PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten dari 23 Kabupaten/Kota di Propinsi Aceh. Kabupaten yang beribukota Suka Makmue ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Secara administratif Kabupaten Nagan Raya dibagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan, 30 (tiga puluh) kemukiman dan 222 (dua ratus dua puluh dua) desa/gampong. Wilayah administrasi kecamatan di lingkup Kabupaten Nagan Raya adalah: Darul Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Seunagan, Suka Makmue, Seunagan Timur, Beutong Ateuh Banggalang dan Tripa Makmur. Wilayah kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Darul Makmur dengan luas wilayah 1.076,97 Km 2 atau 30,38% dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya, serta wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Suka Makmue sebesar 51,56 Km 2 atau 1,45% dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya. Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan dan jumlah desa di Kabupaten Nagan Raya tersaji pada Tabel 2.1 dan 2.2; Gambar 2.1 dan 2.2.
129
Embed
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU …naganrayakab.go.id/uploads/BAB_II_FINAL.pdf · wilayah Pantai Barat – wilayah Pantai Timur melalui Kabupaten Aceh Tengah. 2.1.1.2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN
RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten dari 23
Kabupaten/Kota di Propinsi Aceh. Kabupaten yang beribukota Suka Makmue
ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai
hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Secara administratif Kabupaten
Nagan Raya dibagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan, 30 (tiga puluh)
kemukiman dan 222 (dua ratus dua puluh dua) desa/gampong.
Wilayah administrasi kecamatan di lingkup Kabupaten Nagan Raya
adalah: Darul Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Seunagan,
Suka Makmue, Seunagan Timur, Beutong Ateuh Banggalang dan Tripa
Makmur. Wilayah kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Darul Makmur
dengan luas wilayah 1.076,97 Km2 atau 30,38% dari luas wilayah
Kabupaten Nagan Raya, serta wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Suka
Makmue sebesar 51,56 Km2 atau 1,45% dari luas wilayah Kabupaten
Nagan Raya.
Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan dan jumlah desa di
Kabupaten Nagan Raya tersaji pada Tabel 2.1 dan 2.2; Gambar 2.1 dan 2.2.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 2
Tabel 2.1
Luas Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
No Kecamatan Ibukota
Kecamatan
Luas
Wilayah (Km2)
Persentase Luas (%)
Jarak Dari Kota
Kec Ke Ibu Kota
Kab (Km)
1 Kuala Pesisir Padang Rubek 7,634.29 2.15 23
2 Kuala Ujong Fatihah 8,805.75 2.48 6
3 Suka Makmue Lueng Baro 5,156.31 1.45 3
4 Seunagan Jeuram 5,673.29 1.60 10
5 Seunagan Timur Keude Linteung 25,161.03 7.10 15
6 Beutong Babussalam 101,731.44 28.70 26
7 Beutong Ateuh Banggalang
Kuta Teungoh 40,591.94 11.45 62
8 Tadu Raya Alue Bata 38,003.01 10.72 10
9 Tripa Makmur Kabu 14,036.67 3.96 32
10 Darul Makmur Alue Bilie 107,697.40 30.38 48
Jumlah 354,491 100
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2032 (diolah)
Gambar 2.1 Persentase Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya
Menurut Kecamatan Tahun 2012
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2032 (diolah)
Kecamatan
2,15 2,48 1,45 1,60
7,10
28,70
11,45 10,72
3,96
30,38Persentase Luas Wilayah
(%)
Kuala Pesisir Kuala
Suka Makmue Seunagan
Seunagan Timur Beutong
Beutong ateuh Banggalang Tadu Raya
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 3
Tabel 2.2 Jumlah Desa/Gampong dan Kemukiman Menurut Kecamatan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
No Kecamatan Kemukiman Gampong/Desa
1 Kuala Pesisir 3 16
2 Kuala 2 17
3 Suka Makmue 2 19
4 Seunagan 5 35
5 Seunagan Timur 4 34
6 Beutong 4 24
7 Beutong ateuh Banggalang 1 4
8 Tadu Raya 2 22
9 Tripa Makmur 2 11
10 Darul Makmur 5 40
Jumlah Total 30 222
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2032 (diolah)
Gambar 2.2
Jumlah Desa/Gampong Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2032 (diolah)
Gampong/Desa
16 17 19
35 34
24
4
22
11
40Kecamatan Kuala Pesisir
Kuala
Suka Makmue
Seunagan
Seunagan Timur
Beutong
Beutong ateuh Banggalang
Tadu Raya
Ttripa Makmur
Darul Makmur
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 4
2.1.1 Kondisi Fisik Wilayah dan Demografi
2.1.1.1 Kondisi Geografis
Secara geografis, Kabupaten Nagan Raya terletak antara 03º40’-
03º38’ Lintang Utara dan 96º11’- 96º48’ Bujur Timur dan memiliki luas
wilayah 3.544,91 Km2 atau 354,491 Ha atau sebesar 6,25 % dari luas
Provinsi Aceh. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Nagan Raya
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Aceh Barat;
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan
Samudera Indonesia;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah,
Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Aceh Barat Daya.
Kabupaten Nagan Raya memiliki posisi strategis karena dilintasi oleh
jalan nasional yang merupakan jalur pantai Barat Sumatera. Selain itu
wilayah ini juga dilintasi oleh jalan strategis Nasional yang menghubungkan
wilayah Pantai Barat – wilayah Pantai Timur melalui Kabupaten Aceh Tengah.
2.1.1.2 Struktur Tanah
Bila dilihat dari struktur dan jenis, tanah di Kabupaten Nagan Raya
terdiri dari jenis tanah podzolit coklat, Alluvial, Podzolit merah kuning,
Andosol, Rock Out Croups, Renzina, Litosol, Mediteran dan beberapa jenis
tanah lainnya. Jenis tanah yang ada di wilayah ini berpengaruh besar
terhadap pengembangan sektor pertanian dan perkebunan serta jenis
tanaman yang cocok dikembangkan.
Jenis tanah tersebut pada umumnya relatif subur dan pada tanah
tersebut sesuai untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Beberapa
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2013
NO Jenjang Pendidikan
Tahun
2010 2011 2012 2013
1 SD/MI
1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI
15,904 15,088 15,344 18,178
1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
17,382 17,209 17,381 17,603
1.3. APK SD/MI (Persen) 91.50 87.68 88.28 103.27
2
SMP/MTs
2.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs
7,094 5,957 5,769 8.385
2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
8,015 8,208 8,290 8.388
2.3. APK SMP/MTs (Persen) 88.51 72.58 69.59 99.96
3
SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK
5,025 4,484 4,484 7,054
3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
7,363 7,391 7,318 7,563
3.3. APK SMA/MA/SMK 68.25 60.67 61.27 93.27
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 35
Gambar 2.11 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2013
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah, khususnya untuk
jenjang pendidikan SD dan SLTP semestinya juga diikuti dengan peningkatan
kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan, terutama mengenai daya tampung
ruang kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun yang
dicanangkan oleh pemerintah dapat berhasil.
d) Fasilitas Pendidikan
Guna mengatasi kekurangan daya tampung, pemerintah perlu
menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan seperti menambah
pembangunan unit gedung baru dengan prioritas pada daerah yang angka
partisipasi sekolahnya masih rendah dan daerah terpencil dan merehabilitasi
gedung-gedung SD dan SLTP dengan prioritas gedung yang rusak berat
serta mengangkat guru kontrak untuk ditempatkan pada sekolah yang
kekurangan guru.
91,5 87,68 88,28
103,27
88,51
72,58 69,59
99,96
68,2560,67 61,27
93,27
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013
SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 36
- Perkembangan Sekolah dan Ruang Kelas Menurut Jenjang
Pendidikan
Perkembangan jumlah sekolah menurut jenjang pendidikan dalam
beberapa tahun terakhir ini di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan
baik pendidikan umum maupun pendidikan Agama. Untuk pendidikan umum
dimana jenjang pendidikan SD pada tahun 2008 terdapat 126 sekolah dan
menjadi 135 sekolah pada tahun 2013. Untuk jenjang pendidikan SMP pada
tahun 2008 terdapat 25 sekolah dan pada tahun 2012 menjadi 36 sekolah,
untuk jenjang pendikan SMA pada tahun 2008 terdapat 14 sekolah dan pada
tahun 2013 menjadi 18 sekolah dan untuk jenjang SMK pada tahun 2008
terdapat 2 sekolah dan pada tahun 2013 mengalami penambahan satu sekolah
yaitu menjadi 3 sekolah. Untuk penddikan agama dilihat berdasarkan jenjang
pendidikan RA,MI, MTS, dan MA dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013
hanya bertambah tiga sekolah. untuk jenjang pendidkan RA ,bertambah 2
sekolah dan untuk pendidikan MTS bertambah 1 sekolah. Untuk lebih jelas
gambaran perkembangan sekolah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat
pada tabel 2.21.
Tabel.2.22
Perkembangan Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Jenjang Pendidikan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pendidikan Umun
1 TK
29 33 36 36
2 Sekolah Dasar (SD) 126 132 132 132 135 135
3 Sekolah Menengan Pertama (SMP)
25 25 30 33 36 36
4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 14 14 14 18 18 18
5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
2 2 3 3 3 3
Pendidikan Agama
1 RA
6 6 6 8
2 Maddrasah Ibtidaiyah (MI) 19 19 19 19 19 19
3 Madrasah Tsanawiyah (MTS) 8 8 8 9 9 9
4 Madrasah Aliah (MA) 3 3 3 3 3 3
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 37
Perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan agama di Kabupaten Nagan Raya selama beberapa tahun terakhir mengalami hal yang sama dengan perkembangan jumlah sekolah, yang pada umumnya terjadi kenaikan. Khusus untuk jenjang pendiidkan SD Pada tahun 2008 –2012 mengalami kenaikan,namun untuk tahun 2012-2013 ruang kelas yang tersedia terjadi penurunan sebesar 13 ruang kelas. Tahun 2012 tersedia 952 kelas,sedangkan tahun 2013 tersedia 939 kelas. untuk jenjang SMP ruang kelas yang tersedia sebanyak 179 ruang kelas dan tahun 2013 meningkat menjadi 285 ruang kelas. Untuk jenjang SMA ruang kelas yang tersedia pada tahun 2008 sebanyak 119 ruang kelas dan meningkat menjadi 187 ruang kelas. Untuk jenjang SMK tahun 2008 sebanyak 19 ruang kelas dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 32 ruang kelas. Untuk lebih jelas gambaran perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.23.
Tabel.2.23
Perkembangan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Jenjang
Pendidikan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pendidikan Umun
1 TK
2 SD 768 773 788 821 952 939
3 SMP 179 181 275 312 285 285
4 SMA 119 119 165 172 187 187
5 SMK 19 19 22 22 32 32
Pendidikan Agama
1 RA 9 9 12 12
2 MI 121 137 137 137 144 144
3 MTS 35 36 38 38 58 58
4 MA 15 14 14 14 14 14
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
- Perkembangan Peserta Didik dan Tenaga Pendidik (Guru) Menurut Jenjang Pendidikan
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 38
Perkembangan peserta didik selama lima tahun terakhir rata rata
mengalami peningkatan. Perkembangan peserta didik pada jenjang
pendidikan umum untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2007
sebanyak 17.156 siswa dan pada tahun 2012 menurut menjadi 15.710 siswa
. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2007 sebanyak
6.918 siswa dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 6,997 siswa, untuk
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2007 sebanyak 3.626 siswa dan
meningkat menjadi 5.274 siswa pada tahun 2012 sedangkan untuk tingkat
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2007 sebanyak 416 siswa
dan meningkat menjadi 538 siswa pada tahun 2012. Bila dilihat berdasarkan
laju pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang
pendidikan SMA yaitu sebannyak 7,38 % pertahun.
Perkembangan peserta didik perserta didik pada jenjang pendidikan
Agama untuk tingkat Maddrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2007 sebanyak 2,524
siswa dan meningkat menjadi 2.568 siswa pada tahun 2012, untuk jenjang
pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) 837 siswa tahun 207 dan
meningkat menjadi 1038 siswa tahun 2012, sedangkat untuk tingkat
Maddrasah Aliah (MA) tahun 2007 sebanyak 418 siswa dan meningkat
menjadi 493 siswa pada tahun 2012. Bila dilihat berdasarkan laju
pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang pendidikan
MTS yaitu sebanyak 4,42 % pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan
perserta didik dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang
pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel 2.24.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 39
Tabel. 2.24 Perkembangan Peserta Didik dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata
Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012
NO Jenjang Pendidi
kan
Tahun
Ket 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan Umun
1 TK
1,795 1,811 1,820
2 SD 17,156 19,211 16,769 15,626 15,643 15,710
3 SMP 6,918 7,164 6,460 6,562 6,721 6,997
4 SMA 3,626 4,341 4,341 4,721 4,878 5,274
5 SMK 461 508 508 607 596 538
Pendidikan Agama
1 RA
180 187 76
2 MI 2,524 2,715 2,831 2,578 2,571 2,568
3 MTS 837 1,166 1,104 1,172 1,097 1,039
4 MA 418 573 461 649 567 493
Sumber: Dinas Pendidikan dan Nagan Raya Dalam Angka Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Laju pertumbuhan rata-rata pertahun tenaga pendidik (Guru) menurut
jenjang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya seperti terlihat pada tabel 2.24
untuk jenjang pendidikan umum, tingkat pendidikan SD rata-rata
pertumbuhan tenaga pendidik pertahun sebesar 4,97 %, SMP 15,09 %, SMA
15,43 % dan SMK sebesar 38,34 % pertahun. Untuk Jenjang pendidikan
Agama tingkat pendidikan MI 9,93 % pertahun, MTS 11,12 % pertahun dan
MA sebanyak 8,13 % pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan tenaga
pendidik (Guru) dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang
pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel 2.25.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 40
Tabel.2.25 Perkembangan Tenaga Pendidik (Guru) dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata
Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012
NO
Jenjang Pendidikan
Satuan
Tahun Laju
Pertumbuhan rata-rata
Tahun 2007-2012 (%)
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan Umum
1 SD Orang 1,467 1,133 1,188 1,667 1,852 1,870 4.97
2 SMP Orang 359 423 511 577 643 725 15.09
3 SMA Orang 222 214 288 359 446 455 15.43
4 SMK Orang 15 13 40 50 56 76 38.34
Pendidikan Agama
1 MI Orang 109 360 201 189 175 175 9.93
2 MTs Orang 36 123 51 59 61 61 11.12
3 MA Orang 23 58 35 37 34 34 8.13
Sumber: Dinas Pendidikan dan Nagan Raya Dalam Angka Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
- Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid dan
Rasio Murid dengan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan
Perkembangan rasio tenaga pendidik (Guru) dengan murid selama
lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.26. Pada tahun ajaran 2008 untuk
jenjang pendidikan SD, seorang guru mengawasi dan membimbing sekitar
17 orang murid dan pada tahun 2013 jumlah murid SD yang diawasi seorang
guru menjadi 8 murid. Ini merupakan peningkatan yang signifikan, karena
semakin sedikit jumlah murid yang diawasi oleh seseorang guru, maka
diharapkan kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan semakin
berhasil dengan baik.
Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Umum,
untuk jenjang pendidikan SLTP pada tahun 2008 seorang guru
mengawasi/mendidik 17 murid dan pada tahun 2013 menurun secara
signifikan menjadi 10 murid diawasi oleh seorang guru. Pada jenjang
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 41
pendidikan SLTA pada tahun ajaran 2008 jumlah murid yang diawasi
seorang guru adalah 20 murid, kemudian pada tahun ajaran 2013 seorang
guru menangani 12 murid. Untuk jenjang SMK pada tahun 2008 seorang
guru mengawasi 39 Murid pada tahun 2013 juga terjadi penurunan yang
sangat signifikan dimana seorang guru mengawasi/membimbing 7 murid.
Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Agama
juga mengalami perubahan dimana untuk jenjang pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2008 seorang guru membimbing/mengawasi 8
murid dan pada tahun 2013 menurun menjadi 7 murid di bimbing seorang
guru. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) tahun 2008
seorang guru membimbing 9 murid dan tahun 2013 menurun seorang guru
membimbing 6 murid. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Aliah (MA) tahun
2008 seorang guru membimbing 10 murid dan tahun 2013 menurun
menjadi seorang guru membimbing 9 murid.
Untuk perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas juga
menunjukkan penurunan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir
dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Untuk jenjang SD tahun 2008
satu ruang kelas di isi oleh 25 siswa dan pada tahun 2013 menurun menjadi
19 siswa. tingkat SLTP dan SMK juga mengalami penurunan yang sigifikan
dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, sedangkan untuk jenjang
pendidikan SMA mengalami kenaikan yaitu tahun 2008 dari 36 siswa
meningkat menjadi 41 siswa di tahun 2013. Perkembangan rasio murid
dengan ruang kelas di jenjang pendidikan agama juga mengalami penurunan
dan peningkatan. jenjang pendidkan RA di Tahun 2008 belum terisi,namun di
tahun 2013 telah tersedia ruang kelas yang diisi sebanyak 17 murid.Untuk
jenjang pendidkan MA terjadi penurunan,di mana tahun 2008 dalam satu
ruang kelas di isi oleh 38 orang siswa,sedangkan tahun 2013 dalam satu
ruang kelas diisi oleh 27 orang siswa. Kondisi perkembangan rasio murid
dengan ruang kelas tergambar pada tabel 2.27.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 42
Perkembangan rasio murid terhadap guru pada pendidikan umum dan
pendidikan Agama, menunjukan peningkatan jumlah guru terutama pada
kelompok pendidikan umum, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan
Pertama (SLTP), SLTA dan SMK mengindikasikan terjadi pertambahan jumlah
guru yang cukup besar sejak tahun ajaran 2008 hingga tahun 2013. Secara
keseluruhan rasio siswa-guru saat ini sangat rendah hal ini menunjukkan
bahwa lebih banyak guru dari yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
pendidikan yang berkualitas dan efisien. Angka ini di bawah rata-rata
Indonesia, khusus untuk sekolah dasar satu guru melayani 20,1 siswa.
Bila dilihat dari segi perbandingan antara jumlah ruang kelas yang di isi
murid juga terjadi penurunan, sehingga pembelajaran seorang murid lebih
terawasi oleh pengajar atau guru dan dengan adanya penurunan jumlah
siswa yang mengisi ruang kelas akan berdampak pada kenyamanan para
siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas.
Tabel.2.26
Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO
Jenjang Pendidikan
Satuan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pendidikan Umum
1 TK Orang
2 SD Orang 17 14 9 8 8 8
3 SMP Orang 17 13 11 10 10 10
4 SMA Orang 20 15 13 11 12 12
5 SMK Orang 39 13 12 11 7 7
Pendidikan Agama
1 RA Orang
8
2 MI Orang 8 14 14 15 15 7
3 MTs Orang 9 22 20 18 17 6
4 MA Orang 10 13 18 17 15 9
Sumber: Dinas Pendidikan Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 43
Tabel. 2.27
Perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Jenjang Pendidikan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pendidikan Umun
1 TK
2 SD 25 22 20 19 17 19
3 SMP 40 36 24 22 25 29
4 SMA 36 36 29 28 28 41
5 SMK 27 27 28 27 17 22
Pendidikan Agama
1 RA
17
2 MI 22 21 19 19 18 20
3 MTS 33 31 31 29 18 24
4 MA 38 33 46 41 35 27
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
e) Angka Melek Huruf
Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan baca tulis penduduk
merupakan ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, yang
tercermin dari data angka melek huruf, yaitu persentase penduduk usia 15
tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya.
Penduduk yang dapat membaca dan menulis di Kabupaten Nagan Raya pada
tahun 2010 mencapai 93,65 persen, sisanya sebanyak 6,35 persen adalah
penduduk usia 15 tahun keatas yang tidak dapat membaca atau buta huruf.
Angka melek huruf pada kelompok laki-laki relatif lebih tinggi daripada
perempuan, yaitu sekitar 97 persen. Sementara penduduk perempuan yang
dapat membaca dan menulis huruf latin tercatat 90,27 persen. Pada tahun
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 44
berikutnya, angka melek huruf terus meningkat, yakni 93,77 persen. Melek
huruf perempuan masih jauh lebih rendah daripada laki-laki, yaitu 90,28
persen berbanding 97,26 persen. Kondisi ini kemungkinan sebagai akibat
perlakuan tidak setara pada laki-laki dan perempuan pada masa lalu yang
lebih mementingkan pendidikan pada kaum laki-laki. Oleh karenanya, untuk
meningkatkan angka melek huruf pada kaum perempuan dapat dilakukan
program Paket A di wilayah ini.
Tabel 2.28.
Angka Melek Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
Kabupaten Nagan Raya 2010-2011
No Jenis
Kelamin
Tahun
2010 2011
(%) (%)
1 Laki-laki 97,18 97,26
2 Perempuan 90,27 90,28
3 Laki-Laki+ Perempuan 93,65 93,77
Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012
Selanjutnya, kondisi angka melek huruf dapat dilihat dari persentase
penduduk Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan menulis
(angka melek huruf). Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Nagan Raya
terus mengalami peningkatan dari 89,70 % pada tahun 2007 hingga 93,77
% pada tahun 2011 selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
persentase penduduk Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan
menulis terus mengalami peningkatan. Bahkan angka ini bila dibandingkan
dengan propinsi Aceh tidak berbeda jauh, seperti terlihat pada gambar 2.15
dibawah ini.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 45
Gambar 2.12
Angka Melek Huruf Penduduk Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Tahun 2007-2011
Sumber:Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya dan
Rencana Kerja Pemerintah Aceh BAPPEDA Aceh Tahun 2012
f) Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis
pendidikan. Berdasarkan gambar 2.15, menunjukkan bahwa angka rata-rata
lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 angka rata-rata lama
sekolah adalah 7,32 tahun dan menjadi 7,75 tahun pada tahun 2011. Bila
dibandingkan dengan provinsi aceh angka rata-rata lama sekolah Kabupaten
Nagan Raya lebih rendah. Pada tahun 2007 menunjukkan bahwa angka rata-
rata lama sekolah provinsi Aceh 8,50 tahun dan pada tahun 2011
mengalami peningkatan menjadi 8,90 tahun. Gambaran lebih jelas angka
1 2 3 4 5
89,70 89,70 89,78
93,65 93,77
96,20 96,20 96,39 96,88 97,22
Angka Melek Huruf Penduduk Dewasa
Kabupaten Nagan Raya (%) Propinsi Aceh (%)
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 46
Rata-Rata Lama Sekolah (%)
rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dan provinsi Aceh dapat
dilihat pada gambar 2.15.
Gambar 2.13
Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Tahun 2007-2011
Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 dan Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Aceh Tahun 2011
Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat
dari kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas dan hal
tersebut bisa dilihat pada Tabel dibawah memperliahat Persentase penduduk
usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang
minimal SLTP sebanyak 46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga terlihat
perbedaan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki
yang menamatkan pendidikan setara SLTP keatas lebih besar daripada
perempuan. Sejalan dengan program pemerintah mengenai wajib belajar,
2007
2008
2009
2010
2011
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
Kabupaten Nagan Raya
(%)
Propinsi Aceh (%)
7,328,50
7,328,50 7,34
8,637,57
8,817,75
8,90
2007 2008 2009 2010 2011
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 47
maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka ini mengalami
peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga kualitasnya.
Gambaran lebih lanjut mengenai Jumlah Persentase Penduduk 10
tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dapat
terlihat padaTabel 2.29.
Tabel 2.29
Jumlah Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011
NO Jenjang
Pendidikan
Jenis Kelamin %
Laki-Laki Perempuan (P)
Jumlah (L)+(P) (L)
1 Belum/Tdk Tamat SD 19.74 26.09 22.81
2 SD 29.00 32.61 30.75
3 SLTP 25.68 20.05 22.95
4 SLTA 21.32 13.49 17.53
5 D1/D2/D3 1.55 4.87 3.15
6 D4/S1 2.71 2.89 2.80
7 S2/S3 - - -
8 SLTP+ 51.26 41.30 46.43
Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk perempuan yang
belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih besar dari
pada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang
menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada
laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam
masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 48
g) . Angka Putus Sekolah
Angka putus sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang
sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang
pendidikan tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan.
Penduduk yang putus sekolah/belum pernah sekolah menurut kelompok
jenjang pendidikan berbeda nyata pada tahun 2013. Pada jenjang sekolah
dasar, persentase anak usia sekolah yang putus sekolah sebesar 16 persen,
dibandingkan jumlah siswa pada tingkat yang sama pada tahun ajaran
sebelumnya sebesar 18.19. APK SD/MI sebesar 0.09.persen. Gambaran
lembih lanjut angka putus sekolah penduduk Kabupaten Nagan Raya dapat
dilihat pada tabel 2.30.
Tabel 2.30
Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya TA 2013
NO Jenjang Pendidikan Persentase
1 SD/MI
1.1.
Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang pendidikan SD/MI
16
1.2.
Jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya
18.199
1.3. APK SD/MI (Persen) 0.09
1 SMP/MTs
1.1.
Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang pendidikan SMP/Mts
13
1.2. Jumlah siswa pada tingkat yang sama dan
8.026
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 49
jenjang SMP/Mts pada tahun ajaran sebelumnya
1.3. APK SD/MI (Persen) 0.16
1 SMA/SMK/MA
1.1.
Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang pendidikan SMA/SMK/MA
1.2.
Jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya
6.305
1.3. APK SD/MI (Persen) 0.00
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
h) Pendidikan Berbasis Nilai Islami
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus berupaya meningkatkan
pendidikan berbasis nilai Islami antara lain dengan melakukan pembinaan-
pembinaan kepada guru-guru yang nantinya bisa ditransfer kepada siswa di
setiap jenjang sekolah. Khusus untuk murid Sekolah Dasar telah
dilaksanakan pengajian Al-Qur’an sebagai kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka meningkatkan kemampuan baca tulis Al Qur’an dan pemahaman isi
kandungannya. Selain itu penambahan jam pelajaran agama Islam pada
tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK adalah merupakan upaya untuk
meningkatkan pemahaman nilai-nilai Islam di kalangan siswa. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nagan Raya 2012-2017 sesuai
dengan visi dan misi kabupaten Nagan Raya. Dalam upaya penerapan
pendidikan berbasis nilai-nilai Islami, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya
terus melakukan upaya penyediaan akses layanan pendidikan berbasis
syariah baik formal maupun non formal bagi masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupannya.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 50
B. Urusan Kesehatan
Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualitas fisik penduduk
yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Pembangunan
Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang- Undang
Dasar 1945 pasal 28 ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
dan No 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan. Pembangunan Kesehatan harus
dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia, yang antara lain diukur dengan Index Pembangunan Manusia
(IPM). Dalam hal ini untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya
peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari indikator
penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis
pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan dan
memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya
manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis
termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat perlu
mendapat perhatian utama.
Capain kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada beberapa
inikator berikut ini :
a) Derajat dan Status Kesehatan Penduduk
Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualifikasi fisik
penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Indikator
utama yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan penduduk adalah
angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Selain itu aspek penting
lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status
kesehatan yang antara lain diukur melalui angka kesakitan dan rata-rata
lama sakit. Berdasarkan indikator kesejahtraan bidang kesehatan Kabupaten
Nagan Raya tabel 2.30 menunjukkan Angka Kematian Bayi per 1000
Kelahiran hidup di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 15
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 51
orang per seribu kelahiran dan pada tahun 2013 menurun menjadi 13 orang
perseribu kelahiran. Jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Nagan Raya
mengalami peningkatan yang signifikan hal ini terlihat dari jumlah kelahiran
bayi pada tahun 2010 berjumlah 1,780 orang dan pada tahun 2013
meningkat menjadi 2.726 orang. Untuk kasus balita gizi buruk di kabupaten
Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 110 orang atau 1,07 % balita
menderita gizi buruk dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yang
signifikan menjadi 32 oranng atau 0,02 % balita menderita gizi buruk.
Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan
dapat terlihat pada Tabel 2.31.
Tabel 2.31
Indikator kesejahteraan bidang kesehatan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2009 – 2013
No Indikator Satuan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1
Angka
Kelangsungan
Hidup Bayi
(AKHB)
Orang
2
Angka Kematian
Bayi (IMR) per-
1000 kelahiran
hidup
Orang 15 18 40 13 13
3 Jumlah
kematian bayi Orang
58 17 36 31
4 Jumlah
kelahiran bayi Orang
1,780 2,970 2,895 2,726
5 Balita Gizi Buruk Persentase 1.07 0.07 0.09
0.02
0.02
6 Jumlah Balita
Gizi Buruk Orang 110 7 18 32 17
7 Jumlah Balita Orang 10,249 10,647 19,770 18,571 12995
8
Angka Harapan
Hidup Kab
Nagan Raya
Tahun 69.53 69.64 69.70 69.70 69.70
9
Angka Harapan
Hidup prov
Aceh
Tahun 68.50 68.60 68.70 68.80 68.80
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 52
10
Angka
Penduduk yang
menderita
penyakit kronis
Orang
11
Angka
masyarakat
miskin yang
menderita
penyakit
Orang
125.122 125.122
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Angka harapan hidup penduduk Provinsi Aceh secara umum lebih
rendah daripada penduduk Kabupaten Nagan Raya. Pada tahun 2009
harapan hidup penduduk provinsi Aceh adalah 68,4 tahun dan di Nagan Raya
69,3 tahun. Begitu pula pada tahun 2013 masing-masing 68,8 tahun dan
69,7 tahun. Dengan demikian kualitas hidup kesehatan penduduk Nagan
Raya di atas rata-rata penduduk Provinsi Aceh.
Angka harapan hidup 69,7 menunjukkan bahwa seseorang bayi yang
dilahirkan pada tahun 2013 di Kabupaten Nagan Raya, mempunyai peluang
hidup sampai 69,7 tahun. Berarti hampir satu tahun lebih panjang usianya
daripada rata-rata penduduk Aceh. Status kesehatan penduduk memberikan
gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat
melalui indikator angka kesakitan, yaitu persentase penduduk yang
mengalami gangguan kesehatan selama sebulan sebelum pencacahan
hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tabel 2.32. Angka Kesakitan dan Rata-rata Lamanya Sakit
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011
NO Indikator Kesehatan Satuan Tahun
2010 2011
1 Angka Kesakitan
Persentase
32,96
30,65
2 Rata-Rata Lama Sakit
Hari
6,11
6,23
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 53
Berdasarkan Tabel 2.32, Capaian Kinerja dibidang Kesehatan di
Kabupaten Nagan Raya dilihat dari segi angka kesakitan dan rata-rata
lamanya sakit, menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitasnya pada tahun 2011
mengalami penurunan dibanding keadaan tahun 2010, yaitu dari 32,96
persen menjadi 30,65 persen. Dilihat dari rata-rata lamanya sakit dan
terganggu kesehatannya sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
sehari-hari hampir tidak terjadi perubahan, yaitu menderita sakit selama 6,11
hari menjadi 6,23 hari pada 2010-2011.
b. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan
penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan
merupakan salah satu faktor penentu utama. Puskesmas dan puskesmas
pembantu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat
menjangkau penduduk sampai di pelosok. Namun ketersediaannya masih
dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini.
Selama periode 2009-2013 ketersediaan sarana kesehatan tidak mengalami
perubahan yang berarti. Jumlah rumah sakit umum 1 (Satu) buah,
puskesmas 13 (Tiga Belas) buah, puskesmas pembantu 47 (Empat puluh
Empat) buah dan jumlah Polindes 53 (Lima puluh Tiga) buah. Selama
periode 2009-2013 yang mengalami perubahan hanya fasilitas posyandu
bertambah sebanyak 5 (lima ) unit. Sementara sarana penunjang kesehatan
lainnya seperti apotek juga tersedia hanya 4 apotek di Kabupaten Nagan
Raya. Gambaran lebih lanjut sarana dan prasarana kesehatan Kabupaten
Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel, 2.33.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 54
Tabel.2.33
Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2009 – 2013
No Uraian Satuan
Tahun
2009 2010 2011
2012
2013
1 Rumah Sakit Umum Unit 1 1 1 1 1
2 Rumah sakit Swasta Unit 0 0 0 0 0
3 Puskesmas Unit 13 13 13 13 13
4 Puskesmas Pembantu Unit 42 44 44 44 47
5 Pulindes Unit 52 53 53 53 53
6 Posyandu Unit 250 250 250 251 256
7 Apotek Unit 2 4 4 4 4
8 Praktek Dokter Unit 0 0 0 0 0
9 Poliklinik Unit 0 0 0 0 0
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Jumlah dokter yang melayani masyarakat semakin bertambah,
demikian pula tenaga medis lain seperti bidan dan perawat. Tahun 2013
tercatat 4(empat) dokter specialis, 44 (empat puluh empat) dokter umum
dan 2 ( dua ) dokter gigi yang bekerja di Kabupaten Nagan Raya . Gambaran
Jumlah tenaga medis dan non medis Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat
pada Tabel 2.34.
Tabel 2.34.
Jumlah tenaga medis dan non medis
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2009 – 2013
No Uraian Satuan
Tahun
2009 2010 2011
2012
2013
1 Dokter Spesialis Orang 0 0 0 0 4
2 Dokter Umum Orang 13 34 34 45 44
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 55
3 Dokter Gigi Orang 3 3 3 6 2
4 Bidan Orang 173 157 157 300 262
5 Perawat Orang 98 65 105 109 105
6 Tenaga Gizi Orang 10 10 10 11 10
7 Tenaga Kesehatan
Masyarakat Orang 15 15 15 30 33
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan di kabupaten Nagan
Raya seperti terlihat pada table 2.35. pada tahun 2009 rasio seorang dokter
melayani 9.014 penduduk sedangkan tahun 2013 rasio seorang dokter mesti
melayani 2.925 penduduk merupakan hal yang memprihatinkan dan
menunjukkan jumlah dokter yang ada di Kabupaten Nagan Raya masih
sangat kurang dan hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan masyarakat
tidak maksimal dan mungkin dapat terabaikan. Pada tahun 2009 rasio satu
Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya melayani 11.094 Penduduk dan pada
tahun 2013 mengalami kenaikan satu Puskesmas melayani 11.474 penduduk
meskipun adanya penambahan 3 (Tiga) Puskesmas antara tahun 2009 –
2013. Rasio Pustu perpenduduk antara tahun 2009 sampai 2013 tidak terjadi
penurunan yang signifikan rasio pelayanan tiap satu Pustu perpenduduk di
mana pada tahun 2009 satu pustu melayani 3.434 penduduk dan pada tahun
2013 menurun menjadi satu pustu melayani 3.390 penduduk. Gambaran
lebih lanjut Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Kabupaten
Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.35.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 56
Tabel 2.35.
Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2009 – 2013
NO Uraian Satuan
Tahun
2009 2010 2011
2012
2013
1 Jumlah
Penduduk Orang 144.219 145.045 146.608 149.164 146.702
2 Rasio Dokter
per penduduk Orang 9.014 3.920 3.962 2.925 2.925
3
Rasio
Puskemsmas
per Penduduk
Orang 11.094 11.157 11.278 11.474 11.474
4 Rasio Pustu
per Penduduk Orang 3.434 3.296 3.332 3.390 3.390
5
Rasio
Polindes per
Penduduk
Orang 2.773 2.737 2.766 2.814 2.814
6
Rasio
Puskesmas
per Penduduk
Persen 7,69 7,69 7,69 7,69 7,69
7 Rasio Pustu
per Penduduk Persen 2,38 2,27 2,27 2,27 2,27
8 Rasio Polindes
per Penduduk Persen 1,92 1,89 1,89 1,89 1,89
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang diupayakan agar
persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya). Pada tahun 2011 sebanyak 45,93 persen persalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan, lalu naik pada tahun 2012 menjadi 63,98
persen.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 57
Tabel 2.36. Persentase Penolong Persalinan Bayi
Kabupaten Nagan Raya ahun 2011-2012
Indikator Tahun
2011 2012
-1 -2 -3
Tenaga Kesehatan 45,93 63,98
Dokter 6,34 6,7
Bidan 54,07 44,75
Tenaga paramedis lain 0 12,53
Bukan tenaga Kesehatan 39,59 39,59
Dukun Tradisional 39,59 39,59
Famili 0 0
Lainnya 0 0
Sumber : Nagan Raya Dalam Angka, 2008-2010
Berdasarkan Tabel 2.37 di atas terlihat capaian kinerja dibidang
kesehatan yang berhubungan dengan persalinan dimana mayoritas
persalinan yang dibantu oleh bidan terjadi penurunan selama 2011-2012.
Persalinan yang dibantu oleh dokter juga mengalami peningkatan dari 6,34
persen tahun 2011 menjadi 6,7 persen pada tahun 2012. Ada penambahan
tehadap persalinan yang dibantu oleh tenaga medis lain.Pada tahun 2011,
tidaka ada persalinan yang dibantu oleh paramedis lain,namun pada tahun
2012, telah ada sebesar 12,59 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan
pemerintah dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan keselamatan ibu dan anak pada persalinan sehingga memilih
bidan dan dokter atau paramedis lainnya sebagai penolong bersalin.
Sementara itu persentase persalinan yang dibantu oleh bukan tenaga
kesehatan, tahun 2011 sebesar 39,59 persen tetap sama persentasenya
untuk tahun 2012 . Penolong persalinan ini umumnya dilakukan dengan
bantuan dukun tradisional pada saat pasien setelah pulang kerumah. Hal ini
terjadi kemungkinan karena kemampuan masyarakat membayar tenaga
kesehatan, atau mungkin akibat ketidaktahuan terhadap besarnya risiko
melahirkan yang tidak ditangani oleh tenaga profesional, serta kepercayaan
masyarakat terhadap dukun bayi tradisional.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 58
c. Pemberian ASI Balita
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling penting bagi
pertumbuhan dan kesehatan bayi karena selain mengandung nilai gizi yang
cukup tinggi juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap
penyakit. Pada tahun 2011 rata-rata lamanya bayi usia 0-24 bulan disusui
selama 18,48 bulan. Sementara itu bayi tersebut pada umumnya hanya
mengkonsumsi ASI saja (ASI eksklusif) selama sekitar 4,27 bulan. Pendeknya
pemberian konsumsi ASI saja menunjukkan kegiatan pemberian ASI eksklusif
bagi bayi selama 6 bulan masih belum mengenai sasaran. Oleh sebab itu
sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sebaiknya digalakkan
kembali.
Tabel 2.37. Rata-rata Lama Balita Usia 0-24 Bulan Mendapat ASI
Kabupaten Nagan Raya 2011
Rata-Rata Lama Disusui (bulan)
Tahun
2010 2011
1 2 3
ASI 20,12 18,48
ASI saja 6,77 4,27
Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012
d. Kondisi Kesehatan lingkungan
Menilai keadaan lingkungan sehat ada 4 (empat) indikator yaitu (1)
persentase keluarga yang memiliki persediaan air minum sehat, (2) keluarga
yang memiliki jamban sehat, (3) persentase keluarga yang mengelola
sampah dan (4) keluarga yang mengelola air limbahnya dengan baik.
Keadaan ini masih jauh dari yang diharapkan karena situasi lingkungan yang
kurang sehat dan perilaku hidup sehat yang masih perlu mendapat perhatian
serta kerusakan lingkungan akibat bencana yang demikian parah sehingga
indikator keberhasilan program ini belum mencapai target. Sampai tahun
2011 pembenahan kondisi ini terus dilakukan dengan penyuluhan,
pergerakan masyarakat serta peningkatan sarana dan prasarana yang
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 59
memadai, dengan demikian diharapkan akan terbentuk desa sehat sekaligus
sebagai cikal bakal kabupaten/kota sehat.
Berdasarkan Tabel 2.38 dibawah terlihat bahwa Air bersih merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi rumahtangga dalam kehidupan sehari-
hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan
minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih
yang terus menerus diupayakan pemerintah. Pada tahun yang sama
rumahtangga yang menggunakan air minum bersih mencapai 78,91 persen.
Tabel 2.38.
Persentase Rumah tangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan dan Daerah Tempat Tinggal
Kabupaten Nagan Raya 2010-2011
Indikator Kualitas Perumahan Tahun
2010 2011
Persentase Rumahtangga dengan:
Air Minum Bersih*) 75,37 78,91
Jamban Sendiri dengan Tangki Septik 46,15 40,81
Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012
Sistem pembuangan kotoran/air besar manusia sangat erat kaitannya
dengan kondisi lingkungan dan risiko penularan suatu penyakit, khususnya
penyakit saluran pencemaan. Klasifikasi sarana pembuangan dilakukan
berdasarkan atas tingkat risiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan.
Masalah kondisi lingkungan dengan tempat pembuangan kotoran manusia
tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan,
terutama dikaitkan dengan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan
kebersihan sarana fasilitas rumah tinggal adalah ketersediaan jamban sendiri
dengan tangki septik. Masih pada tahun yang sama, rumahtangga di
Kabupaten Nagan Raya yang mempunyai fasilitas jamban sendiri dan
mempunyai tangki septik sebesar 40,81 persen.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 60
C. Urusan Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi
Perkembangan industri ,terutama industry kecil dan menengah
selama beberapa tahun terakhir terlihat terjadi fluktuasi ( peningkatan dan
peneurunan).Untuk industry kecil pada tahun 2008 sebanyak 1117 unit,
untuk tahun-tahun selanjutnya terjadi penurunan, menjadi 998 unit pada
tahun 2009, dan akhirnya pada tahun 2013 menjadi 718 unit.Sedangkan
untuk industry menengah terjadi peningkatan dari 1 unit pada tahun 2011
menjadi 5 unit pada tahun 2013.
Perkembangan usaha mikro dalam beberapa tahun terlihat terjadi
peningkatan. Tahun 2008 sebanyak 498 unit, menjadi 1044 unit pada tahun
2013. Untuk lebih jelasnya kinerja pembangunan pada pelayanan urusan
industri di kabupaten Nagan Raya terlihat pada beberapa indikator kinerja
sebagaimana Tabel 2.39 berikut.
Tabel 2.39
Jumlah Industri, Usaha Mikro Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Omset/Bulan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008- 2013
No Uraian Satuan Tahun
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 %
Industri Unit
1 Jumlah Industri
Kecil Unit 1,117 998 721 740 716 718 16.67
2 Industri Menengah
Unit - - - 1 5 5 -
3 Industri Besar Unit
-
UMKM
1 Jumlah Usaha Mikro
Unit 498 538 664 675 1044 1044 16.67
Tenaga Kerja Industri, UMKM & Omset
1 Jumlah Tenaga Kerja pada
Industri
Orang 1,933 1,845 1,823 1,841 1,841 1.844 16.67
2 Jumlah Tenaga Kerja pada
UMKM
Orang 758 801 851 865 865 868 16.67
3 Jumlah Omset UMKM/bulan
Rp (juta)
9 12 10 11 15 15 16.67
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 61
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel
2.40 berikut
Tabel 2.40
Capaian Kinerja Urusan Koperasi
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
No
Uraian Satuan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
I Jumlah Koperasi
1 Jumlah Koperasi Unit 154 163 165 169 202 202
2 Jumlah Koperasi Aktif
Unit 39 40 42 49 62 83
3 Jumlah Koperasi Tidak Aktif
Unit 115 123 123 120 140 119
3 Jumlah Koperasi yang dibina
Unit 10 13 15 18 22 24
4 Jumlah Anggota Koperasi
Orang 4,097 4,831 4,976 5,654 6,282 6,125
II Persentase Jumlah Koperasi
1 Jumlah Koperasi Aktif % 25.32 24.54 25.45 28.99 30.69 30.69
2 Jumlah Koperasi Tidak Aktif
% 74.68 75.46 74.55 71.01 69.31 69.31
3 Jumlah Koperasi Aktif yang dibina
% 25.64 32.50 35.71 36.73 35.48 35.48
4 Jumlah Pertumbuhan Koperasi
% 0.65 5.84 1.23 2.42 19.53 19.53
5 Jumlah Pertumbuhan Anggota Koperasi
% 2.86 17.92 3.00 13.63 11.11 11.11
6 Jumlah Pertumbuhan Omzet Koperasi
% 1.32 1.038 1.17 1.27 10.85 10.85
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan
Raya Tahun 2013.
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi seperti
tergambar pada tabel 2.40 diatas. Pada tahun 2008 jumlah koperasi
sebanyak 154 unit koperasi dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 202
unit koperasi dan jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2013 sebanyak 83
unit koperasi sedangkan koperasi yang tidak aktif pada tahun yang sama
yaitu sebanyak 119 unit koperasi, hal ini menunjukkan 69,3 % koperasi yang
ada di Kabupaten Nagan Raya tidak aktif.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 62
D. Urusan Pemuda dan Olah Raga
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemuda Dan Olah Raga
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.41 dan 2.42
berikut.
Tabel.2.41
Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
No
Uraian Satuan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah lapangan /sarana olahraga
Unit 25 25 30 35 40 74
2 Jumlah Klub Olah
raga Klub 197 197 197 197 197 197
3 Jumlah cabang
Olah raga buah 10 10 10 10 10 11
4 Jumlah kegiatan pagelaran seni
dan budaya
buah 1 3 1 2 1 1
5 Jumlah Organisasi
kepemudaan
buah 7 7 7 7 7 8
6 Jumlah Pemuda orang 36,780 37,521 38,296 39,026 39,860 40,258
7 Jumlah pemuda pengangguran
orang - - - - - -
8 Jumlah pemuda
terlibat narkoba orang - - - - - -
9 Jumlah Pemuda
terlibat di partai
politik
orang - - - - - -
1
0
Jumlah
organisasi di bidang budaya
orang 1 1 1 1 1 1
Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 63
Tabel. 2.42
Capaian Prestatasi Bidang Olah Raga
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012
No
Uraian Tahun Tempat
Kegiatan Cabang
Olah Raga
Jenis Prestasi
Medali Emas
Medali Perak
Medali Perunggu
1 Kejurda Pencak Silat Pelajar
2007 Aceh Barat
Pencak Silat
Perak
2 POPDA 2008 Aceh
Selatan
Atletik 1 Emas
Pencak Silat
1 Perak 2 Perunggu
3 Kejurda 2009
Pencak Silat
2 Perak 3 Perunggu
4 POPDA 2010 Aceh
Tamiang Pencak Silat
2 Emas 1 Perak 3 Perunggu
5
2011
6 POPDA 2012 Banda Aceh
Pencak Silat
1 Emas 1 Perak
Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
E. Urusan Penanaman Modal Daerah
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Penanaman Modal
Daerah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.43
berikut.
Tabel 2.43
Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Daerah
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012
NO Uraian Satuan
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Meningkatnya promosi potensi daerah
%
25 35 45 55 65
2
Tersedianya data dan informasi sarana dan prasarana daerah
%
55 65
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 64
F. Urusan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting tidak hanya
untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi
perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan
dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial.
Indikator ketenagakerjaan misalnya dapat memberikan gambaran tentang
daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas
tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan
tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan terjadi peningkatan
pengangguran yang selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah
sosial.
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk
usia kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang
bekerja dan mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah
proporsi penduduk mencari pekerjaan terhadap jumlah angkatan kerja.
Mereka yang mencari pekerjaan atau yang termasuk kelompok
pengangguran adalah mereka yang aktif mencari pekerjaan, mereka yang
sedang mempersiapkan usaha, mereka yang sudah mempunyai pekerjaan
tetapi belum mulai bekerja, atau mereka yang tidak mencari kerja karena
putus asa dan menerima tawaran pekerjaan.
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketenagakerjaan
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.44 Tabel 2.45
menyajikan kedua indikator tersebut yakni TPAK dan TPT serta TKK (Tingkat
Kesempatan Kerja) Kabupaten Nagan Raya tahun 2009-2013. TKK adalah
proporsi angkatan kerja yang saat ini bekerja terhadap seluruh angkatan
kerja.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 65
Tabel 2.44
Capaian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Kesempatan Kerja
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2009-2013
No Indikator
Ketenagakerjaan
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
67.80
61.38
66.10
43.78
45.99
2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
4.80 3.94 7.13 7.62 7.46
3
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
95.20 96.06 92.87 93.37 92.64
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Pada periode 2009-2013 TPAK cenderung stabil, walaupun mengalami
fluktuasi. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa penduduk usia kerja yang
terlibat dalam kegiatan ekonomi mengalami perubahan. Jika diperhatikan
lebih mendalam ternyata TPT di kabupaten ini mengalami penurunan yang
signifikan, namun kembali meningkat drastis pada 2011. Tercatat pada 2009
TPT sebesar 4.80 persen menjadi 3,94 persen pada 2010, kemudian pada
tahun 2011 melonjak menjadi 7,62 persen, akhirnya tahun 2013 menjadi
7.46 persen. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada proporsi penduduk yang
bekerja terhadap angkatan kerja (TKK) untuk periode yang sama, seperti
terlihat pada tabel 2.44 di atas.
Perubahan TPAK dan TPT setidaknya memberi gambaran, jika
berkurangnya penduduk yang aktif dalam dunia kerja disebabkan oleh
semakin banyaknya penduduk yang bersekolah. Sementara penduduk yang
tidak bekerja mengalami pasang surut, kadangkala mereka memperoleh
pekerjaan, di lain waktu mereka menganggur. Barangkali dibutuhkan jalan
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 66
keluar seperti pekerjaan sampingan atau pekerjaan alternatif jika pekerjaan
utamanya terhenti.
Tabel 2.45 menunjukkan proporsi pengangguran terbuka menurut
ijazah tertinggi yang dimiliki. Secara umum, tingkat jumlah penganggur
terbuka lebih banyak yang berpendidikan tinggi. Tercatat tahun 2011 78,27
persen penganggur telah menamatkan SLTP/sederajat. Sedangkan
penganggur yang tidak punya ijazah atau paling tinggi tamat SD atau
sederajat mencapai 21,73 persen.
Tabel 2.45.
Proporsi Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011
NO Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Tahun
2010 2011
1 Paling tinggi SD 12,78 21,73
2 SLTP keatas 87,22 78,27
Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
b. Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan
Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang sedang berbenah
dalam pembangunan dan kegiatan ekonominya, yang pada awalnya
merupakan daerah administasi dari Kabupaten Aceh Barat menjadi daerah
otonomi yang berdiri sendiri. Salah satu ciri daerah yang telah maju adalah
struktur perekonomiannya ditopang oleh sektor tersier atau jasa-jasa,
sedangkan sektor pertanian mulai berkurang peranannya.
Tabel 2.46 di bawah menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang
bekerja di sektor jasa-jasa sebesar 37,39 persen pada tahun 2013. Sektor
pertanian masih memegang peranan cukup besar dengan penduduk yang di
sektor ini mencapai 59,76 persen. Sektor industri atau sekunder paling
sedikit menyerap tenaga kerja yaitu hanya 9,07 persen.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 67
TabeI 2.46.
Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok Lapangan Usaha Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2013
No Kelompok Lapangan
Usaha
Tahun
2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 57,03 56,82 57,97 59,76
2 Industri 8,12 8,36 8,61 9,07
3 Jasa-Jasa 34,84 34,82 35,89 37,39
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2013
Tabel 2.47 di bawah menyajikan distribusi persentase penduduk yang
bekerja menurut status pekerjaan. Proporsi penduduk berumur 15 tahun ke
atas yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 22,44 persen pada tahun
2011. Penduduk yang berusaha dibantu pekerja tak dibayar mencapai 32,27
persen pada tahun yang sama. Sementara penduduk yang bekerja dengan
status berusaha sendiri sebesar 14,42 persen.
Tabel 2.47. Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011
No Status Pekerjaan Satuan Tahun
2010 2011
1 Berusaha sendiri % 16,85 14,42
2 Berusaha dibantu pekerja tak dibayar % 26,50 32,27
3 Berusaha dibantu buruh tetap % 2,76 3,56
4 Buruh/karyawan % 31,31 22,44
5 Pekerja bebas pertanian % 2,85 1,41
6 Pekerja bebas nonpertanian % 0,65 1,57
7 Pekerja tidak dibayar % 19,08 24,35
Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 68
G. Urusan Perhubungan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Perhubungan terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.48 dan 2.49 berikut.
Tabel.2.48.
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
No
Uraian Satua
n
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah
orang Orang 140.100 181.440 192.000 210.000 250.230 267.746
2 Jumlah
Barang Ton 10.800 15.300 164.000 176.000 197.000 210.790
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Tabel.2.49.
Panjang Jalan Jumlah kendaraan dan Izin Trayek
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
N
o Uraian Satuan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Panjang Jalan Kabupaten
KM 381.4 490.4 509.8 617.5 642.9 648.29
2 Jumlah Kendaraan Penumpang
Unit 70 74 82 88 100 140
3 Jumlah Kendaraan Barang
Unit 1,200 1,700 1,800 2,100 2,800 3.500
4 Jumlah Bus Unit 29 36 40 45 55 55
Izin Trayek
1 Izin Trayek perkotaan
Unit 1 1 1 1 1 1
2 Izin Trayek perdesaan
Unit 1 1 1 1 1 1
3 Jumlah Izin Trayek
Unit 2 2 2 2 2 2
Sumber: Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 69
H. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana
Tabel 2.50, 2.51 dan 2.52 berikut.
Tabel. 2.50. Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK aktif)
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1
Lembaga
Pemberdayaan
Masyarakat (LPM)
- - - - -
2
Pembinaan
Kesejahteraan
Keluarga (PKK)
222 222 222 222 222 222
3 Kelompok Pemuda 222 222 222 222 222 222
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Tabel. 2.51. Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK) yang dibina
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 LPM - - - - -
2 PKK 222 222 222 222 222 222
3 Kelompok Pemuda 222 222 222 222 222 222
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Tabel. 2.52
Jumlah Desa menurut Status Desa
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Status Desa Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Desa Swadaya 222 222 222 222 222 222
2 Desa Swakarya 0 0 0 0 0 0
3 Desa Swasembada 0 0 0 0 0 0
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 70
I. Urusan Kebudayaan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kebudayaan terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.53 berikut.
Tabel.2.53
Capaian Kinerja Urusan Seni, Budaya
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
No Uraian
Satuan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Group Kesenian
Unit
80
2 Jumlah Gedung Kesenian
Unit
1 1 1
3 Jumlah kegiatan pagelaran seni dan budaya
Buah 1 1 3 1 2 3
4 Jumlah kegiatan pagelaran seni dan budaya
Buah 1 1 3 1 2 3
5 Jumlah organisasi di bidang budaya
orang 1 1 1 1 1 1
Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
J. Urusan Kearsipan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kearsipan terlihat pada
beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.54 dan 2.55 berikut.
Tabel.2.54.
Jumlah Pustaka daerah (unit) Menurut Kecamtan
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s.d 2013
No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Seunagan 3 1 1 - - 5
2 Beutong 2 1 - 1 - 3
3 Seunagan Timur 2 1 1 - - 4
4 Suka Makmue 1 1 1 - - 5
5 Kuala 2 1 2 - - 6
6 Kuala Pesisir 1 1 - - 2 5
7 Tadu Raya 1 1 1 - - 4
8 Darul Makmur 2 1 1 - - 4
9 Tripa Makmur - - - 1 1 3
10 Beutong Ateuh Banggalang
- - - 1 - 3
Jumlah 14 8 7 3 3 42
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Nagan Raya tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 71
Tabel 2.55
Perkembangan Jumlah Pengunjung Pustaka
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s.d 2013
Tahun Jumlah pengunjung (orang)
2008 35
2009 46
2010 55
2011 104
2012 115
2013 287
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Nagan Raya tahun 2013
K. Urusan Komunikasi dan Informatika
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Komunikasi dan
Informatika terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.56
berikut.
Tabel 2.56 Fasilitas Telekomunikasi dan Informasi
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1 Penduduk yang memiliki HP 9.347 10.088 11.346 10.992 12.264 121.450
2 Penduduk yang memiliki
telepon PSTN 650 128 52 69 126 9006
3 Total Jumlah penduduk
yang memiliki HP/Telepon 88.675 98.068 101.532 105.558 111.875 130.956
4 Jumlah penduduk 142.959 144.219 145.045 146.608 149.164 172.310
5 Persentase penduduk yang
menggunakan HP/Telepon 60.62% 62.38% 70.36% 72.75% 75.40% 76%
6 Jumlah Wartel (unit) 1 1 0 0 0 0
7 Jumlah warnet (unit) 1 2 2 3 4 6
8 Jumlah Gampong terakses
jaringan HP 222
222
222
222
222
222
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 72
L. Urusan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kesatuan Bangsa Politik
dan perlindungan masyarakat terlihat pada beberapa indikator kinerja
sebagaimana Tabel berikut.
Tabel. 2.57
Jumlah Linmas dan Pos Siskamling
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s.d 2013
NO Tahun Jumlah Linmas
(Orang) Jumlah
Pos Siskamling
1 2008 920 27
2 2009 920 42
3 2010 920 84
4 2011 920 84
5 2012 852 84
6 2013 1.880 222
Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
Tabel. 2.58
Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 – 2013
NO Tahun Jumlah LSM Jumlah LSM Aktif
1 2008 7 7
2 2009 14 14
3 2010 28 28
4 2011 43 43
5 2012 50 50
6 2013 64 30
Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 73
Tabel.2.59 Jumlah Partai Politik
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 – 2013
NO
Tahun
Jumlah
Partai
Politik Nasional
Jumlah Partai
Politik Lokal
1 2008 42 6
2 2009 42 6
3 2010 42 6
4 2011 42 6
5 2012 10 3
6 2013 15 3
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
M. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Berdasarkan metode/alat KB yang digunakan, tampaknya metode
suntik dan pil KB masih menjadi pilihan utama. Pada tahun 2013 suntik KB
digunakan oleh 41,8 persen akseptor dan pil KB digunakan oleh 32,2 persen
pengguna. Alat ini digunakan karena kepraktisan dan kemudahannya dan
kemungkinan masih dominan digunakan akseptor sampai beberapa waktu
mendatang. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera terlihat pada beberapa indikator kinerja
sebagaimana Tabel 2.60 dan 2.61 berikut.
Tabel 2.60 Persentase Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas dan Pernah Kawin
Menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan, 2010-2013
No Metode Kontrasepsi Tahun
2010 2011 2013
1 Suntik KB 73,15 68,95 41,8
2 Pil KB 20,82 31,05 32,2
3 Lainnya 6,03 0,00 26,0
4
Persentase perempuan berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB
47,64 48,59
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 74
Tabel 2.61 Jumlah Keluarga Sejahtera
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2009-2013
NO Status Keluarga Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 Ket
1 Keluarga Pra Sejahtera 8.861 6.605 6.903 6.884 6013
2 Keluarga Sejahtera I 9.658 9.201 9.779 9.762 10235
3 Keluarga Sejahtera II 9.483 12.897 13.450 14.607 18641
4 Keluarga Sejahtera III 4.300 5.352 6.069 5.390
5 Keluarga Sejahtera Plus 1.178 1.990 2.161 1.520
Sumber: Nagan Raya Dalam Angka Dan Badan Pemeberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Tahun 2013
N. Urusan Pemerintahan Umum
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemerintahan Umum
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana berikut.
a) Urusan Syariat Islam
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Syariah Islam terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.62 berikut
Tabel.2.62 Jumlah sarana dan prasarana Ibadah dan Kasus Pelanggaran
Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2013
NO Sarana dan
prasarana (unit) 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Masjid - 213 227 227 227 237
2 Meunasah - 250 253 261 260 260
3 Musalla - 40 42 42 42 42
4 Dayah - 156 201 201 201 227
5 Jumlah - 659 723 731 730 766
6
Pelanggaran Qanun No 14 thn 2003
Khalawat/Mesum
2 0 0 0 0 0
Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 75
b) Urusan Ketahanan Pangan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketahanan Pangan
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel berikut.
Tidak semua permasalahan tiap urusan dijadikan sasaran pokok
selama 20 (dua puluh) tahun kedepan, mengingat keterbatasan pendanaan,
isu strategis yang muncul,focus kepada agenda paling strategis,dan
hubungannya dengan agenda pembangunan yang telah berhasil dicapai
diperiode sebelumnya. Dengan pendekatan manajemen strategis,
permasalahan pada urusan atau gabungan urusan yang dijadikan sebagai
dasar penentuan sasaran pokok adalah permasalahan-permasalahan yang
memiliki dampak paling tinggi terhadap pembangunan dan kriteria-kriteria
lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian
Kinerja Penyelenggaran Urusan Pemerintahan Daerah Kabuapaten Nagan
Raya
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 106
Tabel 2.92
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaran Urusan Pemerintahan Daerah Kabuapaten Nagan Raya
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 107
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 108
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 109
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 110
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 111
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
Bedasarkan hasil evaluasi, secara umum permasalahan yang masih
dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Nagan Raya yaitu :
1. Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi;
2. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
untuk mendukung perekonomnian daerah yang lestari;
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 112
3. Belum optimalnya pengelolaan investasi dan industri yang berakibat
masih rendahnya investasi;
4. Rendahnya daya saing produk Kabupaten Nagan Raya pada lingkup
Nasional maupun Internasional;
5. Kurangnya kualitas manajemen usaha kecil menengah, inovasi produk,
dan belum optimalnya kemitraan antar pelaku usaha, serta belum
optimalnya pengembangan pasar tradisional;
6. Belum optimalnya pengembangan industri olahan hasil pertanian;
7. Masih berkurangnya partisipasi masyarakat pelaku usaha dalam
pengembangan objek dan daya tarik pariwisata;
8. Terbatasnya kualifikasi dan kompetensi pendidik dan kurangnya peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;
9. Belum optimalnya pelayanan kesehatan dan masih adanya anjaman
penyakit;
10. Belum optimalnya tataguna dan tatakelola air;
11. Belum optimalnya pengelolaan budaya dan penerapan nilai-nilai luhur
budaya;
12. Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa dan
tata kelola pemerintahan Desa;
13. Belum optimalnya sistem informasi layanan publik dan masih lemahnya
reformasi birokrasi serta tata kelola pemerintah yang baik;
2.3.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Priorotas Dan
Sasaran Pembangunan Daerah
Sejak terbentuk secara definitif pada tahun 2002, Pemerintah
Kabupaten Nagan Raya terus berupaya melaksanakan pembangunan demi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Disamping hasil pembangunan yang
telah dicapai, baik yang terkait dengan urusan wajib maupun pilihan yang
diemban Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam melaksanakan
pembangunan, dijumpai pula beberapa permasalahan pembangunan yang
harus diatasi dan dituntaskan dalam jangka menengah ke depan (periode
2012-2017). Permasalahan tersebut akan diatasi secara terpadu,
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 113
komprehensif, dan tepat, mengingat dampaknya berpotensi begitu besar
menghambat kemajuan pembangunan di Kabupaten Nagan Raya. Inti
permasalahan tersebut terjadi pada umumnya akibat terbatasnya
kemampuan anggaran pemerintah, kurangnya sarana dan prasarana
pendukung, dan relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Adapun
permasalahan pembangunan di Kabupaten Nagan Raya yang harus diatasi
dalam jangka menengah ke depan dirangkum sebagai berikut.
2.3.1.1 Implementasi Syariat Islam Belum Maksimal
Provinsi Aceh diberi kewenangan khusus oleh Pemerintah Pusat
melalui penyelenggaraan keistimewaan Aceh untuk melaksanakan Syariat
Islam. Lebih lanjut, lahirnya Undang-undang No.11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh semakin memperkuat legitimasi dan menjadi momentum
bagi Pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk mewujudkan masyarakat
yang beriman dan bertaqwa sesuai dengan ajaran Islam. Nilai-nilai Islami
yang selama ini kurang maksimal diamalkan masyarakat, harus dibangkitkan
kembali dan diaktualisasikan secara terus menerus dalam setiap kehidupan,
termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Merujuk Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Nagan
Raya Tahun 2012-2017 yaitu “Mewujudkan Kabupaten Nagan Raya
sebagai sentral Pertumbuhan Kawasan Barat Selatan Aceh yang Maju,
Sejahtera, dan Mandiri berlandaskan pada Syariat Islam dengan
Tumpuan Sektor Agribisnis dan Ekonomi Rakyat”, bermakna bahwa
pelaksanaan Syariat Islam merupakan prioritas utama yang harus diwujudkan
secara nyata di Kabupaten Nagan Raya. Implementasi Syariat Islam secara
kaffah harus ditingkatkan di seluruh aspek kehidupan, baik perorangan,
keluarga, di kalangan pemerintahan, maupun di lingkungan sosial
kemasyarakatan.
Belum sempurnanya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
nilai-nilai Islami di kalangan masyarakat Kabupaten Nagan Raya merupakan
permasalahan serius yang menyebabkan Syariat Islam belum terlaksana
secara kaffah. Kehidupan modernisasi yang didorong perkembangan
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 114
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) turut pula menggeser
nilai-nilai syariat Islam. Kondisi tersebut telah mewabah pada generasi muda
dan teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, masih lemahnya
pengawasan dari instansi terkait juga menyebabkan masih terjadinya
pelanggaran syariat Islam di Kabupaten Nagan Raya.
Untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Nagan Raya yang Islami,
pemantapan akidah dan pemahaman ajaran Islam mutlak diproritaskan.
Selain itu, program-program dan kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan
juga harus ditingkatkan, termasuk mengoptimalkan peran ulama dalam
mendorong pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah di Kabupaten Nagan
Raya untuk lima tahun mendatang.
2.3.1.2 Tata Kelola Pemerintahan yang Belum Maksimal
Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good
governance) merupakan amanah yang harus diwujudkan dalam upaya
meningkatkan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Dalam kaitan itu,
birokrasi dan struktur organisasi pemerintah yang dibentuk harus efektif dan
efisien serta mampu meningkatkan pelayanan publik berkualitas yang
dibutuhkan masyarakat. Jika ini dapat direalisasikan, maka tata kelola
pemerintahan yang baik dapat diwujudkan dalam jangka menengah ke
depan (periode 2012-2017). Karena itu, upaya strategis yang harus
dilakukan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam jangka menengah ke
depan, mulai dari penataan birokrasi, memodernisasi birokrasi, penataan
kembali struktur organisasi, perbaikan sistem kerja, pembuatan indikator
kinerja organisasi dan kinerja pegawai, pembuatan prosedur operasi standar
(SOP), dan penyusunan standar pelayanan minimal (SPM).
Tata kelola pemerintahan yang baik tercermin pula dari pengelolaan
keuangan daerah yang menganut prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
dan profesional. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Pasal 17 ayat (1), mengamanatkan APBD disusun sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan
daerah. Lebih lanjut, dalam penyusunannya diupayakan pula belanja
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 115
operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun anggaran
bersangkutan. Di sisi lainnya, belanja publik (belanja langsung) yang
berimplikasi langsung terhadap kebutuhan masyarakat harus lebih besar dari
belanja aparatur (belanja tidak langsung).
2.3.1.3 Kemiskinan dan Ketimpangan Wilayah
Kemiskinan merupakan isu strategis nasional dan daerah yang harus
ditanggulangi secara komprehensif dan berkelanjutan. Meskipun cenderung
menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun secara statistik persentase
penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya masih tergolong tinggi yang
melebihi angka rata-rata Nasional dan Provinsi Aceh. Kemiskinan bersifat
multidimensi, karena bukan hanya menyangkut ukuran pendapatan semata
tetapi juga kerentanan dan kerawanan orang atau masyarakat untuk menjadi
miskin. Selain itu, masalah kemiskinan juga menyangkut kegagalan dalam
pemenuhan hak dasar masyarakat dalam menjalani kehidupan secara
bermartabat.
Kondisi tersebut mengindikasikan permasalahan kemiskinan di
Kabupaten Nagan Raya masih memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh
dari pembuat kebijakan dan seluruh pemangku kepentingan. Masalah
kemiskinan merupakan hal mendasar yang harus ditangani secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Karena itu, diperlukan dukungan dan
peran aktif semua pihak untuk mengatasi kemiskinan di Kabupaten Nagan
Raya. Dengan demikian, visi dan misi pembangunan jangka menengah
Kabupaten Nagan Raya akan dapat diwujudkan lima tahun ke depan.
Terbatasnya investasi di daerah dan belum adanya keterkaitan yang
kuat antarsektor pembangunan, khususnya pertanian dan industri
pengolahan menyebabkan pula terbatasnya lapangan kerja di Kabupaten
Nagan Raya. Selain itu, iklim usaha yang relatif kondusif dan kebijakan
investasi yang masih tumpang tindih antara pemerintah pusat dan
Pemerintah Aceh sesuai implimentasi UU No.11 Tahun 2006 turut
menghambat arus investasi di Kabupaten Nagan Raya. Implikasinya, masih
ditemui angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan secara layak.
Masalah pengangguran akan terus diupayakan diatasi secara bijak dan tepat
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 116
serta menjadi prioritas selama lima tahun ke depan di Kabupaten Nagan
Raya. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya akan memastikan dan berusaha
menyediakan kesempatan kerja yang seluasnya bagi tenaga kerja terampil,
inovatif, dan kreatif di segala bidang pembangunan.
Dalam jangka menengah ke depan, kebijakan dan implimentasi
pembangunan yang pro growth, pro job dan pro-poor akan sangat
bermanfaat dan memberikan efek pengganda bagi kesinambungan
pendapatan masyarakat. Pengurangan kemiskinan harus dilakukan secara
sinergis dan komprehensif yang melibatkan antar SKPK di Kabupaten Nagan
Raya. Dukungan anggaran dan implimentasi program pembangunan pro
growth, pro job dan pro-poor dari pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh
dinilai pula sangat strategis serta diharapkan intensitasnya terus meningkat
dalam jangka menengah ke depan. Antara lain, mencakup penguatan
program PNPM mandiri perdesaan dan perkotaan, peningkatan alokasi
dana gampong, bantuan kredit usaha kerja bagi pelaku UMKM, bantuan
raskin, dan pemberdayaan sosial-ekonomi lainnya yang diharapkan dapat
mengurangi penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya secara bertahap
dan berkelanjutan.
Isu strategis lainnya adalah disparitas antarwilayah di Kabupaten
Nagan Raya. Relatif meratanya pembangunan antarwilayah telah
menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan, terutama di gampong-
gampong tertinggal. Terbatasnya anggaran pemerintah, salah satunya
merupakan pemicu tidak semua daerah mendapat pembangunan
infrastruktur dan pelayanan pembangunan sosial-ekonomi. Ketimpangan
antarwilayah akan ditanggulangi melalui penyediaan infrastruktur yang
representatif yang bersumber dana dari pemerintah pusat, Pemerintah Aceh,
dan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Diupayakan pula melalui pinjaman
lunak dan mengandalkan investasi swasta yang diharapkan dalam jangka
menengah disparitas pembangunan antarwilayah dapat diatasi secara
berkelanjutan.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 117
2.3.1.4 Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Sejalan dengan globalisasi dan Otonomi Daerah, tingkat persaingan di
tingkat global, regional, dan nasional semakin kompetitif. Setiap daerah terus
berlomba dan melakukan berbagai inovasi yang kreatif untuk meraih
keunggulan komparatif dan kompetitif demi mendorong pertumbuhan
ekonominya. Karena itu, perlu dipertimbangkan secara cermat di dalam
menyusun pengembangan perekonomian di masa mendatang di Kabupaten
Nagan Raya. Daya saing merupakan indikator kunci agar Kabupaten Nagan
Raya dapat menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, infrastruktur dan
sumber daya manusia yang mempunyai produktifitas tinggi serta kepastian
hukum harus menjadi prioritas strategi jangka menengah.
Tingkat daya saing sumberdaya manusia Kabupaten Nagan Raya
yang diukur dari perbandingan tenaga kerja berpendidikan tinggi dengan
jumlah penduduk masih sangat timpang. Itu artinya, kualitas tenaga kerja di
Kabupaten Nagan Raya masih relatif menggembirakan. Dari sisi produktivitas
ekonomi, yang diukur dari angka ketergantungan (dependency ratio) antara
penduduk usia produktif dan non produktif juga relatif tinggi. Kondisi ini
diperkirakan dalam jangka menengah dapat menghambat percepatan
pembangunan daerah akibat pengelolaan sumberdaya ekonomi lokal yang
cenderung tidak optimal. Rendahnya kualitas keahlian dan keterampilan
tenaga kerja menyebabkan pula kesulitan dalam meraih peluang-peluang
strategis kesempatan kerja serta akan menghadapi tantangan kerja yang
lebih berat sesuai dengan perkembangan dan dinamika global.
Pembangunan manusia menjadi prioritas yang akan dilaksanakan
dalam jangka menengah di Kabupaten Nagan Raya. Kualitas pembangunan
manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Indeks Pembangunan Gender (IPG) relatif menggembirakan, meskipun
cenderung mengalami perbaikan setiap tahunnya. Saat ini kedudukan
pembangunan manusia Kabupaten Nagan Raya termasuk kategori
menengah atas. Karena itu, terobosan kebijakan dan program pembangunan
manusia yang inovatif akan terus digulirkan demi mencapai pembangunan
manusia berkualitas dan menempati kategori tinggi.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 118
Disisi lainnya, upaya peningkatan kualitas SDM sebagai tindak lanjut
dari perbaikan daya saing tidak hanya berkutat secara kuantitas, namun akan
lebih difokuskan secara kualitas. Perbaikan tersebut diupayakan melalui
penguatan pendidikan berkualitas di semua jenjang pendidikan, peningkatan
layanan kesehatan, peningkatan kerjasama dengan dunia usaha serta
memperluas kesempatan magang, pelatihan dan studi lanjut.
2.3.1.5 Terbatasnya Investasi dan Rendahnya Pendapatan Asli Daerah
Untuk mendorong percepatan pembangunan Kabupaten Nagan Raya
sekaligus mencapai visi jangka menengah daerah dibutuhkan penanaman
modal (investasi) yang cukup. Investasi tersebut diperlukan untuk
membangun infrastruktur dan pengembangan industrialisasi berbasis
pertanian. Oleh karena itu, kebijakan pembiayaan pembangunan infrastruktur
perlu diprioritaskan, baik bersumber dari dana masyarakat dan dunia usaha,
termasuk investor asing dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
sarana dan prasarana secara proporsional. Hal ini merupakan tantangan
yang memerlukan berbagai penyempurnaan kebijakan investasi di daerah,
pengaturan pajak, dan reformasi di sektor keuangan guna memfasilitasi
kebutuhan pendanaan kurun waktu 2012-2017.
Kondisi keuangan daerah Kabupaten Nagan Raya masih didominasi
dana perimbangan (DAU, DAK, dan bagi hasil pajak dan non pajak) dalam
mendorong kinerja pembangunan daerah. Implikasinya, tingkat
ketergantungan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terhadap pemerintah
pusat dalam hal pendanaan pembangunan cukup besar. Sementara
pendapatan asli daerah (PAD) yang diharapkan berperan penting dalam
pendanaan pembangunan masih belum optimal. Salah satunya, adalah
belum lengkapnya data tentang objek pajak dan retribusi daerah yang akurat.
Data potensi PAD sangat berperan penting dalam penentuan target yang
ditetapkan setiap tahunnya. Data potensi PAD juga sangat diperlukan sebagai
masukan dalam perumusan kebijakan peningkatan PAD serta pengelolaan
PAD yang transparan dan akuntabilitas.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 119
Disamping itu, belum memadainya sarana pendukung bagi instansi
pengelola PAD dan terbatasnya aparatur yang turut mengelola pajak daerah
dan retribusi daerah menyebabkan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah tidak optimal. Dengan demikian, hasil penerimaan yang dicapai pun
masih relatif rendah atau tidak mencapai target yang telah direncanakan.
Lemahnya penegakan hukum atau sanksi bagi wajib pajak juga
mempengaruhi kecilnya kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah
Kabupaten Nagan Raya. Meskipun Pemerintah Kabupaten Nagan Raya
telah menetapkan Qanun-qanun yang mengatur PAD termasuk sanksinya,
namun akibat lemahnya penegakan hukum atau pelaksanaan sanksi
tersebut disinyalir wajib pajak semakin leluasa untuk tidak membayar pajak.
Tingkat pendapatan masyarakat yang masih relatif rendah turut pula
menyebabkan kontribusi PAD relatif kecil terhadap penerimaan daerah.
Kondisi ini terjadi akibat minimnya investasi di Nagan Raya. Hingga saat ini
aktivitas ekonomi masih sangat bergantung dari pengeluaran (belanja)
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Sementara peran dunia usaha/swasta
masih relatif kecil dalam mendorong percepatan ekonomi daerah di
Kabupaten Nagan Raya.
Upaya untuk meningkatkan penerimaan daerah bersumber dari PAD
merupakan keharusan dan dilakukan secara berkelanjutan. Peningkatan
berbagai sumber PAD dapat dilakukan pada tingkatan kebijakan dan
administrasi. Upaya peningkatan PAD dengan kebijakan dilakukan melalui
strategi ekstensifikasi jenis pungutan retribusi daerah serta memperbaiki
administrasi pajak daerah dan retribusi daerah melalui perbaikan sistem dan
prosedur koleksi melalui perbaikan basis data, penghitungan potensi
penerimaan, mekanisme penagihan, dan lain sebagainya yang ditujukan
untuk intensifikasi pungutan pajak dan retribusi.
Selanjutnya, strategi intensifikasi diarahkan untuk mengoptimalkan
tingkat pemungutan penerimaan potensi objek-objek PAD yang sudah
berjalan (on-going) yang didukung dengan penyempurnaan atau Qanun-
qanun yang telah ada, pemantapan sumberdaya pemungut, dan peningkatan
sarana dan prasarana pendukung. Sedangkan strategi ekstensifikasi
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 120
diarahkan untuk meningkatkan penerimaan PAD melalui perluasan objek-
objek PAD yang sesuai dengan aturan/perundang-undangan yang berlaku
disertai dengan qanun, dan optimalisasi potensi-potensi sumberdaya
ekonomi berbasis sektor unggulan.
2.3.1.6 Nilai Tambah Pertanian yang Masih Rendah
Struktur ekonomi kabupaten Nagan Raya bertumpu pada sektor
pertanian sebagai leading sektor. Kontribusi sektor pertanian terhadap
ekonomi Nagan Raya menempati urutan teratas. Sektor ini juga menyerap
hampir setengah dari tenaga kerja. Hal ini menunjukkan pentingnya sektor
pertanian dalam pembangunan ekonomi Naga Raya. Namun sektor ini belum
memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan petani dan
nelayan. Tingkat pertambahan nilai dari komoditas pertanian sebagai
produksi utama Nagan Raya masih rendah. Sebagian besar komoditas
pertanian belum diolah dan dijual dalam bentuk bahan mentah. Hal ini
menimbulkan kerentanan jika terjadi gejolak harga komoditas lokal dan
global. Pengolahan komoditas pertanian menjadi penting untuk memberi nilai
tambah, membuka peluang tenaga kerja dan memperluas serapan
komoditas. Karena itu, perubahan paradigma pembangunan sektor pertanian
mutlak diperlukan dengan prioritas peningkatan nilai manfaat dari produk-
produk pertanian.
2.3.1.7 Masih Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya sepanjang
tahun 2007-2010 masih cenderung tumbuh lambat dari pertumbuhan
ekonomi nasional, meskipun terus bergerak naik dalam dua tahun terakhir.
Kurun waktu tersebut, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya juga
menunjukkan fluktuasi. Kondisi tersebut mengindikasikan fondasi ekonomi
Kabupaten Nagan Raya masih rawan dari berbagai gejolak dan goncangan
ekonomi, baik dipicu secara internal maupun eksternal. Akhir tahun 2010,
tercatat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya sebesar 4,12
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 121
persen, jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,46
persen dan Provinsi Aceh sebesar 5,32 persen.
Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya
berkait erat dari berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam upaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Permasalahannya, antara
lain, berupa masih terbatasnya investasi swasta, minimnya anggaran yang
diimplementasikan untuk sektor-sektor produktif, dan belum optimalnya
pendayagunaan sumberdaya ekonomi lokal. Karena itu, dalam kurun waktu
lima tahun ke depan akan diarahkan kebijakan yang lebih tepat dan terarah
guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi berkualitas. Kebijakan yang
dapat mendorong minat para calon investor untuk menanamkan modalnya di
Kabupaten Nagan Raya adalah salah satu sangat penting diupayakan,
disamping pula berupaya keras mendorong meningkatkan kapasitas UMKM
dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ekonomi lokal dalam mendukung
aktivitas perdagangan dan perluasan penyerapan tenaga kerja.
2.3.1.8 Rendahnya Produktivitas Koperasi dan UMKM
Koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan
basis ekonomi kerakyatan dan menempati posisi strategis dalam upaya
mendorong perekonomian Kabupaten Nagan Raya, memperluas penyerapan
tenaga kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai
program pembangunan yang digulirkan kurun waktu lima tahun terakhir
diakui bahwa berdampak positif dalam upaya pemberdayaan koperasi dan
UMKM. Di sisi lain, koperasi dan UMKM masih pula dihadapkan berbagai
permasalahan klasik yang belum teratasi secara tuntas sehingga
memerlukan penanganan cepat dan berkelanjutan. Berbagai masalah
tersebut telah menyebabkan rendahnya produktivitas koperasi dan UMKM di
Kabupaten Nagan Raya.
Permasalahan spesifik yang dihadapi koperasi dan UMKM di
Kabupaten Nagan Raya mencakup terbatasnya akses UMKM terhadap
sumberdaya produktif, kurang kondusifnya iklim usaha, masih rendahnya
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 122
kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi, dan terbatasnya jangkauan
pemasaran produk UMKM. Terbatasnya akses UMKM terhadap sumber
daya produktif, terutama terhadap permodalan, teknologi, informasi, dan
pasar. Kurang kondusifnya iklim usaha di antaranya terkait dengan lemahnya
koordinasi lintas SKPK dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan
koperasi dan UMKM, persaingan usaha yang tidak sehat, dan pungutan
sebagai sumber PAD yang memberatkan UMKM. Kualitas kelembagaan dan
organisasi koperasi yang lemah akibat manajemen pengelolaan koperasi
kurang profesional, koperasi terbentuk tanpa didasari kepentingan ekonomi
bersama, dan masih adanya pertentangan kepentingan dalam koperasi.
Pemberdayaan koperasi dan UMKM harus menjadi perhatian
sungguh-sungguh mengingat Kabupaten Nagan Raya berada di lintasan
strategis di wilayah barat-selatan Provinsi Aceh. Bahkan, dalam jangka
menengah ke depan Kabupaten Nagan Raya harus menjadi sentral
perdagangan barang dan jasa terbesar di wilayah barat-selatan Aceh yang
didukung dengan ketersediaan infrastruktur energi (listrik). Karena itu,
pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam periode 2012-2017 diharapkan
memberikan kontribusi positif dalam memperluas penyediaan lapangan
kerja, mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang
berkualitas, dan memeratakan peningkatan pendapatan.
2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaran Urusan Pemerintahan
Daerah.
Gambaran tentang faktor-faktor penentu keberhasilan dan
permasalahan yang dihadapi serta solusi berdasarkan bidang
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, selengkapnya disajikan
sebagai berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 123
Tabel 2.93 Identifikasi Permasalahan Peneyelenggaraan Urusan Pemerintahan
No Urusan
(Wajib/Pilihan)
Faktor-Faktor
Penentu
Keberhasilan
Permasalahan dan Solusi
1 2 3 4
I
1
2
Urusan Wajib
Pendidikan
Kesehatan
Adanya dukungan pendanaan pendidikan dari pemerintah pusat (BOS pusat), BOS provinsi, Beasiswa siswa miskin, Dana Otsus, Tunjangan Sertifikasi dan DAK Adanya dukungan lintas sektor dan kemitraan dalam pembangunan kesehatan serta adanya dukungan dana berupa DAK bidang kesehatan,
Permasalahan:
1. Cakupan pelayanan pendidikan yang dibutuhkan semakin luas, harus mempertimbangan sebaran jumlah penduduk usia sekolah
2. Kualitas tenaga pendidkan yang memenuhi persyaratan sebagai tenaga pendidik belum mencukupi
3. Kurang nya beasiswa untuk masyarakat miskin
Solusi : 1. Perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu
2. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh peningkatan mutu guru dan kepala sekolah
3. Perluasan dan memberi peluang yang sebesar-besarnya kepada masyarakat miskin untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan cara memberikan beasiswa.
Permasalahan: 1. Kurangnya jumlah dokter,
baik dokter umum maupun dokter spesialis.
2. Tidak adanya/kurangnya operator dibidang medis
3. Masih lemahnya sumber daya manusia di bidang
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 124
3.
Pekerjaan Umum,
Perumahan,
Pertanahan,
Pengairan,
Kependudukan,
Pemberdayaan
Masyarakat, KB
dana otsus, dana tugas pembantuan untuk Biaya Operasional Puskesmas (BOK), Dana Jamkesmas dan Dana Jampersal. Adanya dukungan dari berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil seperti adanya Dana Hibah, Otsus, DAK dan dana lainnya.
kesehatan. 4. Kurang meratanya tenaga
kesehatan di setiap wilayah Kabupaten Nagan Raya.
5. Masih belum memadainya mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Solusi 1. Perlunya penambahan
dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis.
2. Peningkatan SDM operator alat-alat medis yang lebih memadai.
3. Perlunya pendidikan dan pelatihan khusus bagi tenaga paramedis.
4. Inventarisasi keberadaan tenaga medis yang tepat sehingga pemerataan dapat dilakukan dengan baik.
5. Perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih baik dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Permasalahan 1. Pembangunan Infrastruktur
terutama penyelesaian pembangunan Pusat Perkantoran Suka Makmue belum sepenuhnya selesai.
2. Infrastruktur Jalan dan jembatan masih belum memadai.
3. Infrastruktur yang berkaitan dengan irigasi belum memadai.
4. Belum memadainya infrastruktur terminal dan bandara.
5. Perlunya peningkatan pelayanan persampahan dan penataan daerah-daerah kritis.
6. Masih banyaknya masyarakat yang menempati rumah tidak layak huni.
7. Dokumen perencanaan yang berkaitan dengan
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 125
penataan ruang dan penggunaan ruang belum dapat diselesaikan dengan baik.
8. Perekaman e KTP dan pembuatan AKTA Penduduk belum semuanya terekam atau terbuat.
9. Pemberdayaan masyarakat dan perlindungan anak masih belum memadai dilaksanakan akibat masih terbatasnya anggaran.
10. Sosialisasi KB belum sepenuhnya dapat dilakukan dengan baik dan angka partisipasi KB aktif masih sangat rendah.
11. Masih tingginya angka kemiskinan yaitu mencapai 23 % lebih dari keseluruhan penduduk Kabupaten Nagan Raya.
12. Masih rawannya kondisi sosial masyarakat akibat dari kebijakan pemerintah.
Solusi 1. Pembangunan Pusat
Perkantoran Suka Makmue perlu terus dilaksanakan untuk memenuhi standar Perkantoran yang layak.
2. Peningkatan Jalan dan Jembatan perlu terus dilaksanakan mengingat masih banyak akses transportasi masyarakat yang belum memadai.
3. Infrastruktur irigasi perlu peningkatan dan pembangunan yang lebih baik sehingga kebutuhan air bagi petani dapat terjaga.
4. Infrastruktur terminal perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan landasan pacu serta sarana bandara cut nyak dien sehingga misi bupati dapat terwujud.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 126
4.
Usaha Kecil
Menengah
Adanya dukungan lintas sektor baik dari pemerintah maupun swasta dalam pengembangan industri kecil dan menengah serta semakin kondusifnya kondisi keamanan.
5. Pengadaan sarana dan prasarana kebersihan dan pengelolaan persampahan perlu di tingkatkan.
6. Penyediaan anggaran yang memadai dalam rangka penyelesaian dokumen perencanaan Tata Ruang dan daerah.
7. Penyediaan sarana dan prasarana perekaman e-KTP berupa mobil pelayanan serta penyuluhan kepada masyarakat yang belum ber E-KTP perlu dilaksanakan.
8. Perlu dilakukan inventarisasi permasalah kemiskinan dan penyusunan kebijakan dalam rangka pemberantasan kemiskinan.
9. Perlunya peningkatan penyuluhan KB bagi masyarakat dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mengawasi kerawanan sosial.
Permasalahan 1. Masih terbatasnya akses
modal bagi pelaku usaha kecil menengah.
2. Terbatasnya informasi pengembangan UKM.
3. Sulitnya pemasaran produk-produk usaha kecil menengah.
Solusi 1. Perlunya peran/kebijakan
pemerintah yang lebih fokus dalam hal meningkatkan akses permodalan bagi pelaku usaha kecil menengah.
2. Penyediaan informasi yang lebih banyak kepada UKM dalam mengembangkan
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 127
5.
II
1.
Ketenagakerjaan
URUSAN PILIHAN
Pertanian,
Kehutanan, Energi
dan Sumber Daya
Mineral,
Pariwisata,
Tersedianya lapangan kerja baru akibat dari pembangunan yang telah dan akan dilakukan seperti PLTU, Pertambangan, perkebunan, pertanian dan sektor-sektor lainnya. Tersedianya dukungan dana dan tersedianya lahan yang memadai di Kabupaten Nagan Raya serta terdapatnya sumber-sumber energi dan
usahanya. 3. Perlunya dibuat pameran
UKM setiap tahun. 4. Perlunya upaya pemerintah
atau swasta dalam memasarkan produk usaha kecil dan menengah.
Permasalahan 1. Masih lemahnya SDM
tenaga kerja di Kabupaten Nagan Raya.
2. Belum tersedianya sarana dan prasarana Latihan Kerja di Kabupaten Nagan Raya.
3. Masih tingginya angka pengangguran.
4. Terbatasnya sumber daya manusia dan sarana kerja pada dinas sosial tenaga kerja Kabupaten Nagan Raya.
Solusi 1. Perlunya peningkatan skil
atau kemampuan calon tenaga kerja dengan mengadakan pelatihan.
2. Perlunya di bangun Balai Latihan Kerja.
3. Membuka akses yang besar bagi para pencari kerja dalam rangka mengurangi angka pengangguran.
4. Perlunya penambahan staf pada dinas Tenaga Kerja Kabupaten Nagan Raya.
Permasalahan 1. Masih kurangnya produksi
dan produktivitas tanaman padi serta tanaman palawija lainnya.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana produksi dan sarana dan prasarana pertanian lainnya.
3. Penanaman serentak masih
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 128
Kelautan dan
Perikanan, Industri
dan
ketransmigrasian
pertambangan yang cukup besar sebagai potensi besar yang harus dimanfaatkan secara optimal
belum dapat diwujudkan secara merata/serempak.
4. Terbatasnya bantuan bibit kepada masyarakat sedangkan permohonan/kebutuhan masyarakat sangat banyak.
5. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya kehutanan sebagai bagian dari pernerimaan daerah.
6. Belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam sehingga belum memberikan dampak yang signifikan bagi pemerintah maupun masyarakat.
7. Belum optimalnya penataan dan pemanfaatan potensi pariwisata sehingga belum tercermin dalam pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
8. Potensi sektor kelautan dan perikanan belum dikelola secara optimal.
9. Pemukiman transmigrasi yang sudah rusak ketika konflik dan belum sepenuhnya dapat diperbaiki.
10. Belum tumbuh kembangnya industri yang mampu menyerap tenaga kerja banyak.
11. Sarana dan prasarana pemukiman transmigrasi baik yang lama maupun yang baru belum memadai.
12. Terbatasnya sumber daya manusia dan peralatan kerja yang dimiliki oleh satuan kerja pelaksanaan urusan wajib.
Solusi 1. Perlunya peningkatan
produksi padi dengan meningkatkan sarana dan prasaran produksi.
2. Perlunya peningkatan penyuluhan kepada petani.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RKPK Nagan Raya Tahun 2015
BAB II - 129
3. Perlunya peningkatan peran pemerintah dalam pemanfaatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya hayati.
4. Optimalisasi anggaran dalam penataan dan pengelolaan sektor pariwisata.
5. Perlunya peningkatan dan akses bagi dunia usaha dalam mengembangkan industri.
6. Perlunya peningkatan sarana dan prasarana transmigrasi yang memadai.
7. Perlunya peningkatan sumberdaya manusia dan peralatan kerja.