5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perawatan Pesawat Fokker F27 Buku Pedoman Perawatan yang diberikan oleh pabrik yang akan digunakan sebagai pedoman perawatan adalah sebuah panduan sebagaimana layaknya sebuah buku pedoman perawatan kendaraan bermotor yang dipegang oleh penggunanya. Keseimbangan jumlah personil yang diperlukan dalam setiap interval perawatan tersebut sangat penting karena berhubungan dengan pelaksanaannya di Bengkel Perawatan (Maintenance Facility) dimana pada saat yang bersamaan ada kemungkinan terdapat pesawat lain yang akan atau sedang melaksanakan perawatan di bengkel tersebut. Apabila Pedoman Perawatan yang ada tidak mempunyai keteraturan dalam perencanaan penggunaan personil, maka akan sangat sulit bagi pengelola bengkel untuk menjadwal pelaksanaan perawatan untuk beberapa pesawat sekaligus di bengkelnya. Fokker F27 adalah sebuah pesawat terbang berbaling-baling dengan mesin ganda. Pesawat ini pertama kali dibuat pada tahun 50 an. Versi terbaru dan terakhir dibuat pada tahun 70 an. Saat ini pesawat tersebut sudah tidak diproduksi lagi tetapi metode perawatannya dalam Buku Pedoman Perawatan secara terus- menerus diperbaiki sampai dengan revisi terakhir yang digunakan oleh PT. Merpati Nusantara yaitu tanggal 30 November 1995. Perbaikan atau revisi ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pabrik sebagai jaminan keselamatan (airworthy) seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation - CASR).
15
Embed
BAB II - repository.dinamika.ac.idrepository.dinamika.ac.id/1537/4/BAB_II.pdf · Fokker F27 adalah sebuah pesawat terbang berbaling-baling dengan mesin ganda. Pesawat ini pertama
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Perawatan Pesawat Fokker F27
Buku Pedoman Perawatan yang diberikan oleh pabrik yang akan
digunakan sebagai pedoman perawatan adalah sebuah panduan sebagaimana
layaknya sebuah buku pedoman perawatan kendaraan bermotor yang dipegang
oleh penggunanya. Keseimbangan jumlah personil yang diperlukan dalam setiap
interval perawatan tersebut sangat penting karena berhubungan dengan
pelaksanaannya di Bengkel Perawatan (Maintenance Facility) dimana pada saat
yang bersamaan ada kemungkinan terdapat pesawat lain yang akan atau sedang
melaksanakan perawatan di bengkel tersebut. Apabila Pedoman Perawatan yang
ada tidak mempunyai keteraturan dalam perencanaan penggunaan personil, maka
akan sangat sulit bagi pengelola bengkel untuk menjadwal pelaksanaan perawatan
untuk beberapa pesawat sekaligus di bengkelnya.
Fokker F27 adalah sebuah pesawat terbang berbaling-baling dengan
mesin ganda. Pesawat ini pertama kali dibuat pada tahun 50 an. Versi terbaru dan
terakhir dibuat pada tahun 70 an. Saat ini pesawat tersebut sudah tidak diproduksi
lagi tetapi metode perawatannya dalam Buku Pedoman Perawatan secara terus-
menerus diperbaiki sampai dengan revisi terakhir yang digunakan oleh PT.
Merpati Nusantara yaitu tanggal 30 November 1995. Perbaikan atau revisi ini
dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pabrik sebagai jaminan keselamatan
(airworthy) seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Penerbangan Sipil (Civil
Aviation Safety Regulation - CASR).
6
Pelaksanaan perawatan pesawat Fokker F27 dilakukan pada interval
tertentu. Interval tersebut dapat dinyatakan dengan Hari Kalender (Calendar Day),
Bulan (Month), Tahun (Year), Jam Terbang (Flight Hours) dan Pendaratan
(Flight Cycle).
Setiap kegiatan perawatan, selelau diperlukan personil untuk
pelaksanaannya. Untuk memudahkan perhitungan dalam perencanaan perawatan,
kebutuhan personil dinotasikan dengan Man Hour (MH). Oleh sebab itu, apabila
dinyatakan bahwa suatu pekerjaan dengan nomor X memerlukan 1 MH berarti
secara prinsip, pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan oleh 1 orang dalam 1 jam.
Pada saat yang bersamaan, dapat pula terjadi bahwa dalam suatu interval
tertentu, tercakup pula pelaksanaan pekerjaan interval yang lain apabila interval
tersebut masih merupakan faktor kelipatannya. Misal, dinyatakan bahwa suatu
pekerjaan harus dilaksanakan pada interval 500 Jam Terbang, maka secara
otomatis pekerjaan yang harus dilakukan pada interval 250 Jam Terbang juga
harus dilaksanakan pada saat yang sama karena merupakan faktor kelipatan dari
500 Jam.
Sejak pertama kali pedoman perawatan pesawat Fokker F27 ini
diterbitkan, interval pelaksanaan perawatannya dinyatakan dengan notasi huruf
abjad seperti A, B, C dan seterusnya (Fokker F27 Customer Maintenance Program
1995:2). Secara umum konsep perawatan pesawat Fokker F27 dinyatakan sebagai
berikut:
7
Tabel 2.1 Master Schedule Program Perawatan Pesawat Fokker F27
No Jenis Inspeksi Interval
1 Service 1 Check (S1) Sehari sekali (Daily) 2 Service 2 Check (S2) 2 hari sekali (48 jam) 3 A Check (A) 125 Jam Terbang 4 B Check (B) 500 Jam Terbang atau 6 Bulan 5 C Check (C) 2000 Jam Terbang atau 18 Bulan 6 2 C Check (2C) 4000 Jam Terbang atau 3 Tahun 7 D Check (D) 8000 Jam Terbang atau 6 Tahun
Kelemahan sistem di atas adalah apabila interval perawatannya telah
mencapai tahapan yang tinggi (misal interval 4000 Jam Terbang) maka terdapat
kesulitan untuk mengatur kebutuhan personil karena pada interval tersebut
terdapat pula pekerjaan yang harus dilakukan untuk interval yang merupakan
kelipatan dari 4000 Jam Terbang (2000, 1000, 500 dan seterusnya). Sehingga
terdapat akumulasi kebutuhan personil yang menyebabkan pelaksanaan perawatan
menjadi lama dan membutuhkan personil yang banyak. Oleh sebab itu
pelaksanaan perawatan pada interval yang tinggi akan memerlukan fasilitas
perawatan yang memadai dengan jumlah personil yang cukup. Namun demikian,
hal ini akan menjadi tambah rumit ketika pada saat yang bersamaan dan di tempat
yang sama terdapat pula pesawat lain yang juga melakukan pelaksanaan
perawatan.
Tahun 1995, PT. Merpati Nusantara meminta pabrik pesawat Fokker F27
untuk mengubah konsep Pedoman Perawatan tersebut di atas untuk
mengoptimalkan penggunaan personil sehingga diharapkan pada setiap interval
tertentu, dibutuhkan jumlah personil yang relatif sama. Hasilnya, dengan
menggunakan metode tertentu, pabrik pesawat Fokker F27 membuat konsep baru
yang disebut dengan Equalized Maintenance Program (F27 Customer
8
Maintenance Program Guidelines, 1995:11). Prinsip pada konsep ini adalah
menyeimbangkan penggunaan personil pada setiap interval. Oleh pabrik pesawat
Fokker F27, metode dalam Tabel 2.1 diubah secara total sehingga membentuk
sebuah susunan yang lain seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Equalized Master Schedule Program Perawatan Pesawat Fokker F27