BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1. Pengertian Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.Glukosa (Smeltzer & Bare, 2002). Pengertian lain menurut Black & Hawk (2009) Diabetes Melitus adalah penyakit kronik, progresif yang dikarakteristikan dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein awal terjadinya hiperglikemia. 2. Etiologi Diabetes Melitus Menurut Smeltzer & Bare (2002) penyebab timbulnya diabetes mellitus belum diketahui secara jelas sampai saat ini, namun dari berbagai penelitian dapat dikemukakan bahwa etiologi Diabetes Melitus terdiri 4
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.Glukosa (Smeltzer
& Bare, 2002).
Pengertian lain menurut Black & Hawk (2009) Diabetes Melitus adalah
penyakit kronik, progresif yang dikarakteristikan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein awal terjadinya
hiperglikemia.
2. Etiologi Diabetes Melitus
Menurut Smeltzer & Bare (2002) penyebab timbulnya diabetes mellitus belum
diketahui secara jelas sampai saat ini, namun dari berbagai penelitian dapat
dikemukakan bahwa etiologi Diabetes Melitus terdiri dari beberapa faktor, antara
lain Faktor genetic, faktor lingkungan dan faktor pencetus
1) Faktor Lingkungan (obat, kima, virus)
Virus seperti cytomegalovirus, mumps, rubella yang dapat memicu
terjadinya autoimun dan menghancurkan sel- sel beta pancreas,
obat- obatan dan zat kimia seperti alloxan.
4
2) Faktor Genetik (keturunan)
Riwayat keturunan dengan Diabetes, misalnya pada DM tipe I diturunkan
sebagai sifat heterogen, mutigenik. Kembar klentik mempunyai resiko 25%-
50%, sementara saudara kandung beresiko 6% dan anak beresiko 5% (Black &
Hawks, 2009).
3) Faktor pencetus : kelebihan makan, kekurangan makan dan kegemukan.
3. Tanda dan gejala Diabetes Melitus
Adapun tanda dan gejala dari Diabetes Melitus menurut Mansjoer (2008)
antara lain poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan.
1) Poliuria
Adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa dikeluarkanoleh ginjal
bersama urin karena keterbatasan kemampuan filtrasi ginjaldan kemampuan
reabsorbsi dari tubulus ginjal.Untuk mempermudah pengeluaran glukosa maka
diperlukan banyak air, sehingga frekuensi miksi (BAK) menjadi meningkat.
2) Polidipsia
Di awali dengan banyaknya urin yang keluar maka tubuh mengadakan mekanisme
lain untuk menyeimbangkannya yakni dengan banyak minum. Penderita diabetes
pada umumnya akan selalu merasakan haus yang luar biasa, termasuk pada
minuman yang segar dan dingin untuk menghindari (Sari, 2012).
3) Polifagia
Orang yang menderita Diabetes akan banyak makan (Polifagia), sehingga
pemasukan gula ke dalam sel- sel tubuh kurang akhirnya energi yang dibentuk
juga kurang (Sari, 2012).
5
4) Penurunan berat badan
Penurunan berat badan disebabkan karena banyaknya kehilangan
cairan, glikogen dan cadangan trigliserida serta massa otot.
4. Kriteria Diabetes Melitus
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Sari (2012), adapun
patokan kadar gula darah dalam mendiagnosis Diabetes Melitus dengan
cara berikut ini :
Tabel 2.1 Kadar Glukosa darah dalam mendiagnosis DM
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler
< 100
<80
<110
<90
100-200
80-200
110-120
90-110
>200
>200
>126
>110
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan menurut Black & Hawks (2005) meliputi 4 hal
yaitu:
1) Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130 mg/dl
mengindikasikan diabetes.
2) Hemoglobin glikosilat
Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilaikadar gula darah selama 140 hari
terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
6
3) Tes toleransi glukosa oral
Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi air dengan 75gr gula, dan
akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal dua jam setelah
meminum cairan tersebut harus < dari 140mg/dl.
4) Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah jarum,
sample darah diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada
mesin glukometer, pemeriksaan ini digunakan hanya untuk memantau kadar
glukosa yang dapat dilakukan dirumah.
6. Komplikasi Diabetes Melitus
1) Komplikasi Akut Diabetes Melitus
Menurut Smeltzer & Bare (2002) ada tiga komplikasi akut padadiabetes Melitus,
antara lain hipoglikemia, ketoasidosis diabetik dan sindrom KHNK (juga disebut
koma hiperglikemik hiperosmolernonketotik atau HONK [hiperosmoler
nonketotik])
a) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau kadar
glukosa darah turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L).
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik
yang berat. (Smeltzer & Bare, 2002)
Ada 4 macam keadaan hipoglikemia menurut Sari (2012), antara lain
i. Hipoglikemia murni jika kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl
7
ii. Reaksi hipoglikemia terjadi akibat menurunnya kadar glukosa darah secara
mendadak
iii. Koma hipoglikemia akibat kadar glukosa darah yang sangat rendah
iv. Hipoglikemia relative jika gejala hipoglikemia terjadi 3-5 jam setelah makan.
b) Ketoasidosis Diabetik
Menurut Smeltzer & Bare (2002), Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak
adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini
mengakibatkan gangguan pada metabolism karbohidrat, protein dan lemak.Ada
tiga gambaran klinis yang penting pada ketoasidosis diabetic, yaitu dehidrasi,
kehilangan elektrolit, asidosis.
c) Koma Hiperosmoler Non Ketotik
Gejala dan KHNK adalah adanya dehidrasi yang berat, hipotensi dan
menimbulkan shock.Komplikasi ini diartikan sebagai keadaan tubuh tanpa
penimbunan lemak sehingga penderita tidak menunjukkan pernapasan yang cepat
dan dalam (kussmaul).
Pemeriksaan di laboratorium menunjukkan bahwa kadar glukosa penderita sangat
tinggi, pH darah normal, kadar natrium (Na) tinggi dan tidak ada ketonemia(Sari,
2012).
2) Komplikasi Kronik Diabetes Melitus
Menurut Mansjoer (2008) adapun komplikasi dari kronik diabetes
antara lain :
a) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar; pembuluh darah jantung;
pembuluh darah tepi; pembuluh darah otak
8
b) Mikroangiopati, mengnai pembuluh darah kecil; retinapati diabetic, nefropati
diabetic
c) Neuropati diabetik
Neuropati adalah kerusakan progresifsarafyang mengakibatkan hilangnya fungsi
saraf. Ini adalah komplikasi umum dari diabetes dan sering melibatkan seluruh
bagian tubuh. Kerusakan saraf sensorik serat mengakibatkan nyeri atau hilangnya
sensasi.
Kerusakan saraf motorik serat menghasilkan kelemahan otot. Kerusakan serabut
saraf pada sistem saraf otonom dapat menyebabkan disfungsi dalam setiap bagian
dari tubuh (Saunders, 2010).
d) Rentan infeksi, seperti TB paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih
e) Kaki diabetik
9
7. Pathway DM
Defisiensi Insulin
glukagon↑ penurunan pemakaian glukosa oleh sel
glukoneogenesis hiperglikemia
lemak protein glycosuria
ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi
↓ pH Hemokonsentrasi
Asidosis Trombosis
Aterosklerosis
10
Mual muntah
Resti Ggn Nutrisi
Kurang dari kebutuhan
Koma Kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Miokard Infark Stroke Gangren
Retinopati diabetik
Ggn. Penglihatan Gagal Ginjal
Resiko Injury
Nefropati
Ggn Integritas Kulit
Kekurangan volume cairan
B. Ulkus Diabetik
1. Pengertian
Ulkus diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi kronik Diabetes mellitus
yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit dan dapat disertai dengan
kematian jaringan setempat (Robert, 2003).
Ulkus kaki diabetik adalah kerusakan sebagian (partial Thicknes) atau
keseluruhan (full thickness) pada kulit dan dapat meluas ke jaringan dibawah
kulit, tendon, otot atau persendian yang terjadi pada penderita penyakit diabetes
mellitus (DM), kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar
gula darah yang tinggi. Jika ulkus kaki yang tidak dilakukan penatalaksanaan,
tidak sembuh dan berlangsung lama luka akan menjadi terinfeksi. Ulkus kaki,
infeksi, neuroarthropati dan penyakit arteri perifer sering mengakibatkan gangrene
dan amputasi ekstremitas bagian bawah (Parmet, 2005 : Frykberg, dkk,
2006)
2. Klasifikasi
Klasifikasi Ulkus diabetik pada penderita Diabetes mellitus menurut Waspadji
(2006), terdiri dari 6 tingkatan :
0 : Tidak ada luka terbuka, kulit utuh.
1 : Ulkus Superfisialis, terbatas pada kulit.
2 : Ulkus lebih dalam diikuti dengan inflamasi jaringan.
3 : Ulkus dalam yang melibatkan tulang, sendi dan formasi abses..
4 : Ulkus dengan kematian jaringan tubuh terlokalisir seperti pada ibu jari kaki,
bagian depan kaki atau tumit.
11
5 : Ulkus dengan kematian jaringan tubuh pada seluruh kaki.
3. Patofisiologi Ulkus Diabetik
Menurut Soeparman (2004), neuropati sensori perifer dan trauma adalah penyebab
utama terjadinya ulkus. Neuropati yang dapat menyebabkan ulkus adalah
neuropati motorik dan otonom.Neuropati adalah suatu sindroma yang menyatakan
beberapa gangguan pada saraf. Pasien diabetes mellitus menjalani neuropati untuk
beberapa hal yaitu :
1) Kondisi hiperglikemia aldose reduktase mengubah glukosa menjadi sorbitol
dan sorbitol banyak terakumulasi pada endotel yang dapat mengganggu suplai
darah pada sarah sehingga axon menjadi atropi lalu akan memperlambat konduksi
impuls sarafnya.
2) Pengendapan advanced glycosylation edn-product (AGE-P) menyebabkan
penurunan aktifitas myelin (demielinasi).
Neuropati sensori dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sensifitas terhadap
tekanan atau trauma, neuropati motorik dapat mengakibatkan kelainan bentuk
pada sendi dan tulang, neuropati otonom mengakibatkan fungsi kelenjar keringat
pada perifer menurun yang akan menyebabkan kulit menjadi kering dan terbentuk
menjadi fisura.
Penyakit vaskuler yang terdiri dari mikroangipati dan makroangipati akan
menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah pada tubuh (Delmas, 2006).
Selain neuropati, penyakit vaskuler juga dapat menyebabkan terjadinya ulkus.
Penyakit vaskuler perifer terdiri dari :
12
1) Mikroangipati, merupakan kondisi dimana terjadi penebalan membrane basalis
kapiler dan peningkatan aliran darah dan mengakibatkan terjadinya edema
neuropati.
2) Makroangipati, yaitu terjadinya ateriosklerosis yang menyebabkan penurunan
aliran darah (iskemia). Trauma dan kerusakan respon terhadap proses infeksi
dapat menjadi penyebab terjadinya luka diabetes selain neuropati dan penyakit
vaskuler peerifer.
Adanya neuropati, penyakit vaskuler dan trauma dapat mengakibatkan terjadinya
ulkus pada ekstremitas.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnotik pada ulkus Diabetik menurut Waspadji (2006) dan
Misnadiarly (2006) adalah
1) Pemeriksaan Fisik : inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka/ulkus pada
kulit atau jaringan tubuh pada kaki pemeriksaan sensasi vibrasi/rasa berkurang
atau hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis pedis menurun atau hilang.
2) Pemeriksaan Penunjang: X-ray, EMG dan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui apakah ulkus diabetika menjadi infeksi dan menentukan kuman
penyebabnya
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnotik pada ulkus Diabetik menurut Waspadji (2006) dan
Misnadiarly (2006) adalah
13
1) Pemeriksaan Fisik : inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka/ulkus pada
kulit atau jaringan tubuh pada kaki pemeriksaan sensasi vibrasi/rasa berkurang
atau hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis pedis menurun atau hilang.
2) Pemeriksaan Penunjang: X-ray, EMG dan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui apakah ulkus diabetika menjadi infeksi dan menentukan kuman
penyebabnya
6. Penatalaksanaan Ulkus Diabetik
Menurut Frykberg (2006), tujuan dari pentalaksanaan ulkus kaki diabetik adalah
untuk mencapai penutupan luka secepat mungkin. Menurunkan angka amputasi
pada ekstremitas bagian bawah pasien. Area penting dalam pentalaksanaan ulkus
diabetik meliputi evaluasi status vaskuler dan tindakan yang tepat pengkajian gaya
hidup/ faktor psikologi, pentalaksanaan dasar luka dan penurunan tekanan.
1) Evaluasi status vaskuler
Perfusi arteri memegang peranan penting dalam penyembuhan luka dan harus
dikaji pada pasien ulkus, selama sirkulasi terganggu luka akan mengalami
kegagalan penyembuhan dan beresiko amputasi.
Adanya insufisiensi vaskuler dapat berupa edema, karakteristik kulit yang