PENCEMARAN LAUT STUDI PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DI KAWASAN PANTAI KENJERAN SURABAYA Oleh : GENDEWA TUNAS RANCAK (4113205004) RIMA GUSRIANA HARAHAP (4112205202) TEKNIK MANAJEMEN PANTAI FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
29
Embed
Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Manusia merupakan komponen lingkungan yang bersama-sama dengan komponen alam
lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk
yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar.
Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang
diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan
lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh
dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih
kembali kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan
atau penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan
daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan,
tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan.
Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk, aneka kebutuhan hidup semakin
bertambah dan menghasilkan produk akhir yang disebut sampah. Sampah apabila tidak
dikendalikan dapat mencemari lingkungan, terutama perairan yang notabane-nya banyakdianggap sebagai tempat sampah paling luas. Pencemaran perairan sendiri adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
1.2. Pencemaran Perairan
Pencemaran perairan terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air
tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus,
pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan
penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan
sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri,
perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan
racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik
(padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpahan minyak tanah dan oli merupakan
sumber utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu, penggundulan hutan
baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnyamengakibatkan pencemaran air tanah.
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999, pencemaran laut diartikan dengan
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnyaturun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau
fungsinya. Sedangkan Konvensi Hukum Laut III (United Nations Convention on the Law of theSea-UNCLOS III) memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalah perubahan dalam
lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang menimbulkan akibat yang buruk
sehingga dapat merugikan terhadap sumber daya laut hayati (marine living resources),
bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk
perikanan dan penggunaan laut secara wajar, memerosotkan kualitas air laut dan
menurunkan mutu kegunaan dan manfaatnya.
1.3. Limbah dan Jenis-Jenisnya
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Beberapa jenis limbah yang dihasilkan kegiatan antropogenik dan
industry adalah limbah padat (sampah), air kakus ( black water ), dan air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya ( grey water ). Limbah dibagi menjadi limbah cair dan
padat. Limbah cair dapat diartikan sebagai hasil buangan yang berbentuk cair atau liquid .
Limbah jenis ini dapat dihasilkan dari kegiatan atau proses di dalam rumah tangga, industri,
bahkan kegiatan atau proses di dalam pertambangan. Limbah cair lebih dikenal sebagai
sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organikdan senyawa anorganik.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan
domestik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Untuk limbah cair air limbah ini umumnya
dibuang melalui saluran / got menuju sungai ataupun laut. Terkadang dalam perjalannya
menuju laut, air limbah ini dapat mencemari sumber air bersih yang dipergunakan oleh
manusia. Dengan demikian penanganan air limbah perlu mendapat perhatian serius. Selain
dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga dapat mengganggu lingkungan,
hewan, ataupun bagi keindahan.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar
dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam airmencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DI KAWASAN PANTAI KENJERAN
Perkembangan kota memantik adanya perubahan penanganan dan pengolahan limbah yangdihasilkan dari kegiatan perkotaan. Hal ini sejalan dengan perubahan kegiatan perkotaan yang
semakin memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan, khususnya limbah yang dihasilkan
oleh warga kota. Selama ini penanganan dan pengolahan limbah lebih dititik beratkan pada limbah
yang dihasilkan oleh limbah industri yang dianggap memiliki potensi besar dalam merusak
lingkungan. Apabila diperhatikan lebih seksama, kita sebagai masyarakat yang mendiami wilayah
kota juga memberikan dampak yang cukup besar terhadap limbah yang dihasilkan suatu kota.
Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan perkotaan di Indonesia sebagian besar tanpa melalui proses
pengolahan sebelum dibuang langsung ke saluran pematusan. Sehingga sungai sebagai saluran
pembuangan terakhir menuju ke laut memiliki beban yang berat, selain sebagai saluran
pembuangan kegiatan perkotaan juga menjadi saluran yang membawa sedimentasi dari daerah
hilir. Terlebih di wilayah muara sungai (estuari), dimana hampir seluruh limbah perkotaan dan
sedimentasi yang dibawa aliran sungai mengendap dan mengumpul di wilayah ini. Besarnya limbah
domestik di sungai perkotaan yang dihasilkan oleh rumah tangga, dengan ciri utama berupa
tingginya nilai BOD yang disebabkan oleh keberadaan kandungan bahan organik yang berkisar antara
50 – 75 %, sedang sisanya berasal dari kegiatan industri (Mukhtasor, 2007 : 122).
Besarnya prosentase kandungan BOD pada limbah domestik rumah tangga di aliran sungai/saluran
pematusan berkisar 50 – 75 % dengan volume limbah dari sumber domestik yang dihasilkan di
Propinsi Jawa Timur tahun 1995 berkisar antara 200 – 204 liter/orang/hari (BTKL Pos Surabaya,
1995). Volume limbah yang begitu besar tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu akan
menimbulkan dampak/pengaruh yang buruk terhadap badan sungai dan muara sungai, dan tentunya
keberadaan perairan laut yang menjadi tempat pembuangan akhir.
Kondisi pesisir Kenjeran merupakan daerah estuari yang subur, tempat berbiaknya berbagai biota
karena adanya suplai nutrisi yang terus-menerus dibawa ombak. Di sepanjang pesisir Kenjeran
sekarang ini telah dikuasai oleh pengembang yang ingin membangun atau memperluas usaha
dibidang properti. Perumahan-perumahan baru dan megah akan menjejalah wajah pesisir Kenjeran
yang jelas ini merupakan pelanggaran tata ruang karena peruntukkannya untuk konservasi.
Kerusakan pesisir Pantai Kenjeran dipicu oleh pencemaran yang berasal dari pembuangan limbah
industri, rumah tangga, maupun sampah yang dibuang sembarangan disekitar pantai. Pembuangan
limbah cair misalnya dari industri berdampak pada matinya organisme didalam air apabila parah
dapat menyebabkan dekomposisi anaerobik. Sampah yang banyak menimbulkan permukaan pantai
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
tertutup sehingga menutupi penetrasi matahari dan mempersulit proses pengambilan oksigen yang
berguna dalam proses fotosintesa oleh klorofil.
Setiap pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dapat menyebabkan terjadinya perubahan
ekosistem dengan skala tertentu. Pemanfaatan dengan tidak mempertimbangkan prinsip-prinsipekologi dapat menurunkan mutu lingkungan dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan ekosistem
wilayah pesisir yang bersangkutan. Dengan demikian masalah utama dalam pengelolaan dan
pengembangan sumberdaya wilayah pesisir adalah pemanfaatan ganda daripada sumberdaya tanpa
adanya koordinasi.
Secara garis besar gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian sumberdaya pesisir dan
lautan di pesisir Pantai Kenjeran yaitu : pencemaran, degradasi fisik habitat, over eksploitasi
sumberdaya alam. Sumber pencemaran perairan pesisir Pantai Kenjeran terdiri dari limbah
pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen, sampah dan oxygen depleting substances
(bahan-bahan yang menyebabkan oksigen yang terlarut dalam air laut berkurang). Permasalahan
yang dihadapi dalam pengelolaan wilayah pesisir, khususnya di Pantai Kenjeran yaitu Pemanfaatan
ganda, pemanfaatan tak seimbang, pengaruh kegiatan manusia, dan pencemaran wilayah pesisir.
Dengan kondisi kenjeran yang demikian, Ironisnya RTRW Kota Surabaya menetapkan kenjeranmenjadi areal pertumbuhan perekonomian sector wisata dengan obyek wisata bahari. Padahal jika
meninjau dari tingkat pencemaran, banyak parameter pencemaran yang tidak sesuai denan baku
mutu air laut untuk wilayah pariwisata. Misalnya saja kolirform yang jauh melebihi ambang batas
(ambang batas adalah 1000jpt/100 ml, namun kenjeran mencapai 2,4 x 10 4), dengan status wisata
bahari yan berarti menggunakan perairan laut untuk banyak aktifitas manusia seperti renang, kano,
dan lain sebagainya, keberadaan total koliform yang begitu tinggi ini dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan yang serius terhadap masayrakat.
2.1 Pencemaran Limbah Cair Domestik Pantai Kenjeran
Berdasarkan KEPMEN LH No 112 Tahun 2003 tnetang Baku Mutu Air Limbah Domestik, air limbah
domestic adalah air limbah yang berasal dari usaha dant atau kegiatan permukiman (estate), rumah
makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, industry, apartemen, dan asrama. Air limbah rumah
tangga terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu : Tinja (feces), berpotensi mengandung mikroba
pathogen, air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta kemungkinan kecil
mikro-organisme
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Q rata-rata = debit limbah domestic + debit pencucian ikan
= (300 jiwa x 84 L/jiwa/hari) + (45 KK x 60 L/KK/hari x 4
hari/minggu x minggu/7 hari)
= 0,3 x 10 -3 m -3/det + 1,8 x 10-5 m 3/det
= 0,32 x 10-3
m3
/deta. Grey water
Grey water merupakan air bekas cucian, dapur, dan kamar mandi yang tidak mengandung
tinja. Grey water mengalir menuju laut melalui pipa outfall limbah yang langsung dialirkan
menuju laut. Selain itu, grey water dialirkan melalui pipa dari kegiatan domestic (rumah,
perniagaan, industry) menuju ke sungai/saluran yang bermuara ke laut.
Pengaliran Sewage di Indonesia, umumnya menggabungkan antara grey water, black water,
dan storm water dalam satu saluran, baik tertutup maupun terbuka yang bermuara di laut
secara langsung, maupun melalui sungai/kanal terlebih dahulu. Idealnya, grey water maupun
black water harus dioalah dulu sebelum dialirkan kembali menuju laut untuk mengurangi
beban pencemar, sehingga meminimalisir akumulasi beban pencemar di perairan laut.
Untuk wilayah kenjeran, rata-rata masyarakat membuang limbah cair melalui pipa, baik
bermuara menuju badan air penerima, maupun langsung di buang ke tanah. Untuk perniagaan
dan perindustrian yang berada di pinggir pantai, grey water langsung dialirkan menuju ke laut.
Hal ini mengakibatkan kandungan organik dan senyawa kimia terakumulasi di wilayah muara
dan laut. Beberapa parameter yang dapat ditinjau untuk menentukan kualitas air laut kenjerantercemar dari hasil buangan grey water adalah parameter kimia, diantaranya oksigen terlarut
(DO), BOD, Amoniak, dan Surfaktan Detergen.
Masuknya material organik ke badan air akan mengakibatkan menurunya kadar oksigen
terlarut. Namun, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BLH Kota Surabaya pada tahun
2011 yang diukur berdasrkan 4 triwulan kondisi oksigen teralrut di perairan pantai Kenjeran
masih diatas standar baku mutu (>5 mg/l).
Berdasarkan data BLH Kota Surabaya 2011, kualitas perairan kenjeran atas masukan grey water
di Kenjeran diukur berdasarkan 4 parameter, yaitu Bioloical Oxygen Demand, Amoniak, dan
surfaktan detergen. Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis adalah
suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang
benar-benar terjadi didalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua bahan organik yang terlarut dan
sebagian zat organik yang tersuspensi dalam suatu perairan. Secara umum, jika nilai BOD lebih
tinggi dari 10 mg/l, maka perairan tersebut dapat dikatakan tercemar. Dalam kasus ini, nilai
BOD di lokasi cenderung lebih rendah dibanding baku mutu (< 10 mg/l). kondisi ini sesuaidengan nilai DO yang cenderung lebih tinggi dibanding baku mutu, mengingat nilai BOD
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Surfaktan deterjen merupakan salah satu polutan organik yang menyumbang 11% kandungan
fosfat suatu perairan (Kohler, 2006). Tingginya fosfat suatu perairan akan mengakibatkan
efek negative, salah satu diantaranya adalah keragaman plankton menjadi menurun
karena terjadi dominansi spesies fitoplankton tertentu. Namun, pada perairan laut
kenjeran di kedua lokasi sampling, nilai surfaktan deterjen cenderung masih bisa ditoleransimeskipun memiliki nilai yang lebih tinggi diatas baku mutu (0,01 mg/l).
Grafik 3. Kadar Surfaktan Detergen di daerah Gunung Pasir (Kiri) dan Tempat Pengasapan Ikan
(kanan), Pantai Kenjeran
Pengendalian Pencemaran Pantai BLH Kota Surabaya, 2011
b. Black Water
Black water merupakan istilah yang digunakan untuk limbah cair yang merupakan gabungan
dari air seni dan tinja yang dibilas/flush (mengandung air dan sabun). Black Water masuk kewilayah perairan laut melalui saluran pembuangan yang bermuara ke laut tanpa pengelolaan
lanjutan terlebih dahulu. Idealnya, saluran atau pipa outfall yang mengalirkan waste water
dalam bentuk Grey water ataupun Black Water di olah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke
badan air penerima, dalam hal ini adalah perairan laut
Oranisme pathogen yang terkandung dalam tinja merupakan bagian yang paling berbahaya
dari black water karena mengandung mikroorganisme pathoghen yang dapat menularkan
beragam penyakit bila masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam satu gram tinja dapat
terkandung satu milyar partikel virus infektif yang mampu bertahan hidupselama beberapa
minggu pada suhu di bawah 10 oC (Mukshtasor, 2006). Mikroorganisme ini biasa diidentifikasi
sebagai bakteri koliform dalam pengukuran kualitas perairan.
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Gambar 1. Saluran WasteWater yang dialirkan menuju Waste water Treatment Plant (WWTP)
Bakteri koliform adalah sekelompok bakteri Gram negative berbentuk batang yang bersifat
aerob atau anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Kebanyakan bakteri koliform
berasal atau habitatnya adalah saluran pencernaan mahkluk hidup berdarah panas,
seperti manusia dan hewan. Walaupun tidak semua bakteri koliform berbahaya terhadap
kesehatan manusia dan hewan, tetapi karena bakteri koliform ada di saluran pencernaan dan
feses makhluk hidup, bakteri ini berasosiasi dengan mikroorganisme pathogen lain yang
juga hidup di habitat yang sama. Adanya keterkaitan ini, bakteri koliform menjadi salahsatu parameter kualitas air yang menunjukkan adanya kontaminasi anthropogenic pollutan
berupa feses manusia dalam suatu perairan. Walaupun parameter ini sebenarnya masih bias,
karena ada juga anggota kelompok bakteri koliform yang habitatnya adalah air dan sedimen.
Intepretasi yang dapat diambil dari parameter bakteri koliform ini adalah apabila dalam
suatu perairan mengandung lebih dari 200 koloni per 100 ml sample, maka probabilitas
keberadaan mikroorganisme pathogen yang berasosiasi dengan bakteri koliform di perairan
tersebut juga tinggi. Mikroorganisme patogen tersebut berpotensi menyebabkan beberapa
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan, seperti disentri, hepatitis dan tifus.
KepMenLH no.51/2004 menyebutkan bahwa baku mutu adalah 1000 jpt/100 ml, sedangkan
berdasarkan pengukuran BLH Kota Surabaya pada perairan kenjeran, ketika dilakukan
pengukuran selama 4 triwulan, hanya pada triwulan pertama yang memenuhi baku mutu. Pada
tiga triwulan berikutnya, total koliform telah melebihi standard baku mutu, dimana pada
triwulan kedua mencapai 2,4 x 10 4 jpt/100 ml di wilayah Gunung Pasir dan 1,3 x 10 4 jpt/100ml
di wilayah Pengasapan Ikan. Berikutnya pada triwulan ketiga total koliform mencapai 1,6 x 10 5
jpt/100 ml di wilayah Gunung Anyar dan 1,6 x 10 5 jpt/100 ml di wilayah pengasapan ikan.
Terakhir, pada triwulan keempat total koliform di wilayah Gunung Pasir mencapai 2,4 x 104
jpt/100 ml dan 4,5 x 10 5 jpt/100 ml di wilayah Pengasapan Ikan.
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Tabel 3. Jumlah Bakteri Koliform pada kawasan kenjeran
Kawasan Titik SamplingTotal Bakteri Koliform (jpt/100 ml)
I II II IV
Kenjeran Gunung Pasir 4,5 x 10 2 2,4 x 10 4 1,6 x 10 5 2,4 x 10 4 Pengasapan Ikan 2,1 x 10 1,3 x 10 1,6 x 10 4,5 x 10
Sumber: BLH Kota Surabaya, 2010
Selain itu, pengukuran parameter Oksigen Terlarut juga diperlukan untuk menganalisa statuspencemaran laut oleh mikroorganisme.
Tabel 4. Oksigen Terlarut di Perairan Surabaya selama periode 4 triwulan pengukuran
Kawasan Titik sampling
Oksigen Terlarut (mg/l)
I II III IV
KenjeranGunung Pasir 6,27 5,73 2,07 4,69
Pengasapan Ikan 6.05 7,79 1,68 6,23
Sumber: BLH Surabaya, 2010
Baku Mutu Oksigen Terlarut untuk ar Laut adalah >5 mg/l
Dari kompilasi data triwulan (Tabel 3), terdeteksi bahwa jumlah bakteri koliform di tiga
kawasan tersebut di atas telah melewati ambang batas walaupun rata-rata kandungan
oksigen terlarut yang ada di perairan kenjeran masih berada di kisaran ambang batas (>5mg/l), yaitu 4,68 mg/l di lokasi Gunung Pasir dan 5,43 di wilayah Pengasapan Ikan (Tabel 4).
Tingginya jumlah bakteri koliform dan kandungan oksigen terlarut dapat digunakan
sebagai indikator bahwa perairan tersebut telah terkontaminasi feses makhluk hidup (manusia
dan hewan). Karena bakteri koliform yang berasal dari saluran pencernaan makhluk
hidup adalah kebanyakan bersifat anaerob fakultatif, contohnya bakteri Escherichia coli.
Artinya bakteri koliform anaerob fakultatif tidak mutlak membutuhkan oksigen untuk
respirasinya. Dalam kondisi oksigen rendah konsentrasinya bakteri koliform anaerob
fakultatif masih dapat bertahan hidup dan berkembang biak karena dapat melakukan
fermentasi untuk konservasi energi. Perairan dengan kualitas yang baik memeiliki kandungan
oksigen terlarut 8-14 mg/l, dimana jika dibawah baku mutu (5 mg/l) adalah kondisi anoksik,
dan bila lebih dari 14 kondisi oksigen di perairan menjadi jenuh. Pada kondisi anoksik biasanya
terjadi kematian ikan masal, namun tidak terjadi dengan bakteri anaerob fakultatif yang dapat
bertahan ddalam kondisi anoksik. artinya, ketika kondisi kematian ikan masal, akan diperparah
dengan potensi terserang mikroorganisme pathogen yang berimplikasi terhadap kesehatan.
Data yang telah diperoleh juga dapat diintepretasikan bahwa jumlah mikroorganisme pathogen
yang berasosiasi dengan bakteri koliform juga tinggi, sehingga manusia yang kontak dengan airini perairan ini beresiko terserang penyakit pencernaan. Maka perairan di kawasan tersebut
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
perlu dikelola secara maksimal sehingga anthropogenic pollution (polutan yang dihasilkan
oleh aktifitas manusia) dapat dieliminasi semaksimal mungkin.
2. Logam Berat
Menurut Connell dan Miller (1995), logam berat adalah suatu logam dengan berat jenis lebih
besar. Logam ini memiliki karakter seperti berkilau, lunak atau dapat ditempa, mempunyai
daya hantar panas dan listrik yang tinggi serta bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar
pembentukan reaksi dengan asam. Selain itu, logam berat adalah unsur yang mempunyai
nomor atom lebih besar dari 21 dan terdapat di bagian tengah daftar periodik.
Logam berat adalah istilah yang digunakan secara umum untuk kelompok logam dan metaloid
dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm 3, terutama pada unsur seperti Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb
dan Zn. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek khusus pada
makhluk hidup.
Banyak logam berat yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam air dan mencemari air
tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini banyak berasal dari pertambangan, peleburan
logam dan jenis industri lainnya, dan juga dapat berasal dari lahan pertanian yang
menggunakan pupuk atau anti hama yang mengandung logam (Darmono, 2001)
Logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu akanberubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Pencemaran logam berat dapat
merusak lingkungan perairan dalam hal stabilitas, keanekaragaman dan kedewasaan ekosistem.
Dari aspek ekologis, kerusakan ekosistem perairan akibat pencemaran logam berat dapat
ditentukan oleh faktor kadar dan kesinambungan zat pencemar yang masuk dalam perairan,
sifat toksisitas dan bioakumulasi. Pencemaran logam berat dapat menyebabkan terjadinya
perubahan struktur komunitas perairan, jaringan makanan, tingkah laku, efek fisiologi, genetik
dan resistensi.
Selain itu, sebelum TPAL Kenjeran ditutup, TPAL ini (diduga sampai saat ini, walaupun sudah
ditutup) merupakan salah satu sumber pencemaran. Sampah penduduk kota Surabaya yang
berton – ton jumlahnya ditimbun langsung secara terbuka di TPA kenjeran. Seperti lazimnya
sampah, mengalami pelapukan dengan mengeluarkan cairan hitam pekat yang disebut lindi.
Lindi ini bisa saja merupakan campuran dari berbagai bahan pencemar organik, pestisida,
logam berat, dll (tergantung dari jenis sampah) akan hanyut ke laut pada saat pasang karena
pada saat pasang, air laut mampu menerobos pori –pori tanah TPA yang akhirnya melarutkan
lindi masuk ke laut sekitarnya terlebih pada saat musim hujan ( run off dan storm water ).
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Jumlah Logam berat yang berada dalam perairan Kenjeran lebih banyak terdapat di dalam
sedimen dibandingkan dalam air. Namun, Paparan logam berat yang terpapar pada ikan masuk
melalui jalur rantai makanan. Pertama sekali ion merkuri dan cadmium dimakan oleh
organisme planktonik. Planktonk dimakan oleh ikan-ikan kecil, udang dan biota lainnya.
Selanjutnya ikan-ikan kecil tersebut akan dimakan oleh ikan-ikan yang lebih besar, begituseterusnya sampai pada tingkatan puncak dari rantai makanan yang ada dalam tatanan
perairan. Pada pengem-bangan sistem rantai makanan, di mana komponen-komponen
penyusun rantai makanan merupakan paduan dari biota perairan dan organisme hidup daratan
lainnya. Maka ikan-ikan kecil dan besar akan dimakan oleh burung-burung air. Puncak dari
rantai makanan ini adalah manusia yang akan mengkonsumsi baik ikan maupun burung-burung
air yang telah mengakumulasi atau terkontaminasi oleh senyawa merkuri. ikan yang hidup di
habitat tersebut mempunyai resiko menyerap logam berat melalui insang dan makanan. Proses
ini dikenal dengan Biomagnifikasi dan Bioakumulasi (Taftazani, 2007)
Sebagai contoh, Penelitian Balai Teknik Kesehatan Lingkungan tahun 1999 menunjukkan bahwa
lebih banyak logam berat dalam jenis cadmium (Cd) yang berada dalam sedimen daripada
perairan pantai kenjeran. Titik sampling diambil di muara sungai dan kanal di perairan
kenjeran.
Tabel 5. Kandungan Kadmium di muara sungai dan kanal Kenjeran
Lokasi Kadar Cd dalam air (ppm) Kadar Cd dalam Sedimen
Kanal Wonokromo 0,0006 0,705Kali Mas 0,0029 0,331
Kali Pegrikan 0,0688 0,404
Saluran Wonosari 0,0751 0,338
Saluran Medokan 0,0024 0,432
Saluran Keputih 0,0028 0,558
Saluran Ngagel 0,0015 0,368
Saluran Kalidami 0,0048 0,633
Saluran Jeblokan 0,0106 0,428
Saluran Pacar Keling 0,1063 0,691
Saluran Kenjeran 0,0784 0,728
Saluran Sukolilo 0,0003 0,534
Sumber: BTKL Surabaya 1999
a. Cadmium (cd)
Pencemaran di daerah ekosistem pesisir Kenjeran Surabaya, oleh logam berat Cd
disebabkan oleh kegiatan pembangunan. Berdasarkan hasil penelitian di daerah industri
percetakan sebesar 0,07 ppm, industri plastik sebesar 0,006 ppm. Kadar Cd di muara
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
kenjeran meliputi konsentrasi Cd pada air laut sebesar 0,0327 ppm, sedimen sebesar 0,481
ppm dan pada kerang sebesar 0,208 ppm (Imron, 2006).
Hasil penelitian Trisnawati (2008) yang telah melakukan penelitian pada kerang hijau di
Pantai Kenjeran Surabaya, hasil penelitiannya menjelaskan bahwa kerang hijaumengandung berat Cd, nilai konsentrasi rata-rata tertinggi 6,73-7,37 ppm. Hasil tersebut
sudah melebihi ambang batas yang dianjurkan oleh WHO.
b. Merkuri (Hg)
Hutagalung (1984), menyatakan bahwa kondisi perairan Kenjeran Surabaya baik air,
endapan, dan ikannya telah positif tercemar Hg pada tingkat membahayakan.
Dijelaskan oleh Sudarmaji et al. (2005), bahwa rambut nelayan pesisir Kenjeran
terindikasi Hg rata-rata 0,26509 ppm sedangkan pada kontrol rata-rata 0,00051 ppm.
Arisandi (2004), bahwa sekitar 80% anak sekolah di Kenjeran mengalami kemunduran
intelektual akibat mengkonsumsi hewan laut. Pendataan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode statistic ANOVA, dimana akan dilakukan perbandingan dengan lokasi
lain, dengan karakteristik yang sama dan kebiasaan yang sama (baik jenis makanan
maupun pola perilaku di masyarakat). Untuk melengkapi perbandingan ini, maka di lakukan
pembandingan kembali pada lokasi lain dengan akrakteristik yang berbeda, namun tetap
berada di wilayah pesisir. Terakhir, untuk memastikan penilaian kontaminan, dilakukan uji
toksisitas di laboratorium.
Dari hasil penelitian Indrakusuma (2008) tentang kandungan logam berat Hg pada kerang
darah ( Anadara granosa ) di Pantai Ria Kenjeran, hasil yang didapatkan pada penelitian ini
adalah rata-rata kandungan logam berat Hg adalah 0,1615 ppm. Hasil ini telah melebihi
batas aman yang ditentukan oleh WHO dan Standart Nasional Indonesia (SNI) adalah 0,5
ppm. Menurut Anwar, 2006, pada darah masyarakat nelayan di Kenjeran mengandung
merkuri (Hg) sebesar 2,48 ppb.
Penentuan logam berat Hg pada daging kerang darah ini dilakukan dengan metode AAS
(Atomic Absorption Spektrophotometry), dimana ini merupakan proseduer penentuan
standard untuk konsentrasi Merkuri dan Timbal (SNI-2368-1991) untuk preparasi ikan dan
terung. Sampel yang dibutuhkan adalah 10 gr daging kerang darah yang telah dihaluskan
dengan mortar dan dimasukkan ke dalam cawan, kemudian dikeringkan selama 2 jam
dengan suhu 135 oC
c. Kromium (Cr)
Logam Cr murni tidak pernah ditemukan di alam. Logam ini di alam ditemukan dalam
bentuk persenyawaan padat atau mineral dengan unsur – unsur lain. Logam Cr dapat masuk
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
ke dalam semua strata lingkungan, apakah itu pada strata perairan, tanah ataupun udara
(lapisan atmosfir).
Dalam badan perairan Cr dapat masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan
nonalamiah. Masuknya Cr secara alamiah dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktorfisika, seperti erosi (pengikisan) yang terjadi pada batuan mineral. Masukan Cr yang terjadi
secara nonalamiah lebih merupakan dampak atau efek dari aktivitas yang dilakukan
manusia. Sumber-sumber Cr yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah
atau buangan industri sampai buangan rumah tangga. Bila dilihat pada keadaan kondisi
lingkungan kenjeran, banyak sekali industri yang menggunakan Cr dalam kegiatannya
seperti : industri tinta, bahan warna (dyes), pigmen cat, kulit (tanning), pelapisan listrik
dan anti korosif pada boiler
Pesisir Pantai Kenjeran merupakan wilayah wisata. Karena merupakan daerah wisata maka
banyak dijumpai beberapa hotel didaerah tersebut. Industri penyamakan kulit dan
olahannya serta industri perajutan yang menghasilkan polutan Cr dalam proses produksinya
jika membuang limbah cairnya pada sungai yang alirannya menuju pesisir pantai Kenjeran.
Selain daerah wisata, pantai kenjeran terdapat pelabuhan kapal rakyat yang biasa mencari
ikan dan juga terakumulasinya beberapa muara sungai. Karena ombak dan pergerakan arus
besar menyebabkan konsentrasi yang masuk ke perairan pantai sebagian besar terlarut
juga dalam air.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan (Taftazani, 2007), konsentrasi Cr dalam perairan
laut Kenjeran adalah 0,3705 µg/ml. Berdasarkan baku mutu Air Laut Untuk Wisata Bahari
yang diatur dalam KepMen LH No 51 Tahun 2004, konsentrasi Cr periaran laut yang
memenuhi baku mutu adalah dengan konsentrasi <0,002 µg/ml. hal ini menandakan
konsentrasi Cr yang berada di wilayah Perairan Kenjeran sudah jauh melebihi ambang
batas untuk wilayah wisata bahari. Padahal, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Surabaya, Kenjeran termasuk dalam kawasan pariwisata dengan kategori wisata bahari.
d. Timbal (Pb)
Menurut Vera Hakim, 1998, rata-rata kadar timbal (Pb) darah anak-anak di Kenjeran 59,62
mikrogram/dl. Menurut Abdul Rohim T 2008, kondisi ini sudah cukup berdampak pada
anak-anak Kenjeran yang disebabkan karena mengonsumsi ikan yang tercemar limbah
antara lain menurunnya IQ sampai empat poin, kurang konsentrasi dalam belajar sehingga
prestasi belajar menurun, berperilaku agresivitas tinggi, penyakit kanker serta penyakit-
penyakit degeneratif lainnya (Anonim, 2007).
Dampak yang ditimbulkan oleh TIimbal dapat ditinjau dari pendataan monografi kesehatan(record kesehatan) yang dilakukan selama 1 tahun. Dengan data baseline satu tahun, maka
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
2,58% lain-lain (tanah, pasir, dan kerikil) (Citrasari dkk, 2012). Sampah menjadi komposisi sampah
anorganik terbesar di wilayah pesisir kenjeran. Seluruh sampah rata-rata di buang ke laut atau kesaluran air yang bermuara ke laut. Untuk sampah organik, karean massa nya lebih berat dari pada
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
DAMPAK DAN PENANGGULANGAN LIMBAH DOMESTIK DI KAWASAN PANTAIKENJERAN
3.1. Dampak Pembuangan Limbah Domestik ke Laut
Kawasan Pantai Timur Surabaya merupakan salah satu kawasan yang mendapat perhatian
khusus mengenai limbah. Tingginya volume limbah cair maupun padat yang terkandung di
daerah ini, memberikan dampak yang besar kepada lingkungan dan keseharian masyarakat.
Ditinjau dari sisi pengaruhnya, dampak limbah dapat dikategorikan sebagai berikut.
1. Dampak Lingkungan
Kawasan pantai yang dipenuhi sampah, selain merusak keindahan juga dapat mempengaruhi
kehidupan ekosistem. Banyaknya sampah yang terapung, selain menimbukan bau yang tidak
sedap juga dapat menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke laut. Air laut berubah warnadan dasar laut tertutupi sampah sehingga berpengaruh pada kehidupan komunitas bentos.
Jika hal ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan laut akan kehilangan habitat aslinya dan
beberapa jenis makhluk hidup tidak mampu bertahan.
Masuknya beban pencemar organic akan menurunkan kualitas oksigen terlarut, dengan
demikian, kondisi perairan akan menjadi anoksik (kekurangan oksigen) yang akan
berdampak pada kematian ikan masal. Masalah yang kedua adalah material organic akan
menyebabkan kelimpahan nutrient, dimana ketika oksigen turun dan BOD naik, akan
menghasilkan pengkayaan materi organic yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi ini dapat
berakibat meledaknya kelimpahan plankton/algae (fitoplankton). Hal ini dapat
mengakibatkan permukaan air laut berubah warna, menjadi warna yang sesuai dengan
pigmen plankton ini. Kejadian ini biasanya dikenal sebagai Algae Blooms atau red tide,
dimana beberapa diantaranya memiliki kadar toksisitas yang cukup tinggi, untuk itu lebih
dikenal sebagai “Harmfull Algae Blooms (HABs)” . HABs dan Red tide juga merupakan faktor
terjadinya kematian ikan secara masal.
Kondisi HABs dan Red Tide belum terjadi di perairan pantai kenjeran, namun dengan statuspencemaran yang ada saat ini, Kenjeran berpotensi mengalami Red tide maupun HABs,
seperti yang terjadi di teluk Jakarta (tahun 2004) dan teluk Lampung, dan mengakibatkan
kematian ikan secara masal.
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Gambar 4. Fenomena Red Tide di Periran New Zealand
2. Dampak Kesehatan
Dampak pencemaran yang paling sering dirasakan oleh masyarakat diantaranya adalah
dampak terhadap kesehatan. Timbunan sampah yang tidak tertangani dapat menjadi
tempat pembiakan penyakit. Diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat. Begitu juga
dengan berbagai penyakit kulit yang biasanya datang bersamaan dengan genangan air yang
membawa limbah.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sepuluh tahun lalu, Ecoton (Lembaga Pengkajian Ekologi dan
Lahan Basah) pernah merilis kandungan kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) di perairan
Kenjeran adalah yang tertinggi, mengalahkan kadar di Pantai California, Amerika, yang
menjadi pusat industri besar dunia. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Pusat KajianRegional Gizi Masyarakat UI yang mencengangkan. Kandungan Hg pada darah ibu-ibu di
Kenjeran mencapai 2,8 mg/l, jauh diatas ambang batas WHO yaitu < 1 mg/l. Juga hasil tes
ASI para ibu yang menunjukkan kandungan timbal (Pb) sebesar 543,2 mg/l (normal: 5 mg/l)
dan kadmium (Cd) ASI sebesar 36,1 mg/l (normal: < 20 mg/l). Bayangkan betapa hal ini
mempengaruhi kesehatan serta tumbuh kembang bayi setiap harinya.
Beberapa kekhawatiran muncul akibat tingginya kadar logam berat di kawasan perairan
kenjeran, diantaranya adalah adanya potensi Kenjeran sebagai tragedy Minamata ke II.
Tragedy minamata terjadi di Teluk Minamata, Jepang. Adanya senyawa metyl-Hg inidibuktikan dengan akumulasi metyl-Hg di ekstrak daging kerang dan sedimen habitat kerang
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre
Pada tahun 1993, lebih detail menunjukkan kadar logam berat Cd di Keputih merupakan
kandungan Cd dalam lumpur terbesar di dunia yakni sebesar 1,575 ppm. Kadar Hg pada
lumpur Keputih 1,485 ppm dan Kenjeran sebesar 0,605 (angka ini lebih tinggi dibandingkan
kadar Hg dalam lumpur diperairan Southamton Inggris sebesar 0,48 – 0,57 ppm dan Khusus
untuk Keputih kadar Hg lebih tinggi dibanding Pantai California yang merupakan pusatindustri berat tercatat hanya 0,02-1,0 ppm) Kemudian dampak pada manusia baru diketahui
pada tahun 1996, oleh Daud Anwar SKM, Mkes. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
darah dari sampel warga Kenjeran/Sukolilo mengandung Cuprum (Cu) 2511,07 ppb dan
Merkuri (Hg) 2,48 ppb.Kandungan Cuprum dalam darah warga Kenjeran ini telah melampaui
ambang batas yang ditetapkan WHO/FAO yaitu 800-1200 ppb.
3. Dampak Ekonomi
Penurunan kualitas lingkungan berbanding lurus dengan penurunan nilai suatu wilayah.Kandungan logam berat di perairan Kenjeran menjadikan beberapa jenis kerang dan ikan
berbahaya untuk dikonsumsi dan tidak layak jual. Selain itu, akibat tercemarnya perairan,
hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan signifikan. Laut yang kotor dan dipenuhi
sampah akan menimbulkan keengganan para pengunjung untuk menjadikannya tempat
tujuan wisata, yang berarti mengurangi peluang pemasukan bagi masyarakat setempat.
Seluruh dampak akan saling berkaitan satu sama lain, karena sifat dari pencemaran adalah
multi dampak dan multi aspek. Misalnya dengan adanya informasi bahwa ikan dan kerang-
kerang kenjeran mengalami akumulasi bahan pencemar, dalam hal ini logam berat, akan
menimbulkan keraguan bagi masyarakat untuk membeli ataupun mengkonsumsi sea food
dari pantai kenjeran. Padahal, hampir sepanjang jalan setelah Pantai Ria Kenjeran
merupakan lokasi masayrakat berjualan ikan asap di pinggir jalan. Dengan adanya informasi
ini, pendapatan masayrakat nelayan bisa berkurang signifikan, sedangkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari semakin mahal (LPG, listrik, BBM, dll).
4. Dampak Sosial
Dampak sosial yang timbul bisa beragam. Diantaranya, bergesernya jati diri masyarakatpesisir yang semula hidup sebagai nelayan menjadi pekerja daratan seperti buruh, tukang
bangunan, satpam, dll. Hal ini dikarenakan kehidupan di laut sudah tidak menjanjikan, hasil
tangkapan menurun akibat pencemaran yang makin meluas. Kawasan pesisir juga dianggap
kawasan kumuh tempat bermuara seluruh sampah, sehingga menjadikan masyarakat pesisir
senantiasa merasa terbelakang dan terpinggirkan.
Seperti yang telah disampaikan pada bab 2, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
terjadi penurunan intelektual anak-anak nelayan kenjeran yang mengkonsumsi ikan dari
perairan kenjeran. Penurunan tingkat intelektual ini akan beradmpak pada kehidupan sosial
8/10/2019 Studi Pencemaran Limbah Domestik Di Wilayah Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya-libre