Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI a. Hasil Belajar IPA Materi Klasifikasi Makhluk Hidup 1. Belajar Belajar memiliki pengertian yang beragam dan banyak versi. Hal itu dikarenakan setiap orang atau pakar memiliki pandangan tersendiri akan pengertian belajar berdasarkan pengalamannya masing-masing. Sebagian besar orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi. Gagne dalam Sudjana (2005), belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. 8
47

BAB II BUDE.docx

Sep 20, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

35

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORIa. Hasil Belajar IPA Materi Klasifikasi Makhluk Hidup1. Belajar Belajar memiliki pengertian yang beragam dan banyak versi. Hal itu dikarenakan setiap orang atau pakar memiliki pandangan tersendiri akan pengertian belajar berdasarkan pengalamannya masing-masing. Sebagian besar orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi. Gagne dalam Sudjana (2005), belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.Daryanto dan Mulyo (2012), belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.Menurut Trianto (2010) mengemukakan bahwa belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Menurut Arsyad (2007) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.Menurut Syaiful (2011), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor, Syah (2003), belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Slameto (2010), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Mengacu pada pengertian Syaiful, Syah dan Slameto belajar merupakan sebuah proses yang terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dan lingkungan sekitarnya. Salah satu pertanda untuk mengetahui bahwa seseorang itu belajar atau tidak, dilihat dari adanya perubahan tingkah laku.Daryanto dan Mulyo (2012), belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen. Berdasarkan pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh seseorang baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang melibatkan individu dan sosial melalui aktivitas mental/psikis sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.2. Hasil BelajarMenurut Saefullah (2012) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek- aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Abdurrahman (2003), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.Menurut Rusmono (2012) hasil belajar merupakan perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.Menurut Saefullah (2012) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek- aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Abdurrahman (2003), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.Musfiqon (2012), hasil belajar yang dicapai seseorang tidak bisa sama. Sebab proses belajar dipengaruhi berbagai faktor yang bisa menyebabkan pencapaian hasil belajar menjadi beragam karena berbagai faktor. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Kingsley dalam Kurniawan (2011), membedakan hasil belajar siswa atau individu menjadi tiga jenis yaitu: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Ada yang lebih sederhana dari pendapat Kingsley yaitu Bloom dalam Kurniawan (2011), Bloom menggolongkan hasil belajar menjadi tiga bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 1) Hasil belajar kognitif Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan, kemampuan berpikir atau intelektual. Pada kategori ini hasil belajar terdiri dari enam tingkatan yang sifatnya hierarkis. Keenam hasil belajar ranah kognitif ini meliputi: 1) Pengetahuan, 2) pemahaman, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesis, 6) evaluasi, 7) kreatifitas.Hasil belajar pengetahuan meliputi kemampuan berupa ingatan terhadap sesuatu yang telah dipelajari. Sesuatu yang diingat dapat berupa fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode. Hasil belajar pemahaman, yaitu kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu yang dipelajari. Penerapan, yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam suatu situasi tertentu baik dalam situasi nyata maupun dalam situasi tiruan. Kemampuan memberikan contoh masuk dalam kategori hasil belajar ini. Hasil belajar analisis yaitu kemampuan untuk memecah suatu kesatuan entitas tertentu hingga menjadi jelas unsur-unsur pembentuk kesatuan suatu entitas. Hasil belajar sintesis yaitu kemampuan untuk membuat intisari, membentuk suatu pola tertentu berdasarkan pada elemen-elemen yang berbeda sehingga membentuk suatu kesatuan tertentu yang bermakna. Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan pendapat atau menentukan baik atau tidak baik atas sesuatu dengan menggunakan suatu kriteria tertentu. Kemampuan evaluasi akan terbentuk setelah kemampuan kognitif yang lainnya telah ada. Selanjutnya tahapan terakhir kreativitas yang merupakan kemampuan kognitif tertinggi, kreativitas yaitu kemampuan untuk mengkreasi atau mencipta, yaitu kemampuan yang dipandang cukup paling sulit/tinggi dibanding kemampuan kognitif lainnya.2) Hasil belajar afektifHasil belajar afektif yang merujuk pada hasil belajar yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Jenis hasil belajar ranah ini terdiri dari lima jenis meliputi: a) kepekaan, yaitu sensitivitas mengenai situasi dan kondisi tertentu serta mau memperhatikan keadaan tersebut. b) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. c) Penilaian dan penentuan sikap, mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima pendapat orang lain. d) Organisasi, kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman atau pegangan hidup. e) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.3) Hasil belajar psikomotorHasil belajar psikomotor yaitu berupa kemampuan gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat mulai dari gerak sederhana yang mungkin dilakukan secara refleks hingga gerak kompleks yang terbimbing hingga gerak kreatifitas.Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh seseorang melalui serangkaian proses di dalam yang dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam yang akan menghasilkan suatu pengalaman baru.3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang mengkaji kehidupan baik itu tentang makhluk hidup, lingkungan, maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Menurut Trianto (2010: 137), bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menurut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.IPA Buku Guru (2013: 1-2) bahwa IPA meliputi sikap yaitu rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Selanjutnya IPA meliputi proses yaitu prosedur pemevahan masalah melalui metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. IPA juga dapat mengahsilkan sebuah produk yang berupa fakta, prinsip, teori dan hukum, serta dalam setiap pembelajaran IPA adanya aplikasi yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Unsur uta yang seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi.Pelajaran IPA bertujuan agar menyadari keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; memupuk sikap ilmiah, yaitu jujur, objektif, terbuka, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain; mengembangkan pengalaman untuk menguji hipotesis melalui percobaan; menerapkan konsep biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia; dan meningkatkan kesadaran dan berperan serta menjaga kelestarian lingkungan.Winataputra (2001:125) mengemukakan pada hakikatnya IPA dibangun atasa dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, brupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan tadi, jelaslah bahwa IPA adalah Ilmu yang mempelajari asal mulanya perikehidupan makhluk hidup dari bagian terkecil tubuh hingga menjadi organisme yang ada di bumi yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan berdasarkan fakta serta dapat juga dibuktikan melalui pengamatan. IPA juga merupakan proses pembelajaran yang tidak hanya mencari tahu fakta, konsep, atau prinsip tetapi merupakan suatu proses penemuan.4. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup a) KlasifikasiTaksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan penamaan dan klasifikasi spesies, mengelompokkan organisme berdasarkan skema yang lebih formal. Skema tersebut terdiri atas tingkatan klasifikasi yang bermacam-macam. Setiap tingkatan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya. Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut perlu dilakukan klasifikasi (pengelompokan) guna memperoleh gambaran yang jelas secara mudah.1) Tujuan dan manfaat klasifikasi0. Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang telah dikenal melalui klasifikasi dapat dimanfaatkan.0. Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragaman hayati dimasa mendatang.0. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan lainnya.2) Prosedur pengklasifikasian makhluk hidupPengelompokan makhluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki berbagai makhluk hidup tersebut. Jika ada beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang akan dikelompokkan, maka hewan yang memiliki persamaan ciri, dijadikan satu kelompok. Misalnya domba dan sapi satu kelompok mamalia karena memiliki persamaan ciri, yakni memiliki rambut pada kulitnya, dan hewan betinanya memiliki kelenjar susu. Langkah selanjutnya pemberian nama untuk setiap kelompok makhluk hidup.3) Tata nama makhluk hidupSemua naskah ilmu pengetahuan hingga abad ke-18 masih menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa para ilmuwan, Pemberian namanyapun masih panjang-panjang (polinomial) Namun sejak Carolus Linnaeus (1707-1778) memperkenalkan sistem penulisan baru, polinomial diubah menjadi binomial dan hingga kini masih dipergunakan. Prinsip utama binomial Carolus Linnaeus bagi tumbuhan maupun hewan dan mikroorganisme lainnya adalah:a. Menggunakan bahasa Latin.b. Menggunakan kategori.c. Menggunakan dua kata. Contoh Panthera pardus, Zea mays, Amoeba proteus, dan Entamoeba coliDalam pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup didasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki, dan diterapkan sistem-sistem tertentu sehingga muncul istilah sistematika. Sampai saat ini dikenal 3 (tiga) sistem klasifikasi yaitu:a. Sistem alami; takson yang terbentuk merupakan anggota-anggota yang sewajarnya diklasifikasikan dalam satu kelompok seperti dikehendaki oleh alam, terutama berdasarkan ciri-ciri morfologinya.69b. Sistem artifisial; pengelompokan berdasarkan tujuan praktis, misalnya tumbuhan obat-obatan.c. Sistem filogenetis; pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan dan urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah filogenetiknya. Muncul setelah berkembangnya teori evolusi.b) Bagaimana mengelompokan Tumbuhan dan Hewan (Kunci dikotom)Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokan dalam kelompok besar hingga kelompok kecil yang disebut takson. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah:Tabel 1. Kategoi Klasifikasi LinaeusBahasa LatinBahasa IndonesiaBahasa Inggris

RegnumDuniaKingdom

Divisio/Phyllum (ditambah kata Phyllum)Divisi/FilumDivition/Phyllum

ClassisKelasClass

OrdoBangsaOrder

FamiliaSukuFamily

GenusMargaGenus

SpeciesJenisSpecies

Kingdom (dunia), filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan), Class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan ini didasarkan atas persamaan ciri yang paling umum kemudian makin ke bawah persamaan ciri makin khusus serta perbedaan ciri makin kecil.1) Kriteria klasifikasi tumbuhanDalam mengklasifikasikan tumbuhan, kriteria yang perlu diperhatikan adalah:a. Uniseluler atau multiseluler.b. Organ perkembangbiakannya.c. Habitus tumbuhan waktu hidup, tegak, menjalar atau merambatd. Struktur jaringan pengangkutnya.e. Tipe stelenya, protostele atau sifonostele.f. Bentuk dan ukuran daun.g. Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif).h. Biji, bunga, buah. Ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menentukan keprimitifan suatu tumbuhan. Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memperhatikanbeberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan, misalnya:a. Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga.b. Habitus/perawakan tumbuhan waktu hidup, apakah tegak, menjalar atau merambatc. Bentuk dan ukuran daund. Cara berkembangbiak: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif)2) Kriteria klasifikasi hewanSama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan para ahli juga mengklasifikasikan dengan melihat kriteria berikut ini.a. Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum punya saluran pencernaan makanan. Sedang hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.b. Kerangka (skeleton), apakah kerangka di luar tubuh (eksoskleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton).c. Anggota gerak, apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki.3) Kunci determinasiKunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi:a. Kunci harus dikotomi.b. Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik,contoh:Tumbuhan berumah satu....Tumbuhan berumah dua ....c. Kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian bisa diterima dan yang lain ditolak.d. Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang besifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.e. Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati.f. Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.g. Setiap kuplet diberi nomor.h. Buat kalimat pertanyaan yang pendek.c) Klasifikasi Mikroskopis dan JamurMonera adalah makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular) sesuai dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal. Monera tidak mempunyai membran inti sel (prokariotik), memiliki nukleoid (bagian sel yang mengandung DNA), dan belum memiliki organel bermembran, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan golgi. Dinding selnya terbuat dari peptidoglikan yang tahan terhadap tekanan osmotik hingga 25 kali tekanan atmosfer. Anggota kingdom ini secara umum yaitu bakteri dan alga biru. 1) Ciri-Ciri BakteriMerupakan makhuk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri dapat berbentuk batang, spiral, bulat, atau koma. Bakteri tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Berdasarkan sumber zat makanannya, bakteri dibagi menjadi bakteri autotrof dan heterotrof. Bakteri heterotraf terbagi menjadi bakteri saprofit dan parasit. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob.2) Struktur Tubuh BakteriTubuh bakteri berupa sel tunggal, dinding selnya tersusun dari hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang lebih mendekati sel hewan. Dinding sel dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma tersebar butiran-butiran nukleotida yang mengandung DNA, belum terdapat inti dengan membran inti seperti pada sel umumnya.3) Reproduksi BakteriBakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Perkembangbiakan secara seksual dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.1. Transformasi adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri penerima.2. Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi ke sel penerima, harus terjadi hubungan langsung.3. Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan virus.4) Macam-Macam Bakteri Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat dibedakan menjadi:a. Bakteri HeterotrofBakteri heterotrof adalah bakteri yang hidup dan memperoleh makanan dari lingkungannya karena tidak dapat membuat makanan sendiri, hidup secara saprofit dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati. Misalnya pada sampah, bangkai, atau kotoran. Bakteri parasit adalah bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri ini biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya karena dapat menimbulkan penyakit.b. Bakteri AutotrofBakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri. Berdasarkan asal energi yang digunakan, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang bersifat kemoautotrof dan bakteri yang bersifat fotoautotrof. Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob:a. Bakteri Aerob : Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas.b. Bakteri Anaerob: Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas.Jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.

5) Peran Bakteri bagi Kehidupan ManusiaBakteri yang menguntungkan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagaiberikut: Rhizobium bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat nitrogen. Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanah. E. coli membantu pembusukan makanan di dalam usus besar dan penghasil vitamin yang membantu pembekuan darah. Lactobacillus sp. dimanfaatkan untuk proses pembuatan susu yoghurt dan susu keju.Bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia, antara lain, sebagai berikut: Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus. Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri. Neisseria meningitidis penyebab penyakit meningitis. Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah. Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis. Mycobocterium leprae penyebab penyakit lepra.86) Ganggang Biru (Cyanobacteria)Jenis ganggang biru (Cyanobacteria) ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak berkoloni membentuk untaian. Beberapa sel dengan struktur tubuh yang masih sederhana, berwarna biru kehijauan, mengandung klorofil a (autotrof), pigmen biru (fikosianin), dan berkembang biak dengan pembelahan sel. Selain dengan pembelahan sel, ganggang biru juga dapat berkembang biak dengan cara fragmentasi dan pembentukan spora khusus yang disebut akinet. Contoh ganggang biru yang menguntungkan antara lain Gloeocapsa, Nostoc, dan Anabaena yang dapat menangkap nitrogen di udara. Contoh ganggang biru yang merugikan adalah Anabaena flosaquae dan Microcytis yang menyebabkan kematian makhluk hidup dalam air. Ganggang biru yang menempel pada tembok atau batu dapat menyebabkan pelapukan.Protista merupakan makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri selnya memiliki membran inti (eukariotik), bersel tunggal yang mampu berkembang biak. Beberapa contoh kelompok Protista: Amoeba, Euglena, Paramacium, dan Saprolegnia.Selain kelompok Protista yang bersifat mikroskopis, terdapat Protista yang bersifat makroskopis (dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop) seperti Alga Merah, Alga Hijau, Ulva, dan Alga Coklat.Protista juga ada yang menyerupai hewan, kelompok Protista ini disebut dengan Protozoa. Kelompok Protozoa diantaranya adalah Paramaecium, Entamoeba coli yang terdapat pada usus besar dan dapat mengakibatkan penyakit diare, dan Plasmodium malariae yang terdapat pada sel darah merah dan mengakibatkan penyakit malaria.Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan sisa makhluk hidup lain. Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang dan daun. Jamur hidupnya di tempat yang lembab, bersifat saprofit (organisme, yang hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati atau yang sudah busuk) dan parasit (organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya). Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling bersambungan membentuk miselium. Pada umumnya jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Contoh jamur: jamur roti, ragi tape, jamur tiram putih, dan jamur kayu.Jamur dibagi menjadi 6 divisi, yaitu Myxomycotina (jamur lendir), Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan Deuteromycotina.d) Klasifikasi Tumbuhan dan HewanBerdasarkan morfologi atau susunan tubuh, tumbuhan dapat dibedakan lagi atas dua jenis kelompok besar yakni:1) Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi Lumut (Bryophyta).2) Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta) yang meliputi Paku-pakuan (Pteridophyta) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta).Tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan yang tidak memiliki berkas pengangkut dan belum bisa dibedakan antara akar, batang, serta daun; misalnya tumbuhan lumut. Kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta) cirinya belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Struktur yang menyerupai akar disebut rhizoid, berspora, dan berklorofil. Tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan yang memiliki berkas pengangkut, dan sudah dapat dibedakan antara akar, batang, serta daun. Tumbuhan berpembuluh disebut dengan tumbuhan berkormus. Tumbuhan berkormus terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok kormofita berspora dan kormofita berbiji. Kormofita berbiji mempunyai bunga dan biji. Kormofita berspora tidak mempunyai bunga misalnya tumbuhan paku (Pteridophyta). Kelompok paku memiliki ciri mempunyai akar, batang, dan daun sejati, tidak berbunga, serta tidak berbiji. Ciri lain dari tumbuhan paku adalah daun muda yang menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang menghasilkan spora disebut dengan sporofil dan ada pula daun yang tidak menghasilkan spora disebut dengan tropofil.Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) berbiji terbuka karena bijinya tidak dibungkus oleh daun buah. Alat reproduksi berupa bangun kerucut yang disebut strobilus, ada dua yaitu strobilus jantan dan betina; (2) batang besar dan berkambium; (3) berakar tunggang dan serabut; (4) daun selalu hijau, sempit, tebal dan kaku. Contoh tumbuhan berbiji terbuka adalah juniper, cemara, damar, pinus, belinjo, dan pakis haji.Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup oleh daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Contoh tumbuhan berbiji tertutup adalah mangga, jambu, alpukat, anggur, apel.Tumbuhan Angiospermae ada dua yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) yang dapat diamati berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut: memiliki satu keping daun lembaga, berakar serabut, batang tidak bercabang, tidak berkambium, berkas pembuluh pengangkut tersebar, tulang daun sejajar atau melengkung, kelopak bunga pada umumnya kelipatan tiga.Tumbuhan berkeping dua (dikotil) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki dua keping daun lembaga, berakar tunggang, batang bercabang dan berkambium, tulang daunnya menjari atau menyirip, berkas pengangkut tersusun dalam satu lingkaran, kelopak bunga kelipatan empat atau lima.Hewan secara umum masuk ke dalam kelompok metazoa yang diklasifikasikan menjadi invertebrata dan vertebrata. Manusia termasuk ke dalam vertebrata.a) Hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata)Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu hewan berpori (Porifera), hewan berongga (Coelenterata), cacing pipih (Platyheminthes), cacing gilig (Nemathelminthes), cacing berbuku-buku (Annelida), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata) dan hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda). b) Hewan bertulang belakang (Vertebrata) Hewan bertulang belakang merupakan hewan yang memiliki tulan gbelakang. Terbagi menjadi lima (5) kelas, yaitu: Pisces contoh ikan mas, amphibi contoh katak, reptil contoh ular cobra, aves contoh burung merpati dan mamalia contoh sapi.Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi makhluk hidup adalah pembagian makhluk hidup berdasarkan jenis, bentuk luar (morfologi), bentuk dalam (anatomi) dan fisiologi. Sistem klasifikasi dilakukan juga dengan pemberian tata nama pada hewan dan tumbuhan.Hasil belajar IPA materi klasifikasi makhluk hidup adalah perubahan yang didapat oleh siswaa setelah proses pembelajaran mengenai sistem klasifikasi atau pembagian makhluk hidup. Perubahan tersebut terdiri dari segi pengetahuan, tingkah laku dan keterampilan dalam proses pengklasifikasian makhluk hidup. Indikator materi klasifikasi makhluk hidup terdiri dari:1. Menyebutkan ciri-ciri benda dan makhluk hidup di lingkungan sekitar.2. Menjelaskan prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda 3. Menjelaskan tujuan dan dasar-dasar dari klasifikasi makhluk hidup4. Mengamati makhluk hidup dan tak hidup di lingkungan sekitar. 5. Mengelompokan benda-benda, tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan sekitar.6. Menjelaskan pengertian klasifikasi dikotom dan kunci determinasi.7. Menjelaskan kategori pengelompokan tumbuhan dan hewan menurut Linaeus8. Mengklasifikasikan makhluk hidup dengan cara dikotom.9. Mengelompokan benda-benda, tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan sekitar dengan membuat kunci determinasi.10. Menyebutkan ciri-ciri dari kingdom Protista dan Monera.11. Menjelaskan peranan mikroorganisme bagi kehidupan manusia.12. Mengamati makhluk hidup mikroskopis menggunakan mikroskop13. Mengelompokkan makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom protista dan monera.14. Menyebutkan bagian-bagian tumbuhan lumut dan tumbuhan paku15. Menjelaskan klasifikasi tumbuhan dan hewan16. Mengamati tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup17. Mengamati hewan vetebrata dan hewan avetebrataMengelompokan jenis hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar5. Hasil belajar IPA Materi Klasifikasi Makhluk HidupBerdasarkan uraian diatas maka hasil belajar IPA pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup dapat didefinisikan sebagai hasil kegiatan belajar dan aktifitas yang telah dilakukan selama proses pembelajaran yang menimbulkan perubahan tingkah laku siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Setelah mempelajari IPA melalui pengumpulan data dengan eksperimen dan pengamatan untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala nyata melalui cara-cara sistematika yaitu metode ilmiah. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat mengembangkan cara untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang mencakup mengenai klasifikasi makhluk hidup.

6. Model Pembelajaran Pictorial riddle berbasis Inkuri Terbimbinga. Model Pembelajaran Pictorial riddleMenurut Carin and Sund ( 1997: 119) menyatakan Pictorial riddles are riddles presented to the class in pictures or diagram form, depicting some novel or discrepant event. A discrepant event is one that present an inconsistency between what the student believes reasonably should happen and what actually takes place. Artinya Pictorial riddle adalah teka-teki yang disajikan di dalam kelas melalui gambar atau diagram yang menggambarkan beberapa cerita atau kejadian yang berbeda. Sebuah kejadian yang berbeda adalah salah satu penyajian yang tidak konsisten antara apa yang para siswa percaya akan terjadi dan apa yang sebenarnya terjadi.Menurut Trowbridge and Bybee (1999: 224) pictorial riddle adalah Picture or drawings made by the teacher to elicit students response. Artinya gambar atau gambar yang dibuat oleh guru untuk menimbulkan respon siswa. Langkah-langkah dalam merancang pictorial riddle menurut Trowbridge and Bybee (1999 : 224) adalah sebagai berikut: a) Select some concept or principle he wishes to teach or emphasize, b) Draw a picture or show an illustration that demonstrates the concept. c) An alternate procedure is to change something in a picture and ask students to find out what is wrong in the picture . d) Devise a series of question, related to the picture, which will help students gain insights into the principles involved. Artinya dalam merancang pictorial riddle langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: a) Memilih beberapa konsep atau prinsip yang ingin diajarkan atau diutamakan. b) Gambar sebuah gambar atau tunjukkan sebuah illustrasi yang mendemonstrasikan konsep tersebut. c) Sebuah alternative yang lain adalah memanipulasi suatu pictorial riddle dan meminta siswa untuk mengetahui apa yang salah dalam gambar. d) Merancang serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan gambar, yang akan membantu siswa memperoleh pengetahuan dari prinsip-prinsip yang diajarkan.Wenning dalam Kristianingsih (2010). Model pictorial riddle merupakan salah satu model yang termasuk dalam model inkuiri Sund dalam Kritianingsih (2010). Model pictorial riddle suatu model, tekhnik atau cara dalam mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar, melalui penyajian masalah yang disajikan dalam bentuk ilustrasi yang dapat berupa gambar baik di papan tulis, poster maupun gambar yang diproyeksikan dari suatu transparansi kemudian guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan riddle itu sendiri. Pictorial riddle merupakan pendekatan yang mempresentasikan informasi ilmiah dalam bentuk poster atau gambar yang digunakan dalam sumber diskusi.Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa model pictorial riddle adalah cara dalam mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar, melalui penyajian masalah yang disajikan dalam bentuk ilustrasi yang dapat berupa gambar baik di papan tulis, poster maupun gambar yang diproyeksikan dari suatu transparansi kemudian guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan riddle itu sendiri.b. Model Pembelajaran Inkuiri TerbimbingMenurut Amin dalam Wahab Jufri (2013), inkuiri sebagai model pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, antara lain ialah: a) memberikan dorongan kepada peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, b) menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran aktif yang berpusat pada kegiatan belajar peserta didik, c) membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep diri yang positif, d) meningkatkan pengharapan sehingga peserta didik mampu memikirkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, e) Mengembangkan bakat individual secara optimal, dan f) Menghindarkan peserta didik daribelajar dengan cara menghafal materi (rote learning) pelajaran terlalu banyak.Kegiatan pembelajaran inkuiri ditunjukan untuk menumbuhkan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarahkan kegiatan investigasi, merumuskan hipotesis, melaksanakan percobaan, mengumpulkan data dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat belajar. Melalui model pembelajaran inkuiri peseta didik difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan ilmiah yang mendasar yang meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, menghitung, merumuskan hipotesis, membuat relasi ruang dan waktu, mengukur, menginterpretasi data, merancang ekperimen dan sebagainya. Beberapa proses inkuiri dinyatakan oleh Orlich et al dalam Wahab Jufri (2013) disajikan dalam tabel sebagai berikut.Tabel 2. Proses metode pembelajaran inkuiriProses DasarJenis Kegiatan

Mengobservasi (Observing)Mengidentifikasi objek, sifat objek, dan perubahan dalam sistem, merancang observasi terkontrol, dan mengukurutkan rangkaian pengamatan.

Mengklasifikasi (Classifying)Membuat klasifikasi sederhana dan kompleks, mentabulasi dan mengkode hasil observasi.

Membuat inferensi (Inferring)Menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan, mengkonstruksi situasi untuk menguji kesimpulan sementara yang telah dibuat.

Menghitung (Using numbers)Mengidentifikasi data dan melakukan proses matematis yang lebih kompleks.

Mengukur (Measuring)Mengidentifikasi dan mengukur panjang, luas, volume, berat, temperatur dan kecepatan.

Menggunakan relasi ruang dan waktu (Using spacetime relationships)Mengidentifikasi gerakan dan arah gerak, mempelajari aturan-aturan yang mempengaruhi perubahan posisi.

Merumuskan hipotesis (Formulating hypothesis)Membedakan hipotesis dengan inferensi, observasi dan prediksi, merancang cara pengujian hipotesis.

Menginterpretasi data (Interpreting data)Mendeskripsikan data, mengembangkan inferensi berdasarkan data, mengkonstruksi rumus yang relevan dengan data, menguji hipotesis, membuat generalisasi berdasarkan hasil temuan eksperimen.

Mengontrol variabel (Controlling variables)Mengidentifikasi variabel independen dan dependen melaksanakan eksperimen, mendeskripsikan bagaimana variabel dikontrol.

Melaksanakan eksperimen (Experimenting)Melakukan eksperimen dengan prosedur yang sesuai dan telah dirancang sebelumnya.

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas yang telah diuraikan bahwa metode pembelajaran inkuiri terbimbing adalah proses pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk lebih menumbuhkan rasa ingin tahu, mengembangkan kreativitas, dan berlatih untuk menjawab persoalan sendiri dengan berinteraksi dengan yang lain. Pada pembelajaran ini siswa dituntut lebih kreatif dalam memecahkan masalah dan siswa merasa dipacu untuk berkompetitif dengan siswa lain, sehingga metode pembelajaran inkuiri terbimbing akan memberikan kondisi yang cukup mendukung untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan peran siswa lebih dominan yang mengurangi kejenuhan dan mewarnai suasana dalam proses pembelajaran.

B. Model KonseptualBerikut ini adalah model konseptual yang merupakan gambaran dari penggabungan model pembelajaran Pictorial riddle berbasis Inkuiri Terbimbing.Instruental Input : Slide presentasi: Berupa gambar yang terdiri dari 4 materi, yaitu : 1) Klasifikasi, 2) Mengelompokan Tumbuhan dan Hewan (Kunci Dikotom) , 3) Klasifikasi Mikroskopis dan Jamur, 4) Klasifikasi Tumbuhan dan Hewan Lembar Diskusi Siswa

Proses pembelajaran model PR dan Inkuri Terbimbing1. Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan guru.2. Siswa merumuskan masalah dari tayangan animasi gambar yang ditayangkan dengan bimbingan guru.3. Siswa melakukan Tanya jawab dalam kelompok.4. Siswa mengumpulkan berbagai sumber informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan, seperti membaca buku siswa maupun internet.5. Setiap kelompok melakukan pemecahan dan pengamatan, menganalisis, membahas dan menyimpulkan hasil pengamatan.6. Salah satu perwakilan anggota dari masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya.7. Kelompok lain menanggapi dan bertanya jika belum memahami.8. Siswa mengerjakan kuis9. Kelompok terbaik mendapatkan reward10. Siswa memperhatikan penjelasan mengenai konsep yang benar.11. Siswa secara bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran.12. Siswa mengerjakan tes formatif.13. Siswa mencatat tugas yang diberikan guru

Raw Input(Siswa)

Syaratnya : Siswa dikelompokkan Siswa mampu merumuskan masalah dan melakukan tanya jawab dalam setiap kelompok Siswa memiliki motivasi belajar relatif tinggi. Siswa memiliki keterampilan ilmiah, yaitu : berani bertanya , bertanggung jawab terhadap kelompoknya, berani mengeluarkan pendapat , dan melakukan pengamatan.

Output : Meningkatnya hasil belajar kognitif yaitu tercapainya 75% siswa mendapat nilai KKM 75 dan afektif serta psikomotor Motivasi belajar meningkat dinilai dengan aktivitas on-task.

Setting kelas : Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 5-6 orang, dan posisi duduk membentuk huruf U yang saling berhadap-hadapan dalam meja kelompok.

Evaluasi Kuis dan tes formatif di setiap pertemuan Post tes di akhir siklus

Gambar 1 Bagan konseptual model pembelajaran Pictorial riddle berbasis Inkuiri Terbimbing

C. MODEL TINDAKANTabel 3. Tahap-tahap model tindakan penelitianTahapKegiatan

GuruSiswa

IntiBerhadapan dengan masalah Menyampaikan materi sebagai pengantar dengan menggunakan gambar yang ditayangkan melalui slide presentasi. Membimbing siswa membuat rumusan masalah. Memotivasi siswa untuk tanya jawab kepada teman kelompok lain mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru.

memahami permasalahan yang diberikan oleh guru. Membuat rumusan masalah dari gambar. Membuat pertanyaan dari tayangan slide presentasi. Mengajukan pertanyaan mengenai hasil pengamatan objek. Melakukan tanya jawab dalam kelompok.

Pengumpulan data untuk verivikasi Membimbing dan meminta siswa secara berkelompok untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk merumuskan hipotesis.

Berdiskusi bersama kelompok untuk mengumpulkan informasi melalui buku siswa, handout, internet dan sumber belajar lainnya. Merumuskan hipotesis

Pengumpulan data melalui ekperimen atau noneksperimen Membimbing dan memotivasi setiap kelompok untuk merancang kegiatan percobaan untuk membuktikan kebenaran hipotesis Merancang kegiatan percobaan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan percobaan.

Merumuskan penjelasan memberikan penilaian sikap pada saat melakukan kerja kelompok memberikan penilaian unjuk kerja. Setiap kelompok melakukan pengamatan, mencatat hasil, menganalisis data hasil penelusuran, dan menuliskan berbagai hal yang mendukung temuan dari penulusuran Siswa yang lebih paham , menjelaskan teman sekelompoknya sampai mengerti.

Menganalisis proses inkuiri Memberikan penilaian pada saat melakukan presentasi. memberikan konsep yang benar jika siswa yang presentasi menjawab pertanyaan kurang benar. membagikan lembar kuis untuk dikerjakan masing-masing siswa secara mandiri. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik. Menyampaikan pentingnya mempelajari materi yang telah dipelajari. Membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Memberikan tanggapan kepada siswa yang melakukan presentasi.

Siswa mengerjakan lembar kuis dengan teliti dan jujur

Menerima penghargaan kelompok terbaik. Memahami dan menyimak penjelasan yang benar oleh guru.

8