8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Broadcast Industri media televisi (free-to-air) merupakan industri yang kompleks. Tidak seperti industri lainnya dimana konsumennya adalah pembeli (buyer ) sekaligus consumer yang mengkomsumsi produk, dalam industri media televisi terdapat dua macam konsumen yaitu konsumen pemirsa ( audience ) dan konsumen pengiklan ( advertiser). Konsumen pemirsa adalah konsumen yang menikmati produk media televisi yaitu program hiburan atau informasi secara cuma – cuma, konsumen pengiklan adalah konsumen yang membayarkan sejumlah uang kepada stasiun televisi untuk dapat menayangkan iklan di sela – sela program acara. Jumlah iklan yang ditayangkan oleh pengiklan sangat tergantung pada berapa banyak suatu program acara di suatu stasiun televisi dapat menarik pemirsa. Konsumen pemirsa adalah masyarakat yang menonton televisi, konsumen pengiklan adalah perusahaan-perusahaan yang mengiklankan berbagai macam produk dari berbagai macam industri.
22
Embed
BAB II awal - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_ 07-45.pdfIndustri media televisi free-to-air) ... model Owen, diagram organisasi ... sumber daya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Broadcast
Industri media televisi (free-to-air) merupakan industri yang
kompleks. Tidak seperti industri lainnya dimana konsumennya adalah
pembeli (buyer) sekaligus consumer yang mengkomsumsi produk, dalam
industri media televisi terdapat dua macam konsumen yaitu konsumen
pemirsa (audience) dan konsumen pengiklan (advertiser). Konsumen pemirsa
adalah konsumen yang menikmati produk media televisi yaitu program
hiburan atau informasi secara cuma – cuma, konsumen pengiklan adalah
konsumen yang membayarkan sejumlah uang kepada stasiun televisi untuk
dapat menayangkan iklan di sela – sela program acara. Jumlah iklan yang
ditayangkan oleh pengiklan sangat tergantung pada berapa banyak suatu
program acara di suatu stasiun televisi dapat menarik pemirsa. Konsumen
pemirsa adalah masyarakat yang menonton televisi, konsumen pengiklan
adalah perusahaan-perusahaan yang mengiklankan berbagai macam produk
dari berbagai macam industri.
9
Sebagai suatu industri media massa yang paling efisien, kompleksitas
industri media televisi juga terdapat pada kemampuannya untuk
mempengaruhi opini publik dan budaya masyarakat. Melalui program-
program berita yang ditayangkan media televisi akan sangat dengan mudah
menggerakan perspektif masyarakat tentang suatu hal dan melalui program-
program hiburan media televisi akan sangat mudah mempengaruhi perubahan
budaya dalam masyarakat. Hal ini membuat para pelaku dalam industri
tersebut memiliki tanggung jawab moral yang sangat besar terhadap
masyarakat. Besarnya tanggung jawab moral yang harus diemban oleh
industri media televisi membuat pemerintah harus berperan aktif dalam
membuat regulasi-regulasi yang mengatur aturan main dalam industri tersebut
namun tetap menjaga independensi pers dan obyektifitas media.
Model yang digambarkan kompleksitas organisasi industri media televisi
pertama kali dikembangkan oleh Bruce M. Owen. Dengan memodifikasi dari
model Owen, diagram organisasi media televisi di Indonesia dapat dilihat
pada gambar 2.1
10
Gambar 2.1 Organisasi Industri Media Televisi di Indonesia (Adaptasi
dari konsep Bruce M.Owen 1975)
Organisasi media televisi di Indonesia secara garis besar terdiri dari lima
stakeholder utama yaitu stasiun, produser program, masyarakat pemirsa,
pengiklan, dan pemerintah. Stasiun televisi membeli program acara dari para
produser program yaitu rumah-rumah produksi, produser film, para distributor
program, dan berbagai jaringan asosiasi berita dari dalam dan luar negeri.
Stasiun televisi menayangkan program acara secara cuma-cuma dan ditonton
oleh masyarakat pemirsa melalui pesawat televisi di rumah-rumah. Stasiun
televisi menjual ruang (slot) iklan di sela-sela program acara kepada
pengiklan melalui advertising agency. Pemerintah sebagai kepanjangan
11
tangan dari masyarakat publik membuat regulasi yang mengatur
danmengawasi rambu-rambu yang berlaku dalam industri media televisi.
Stasiun televisi melakukan good behavior seusai dengan peraturan yang
berlaku. Masyarakat penonton yang menonton iklan di televisi akan memiliki
awareness terhadap suatu produk dan akhirnya akan membeli produk yang
diiklankan.
2.2 ERP (Enterprise Resource Planning)
2.2.1 Definisi ERP
ERP adalah sekumpulan proses bisnis yang memungk inkan
perusahaan meningkatkan pelayanan pelanggan dan produktivitas dengan
mengurangi biaya dan inventori (Wallace & Kremzar,2001)
ERP adalah sebuah aplikasi bisnis yang didesain untuk dapat
menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis bagi bisnis untuk
aktivitas sehari – harinya. Sistem ERP menghubungkan sistem finansial,
manufaktur, sumber daya manusia, distribusi, dan order management system
ke dalam sebuah sistem terintegrasi dengan data dan visibilitas dalam
lingkungan bisnis. (Escalle & Cotteleer, 1999).
12
Arsitektur ERP menghubungkan aktivitas sumber daya manusia,
analisis data, penjualan, layanan, supply chain management, finansial, dan
manufaktur ke dalam sebuah sistem yang terintegrasi. Seluruh informasi
mengenai proses didalam batasan perusahaan digabungkan dalam satu sistem.
Implementasi sistem ERP membutuhkan biaya yang besar, bersifat kompleks
dan sulit diimplementasikan, karena sistem ERP membutuhkan perangkat
keras (hardware) komputer, perangkat lunak (software), database
management system, pengguna (user) yang terlatih dan yang paling penting
adalah komitmen dari para manajer yang menggunakan sistem ini. (Escalle &
Cotteleer, 1999).
Menurut Turban, ERP adalah sebuah proses dalam mengatur semua
sumber daya yang ada di dalam perusahaan secara terkoordinasi. Tujuan
utama ERP adalah untuk mengintegrasikan semua departemen – departemen
yang ada dan semua fungsi – fungsi di dalam sebuah perusahaan menjadi
sebuah Information System (IS) tunggal yang dapat melayani semua
kebutuhan yang diperlukan perusahaan.
ES (Enterprise Software) menurut Thomas H,Davenport adalah suatu
kumpulan aplikasi komputer yang mendukung sebagian besar dari aspek
kebutuhan informasi suatu perusahaan.
13
Gambar 2.2 Proses ERP
Gambar 2.2 diatas menunjukkan 3 (tiga) area dari proses ERP :
1. ERP Process Not Part Of a Typical ES (Enterprise Software)
Proses ERP yang tidak merupakan bagian dari ES
2. ERP Process Found In a Typical ES (Enterprise Software)
Proses ERP yang disupport oleh ES
3. Non-ERP Process Found In a Typical ES (Enterprise Software)
Proses ES yang bukan merupakan ERP
14
Gambar 2.3 Enterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning (ERP) memprediksi dan menyeimbangkan
antara permintaan (demand) dan persediaan (supply). Hal ini merupakan suatu
15
set enterprise yang luas untuk forecasting, perencanaan (planning), dan tools
penjadwalan, dimana :
1. Menghubungkan kustomer dan supplier ke dalam supply chain yang
lengkap
2. Menggunakan proses yang telah terbukti untuk pengambilan keputusan