BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Abrasi 2.1.1 Definisi Abrasi Abrasi adalah kerusakan yang dapat mengikis lapisan luar gigi. Kadang-kadang juga memengaruhi bagian-bagian yang lebih dalam dari gigi. Abrasi gigi disebabkan oleh sesuatu yang menggosok atau adanya gesekan terhadap gigi. Menyikat terlalu keras adalah penyebab umum dari abrasi. Tusuk gigi atau cengkeraman gigi palsu sebagian juga dapat menyebabkan abrasi (Tarigan S, 2013). Abrasi adalah hilangnya struktur gigi secara patologis akibat dari keausan mekanis yang abnormal. Berbagai hal dapat menyebabkan abrasi, tetapi bentuk yang paling umum adalah’’ abrasi sikat gigi’’ yang membuat lekuk berbentuk’’ V’’ dibagian servikal dari permukaan vasial suatu gigi. Daerah abrasi biasanya mengkilat dan kuning karena dentin yang terbuka sering kali bagian yang terdalam dari alur peka terhadap ujung sonde. Sebagai tambahan pada kepekaan dentin, maka 3
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Abrasi
2.1.1 Definisi Abrasi
Abrasi adalah kerusakan yang dapat mengikis lapisan luar gigi. Kadang-
kadang juga memengaruhi bagian-bagian yang lebih dalam dari gigi. Abrasi gigi
disebabkan oleh sesuatu yang menggosok atau adanya gesekan terhadap gigi.
Menyikat terlalu keras adalah penyebab umum dari abrasi. Tusuk gigi atau
cengkeraman gigi palsu sebagian juga dapat menyebabkan abrasi (Tarigan S,
2013).
Abrasi adalah hilangnya struktur gigi secara patologis akibat dari keausan
mekanis yang abnormal. Berbagai hal dapat menyebabkan abrasi, tetapi bentuk
yang paling umum adalah’’ abrasi sikat gigi’’ yang membuat lekuk berbentuk’’
V’’ dibagian servikal dari permukaan vasial suatu gigi. Daerah abrasi biasanya
mengkilat dan kuning karena dentin yang terbuka sering kali bagian yang
terdalam dari alur peka terhadap ujung sonde. Sebagai tambahan pada kepekaan
dentin, maka komplikasi –komplikasi abrasi pada akhirnya adalah terbukanya atau
patahnya gigi (Langlais, 2000).
2.2 Erosi
2.2.1 Definisi Erosi
Erosi gigi merupakan proses demineralisasi yang memengaruhi jaringan
keras gigi seperti email dan dentin. Proses ini menyebabkan hilangnya struktur
gigi secara perlahan-lahan yang dikarenakan oleh asam. Erosi gigi bersifat
ireversibel (Tarigan S, 2013).
3
4
Faktor penyebab erosi gigi adalah asam yang berasal dari faktor luar
maupun faktor dalam. Asam itu dapat berasal dari makanan atau minuman asam,
polusi udara yang berasal dari industri-industri kimia, akibat gangguan
pencernaan atau dapat juga sebagai hasil metabolisme sisa makanan oleh kuman.
Jenis-jenis Erosi dibagi menjadi empat, yaitu (Tarigan S, 2013) :
a. Erosi dari Diet
- Mengkonsumsi makanan atau minuman yang asam dengan pH
yang rendah.
- Pemakaian obat asam dalam waktu yang lama.
1. Apabia mengnyah aspirin dan vitamin C.
2. Erosi iatrogen yaitu erosi yang timbul karena obat cair
mengandung besi yang asam.
3. Berkumur dengan perhidrol dan menyikat gigi dengan gel
fluoride yang asam.
b. Erosi terkait pekerjaan
- Misalnya pekerja pabrik dengan konsentrasi asam yang tinggi
seperti pabrik seng elekrolis. Lamanya terkena uadara dan
terbentuknya mulut menyebabkan uap asam masuk ke dalam
rongga mulut dan menyebabkan erosi.
c. Erosi endogen
- Serdawa dari asam lambung dan muntah menyebabkan erosi yang
luas pada penderita. Hal ini sering terjadi pada alkoholisme,
bulimia, dan anoreksia nervosa.
d. Erosi idiopatik
5
- Merupakan erosi dimana penyebabnya tidak diketahui yang
biasanya terjadipada orang bulimian (karena terus muntah).
Penelitian menunjukkan bahwa:
1. Kasar asam sitrun meningkat di dalam ludah yang
dirangsang.
2. Ludah lebih mukus.
3. Daerah sekeliling erosi ber-pH rendah.
2.2.3 Etiologi Erosi
a. Ekstrinsik
Erosi disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi asam yang terlalu
banyak. Seperti minum jus jeruk, minuman asam, terlalu banyak, makan buah
jeruk, apel asam atau yoghurt. Minuman asam di bawah pH normal rongga mulut
dapat menyebabkan demineralisasi gigi. Gula pada makanan dan minuman dapat
diubh menjadi asam yang kemudian akan mengerosi gigi (Tarigan S, 2013).
Saliva bekerja sebagai buffer, mengatur pH rongga mulut ketika asam
dikonsumsi. Asam-asam yang dapat melarutkan email gigi adalah asam yang
pHnya kurang dari 5,5. Ketika, pH saliva turun di bawah batas normal, email
kehilangan kalsium yang dapat menyebabkan tergoresnya lapisan luar email yang
beerlanjut ke dekalsifikasi email oleh asam. Asam sitrat merupakan komponen
yang bersifat paling erosif pada makanan dan minuman, karena dapat
digabungkan dengan kalsium sitrat yang dapat merusak email. Meskipun begitu,
apliaksi asam lemah berulang-ulang dan teratur di daerah itu. Hilangnya gigi
karena erosi dipercepat oleh atrisi dan abrisi. Penyikatan gigi setelah aplikasi
asam secara signifikan meningkatkan hilangnya jaringam gigi (Tarigan S, 2013).
b. Instrinsik
6
Erosi insrinsik disebut juga perimolisis, di mana asam lambung
berkontak dengan permukaan gigi. Biasanya terjadi pada orang dengan penyakit
anoreksia, bulimia, dan refluks gastrofaringeal yang disebabkan oleh produksi
asam yang berlebihan (Tarigan S, 2013).
2.3 Atrisi
2.3.1 Definisi Atrisi
Atrisi gigi adalah kehilangan permukaan gigi yang disebabkan oleh kontak
gigi-gelisi pada saat menggigit dan mengunyah. Secara umum, atrisi gigi adalah
suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan hilangnya suatu substansi gigi secara
bertahap pada permukaan oklusal dan proksimal gigi karena proses mekanis yang
terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan. Atrisi gigi ini dapat terjadi pada
insisal, oklusal dan proksimal dari gigi (Tarigan S, 2013). Atrisi dibagi atas 3
kategori (Pindborg, 1970 dalam Koerniati, 2006):
a. Atrisi Fisiologi merupakan keausan gigi yang dialami oleh semua
individu dan hal ini dianggap normal.
b. Atrisi intensif merupakan keausan gigi yang ekstrim atau berlebihan,
oleh karena itu beberapa sebab misalnya bruxism, kebiasaan makanan
yang keras atau kasar.
c. Atrisi patologis merupakan keausan satu gigi atau sekelompok gigi
yang letaknya tidak normal.
2.4 Gambaran Klinis Abrasi, Atrisi dan Erosi
1. Gambaran klinis abrasi sebagai berikut :
a. Biasanya terdapat pada daerah servikal gigi.
b. Lesi cenderung melebar daripada dalam.
c. Gigi yang sering terkena P dan C.
7
2. Gambaran klinis atrisi, sebagai berikut :
a. Kerusakan yang terjadi sesuai dengan permukaan gigi yang berkontak
saat pemakaian.
b. Permukaan enamel yang rata dengan dentin.
c. Kemungkinan terjadinya fraktur pada tonjol gigi atau restorasi.
3. Gambaran klinis erosi, sebagai berikut :
a. Bentuk lesi cekung yang luas dan permukaan enamel yang licin.
b. Permukaan oklusal yang melekuk (insisal yang beralur) dengan
permukaan dentin yang terbuka.
c. Meningkatnya translusensi pada insisal
d. Permukaan restorasi amalgam yang bersih dan tidak terdapat tarnish
e. Rusaknya karakteristik enamel pada gigi anak- anak.
f. Sering ditemui enamel “cuff” atau ceruk pada permukaan servikal.
g. Terbukanya pulpa pada gigi desidui.
2.5 Mekanisme Terjadinya Keausan Gigi
Hilangnya substansi gigi seperti atrisi, erosi, abrasi, merupakan problem
dalam bidang kedokteran gigi sejak lama. Seringkali sulit untuk menentukan
secara pasti penyebab atrisi, erosi, atau abrasi karena manifestasi kerusakan
jaringannya sama, yaitu adanya proses keausan pada bagian oklusal gigi.
Dibutuhkan kejelian secara umum meliputi riwayat penyakit penderita, secara
umum, pekerjaan penderita, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan kebiasaan
buruk seperti bruxism (kerot), menggigit-gigit pensil dan lain-lain (Glinka, 2008).
8
Grossman dalam Ganss (2006), membedakan penyebab atrisi, erosi, dan
abrasi sebagai berikut : atrisi dan abrasi terjadi akibat faktor fisik dalam kategori
mekanis yang berhubungan dengan pemakaian. Sedangkan penyebab terjadinya
erosi adalah bahan kimia.
Selama proses mastikasi, gigi pada mandibula dan maxilla bergesekan
secara terus-menerus dan berhadapan dengan partikel makanan yang keras di
dalam mulut, sehingga menyebabkan lapisan email terkikis (Glinka, 2008).
Erosi gigi dan karies gigi mempunyai kesamaan dalam jenis kerusakannya
yaitu terjadinya proses demineralisasi jaringan keras yang disebabkan oleh asam.
Namun demikian, asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies
gigi. Erosi gigi berasal dari asam yang bukan sebagai hasil fermentasi bakteri,
sedangkan karies gigi berasal dari asam yang merupakan hasil fermentasi
karbohidrat oleh bakteri kariogenik dalam mulut. Erosi terjadi secara merata di
permukaan gigi, hal ini mungkin karena larutnya elemen anorganik email gigi
secara kronis (Glinka, 2008).
Proses erosi gigi dimulai dari adanya pelepasan kalsium email gigi, bila
hal ini terus berlanjut maka akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen email
dan apabila telah sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu (Glinka,
2008).
Reaksi kimia terlepasnya kalsium dari email gigi pada medium yang
bersifat asam, yaitu pada pH 4,5-6 merupakan reaksi orde nol. Adapun pengaruh
pH terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan bahwa semakin kecil atau semakin
asam suatu media maka semakin cepat laju reaksi terlepasnya kalsium dari
permukaan email gigi. Reaksi kimia terlepasnya kalsium dari email gigi dalam
suasana asam ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut: