BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakangDalam praktek sehari hari, dokter gigi banyak
terpapar kuman dan bakteri patogen yang dapat menimbulkan
kontaminasi silang antara dokter gigi dan pasien.1 Salah satu
prosedur pembuatan gigi tiruan yang dapat menyebabkan terjadinya
kontaminasi silang adalah pencetakan rahang.2Beberapa hasil cetakan
sangat sering terkontaminasi oleh mikroorganisme dari saliva dan
darah.3 Oleh karena itu, beberapa literatur merekomendasi material
cetak perlu dicuci dan didesinfeksi segera setelah pencetakan untuk
mengontrol infeksi silang. American Dental Assosiation (ADA) juga
merekomendasikan untuk mendesinfeksi cetakan yang telah
dibuat.4
1Salah satu bahan cetak yang digunakan dalam kedokteran gigi
adalahelastomer. Secara kimia terdapat 4 jenis elastomer, yaitu
polysulfida, condensation silicones, addition silicones (polyvinyl
siloxane), dan polyether.5Polyvinyl siloxane merupakan salah satu
bahan yang banyak dipilih untuk membuat cetakan dalam pembuatan
gigi tiruan cekat dan lepasan.6Lebih dari 95% cetakan yang dikirim
ke laboratorium adalah polyvinyl siloxane.7 Polyvinyl
siloxanememiliki keakuratan cetakan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bahan hydrocoloid karena bahan ini memiliki reproduksi hasil
detail, elastisitas, dan stabilitas dimensi yang sangat baik.
8,9Beberapa bahan desinfektan kimia yang beredar di pasaran saat
ini adalah sodium hipoklorit, glutaraldehid 2%, etanol 70 %, dan
iodofor.10 Indonesia kaya akan tanaman berkhasiat obat sehingga
Pemerintah saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan tradisional
sebagai bahan alternatif. 11 Bahan yang dapat digunakan sebagai
alternatif desinfeksi cetakan adalah daun Salam (Eugenia polyantha)
yangmempunyai sifat antibakteri.Daun dari tanaman Salam (Eugenia
polyantha) biasanya digunakan untuk penyedap aroma masakan. Selain
itu, juga dapat digunakan sebagai obat katarak, stroke, asam urat,
kolesterol, diabetes, gatal-gatal, dan radang lambung.12 Di bidang
kedokteran gigi daun Salam digunakan sebagai alternatif obat kumur.
Pada konsentrasi 50%, 75 %, 100% dapat mengurangi koloni
Streptococcus sp.13Dalam mempertimbangkan metode dan produk untuk
desinfektan cetakan, terdapat dua faktor penting, yaitu khasiat
antibakteri dari desinfektan dan efek dari prosedur desinfeksi
terhadap stabilitas dimensi pada
cetakan.14Atinmengemukakanbahwaberdasarkanpenelitian yang dilakukan
dengan metode eksperimental laboratorik untuk membuktikan efek
antibakteri infusa daun Salam (Eugenia polyantha) dengan metode
modifikasi Kirby Bauer, didapatkan bahwa infusa daun Salam (Eugenia
polyantha) bersifat bakterisid terhadap Vibrio cholerae dan
Escherichia colienteropatogen.15Anita mengemukakan ekstrak daun
salam dengan pelarut akuades dapat menghambat pertumbuhan bakteri
mulai pada kadar 40%.16 Rizkimengemukakanbahwa perendaman cetakan
polyvinyl siloxane dalam ekstrak daun Salam (Eugenia polyantha) 25%
selama 3 menit dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus
mutansdan semakin lama perendaman maka efek antibakterinya semakin
efektif.17 Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan
bahwa prosedur desinfeksi yang efektif tidak menyebabkan perubahan
dimensi pada elastomer, kecuali polyether. Namun, sebagian
penelitian tidak memiliki hasil yang sama karena waktu pemaparan
dan kombinasi antara bahan cetak dan larutan desinfektan yang
digunakan berbeda. Dalam praktik sehari-hari, pengecoran gypsum
mungkin tidak segera dilakukan setelah desinfeksi beberapa jam dan
terkadang desinfeksi dilakukan kembali oleh teknisi.14 Sejauh ini,
belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
lama perendaman dalam infusa daun Salam terhadap stabilitas
dimensicetakan polyvinylsiloxane.
1.2 Perumusan MasalahDari uraian di atas timbul permasalahan
Bagaimana pengaruh lama perendaman dalam infusa daun Salam terhadap
stabilitas dimensi cetakan polyvinyl siloxane?
1.3 Tujuan PenelitianTujuan umum penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh lama perendaman dalam infusa daun Salam terhadap
stabilitas dimensi cetakan polyvinyl siloxane.Tujuan khusus
penelitian ini untuk membandingkan pengaruh perendaman selama 15,
30, 45, dan 60 menit dalam infusa daun Salam terhadap stabilitas
dimensi cetakan polyvinyl siloxane.
1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Memberikaninformasiilmiahperubahan
dimensi bahan cetak polyvinyl siloxane yang direndam dalam infusa
daun Salam 1.4.2
Memberikaninformasiilmiahpadadoktergigidalampertimbangandesinfeksi
cetakan dengan menggunakan daun Salam
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan CetakBahan cetak yang digunakan dalam kedokteran gigi
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu bahan cetak elastis dan non
elastis.Bahan cetak elastis dapat mereproduksi struktur keras dan
lunak rongga mulut secara akurat, sedangkan bahan cetak non-elastis
harus dipatahkan atau diubah bentuknya terlebih dahulu untuk
kemudian dikeluarkan melalui undercut.Bahan yang bersifat
non-elastis adalah impression compound, impression wax, plaster of
paris dan zinc oxide eugenol impression material. Bahan cetak
elastis terdiri dari material hidrokoloid dan elastomer.18 Bahan
cetak elastomer menjadi pilihan dokter gigi karena menghasilkan
cetakan yang akurat,dimensi yang stabil seiring waktu dan mampu
mencetak dengan akuratdibandingkan bahan cetak yang lain.19
2.2Bahan Cetak Elastomer2.2.1 Klasifikasi Bahan Cetak
Elastomer
5Elastomer merupakan bahan karet sintetik yang dikenal juga
sebagai non aqueous elastomeric dental impression
materialberdasarkanspesifikasi ADA no.19. Berdasarkan komposisi
kimianya ada empat jenis elastomer yang digunakan sebagaibahan
cetak yaitu polyether, polisulfide, addition silicone dan
condensation siliconeBerdasarkan viskositasnya tersedia dalam 4
viskositas yaitu: light body atau syringe consistency, medium atau
regular body, heavy bodyatau tray consistency, very heavyatau
puttyconsistency.20 Light bodymerupakan bahanyang sesuai
diaplikasikan dengan syringepada gigi yang telah dipreparasi dengan
tujuan mendapatkan detil yang akurat tetapi tidak sesuai apabila
diaplikasikan pada sendok cetak karena konsisensinya terlalu cair.
Heavy body diaplikasikan pada sendok cetak dan dapat juga sebagai
pendukung light body agar lebih fleksibel. Medium body memiliki
viskositas menengah. Bahan ini bisa diaplikasikan dengan syringe
seperti pada light body tetapi juga dapat diaplikasikan dengan
sendok cetak karena konsistensinya cukup kental.21
2.2.2Sifat dan Cara Manipulasi Bahan Cetak ElastomerBahan cetak
elastomer memiliki reproduksi surface details yang sangat baik
karena viskositas yang rendah. Pada umumnya, elastomer memiliki
sifat hidrofobik (kecuali polyether) sehingga jaringan dalam rongga
mulut yang akan dicetak harus dalam keadaan kering agar bahan cetak
dapat mengalir dengan baik. Sifatnya yang hidrofobik menyebabkan
kesulitan dalam pengecoran die stone pada cetakan karena dapat
menghasilkan gelembung udara. Maka dari itu, secara komersial spray
surfaktan tersedia untuk meningkatkan kelembaban. Sifat elastis
darielastomer baik dan memungkinkan untuk dilakukan pengecoran
ulang. Elastomer juga memiliki koefisien termal ekspansi yang
tinggi dan ketahanan terhadap robekan (tear strength) yang sangat
baik.22Beberapa sifat bahan cetak jenis elastomer diringkaskan
dalam tabel 1 meliputi bahan polisulfida, polieter, condensation
silicone dan addition silicone.23
Tabel 1. Perbandingan sifat berbagai bahan cetak
elastomer23Semua bahan cetak elastomer mempunyai sebuah katalis dan
basis yang dicampur pada saat manipulasi. Katalis merupakan bahan
yang mempercepat proses pengerasan bahan. Proses dimana pasta
berubah menjadi elastis seperti karet dinamakan polimerisasi.
Katalis ini tersedia dalam bentuk pasta atau liquid. Basis juga
tersedia dalam bentuk pasta namun ukuran pasta katalis lebih kecil
daripada pasta basis.24Ada tiga cara pencampuran katalis dan basis
sebelum dilakukan pencetakan yaitu: 1. Hand mixingPasta katalis dan
basis dikeluarkan dari tabungnya dengan panjang yang sama di atas
paper pad. Pencampuran dilakukan menggunakan spatula dengan gerakan
memutar kemudian untuk menghasilkan campuran yang homogen maka
dilakukan perluasan permukaan adukan. Pencampuran tetap dilakukan
selama 45 detik untuk bahan dengan viskositas rendah maupun tinggi.
Jika katalis tersedia dalam bentuk cairan, jumlah katalis yang
digunakan disesuaikan dengan petunjuk pabrik dan pencampuran
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pencampuran dua pasta.
Teknik pencampuran ini sesuai untuk semua tipe elastomer.25Variasi
dalam teknik hand mixing adalah dengan sistem dua putty
yangtersedia pada addition silicone dan condensation silicone.
Bahan yang digunakan diukur dengan sendok yang telah tersedia dari
pabrik dan pencampuran akhir dilakukan dengan tangan sampai
homogen. Bahan putty memiliki katalis dalam sediaan cairan sehingga
pencampuran awalnya menggunakan spatula kemudian pencampuran akhir
menggunakan tangan. Pencampuran dengan tangan tidak boleh
menggunakan sarung tangan karet karena dapat mempengaruhi
pengerasan addition silicone.252. Static automixingStatic
automixingmerupakan teknik pencampuran yang populer saat ini. Basis
dan katalis berada dalam silinder yang terpisah pada cartridge
plastik. Cartridgediletakkan pada mixing gunyang terdiri dari dua
pendorongdan dimjukan dengan mekanisme tekan untuk mengeluarkan
basis dan katalis dalam jumlah yang sama. Basisdan
kataliskeluarmelaluispiral sehingga menghasilkan campuranyang
seragampada akhirtip.Karena salah
satusilinderdapatmengisilebihsedikit daripada yang lain maka bagian
pertama campurandaricartridge harus dibuang.Bahancampurandapat
dikeluarkanlangsung kejarum suntikinjeksi atauke dalam sendok
cetak. Intraoral tip dapat juga dipasang di ujung static mixing tip
untukaplikasi langsung di sekitar gigi yang telah di preparasi.
Pada awalnya, automixing ini hanya digunakan pada bahan dengan
viskositas rendah tetapi saat ini terdapat desain mixing gun dan
tip baru sehingga dapat digunakan untuk semua viskositas kecuali
putty. Semua jenis elastomer dapat menggunakan teknik ini kecuali
polisulfida.253. Dynamic mechanical mixing. Dynamic mechanical
mixing merupakan teknik pencampuran terbaru menggunakan alat
pencampur mekanik. Katalis dan basis tersedia dalam cartridge yang
dimasukkan ke bagian atas mesin. Sebuah plastic mixing tip
diletakkan dibagian depan mesin. Ketika tombol ditekan bahan dalam
cartridge masuk ke dynamic mixing tip. Pencampuran dilakukan dengan
perputaran oleh mesin kemudian bahan masuk ke spiral. Teknik ini
bisa digunakan untuk viskositas bahan yang tinggi dengan mudah.
Teknik pencampuran ini sesuai untuk elastomer jenis polyether dan
addition silicone / polyvinyl siloxane.252.3 Polyvinyl
Siloxane2.3.1 Komposisi dan Kegunaan Polyvinyl SiloxaneBahan cetak
ini memiliki sediaan dua pasta. Setiap pasta berisi cairan
prepolimer silikon dan bahan pengisi.26 Pasta yang pertama sebagai
basis dan yang kedua sebagai akselerator. Basis terdiri dari
polymethyl hydrogen siloxane yang akan berpolimerisasi untuk
membentuk rubber, bahan prepolimer lain, dancolloidal silicasebagai
pengisi. Akselerator terdiri dari divinyl polydimethil siloxane
yang akan dipolimerisasi membentuk rubber, bahan prepolimer lain,
bahan pengisi dengan ukuran partikel 5-10 m, garam platinum sebagai
katalis (chloroplatinic acid), danPalladium sebagai
absorberhidrogen.27Kegunaan polyvinyl siloxane yaitu sebagai bahan
cetak untuk inlay, onlay dan cetakan crownuntuk gigi tiruan
jembatan (fixed prosthodontic), cetakan untuk gigi tiruan sebagian
lepasan, cetakan edentulous (primer dan sekunder). Polyvinyl
siloxane juga digunakan untuk bahan duplikasi dan cetakan untuk
relining dan rebasing.27
2.3.2 Reaksi Pengerasan Polyvinyl SiloxaneReaksi pengerasan
terjadi melalui pencampuran dua pasta yang terdiri dari divinyl
polydimethyl siloxane danpolymethyl hydrogen siloxanemenghasilkan
silicone rubber(Gambar 1).28Reaksi pengerasan polyvinyl siloxane
tidak menghasilkan produk sampingan jika proporsi bahan tepat dan
tidak ada gangguan pada proses manipulasi. Jika proporsi tidak
tepat dan ada gangguan seperti kelembaban maupun kotoran polimerik
seperti residu kelompok silanol maka dapat menghasilkan produk
sampingan gas hidrogen. Maka dari itu, Pabrik produsen sering
menambahkan logammulia seperti palladiumatau platinum sebagai
pembersih gas hidrogen yang dihasilkan. Cara lain untuk mengatasi
gas hidrogen adalah dengan cara menunggu 1 jam atau lebih untuk
pengecoran cetakan.28
Gambar 1. Reaksi pengerasan27
Pada pencampuran dua pasta terjadi reaksi adisi katalis platinum
yang menyebabkan cross linking antara dua jenis prepolimer
siloxane(Gambar 2). Cross-linking menghasilkan peningkatan
viskositas danperkembangan sifat elastis.26
Gambar 2. Cross linking antara dua jenis prepolimer
siloxane26
2.3.3 Sifat Polyvinyl siloxaneWorking dan setting
timedarisilikonlebih cepat daripolisulfida sehingga bahan
seringditambahkan retarderuntuk memperpanjang waktukerja.28Pada
umumnya, waktu pengadukan 45 detik dengan waktu pengerasan 4-5
menit.27Polyvinyl siloxanememiliki elastisitasyang sangat baikdan
penyusutandimensiyang sangat rendahpada saatpenyimpanan.Oleh karena
itu, silikon dapat dicorsetelah dikirim kelaboratorium gigi.Bahan
ini menghasilkan reproduksi detil jaringan dan stabilitas dimensi
yang sangat baik diantara jenis elastomer lainnya.27Polyvinyl
siloxane memiliki ketahanan terhadap robekan (tear strength) yang
cukup.Polyvinyl siloxane bersifat sangat hidrofobik sehingga
beberapa produsen menambahkan surfaktan (deterjen) untuk membuat
bahan menjadi hidrofilik. Bahan ini memiliki fleksibilitas rendah
(4%) dan lebih kaku dibandingkan polisulfidasehingga harus hati
hati saat melepaskan model dari cetakan untuk menghindari
kerusakan.272.3.4 Keuntungan dan Kekurangan Polyvinyl
SiloxanePolyvinyl siloxane memiliki kelebihan : Stabilitas dimensi
yang baik Waktu pengerasan yang pendek Keakuratan yang tinggi Rasa
dan bau yang enak Material yang rigid27Polyvinyl siloxanememiliki
kekurangan : Fleksibelitas rendah Harga mahal Waktu kerja lebih
pendek Ketahanan robekan rendah dibandingkan polisulfida Beberapa
mengemisikan gas hidrogen ( sehingga waktu pengecoran harus
ditunda)27
2.4 Stabilitas Dimensi Cetakan Stabilitas dimensi adalah
kemampuan suatu bahan untuk mempertahankan bentuk dan ukuran.29
Perubahan dimensi bahan cetak dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu (1) Penyusutan saat polimerisasi, (2) Kehilangan
produk sampingan (air atau alkohol) selama reaksi kondensasi, (3)
Kontraksi termal yang terjadi saat perpindahan dari temperatur
mulut ke temperatur ruangan, (4) Imbibisi yang terjadi karena
terpapar air, desinfektan, atau lingkungan dengan kelembaban tinggi
selama waktu tertentu, dan (5) recovery of deformation yang tidak
sempurna karena sifat viskoelastis.Perubahan dimensi selama
pengerasan dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung
menggunakan contoh bahan elastomerik yang bebas dalam berbagai
bentuk geometrik. Jadi, pengukuran mencakup kontraksi yang
disebabkan oleh perubahan termal (350C 230C), pengerutan
polimerisasi, dan hilangnya komponen menguap.30Bahan cetak dapat
mengalami perubahan dimensi saat proses pengerasan. Faktor utama
terjadinya penyusutan selama pengerasan adalah cross linking dan
rearrangement ikatan didalam dan antara rantai polimer. Penyusutan
tambahan dapat terjadi karena penguapan produk sampingan seperti
air dalam polysulfide dan etanol dalam condensation silicone.
Distorsi atau keretakan bisa terjadi jika bahan pindahkan dari
daerah undercutsebelum pengerasan selesai. Semua tipe elastomer
mengalami penyusutan karena polimerisasi dan reaksi produk
sampingan. Polysulfide dan condensation silicone mengalami
perubahan dimensi paling besar selama pengerasan yaitu antara 0,4%
sampai 0,6 % sedangkan addition silicone mengalami perubahan
dimensi paling kecil sekitar 0,15% dan polyether sekitar 0,2%.
Penyusutan pada kedua bahan ini lebih kecil karena tidak
menghasilkan produk sampingan.31
2.4 Desinfeksi cetakanOperator gigi secara tidak langsung
terpapar mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi seperti flu,
pneumonia, tuberkulosis, herpes, dan hepatitis. Khususnya,sejak
munculnyaAIDStelah terjadipeningkatan kesadaran pengendalianinfeksi
dari bahancetak. Infeksi silang dapat terjadi dari pasien ke dokter
gigi, perawat gigi, dan tekniker gigi.32Desinfeksi merupakan proses
mengurangi atau menghilangkan jumlah patogen pada permukaan benda
mati atau objek menggunakan panas, bahan kimia, atau keduanya.33
Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi biasa disebut dengan
desinfektan. Desinfektan yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi
adalah sodium hypochlorite, glutaraldehyde, iodophor, dan
phenol.34Berdasarkan aplikasi praktisnya, desinfeksi dengan teknik
perendaman dianggap sebagai metode yang paling sesuai dan aplikatif
untuk dokter gigi.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
perendaman di dalam larutan desinfektan.Faktor-faktor ini
mencakupi:1. Konsentrasi dan sifat dari mikroorganisme yang
mengkontaminasi2. Konsentrasi larutan kimia3. Lamanya waktu
perendaman4. Jumlah bioburden atau eksudat yang
terakumulasi.35Cetakan sebaiknya dibilas dengan air setelah
dikeluarkan dari dalam mulut pasien untuk menghilangkan
saliva,darah, dan debris. Desinfeksi cetakan dilakukan sebelum
pengecoran model atau pengiriman cetakan ke laboratorium. Hal ini
merupakan tanggung jawab dokter gigi untuk memastikan cetakan yang
dikirim ke laboratorium gigi tidak terkontaminasi. Prosedur
desinfeksi cetakan tergantung jenis bahan cetak dan desinfektan
yang digunakan. Prosedur desinfeksi alginate adalah dengan
menyemprotkan desinfektan dan meletakkan ke dalam kantong plastik
selama waktu yang direkomendasikan pabrik. Polysulphide dan
silicone menggunakan metode perendaman dalam desinfektan selama
waktu tertentu (biasanya < 30 menit). Polyethers menggunakan
metode penyemprotan atau perendaman dengan waktu desinfeksi yang
singkat (