong, permasalahan yang dihadapi adalah
masalah sedimentasi yang mengganggu alur pelayaran dan
pendangkalan di kolam labuh TPI/PPI setempat. Pendangkalan
biasanya terjadi pada saat bertiupnya angin barat pada bulan
Desember-Januari. Sedangkan pada saat bertiup angin timur,
sedimen terangkut kearah barat namun karena terhalang
breakwater TPI/PPI, tidak semua sedimen yang mengendap
terangkut keluar kolam labuh.
TPI Roban dan TPI Seklayu
Selain TPI yang berada di Pantai Klidang Lor dan Pantai Celong, di
Kabupaten Batang terdapat pula TPI Roban yang berada di
Hal II - 11
Page 12
Kecamatan Tulis dan TPI Seklayu yang berada di Kecamatan
Gringsing.
Permasalahan yang dihadapi oleh kedua TPI ini antara lain
adalah sering terjadinya pendangkalan di alur sungai (Makalah
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang, 2002).
b. Potensi Mangrove
Kabupaten Batang memiliki garis pantai sepanjang 38,75 Km.
Berdasarkan Laporan Kegiatan Evaluasi dan Pemantauan Bakau
tahun 2000 menunjukkan bahwa areal hutan bakau di wilayah
pantai Kabupaten Batang seluas 59,50 Ha yang terdiri dari 51,00 Ha
dalam kondisi baik sedangkan 8,50 Ha dalam kondisi kritis.
Rusaknya tanaman bakau disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain tekanan dari meningkatnya jumlah penduduk dan
pembangunan, penebangan tanaman bakau untuk areal dan
perluasan tambak, untuk kebutuhan ekonomis (kayu bakar atau
dijual) dan faktor alam. Selain bakau Kabupaten Batang juga
mempunyai potensi trumbu karang yang sebagian besar penduduk
memberi nama karang maeso.
c. Potensi Perikanan Laut dan Darat
Perikanan laut di Kabupaten Batang terdapat di empat kecamatan
yaitu Kecamatan Batang, Tulis, Limpung dan Grinsing, dengan
tingkat produksi pada tahun 2001 sebesar 18.757.010 kwintal
senilai Rp. 52.890.115.200,- (tabel 2.7.).
Terdapat 10.563 orang yang menggantungkan hidupnya di sub
sektor ini, terdiri dari nelayan musiman sebanyak 1.687 orang,
nelayan pandega 8.430 orang dan nelayan juragan sebanyak 446
orang, dengan menggunakan armada penangkapan jenis kapal
motor sebanyak 183 buah dan motor tempel sebanyak 347 buah.
Potensi ikan segar Kabupaten Batang yang merupakan komoditas
eksport sangat baik seperti udang tambak, udang laut, kakap
merah, bawal putih, ikan remang, rajungan dan ikan asin. Tahun
2001 produksi ikan segar tersebut sebanyak 1.711.451 kg senilai Rp
17.010.405.235,- Di sektor pengolahan ikan Kabupaten Batang
Hal II - 12
Page 13
menghasilkan ikan-ikan olahan berupa pindang, ikan asin dan ikan
asap atau panggang. Produksi ikan olahan tahun 2001 mencapai
25.585.822 kg senilai Rp 151.387.614.900,- . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7Data Potensi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang Tahun
2001
No.
Jenis Berat (1000 kg) Harga (Rp)
Produksi Perikanan Th. 2001
1 Perikanan Laut 18.757.010 52.890.115.200
Komoditas Eksport Th. 2001
1 Udang Tambak 81.124 3.636.691.000
2 Udang Laut 18.802 786.410.760
3 Kakap Merah 381.179 5.278.939.575
4 Bawal 85.153 715.167.100
5 Remang 259.964 1.403.856.000
6 Ikan Asin 881.848 5.138.429.800
7 Rajungan 3.381 50.911.000
Jumlah 1.711.451 17.010.405.235
Produksi Ikan Olahan Th. 2001
1 Pindang 6.887.475 47.182.302.700
2 Asin 8.818.483 50.384.297.900
3 Panggang 3.765.784 24.191.492.600
4 Segar 6.387.080 28.629.521.700
Jumlah 25.858.822 150.387.614.90
0
Sumber : Dinas Perikanan Batang 2002
Produksi perikanan laut di Kabupaten Batang paling banyak
(16.081.343 kg) jika dibandingkan dengan produki perikanan
tambak, kolam, perairan umum dan mina padi. Jumlah seluruh
produksi perikanan di Kabupaten Batang sebanyak 16.596.224 kg.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah.
Tabel 2.8Rekapitulasi Produksi dan Nilai Produksi Ikan Laut,
Tambak, Perairan Umum, Kolam dan Mina Padi di Kabupaten Batang Tahun 2002
No Produksi Nilai Produksi (Kg)
1. Laut 16.081.3432. Tambak 341.211
Hal II - 13
Page 14
3. Kolam 81.7094. Perairan Umum 74.2575. Mina Padi 17.704Jumlah 16.596.224
Sumber : Kabupaten Batang dalam Angka 2002
d. Perikanan Darat
Selain hasil perikanan laut, pada Kabupaten Batang terdapat pula
perikanan darat yang berada di empat kecamatan yaitu Kecamatan
Batang, Tulis, Subah, Limpung dan Kecamatan Gringsing seluas
247,75 hektar. Semuanya melibatkan 229 orang petani tambak.
Nilai produksi perikanan darat tersebut pada tahun 2001 sebanyak
868.565 kwintal senilai Rp 12.952.436.100,-. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9Perikanan Darat Kabupaten Batang
No Perikanan DaratProduksi (1000
Kg)Nilai Produksi
(Rp.)1. Ikan Tambak 115.765 888.311.5002. Udang Tambak 295.323 10.937.961.2503. Ikan Kolam 341.461 243.166.2504. Perairan Umum 116.016 882.997.100
jumlah 868.565 12.952.436.100Sumber : Kabupaten Batang dalam Angka 2002
2. Kota Pekalongan
a. Potensi Pantai
Panjang garis pantai Kota Pekalongan sesuai dengan pengukuran
pada peta GIS adalah + 6 km. Secara administratif, pesisir Kota
Pekalongan berada di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara,
meliputi Kelurahan Bandengan, Kelurahan Kandang-panjang,
Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan
Degayu.
Permasalahan pantai yang dihadapi oleh Kota Pekalongan berada di
dua lokasi utama yaitu Pantaisari/Pasir Kencana dan Pantai
Slamaran.
Pantaisari/Pasir Kencana
Hal II - 14
Page 15
Pantaisari/Pantai Pasir Kencana berada di wilayah Kelurahan
Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Penggunaan lahan di sepanjang pantai membentang dari barat
ke timur adalah kawasan perikanan darat/kawasan tambak,
kawasan industri, kawasan wisata, kawasan pelabuhan dan
kawasan permukiman. Selain itu, pada lokasi pantai ini juga
terdapat krematorium (tempat pembakaran jenazah).
Penggunaan lahan pada lokasi ini didominasi oleh kawasan
perikanan darat/tambak dan permukiman.
Pada Pantaisari ini bermuara sungai Pekalongan. Muara Sungai
Pekalongan difungsikan sebagai Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) dengan bangunan pelindung berupa jetti. Keberadaan
bangunan ini berpengaruh terhadap kondisi pantai sekitar.
Terutama pada saat terjadinya angin timur yang akan
mengeluarkan sedimen di daerah pantai terhalang oleh
bangunan pelindung yang menyerupai jetti, sedangkan angin
barat yang akan membawa sedimen ke daerah pantai akan
menambah suplai sedimen yang ada.
Dari kondisi yang ada, permasalahan yang dihadapi pantai Pasir
Kencana adalah erosi pantai, banjir pasang dan limpasan pasir.
Terhadap permasalahan erosi pantai, sudah pernah ditangani
oleh pemkot dengan membangun seawall dari buis beton.
Namun hasil yang diperoleh belum optimal bahkan di beberapa
titik lokasi, bangunan tersebut banyak yang terguling/roboh.
Pantai Slamaran
Pantai Slamaran berada di wilayah Kelurahan Krapyak Lor,
Kecamatan Pekalongan utara, Kota Pekalongan. Penggunaan
lahan di sepanjang pantai membentang dari barat ke timur
adalah kawasan perikanan darat/kawasan tambak, kawasan
wisata, kawasan pelabuhan dan kawasan permukiman, yang
masih didominasi oleh kawasan perikanan darat/tambak dan
permukiman. Pada lokasi ini bermuara sungai Sibulan dan
Susukan.
Hal II - 15
Page 16
Dari kondisi yang ada, permasalahan yang dihadapi Pantai
Slamaran adalah dominan sedimentasi dan garis pantai relatif
stabil dinamis. Faktor pasang surut mempengaruhi lahan
permukiman penduduk dan jalan. Pada saat pasang tinggi, lahan
dan jalan di sekitar permukiman menjadi tergenang. Kondisi ini
sudah diatasi oleh Pemkot dengan membuat pintu klep otomatis
penahan banjir rob.
b. Potensi Mangrove
Potensi mangrove di Kota Pekalongan ditemui pada sisi barat sungai
Pekalongan, sedangkan pada sisi timurnya yaitu di wilayah pantai
Slamaran justru terjadi penambahan daratan (abrasi). Pengaruh dari
abrasi di wilayah pantai Kota Pekalongan ini pernah
melenyapkan/menghancurkan sebagian rumah-rumah penduduk
dan juga tambak-tambak yang mulai hilang karena abrasi.
Keberadaan Hutan Bakau di wilayah pesisir dan pantai Kota
Pekalongan, sudah tidak ada, tanaman bakau yang ada hanya di
pematang-pematang saluran air/pematang tanah dan jumlahnya
sedikit. Keadaan laut di wilayah pesisir dan pantai Pekalongan yang
pada akhir-akhir ini cukup memprihatinkan adalah semakin
tingginya rob (Air Laut Pasang), yang sering menggenangi jalan-
jalan, pekarangan penduduk pada saat-saat tertentu.
c. Potensi Perikanan Laut dan Darat
Kota Pekalongan yang terletak di Wilayah Pantai Utara sebelah Barat
Propinsi Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk 263.540 jiwa. Dari
jumlah penduduk tersebut terdapat 29.078 jiwa yang bekerja
disektor Perikanan (Tabel 2.10), dari tabel ini terlihat bahwa 11,09%
penduduk Kota Pekalongan bekerja di sektor Perikanan. Sedangkan
apabila dilihat berdasarkan jenis pekerjaannya pada sektor
perikanan sebagian besar penduduk Kota Pekalongan sebagai
nelayan sebanyak 22.705 orang dan yang paling sedikit sebagai
pedagang ikan hias sebanyak 35 orang.
Tabel 2.10Jumlah Tenaga Kerja Menurut Jenis Pekerjaan
Hal II - 16
Page 17
di Sektor Perikanan Kota Pekalongan Tahun 2001
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)
1 Pemilik kapal 294
2 Nelayan 22.705
3 Pengolah Ikan 98
4 Bakul ikan di TPI 246
5 Bakul ikan di Pasar 89
6 Bakul ikan hias 35
7 Petani tambak 118
8 Petani ikan 43
9 Buruh perikanan 5.450
Jumlah 29.078
Sumber: Kota Pekalongan dalam angka 2002
Di wilayah Kota Pekalongan terdapat Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pekalongan (PPNP) dengan TPI yang terbesar di wilayah
Jawa Tengah. TPI Kota Pekalongan terdiri dari 2 unit tempat
pelelangan, dengan nilai produksi tahun 2001 mencapai 71.550.645
Kg, dengan nilai Rp. 206.394.885.000,- (tabel 2.11.). Produksi ikan
ini mengalami peningkatan yang cukup besar pada sekitar bulan
Agustus, September dan Oktober.
Tabel 2.11Produksi dan Nilai Hasil Perikanan Laut
Perbulan di TPI Kota Pekalongan Tahun 2001
No Bulan Produksi(Kg)
Nilai(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
4.441.895
3.413.671
4.649.265
6.186.732
5.117.696
5.557.574
5.551.124
8.603.219
8.583.663
8.809.395
6.886.397
3.780.014
12.758.341.000
487.714.000
15.770.381.000
20.826.029.000
16.692.859.000
17.136.291.000
19.585.892.000
20.889.124.000
19.488.008.000
22.420.214.000
18.870.820.000
11.468.212.000
Jumlah 71.550.645 206.394.885.000
Sumber: Data Perikanan 2002
Hal II - 17
Page 18
Tabel 2.12Rekapitulasi Produksi dan Nilai Produksi Ikan Laut,
Tambak, Perairan Umum, Kolam dan Mina Padi di Kota Pekalongan
No Produksi Nilai Produksi (Kg)
1. Laut 50.881.5662. Tambak 60.4003. Kolam 76.2034. Perairan Umum 17.3075. Mina Padi -Jumlah 51.035.476
Sumber : Kota Pekalongan dalam Angka 2002
Sedangkan jumlah kapal penangkapan ikan yang tercatat berada di
wilayah Kota Pekalongan adalah sebanyak 696 unit dengan jumlah
armada terbanyak adalah jenis purse seine sebanyak 419 unit (tabel
2.13).
Tabel 2.13Jumlah Kapal Penangkap Ikan Yang Melelangkan Ikan
di TPI Kota Pekalongan Tahun 2001
No BulanPurse Seine
(Unit)
Mini Purse Seine(Unit)
Cotok/Cantrang
(Unit)
Gill Net(Unit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
160
132
192
232
208
164
221
436
226
403
212
149
80
210
471
886
219
364
194
66
166
156
123
10
189
110
268
281
305
213
351
206
219
144
116
58
26
33
53
44
46
52
69
47
126
57
42
44
Jumlah 2.775 2.945 2.360 639
Sumber: Kota Pekalongan dalam angka 2002
Tabel 2.14Jumlah Kapal Penangkap Ikan Kota Pekalongan
Menurut Jenis Alat Tangkap Tahun 2001
No Jenis Pekerjaan Jumlah(Unit)
1 Purse Seine 419
Hal II - 18
Page 19
2 Mini Purse Seine 86
3 Long Line 78
4 Gill Net 61
5 Cantrang / Cotok 48
6 Prawe 4
Jumlah 696
Sumber: Kota Pekalongan dalam angka 2002
Untuk kegiatan pengolahan ikan, terdapat 2 jenis pengolahan yaitu
Tradisional yang terdiri dari ikan asin, segar, pindang, panggang,
terasi dll, dan Modern yang terdiri dari fillet Beku dan Kaleng. Pada
Kota Pekalongan terdapat pengusaha pengolah ikan sebanyak 96
orang dengan jenis pengolahan ikan yang paling banyak adalah ikan
asin sebanyak 30 orang (lihat tabel 2.15). Untuk pengembangan
Perikanan Tangkap di wilayah Kota Pekalongan yang terletak
diseberang Timur PPNP terdapat lokasi Pengembangan PPNP seluas
30 Ha. Di lokasi tersebut oleh Departemen Perikanan dan Kelautan
akan dikembangkan suatu kegiatan Industri Perikanan Terpadu yang
meliputi fasilitas pendaratan ikan, pelelangan tambat labuh, industri
pengolahan ikan dan distribusi hasil perikanan.
Tabel 2.15Jumlah Pengolah Ikan Menurut Jenis Olahan
di Kota Pekalongan Tahun 2001
No Jenis OlahanJumlah Pengolah
(Orang)1
2
3
4
5
Ikan Asin
Ikan Pindang
Ikan Segar
Ikan Panggang (Pengasapan)
Terasi
30
11
10
19
26
Jumlah 96 Sumber: Kota Pekalongan dalam angka 2002
3. Kabupaten Pekalongan
a. Potensi Pantai
Menurut data administratif, Kabupaten Pekalongan terdiri dari 270
Desa, dan 6 Desa diantaranya merupakan desa pantai (sumber: Peta
GIS). Kabupaten Pekalongan memiliki panjang pantai + 10 km,
Hal II - 19
Page 20
dengan luas pantai + 2 km2 (sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan,
2001). Secara administratif, pesisir Kabupaten Pekalongan berada di
wilayah:
Kecamatan Wonokerto, meliputi desa: Wonokerto Kulon,
Apiapi dan Desa Pecakaran.
Kecamatan Tirto, meliputi Desa Jeruksari
Kecamatan Siwalan, meliputi Desa Depok dan Semut
Wilayah pantai di kabupaten Pekalongan yang mengalami kerusakan
adalah Pantai Suter yang berada di Desa Depok, Kecamatan
Siwalan, kabupaten Pekalongan. Lokasi pantai ini berada pada 06 o
50 ’ 27.6 ” LS dan 109 o 36 ’ 06.9 ” BT sekitar 6,7 km dari jalan raya
pantura Jawa Tengah.
Secara geomorfologis, pantai Suter termasuk pantai yang berpasir.
Pantai Suter mempunyai potensi sebagai kawasan wisata pantai dan
areal pertambakan. Kualitas air laut dan kondisi pantai dan laut di
sekitarnya relatif belum tercemar. Lokasi pantai berada di antara
dua sungai besar yaitu Sungai Sragi di sebelah abrat dan Sungai
Sipait di timur.
Permasalahan yang dihadapi pantai Suter adalah erosi pantai
sehingga garis pantai mengalami kemunduran. Indikasi awal tampak
dari bekas tanaman pohon kelapa yang sudah tumbang (pokok
pohon) berada di perairan laut.
Penyebab kerusakan adalah berubahnya pola arus dan
hidrodinamika pantai di sekitar lokasi dikarenakan adanya bangunan
pantai yang menjorok ke laut. Bangunan pantai yang berada dekat
dengan lokasi pantai Suter adalah bangunan jetti pada muara
sungai Sipait di sebelah timur Pantai Suter.
b. Gambaran Mangrove
Luas hutan mangrove di Kabupaten Pekalongan + 1 ha yang berada
di Desa Semut, Desa Wonokerto Kulon, Desa Apiapi, Desa Pecakaran
Kecamatan Wonokerto, Desa Depok Kecamatan Siwalan, dan Desa
Jeruksari Kecamatan Tirto. Pada daerah tersebut sebagian besar
Hal II - 20
Page 21
memiliki kerapatan penutup vegetasi berkisar antara 25 – 50%
(jarang), kecuali pada Desa Wonokerto Kulon Kecamatan Wonokerto
yang memiliki kerapatan penutup vegetasi kurang dari 25% (jarang
sekali). Jenis vegetasi pada hutan mangrove yang berada di
Kebupaten Pekalongan berupa bakau hitam.
c. Potensi Perikanan Laut dan Darat
Potensi sumber daya perikanan dibedakan menjadi dua yaitu
sumber daya manusia dan sumber daya alam. Tersedianya sumber
daya manusia dan alam yang dapat dieksploitasi merupakan salah
satu faktor yang penting dalam usaha peningkatan produksi
perikanan.
Dilihat dari sumber daya manusia yang bergerak di bidang
perikanan dapat dirinci sebagai berikut:
Hal II - 21
Page 22
Tabel 2.16Sumber Daya Manusia dan Sarana yang Bergerak di Bidang Perikanan
pada Kabupaten Pekalongan
No Mata PencaharianJumlah
(jiwa dan buah)
%
1. Nelayan Perairan Laut Juragan Pandega
9.823 76,72453
9.3702. Nelayan Perairan Umum 868 6,783. Petani Tambak 579 4,524. Petani Ikan Air Tawar 1179 9,215.6.
Bakul/Pengolah IkanArmada1. Kapal motor2. Motor tempel3. Perahu layar
354
21477
-
2,76
7. Jumlah alat tangkap ikan1. purseine2. purseine mini3. paying4. cantrang5. pukat pantai6. trammel net
201
119369
2181
Jumlah SDM 12.803 100 Sumber : Kab. Pekalongan Dalam Angka 2002, Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun
2001
Sarana penangkapan ikan yang ada di Kabupaten Pekalongan atau
yang biasa disebut armada penangkapan sebagian besar
merupakan motor tempel sebanyak 477 buah dan yang berupa
kapal motor (Purse Seine) sebanyak 20 buah. Sarana tempat
pelelangan ikan yang terdapat di Kabupaten Pekalongan yaitu TPI
Wonokerto dan TPI Jambean.
Sumber daya alam yang berkaitan dengan sektor perikanan yang
dimiliki Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.17Sumber Daya Alam yang Tersedia di Kabupaten Pekalongan
No.
Sumber Daya Alam Panjang/Luas
1 Panjang Pantai 10 km2 Luas Pantai 2 km2
3 Tambak 550,30 Ha4 Kolam 14,27 Ha5 Mina Padi 12 Ha6 Perairan Umum 225,60 Ha
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun 2001
Hal II - 22
Page 24
Tabel 2.18Rekapitulasi Produksi dan Nilai Produksi Ikan Laut,
Darat dan Sungai di Kabupaten Pekalongan
No Produksi Nilai Produksi (Kg)
1. Laut 1.939.6142. Darat 712.4203. Sungai 138.600Jumlah 2.790.634
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka 2002
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi perikanan di
Kabupaten Pekalongan sebagian besar adalah produksi ikan laut
sebesar 1.939.614 kg, sedangkan untuk produksi ikan darat hanya
sebesar 712.420kg.
Hal II - 24
Page 25
Laporan Pendahuluan
Hal II - 25